EPISIOTOMI
Oleh:
Pembimbing
dr. Evert S Pangkahila, Sp.OG (K)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya maka laporan dengan topik “Episiotomi” ini dapat selesai
pada waktunya.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya (KKM) di Departemen/KSM Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan kasus ini.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Dr. dr. I G.N. Harry Wijaya Surya, Sp.OG selaku penanggung jawab
pendidikan profesi dokter Departemen/KSM Obstetri dan Ginekologi FK
UNUD/RSUP Sanglah atas bimbingan secara moral dan materiil yang
diberikan.
2. dr. Evert S Pangkahila, Sp.OG (K) selaku pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, kritik, dan saran di dalam pembuatan laporan kasus
ini.
3. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam penyusunan laporan kasus.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, sehingga saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan laporan kasus ini. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul……………………………………………………………...i
Kata Pengantar………………………………………………………………..ii
Daftar Isi……………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 2
1. Definisi Episiotomi….…………………………………..…….... 2
2. Tujuan Episiotomi....……………………….….………..…..… 2
3. Waktu Pelaksanaan Episiotomi…...………………………...….… 2
4. Tindakan Episiotomi………………….………………………...… 3
5. Indikasi Episiotomi……………………….………………………. 4
6. Jenis-jenis Episiotomi………………………………………….…. 4
7. Benang Yang Digunakan Dalam Penjahitan Episiotomi….……… 6
8. Penyembuhan Luka Episiotomi………………………………….. 7
9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka…. 7
10. Komplikasi Episiotomi…………………………………………… 8
BAB III SIMPULAN……………….……………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Episiotomi
Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang
menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan
pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan
perineum1. Episiotomi adalah insisi pudendum / perineum untuk melebarkan
orifisium ( lubang/muara ) vulva sehingga mempermudah jalan keluar bayi 2.
2. Tujuan Episiotomi
Tujuan episiotomi yaitu membentuk insisi bedah yang lurus, yang lebih
mudah untuk diperbaiki, sebagai pengganti robekan tak teratur yang mungkin
terjadi. Terdapat keyakinan yang bertahan sejak lama bahwa nyeri pasca bedah
lebih sedikit dan pemulihannya lebih cepat pada episiotomi. Episiotomi dapat
mencegah vagina robek secara spontan, karena jika robeknya tidak teratur maka
proses menjahitnya akan sulit dan hasil jahitannya pun tidak akan rapi. Tujuan
lain episiotomi yaitu mempersingkat waktu ibu dalam mendorong bayinya keluar
3
memfasilitasi kelahiran pada kasus-kasus tertentu, serta melindungi kepala bayi
prematur.
2
4. Tindakan Episiotomi
Persiapan4 :
1. Pertimbangkan indikasi untuk melakukan episiotomi dan pastikan
bahwa episiotomi tersebut penting untuk keselamatan dan
kenyamanan ibu dan bayi.
2. Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-bahan yang
diperlukan sudah tersedia dan dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi
atau steril.
3. Jelaskan pada ibu mengapa perlu dilakukan episiotomy dan diskusikan
prosedur dengan ibu dan berikan alasan rasional
4. Berikan anestesi lokal secara dini agar obat memiliki cukup waktu
untuk memberikan efek sebelum episiotomy dilakukan.
Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu klien untuk
merasa rileks
Hisap 10ml larutan lidokain 1% tanpa epinefrin ke dalam tabung
suntik steril ukuran 10ml (tabung suntik lebih besar boleh digunakan
jika diperlukan). Jika lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian
lidokain 2% dengan 1 bagian cairan garam fisologis atau air distilasi
steril, sebagai contoh larutan 5ml lidokain dalam 5ml cairan garam
fisiologis atau air steril
Pastikan bahwa tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan panjang
4cm (jarum yang lebih panjang boleh digunakan jika diperlukan)
Letakkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan perineum
Masukkan jarum ditengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang
tempat yang akan diepisiotomi
Aspirasi (tarik batang penghisap) untuk memastikan bahwa jarum
tidak berada di dalam pembuluh darah.jika darah masuk kedalam
tabung suntik jangan suntikkan lidokain, tarik jarum tersebut keluar.
Ubah posisi jarum dan tusukkan kembali. Alasan:ibu bisa mengalami
kejang dan bisa terjadi kematian, jika lidokain disuntikan kedalam
pembuluh darah
Tarik jarum perlahan sambil menyuntikan maksimal 10ml lidokain
3
Tarik jarum bila sudah kembali ketitik asal jarum suntik ditusukkan
kulit melembung karena anestesi bisa terlihat dan dipalpasi pada
perineum disepanjang garis yang akan dilakukan episiotomi.
Prosedur Episiotomi1:
1. Pertama pegang gunting epis yang tajam dengan satu tangan, kemudian
letakkan jari telunjuk dan jari tengah di antaraa kepala bayi dan perineum
searah dengan rencana sayatan.
2. Setelah itu, tunggu fase acme (puncak his).
3. Kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka di antara jari telunjuk
dan tengah.
4. Gunting perineum, dimulai dari fourchet (komissura posterior) 45 derajat
ke lateral kiri atau kanan.
