Anda di halaman 1dari 57

Laporan Kasus

Oleh:
Riska Susila Wijayanti
Pembimbing:
dr. Gunawan Tohir, Sp. B
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.

Hernia umbilikalis merupakan defek dinding abdomen persis


dipusat umbilikus, berupa herniasi utuh yang hanya tertutup
peritoneum dan kulit yang terdapat waktu lahir.
Umumnya hernia umbilikalis dapat menutup spontan
tanpa pembedahan setelah bayi berumur 2─3 tahun.
Hernia yang tetap ada sampai umur 5 tahun umumnya
memerlukan tindakan bedah, meskipun jarang ditemukan
terjadinya komplikasi pada hernia umbilikalis.

Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan


angka ini berbeda lebih tinggi lagi pada bayi
prematur.

Granuloma umbilikalis menandakan suatu inflamasi dan


pembentukan jaringan granulasi yang sedang berlangsung dari
umbilikus yang belum mengalami epitelialisasi.
Hernia umbilikalis  defek dinding abdomen persis
dipusat umbilikus.

Omentum dan usus dapat masuk ke dalam kantong hernia,


khususnya bila bayi menangis.

Umumnya hernia umbilikalis dapat menutup spontan tanpa


pembedahan setelah bayi berumur 2─3 tahun.
• Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan
>> bayi prematur.

• Bayi laki-laki = perempuan.

• Di amerika, insiden hernia umbilikalis 8 kali lebih


sering pada bayi kulit hitam dibanding bayi kulit
putih.
Celah pada fasia yang hanya bisa dilalui tali pusat 
tidak tertutup sempurna dan linea alba tetap terpisah
peningkatan tek. Intraabdomen  peritoneum dan
kulit akan berdekatan usus atau omentum masuk ke
celah defek  hernia umbilikalis
Terdapat penonjolan yang mengandung isi rongga
perut yang masuk melalui cincin umbilikus akibat
peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika
bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan
nyeri dan sangat jarang terjadi inkaserasi.
Anamnesis Pem. fisik

Diagnosis
Strepping dengan plester di atas hernia dengan ataupun
tanpa uang logam yang dipertahankan selama 10─20
hari dan di ulang sampai 6─1 tahun
Indikasi dilakukan tindakan bedah:1
• Bila diameter cincin hernia < 1 cm pada umur 1 tahun,
hernia mungkin sekali akan menutup spontan.
Sebaiknya ditunggu sampai pasien berumur 3 tahun.
• Bila diameter cincin hernia > 1 cm pada umur 1 tahun,
kemungkinan menutup spontan kurang, tetapi tidak
ada salahnya bila ditunggu hingga umur 3 tahun.
• Bila diameter cincin hernia 2 cm atau lebih, penutupan
spontan hampir pasti tidak akan terjadi, pembedahan
dapat dilakukan pada setiap saat dalam tahun ke-2
atau ke-3
Hernia umbilikalis jarang mengalami inkarserasi.
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
Granuloma umbilical adalah abnormalitas yang bersifat
jinak yang sering terlihat pada neonatus.

Hal ini didefinisikan sebagai jaringan granulasi yang


bersifat lembab, terdiri dari daging dan berwarna di
pusat umbilikus.7
• Prevalensi granuloma umbilical dilaporkan 1 dari 500
bayi baru lahir.
Tali pusat normalnya berisi satu vena umbilikal dan dua
arteri umbilikalis yang tertanam dalam matriks longgar
dikenal sebagai jelly Wharton.7

Membran amnion mengelilingi tiga struktur ini.

Setelah tali pusat dijepit saat melahirkan, proses


pengeringan / pemisahan yang cepat dimulai, tali pusat
mulai mengelupas, dan pemisahan spontan selesai dalam
waktu 7-15 hari.7
Proses inflamasi diduga sebagai awal pembentukan
granuloma.

Meskipun penyebab pasti dari granuloma umbilical tidak


diketahui, pembentukan granuloma dapat terkait dengan
kedua proses inflamasi dan keterlambatan dalam
pemisahan tali pusat.
keluhan bengkak di pusar disertai adanya kotoran.

Sedikit kotoran berwarna merah muda / kekuningan, tidak


berbau.

Tidak menyebabkan rasa sakit.

