Oleh:
Riska Susila Wijayanti
Pembimbing:
dr. Gunawan Tohir, Sp. B
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Diagnosis
Strepping dengan plester di atas hernia dengan ataupun
tanpa uang logam yang dipertahankan selama 10─20
hari dan di ulang sampai 6─1 tahun
Indikasi dilakukan tindakan bedah:1
• Bila diameter cincin hernia < 1 cm pada umur 1 tahun,
hernia mungkin sekali akan menutup spontan.
Sebaiknya ditunggu sampai pasien berumur 3 tahun.
• Bila diameter cincin hernia > 1 cm pada umur 1 tahun,
kemungkinan menutup spontan kurang, tetapi tidak
ada salahnya bila ditunggu hingga umur 3 tahun.
• Bila diameter cincin hernia 2 cm atau lebih, penutupan
spontan hampir pasti tidak akan terjadi, pembedahan
dapat dilakukan pada setiap saat dalam tahun ke-2
atau ke-3
Hernia umbilikalis jarang mengalami inkarserasi.
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
Granuloma umbilical adalah abnormalitas yang bersifat
jinak yang sering terlihat pada neonatus.
Basofil 0
Eosinofil 1
Neutrofil Batang 1
Neutrofil Segmen 24
Limfosit 70
Monosit 4
Waktu perdarahan 2’
Waktu pembekuan 7’
• Hernia Umbilikalis + Granuloma Umbilikalis
• Omfalokel
• Paten duktus omfalomesenterikus
• Paten duktus urakus
Umbilical dysorder
Dilakukan herniotomi
Medikamentosa :
Amoxiciline 3x1/4 cth
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : bonam
•Tanggal 22 Maret 2019
S demam (+)
O KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : N: 110x/m, RR:40x/m, T: 38ºC
Status Lokalis Regio Abdomen :
- Inspeksi :cembung, distensi (-), luka post operasi (+) tenang, perdarahan aktif (-)
- Palpasi : NT (-), defans muskuler (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani (+)
- Auskultasi: BU (+) menurun
A Post op herniotomi
P Tirah baring
IVFD RL gtt X kali/menit
Amoxicilin 3 x ¼ cth
Paracetamol drop 3 x 0,7 cc
•Tanggal 23 Maret 2019
S demam (+)
O KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : N:112x/m, RR:38x/m, T: 37,8ºC
Status Lokalis Regio Abdomen :
- Inspeksi :datar, distensi (-), luka post operasi (+) tenang, perdarahan aktif (-)
- Palpasi : NT (-), defans muskuler (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi: BU (+) normal
A Post op herniotomi
P Tirah baring
Amoxicilin 3 x ¼ cth
Paracetamol drop 3 x 0,7 cc
•Tanggal 25 Maret 2019
S demam (-)
O KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : N:110 x/m, RR:38x/m, T: 36,7ºC
Status Lokalis Regio Abdomen :
- Inspeksi :datar, distensi (-), luka post operasi (+) tenang, perdarahan aktif
(-)
- Palpasi : NT (-), defans muskuler (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi: BU (+) normal
A Post op herniotomi
P Tirah baring
Amoxicilin 3 x ¼ cth
Paracetamol drop 3 x 0,7 cc (k/p)
Boleh pulang
Dari anamnesis didapatkan timbul benjolan di pusat sejak ± 2
bulan yang lalu. Ibu pasien mengatakan benjolan timbul setelah
tali pusat terlepas. Awalnya benjolan tersebut kecil seperti biji
jagung, benjolan terlihat semakin membesar ketika pasien
menangis sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami
hernia umbilikalis. Hal tersebut sesuai dengan teori, dimana
hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi
rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus akibat
peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi
menangis.3,4
Keluhan tidak disertai nyeri. Hal tersebut sesuai dengan teori
hernia umbilikalis, dimana hernia Hernia umumnya tidak
menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi inkaserasi.3
Selain itu, ibu pasien juga mengatakan terdapat bintil
dibagian tengah pusat berukuran seperti jarum pentul. Bintil
tersebut berwarna merah dan mengkilap. Berdasarkan teori
granuloma umbilical didefinisikan sebagai jaringan granulasi
yang bersifat lembab, terdiri dari daging dan berwarna di
pusat umbilikus.7
Keluhan tidak disertai nyeri. Keluhan demam disangkal. Nafsu
makan biasa. BAB dan BAK biasa. Pasien sudah berobat ke
bidan dan tidak diberikan obat apapun dan dikatakan tidak
apa-apa. Karena tidak ada perubahan terhadap keluhan
anaknya orang tua pasien membawa anaknya berobat ke poli
bedah RSUD Palembang Bari.
Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan teraba benjolan
pada regio umbilikalis yang berukuran ± 2,5 cm, permukaan
rata, konsistensi lunak, yang teraba kenyal serta tidak berpindah
posisi. Hal tersebut sesuai dengan teori, bahwa hernia umbilikalis
merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang
masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian tekanan
intraabdomen.3
Teraba massa berbentuk bulat, kenyal, lembab, eritemathous,
permukaan licin, mengkilat. Berdasarkan teori Granuloma
umbilical adalah abnormalitas yang bersifat jinak yang sering
terlihat pada neonatus. Hal ini didefinisikan sebagai jaringan
granulasi yang bersifat lembab, terdiri dari daging dan
berwarna di pusat umbilicus.10
Tatalaksana pada pasien terbagi menjadi non farmakologi dan
farmakologi serta operatif. Tatalaksana non farmakologi yaitu
tirah baring, edukasi mengenai penyakit kepada orang tua
pasien dan rencana terapi yang akan dilakukan, dan rujuk ke
dokter spesialis bedah. Untuk tatalaksana medikamentosa
diberikan infus RL sebagai media untuk penyuntikan obat,
antibiotik berspektrum luas berupa amoxiciline. Serta
paracetamol yang berikan ketika pasien demam.
Selanjutnya dilakukan tindakan operatif yaitu herniotomi dan
kauterisasi. Herniotomi perlu dilakukan dengan pembebasan
kantong hernia sampaai ke lehernya. Kantong di buka dan isi
hernia dibebaskan. Jika ada perlekatan, kemudian direposisi.
Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Kauterisasi dilakukan untuk terapi granulaoma umbilikalis.
Prognosis pada kasus ini Quo ad vitam, quo ad functionam adalah
bonam. Dengan penatalaksanaan yang cepat dan tepat
prognosis penyakit ini baik.