CVA ICH
Disusun Oleh :
Desi Eka Indrayani, S.Ked 16710349
Pembimbing :
dr. Nur Izzati, Sp.S, M.Biomed
a) Perdarahan serebri
b) Pecahnya aneurisma
c) Aterosklerosis (trombosis)
d) Embolisme
e) Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan)
Patofisiologi
CVA ICH disebabkan rupturnya arteri serebri yang dapat dipermudah dengan
adanya suatu pencetus seperti hipertensi. Keluarnya darah dari pembuluh darah
didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya, sehingga
jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. Darah yang keluar
dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga menyebabkan vasospasme
pada arteri disekitar perdarahan, spasme ini dapat menyebar keseluruh hemisfer
otak dan lingkaran willisi, perdarahan aneurisma ini merupakan lekukan yang
berdinding tipis yang menonjol pada arteri di tempat yang lemah. Semakin lama
aneurisma ini akan membesar dan kadang pecah saat beraktivitas.
Klasifikasi Cerebrovascular Accident
Intracerebral Hemorrhage
1. Putaminal hemorrhage
2. Thalamic hemorrhage
3. Perdarahan pons
4. Perdarahan serebelum
5. Perdarahan lober
6. Perdarahan intraserebral akibat trauma
Faktor Risiko Cerebrovascular Accident
Intracerebral Hemorrhage
Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi :
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Ras
d) Etnik
e) Genetik
Faktor risiko yang dapat dirubah antara lain hipertensi, penyakit jantung,
Transient Ischemic Attack (TIA), diabetes melitus, hiperkolesterol, merokok,
alkohol, dan pengggunaan obat yang bersifat adiksi (heroin, kokain, dan
amfetamin), faktor lifestyle (obesitas, aktivitas, diet dan stress), kontrasepsi oral,
migrain, dan faktor hemostatik.
Gejala Klinis
1. Nyeri kepala seketika dan akut tanpa penyebab jelas
2. Terdapat tanda – tanda defisit neurologis ( kelemahan atau
kelumpuhan sebagian anggota gerak tubuh, mati rasa,
gangguan berbicara, gangguan penglihatan dan kebingungan
(delirium)).
3. Meningeal sign positif pada kaku kuduk, kernig sign, dan
brudzinski
4. Pusing lalu hilang keseimbangan, atau hilang koordinasi
5. Gangguan penglihatan
6. Gejala lainnya termasuk serangan sakit kepala seketika,
kejang atau hilang kesadaran.
Cara Penegakan Diagnosis CVA ICH
1. Anamnesis
a) Menanyakan keluhan serta gejala gejala sebelum dan sesudah pasien
terkena stroke kepada keluarganya.
b) Menanyakan riwayat pengobatan.
c) Serta menanyakan berapa lama serangan terjadi.
•Perdarahan subaraknoid
•Tumor otak
•Stroke akibat malformasi arteriovena
•Epidural hematom
•Transient iskemik attack (TIA)
Penatalaksanaan CVA ICH
a. STADIUM HIPERAKUT
Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat Darurat dan
merupakan tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar
kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi oksigen
2 L / menit dan cairan kristaloid / koloid, hindari pemberian cairan dekstrosa
atau salin dalam H2O.
Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto thoraks,
darah perifer lengkap dan jumlah trombosit, protrombin time / INR, APTT,
glukosa darah, kimia darah (termasuk elektrolit). Jika hipoksia, dilakukan
analisis gas darah.
Tindakan lain di Instalasi Rawat Darurat adalah memberikan dukungan
mental kepada pasien serta memberikan penjelasan pada keluarganya agar
tetap tenang.
b. STADIUM AKUT
Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktor - faktor etiologik maupun
penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis serta
telaah sosial untuk membantu pemulihan pasien. Penjelasan dan edukasi kepada
keluarga pasien perlu, menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan keluarga
serta tata cara perawatan pasien yang dapat dilakukan keluarga.