5. Indikasi Episiotomi
Untuk persalinan dengan tindakan atau instrument (persalinan dengan
cunam, ekstraksi dan vakum); untuk mencegah robekan perineum yang kaku atau
diperkirakan tidak mampu beradaptasi terhadap regangan yang berlebihan, dan
untuk mencegah kerusakan jaringan pada ibu dan bayi pada kasus letak /
presentasi abnormal (bokong, muka, ubun-ubun kecil di belakang) dengan
menyediakan tempat yang luas untuk persalinan yang aman 1. Episiotomi tidak
perlu dilakukan pada persalinan yang tidak berlangsung pervaginam dan terdapat
kondisi untuk terjadinya perdarahan yang banyak seperti penyakit kelainan darah
maupun terdapat varises yang luas pada vulva dan vagina.
4
b) Menghindari pembuluh darah dan saraf.
c) Lebih mudah dijahit.
Bahayanya: jika meluas bisa memanjang melalui sfingter ani
b. Episitomi mediolateral merupakan jenis insisi yang banyak dilakukan
karena lebih aman.
Manfaat : perluasan akan lebih kecil kemungkinan terjadi melalui sfingter
ani
Bahaya:
a) Penyembuhan terasa lebih sakit.
b) Lebih sulit dijahit.
c) Mungkin kehilangan darah lebih banyak.
c. Episiotomi lateral, tidak dianjurkan lagi karena hanya dapat menimbulkan
sedikit relaksasi introitus, pendarahan lebih banyak dan sukar direparasi.
Sekarang ini hanya ada dua jenis episiotomi yang di gunakan yaitu2:
a. Episiotomi median
Episiotomi median merupakan episiotomi yang paling mudah
dilakukan dan diperbaiki. Sayatan dimulai pada garis tengah komissura
posterior lurus ke bawah tetapi tidak sampai mengenai serabut sfingter
ani.
Keuntungan dari episiotomi medialis ini adalah: perdarahan yang
timbul dari luka episiotomi lebih sedikit oleh karena daerah yang relatif
sedikit mengandung pembuluh darah. Sayatan bersifat simetris dan
anatomis sehingga penjahitan kembali lebih mudah dan penyembuhan
lebih memuaskan. Kerugiannya adalah: dapat terjadi ruptur perinei
tingkat III inkomplet (laserasi median sfingter ani) atau komplit (laserasi
dinding rektum).
b. Episiotomi mediolateral
Episiotomi mediolateral digunakan secara luas pada obstetri operatif
karena aman. Sayatan di sini dimulai dari bagian belakang introitus
vagina menuju ke arah belakang dan samping. Arah sayatan dapat
dilakukan ke arah kanan ataupun kiri, tergantung pada kebiasaan orang
5
yang melakukannya. Panjang sayatan kira-kira 4 cm. Sayatan di sini
sengaja dilakukan menjauhi otot sfingter ani untuk mencegah ruptura
perinea tingkat III. Perdarahan luka lebih banyak oleh karena melibatkan
daerah yang banyak pembuluh darahnya. Otot otot perineum terpotong
sehingga penjahitan luka lebih sukar. Penjahitan dilakukan sedemikian
rupa sehingga setelah penjahitan selesai hasilnya harus simetris2.
Keuntungan dari epistomi mediolateral adalah perluasan laserasi
akan lebih kecil kemungkinannya mencapai otot sfingter ani dan
rektum sehingga dapat mencegah terjadinya laserasi perinei tingkat
III ataupun laserasi perineum yang lebih parah yang sampai pada
rectum4.
Kerugian episiotomi mediolateral4:
a) Perdarahan luka lebih banyak oleh karena melibatkan daerah yang
banyak pembuluh darahnya. Daerah insisi kaya akan fleksus
venosus.
b) Otot-otot perineum terpotong sehingga penjahitan luka lebih
sukar dan penyembuhan terasa lebih sakit dan lama.
c) Insisi lateral akan menyebabkan distorsi (penyimpangan)
keseimbangan dasar pelvis.
d) Otot – ototnya agak lebih sulit untuk disatukan secara benar
(aposisinya sulit), sehingga terbentuk jaringan parut yang kurang
baik.
e) Rasa nyeri pada sepertiga kasus selama beberapa hari dan kadang –
kadang diikuti dispareuni (nyeri saat berhubungan).
f) Hasil akhir anatomik tidak selalu bagus (pada 10% kasus) dan
Pelebaran introitus vagina
6
diabsorbsi yang paling banyak digunakan adalah polygarin 910 (Vicryl) yang
dapat menahan luka kira-kira 65% dari kekuatan pertamanya setelah 14 hari
penjahitan dan biasanya diabsorbsi lengkap setelah 70 hari prosedur
dilakukannya. Ukuran yang paling umum digunakan dalam memperbaiki jaringan
trauma adalah 2-0, 3-0, dan 4-0, 4-0 yang paling tipis. Benang jahit yang biasa
digunakan dalam kebidanan dimasukkan ke dalam jarum, dan hampir semua
jahitan menggunakan jarum ½ lingkaran yang runcing pada bagian ujungnya.
Ujung runcing dapat masuk dalam jaringan tanpa merusaknya5.
7
d) Peningkatan kortikosteroid akibat stress dapat memperlambat
penyembuhan luka
e) Ganguan oksigenisasi dapat mengganggu sintesis kolagen dan
menghambat epitelisasi sehingga memperlambat penyembuhan luka
f) Infeksi dapat memperlambat penyembuhan luka
8
BAB III
SIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10