Stroke Hemoragik
Terapi umum
Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30
mL, perdarahan intraventrikuler dengan hidrosefalus, dan keadaan klinis cenderung
memburuk. Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah premorbid atau
15-20% bila tekanan sistolik >180 mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130
mmHg, dan volume hematoma bertambah.
Bila terdapat gagal jantung, tekanan darah harus segera
diturunkan dengan labetalol iv 10 mg (pemberian dalam 2
menit) sampai 20 mg (pemberian dalam 10 menit)
maksimum 300 mg, enalapril iv 0,625 - 1.25 mg per 6 jam,
kaptopril 3 kali 6,25 - 25 mg per oral.
CVA ICH dapat menyebabkan komplikasi serius. Ada risiko kejang yang
dapat terjadi kapan saja, meskipun itu bahkan bisa menjadi salah satu gejala
pertama. Peningkatan tekanan intrakranial akibat pembengkakan otak atau
pendarahan di dalam tengkorak juga bisa terjadi. Tekanan intrakranial yang
meningkat dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Ini dapat menurunkan
suplai oksigen di otak, yang menyebabkan kerusakan otak permanen atau
kematian. Hal ini juga dapat menyebabkan herniasi otak ke kanal tulang belakang
yang dapat menyebabkan kematian.
PROGNOSIS
Indikator prognosis adalah :
1. Tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat
kesadaran
2. Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan
stroke, dan 1/3- nya mengalami kecacatan jangka
panjang
3. Tergantung pada ukuran hematoma
Apabila ukuran hematoma > 3 cm umumnya
mortalitasnya besar, hematoma yang massive
biasanya bersifat lethal.
STATUS NEUROLOGI
RSUD DR R KOESMA TUBAN
SMF NEUROLOGI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekejaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Desa Sekar dadi, Kec. Jenu, Kab. Tuban
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 17 Mei 2018
Ruang Rawat : IGD
II. ANAMNESIS
5. Riwayat kebiasaan :
Pasien tidak suka makan makanan yang tinggi lemak seperti jeroan, suka
makan makanan asin, pasien tidak merokok dan tidak minum minuman
beralkohol.
B. Kepala
Bentuk : normocephali
Nyeri tekan : sulit dievaluasi
Pulsasi : (-)
Simetri : (+)
C. Leher
Sikap : normal
Pergerakan : sulit dievaluasi
Sensorik
Tes tungkai menurut kernig : -/-
Modifikasi tes laseque : Tes bragard -/-
Tes sicard -/-
Tes dari patrick : sulit dievaluasi
Tes dari contra patrick : sulit dievaluasi
Refleks fisiologis
Biseps : (+3) / (+2)
Triseps : (+2) / (+2)
Radius : tidak dilakukan
Ulna : tidak dilakukan
Patella : (+2) / (+2)
Achilles : (+2) / (+2)
Klonus lutut : -/-
Klonus kaki : -/-
Refleks patologis
•Babinski : -/-
•Chaddock : -/-
•Oppenheim : -/-
•Gordon : -/-
•Schaffer : -/-
•Hoffman : -/-
•Tromner : -/-
G. Sistem Ekstrapiramidal (-)
H. Koordinasi, gait, dan keseimbangan (-)
I. Fungsi Kortikal (-)
J. Susunan Saraf Otonom (-)
VI. PLANNING
Terapi
• IVFD NaCl 20 tpm
• Injeksi citicolin 2 x 500 mg
• Injeksi santagesic 3 x 1
• Injeksi ranitidin 3 x 1
• Infus manitol 6 x 100 cc
• Drip nicardipin 7,5 cc / jam jika tekanan darah >180 mmHg, target
160 mmHg
• O2 4 L/m
Monitoring
• Awasi tanda – tanda vital
• Intake dan output cairan
VI. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad Malam
Ad Fungsionam : Dubia ad Malam
Ad Sanationam : Dubia ad Malam
TERIMAKASIH