Dalam pemeriksaan fisik, granuloma umbilical terlihat kecil


(berukuran 1 sampai 10 mm), lembut/gembur, tidak nyeri
tekan, dan merah muda pucat/lesi berwarna merah di dasar
umbilicus.7 Kulit di sekitarnya normal.
 Aplikasi perak nitrat
 Garam
 Eksisi bedah
• Komplikasi pada granuloma umbilikalis sangat jarang
terjadi.
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
• Nama : An. Jacklyn Wijaya Tarawan
bin Doni Tarawan
• Tanggal lahir : 7 Desember 2018 (3 bulan)
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Lrg. Saudagar RT 0 RW 0 3-4
Ulu, Seberang Ulu I Palembang
• Agama : Islam
• No. Rekam Medik : 57.03.87
Keluhan utama
Benjolan di pusat
• Pasien datang diantar keluarganya ke Poli Bedah RSUD
Palembang Bari dengan keluhan timbul benjolan di pusat
sejak ± 2 bulan yang lalu. Ibu pasien mengatakan
benjolan timbul setelah tali pusat terlepas. Awalnya
benjolan tersebut kecil seperti biji jagung, benjolan
terlihat semakin membesar ketika pasien menangis. Selain
itu, ibu pasien juga mengatakan terdapat bintil dibagian
tengah pusat berukuran seperti jarum pentul. Bintil
tersebut berwarna merah dan mengkilap. Keluhan tidak
disertai nyeri. Keluhan demam disangkal. Nafsu makan
biasa. BAB dan BAK biasa.
Pasien sudah berobat ke bidan dan tidak diberikan obat
apapun dan dikatakan tidak apa-apa. Karena tidak ada
perubahan terhadap keluhan anaknya orang tua pasien
membawa anaknya berobat ke poli bedah RSUD
Palembang Bari.
Riwayat penyakit dengan keluhan serupa disangkal, darah
tinggi, asma dan kencing manis disangkal.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga :
Riwayat keluarga dengan keluhan serupa juga disangkal,
darah tinggi, asma dan kencing manis disangkal.
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Berat badan : 7 kg
• Nadi : 114x/menit
• Suhu : 36,8 0C
• Pernafasan : 36x/menit, Kusmaull (-), dispneu (-),
retraksi (-)
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva palpebra pucat -/-
Sklera ikterik -/-
Isokor, refleks cahaya +/+
THT : Tonsil T1/T1, Faring Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB tidak ada, JVP 5-2 cmH20
Dada : Simetris kanan kiri, BJ I dan II Normal, murmur (-),
gallop (-), nafas vesikuler normal, ronki (-),
Whezzing (-).
Abdomen : Datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus
(+) normal
Punggung : Nyeri Ketok CVA (-)
Genitalia : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), CRT <3”.
Pemeriksaan di perianal sinistra
Inspeksi : terdapat benjolan di regio umbilikalis,
berukuran diameter 2,5cm dengan warna sama
dengan warna kulit dan terdapat bintil
berwarna kemerahan, mengkilap, berukuran
seperti jarum pentol
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
Pemeriksaan di abdomen
Palpasi : Teraba benjolan pada regio umbilikalis yang
berukuran ± 2,5 cm, permukaan rata, konsistensi
lunak, yang teraba kenyal dan halus serta tidak
berpindah posisi walaupun pasien dalam
keadaan inspirasi maupun ekspirasi (immobile).

Teraba massa berbentuk bulat, kenyal, lembab,


eritemathous, permukaan licin, mengkilat, nyeri
tekan (-)
Hematologi Hasil
Hemoglobin 10,8g/dl
Leukosit 11.000/mm3
Trombosit 153.000/mm3
Hematokrit 32%

Basofil 0
Eosinofil 1
Neutrofil Batang 1
Neutrofil Segmen 24
Limfosit 70
Monosit 4
Waktu perdarahan 2’
Waktu pembekuan 7’
• Hernia Umbilikalis + Granuloma Umbilikalis
• Omfalokel
• Paten duktus omfalomesenterikus
• Paten duktus urakus
Umbilical dysorder
Dilakukan herniotomi

Medikamentosa :
Amoxiciline 3x1/4 cth
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : bonam
•Tanggal 22 Maret 2019

S demam (+)
O KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : N: 110x/m, RR:40x/m, T: 38ºC
Status Lokalis Regio Abdomen :
- Inspeksi :cembung, distensi (-), luka post operasi (+) tenang, perdarahan aktif (-)
- Palpasi : NT (-), defans muskuler (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani (+)
- Auskultasi: BU (+) menurun

A Post op herniotomi
P Tirah baring
IVFD RL gtt X kali/menit
Amoxicilin 3 x ¼ cth
Paracetamol drop 3 x 0,7 cc
•Tanggal 23 Maret 2019

S demam (+)
O KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : N:112x/m, RR:38x/m, T: 37,8ºC
Status Lokalis Regio Abdomen :
- Inspeksi :datar, distensi (-), luka post operasi (+) tenang, perdarahan aktif (-)
- Palpasi : NT (-), defans muskuler (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi: BU (+) normal

A Post op herniotomi
P Tirah baring
Amoxicilin 3 x ¼ cth
Paracetamol drop 3 x 0,7 cc
•Tanggal 25 Maret 2019

S demam (-)
O KU : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : N:110 x/m, RR:38x/m, T: 36,7ºC
Status Lokalis Regio Abdomen :
- Inspeksi :datar, distensi (-), luka post operasi (+) tenang, perdarahan aktif
(-)
- Palpasi : NT (-), defans muskuler (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi: BU (+) normal
A Post op herniotomi
P Tirah baring
Amoxicilin 3 x ¼ cth
Paracetamol drop 3 x 0,7 cc (k/p)
Boleh pulang
Dari anamnesis didapatkan timbul benjolan di pusat sejak ± 2
bulan yang lalu. Ibu pasien mengatakan benjolan timbul setelah
tali pusat terlepas. Awalnya benjolan tersebut kecil seperti biji
jagung, benjolan terlihat semakin membesar ketika pasien
menangis sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami
hernia umbilikalis. Hal tersebut sesuai dengan teori, dimana
hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi
rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus akibat
peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi
menangis.3,4
Keluhan tidak disertai nyeri. Hal tersebut sesuai dengan teori
hernia umbilikalis, dimana hernia Hernia umumnya tidak
menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi inkaserasi.3
Selain itu, ibu pasien juga mengatakan terdapat bintil
dibagian tengah pusat berukuran seperti jarum pentul. Bintil
tersebut berwarna merah dan mengkilap. Berdasarkan teori
granuloma umbilical didefinisikan sebagai jaringan granulasi
yang bersifat lembab, terdiri dari daging dan berwarna di
pusat umbilikus.7
Keluhan tidak disertai nyeri. Keluhan demam disangkal. Nafsu
makan biasa. BAB dan BAK biasa. Pasien sudah berobat ke
bidan dan tidak diberikan obat apapun dan dikatakan tidak
apa-apa. Karena tidak ada perubahan terhadap keluhan
anaknya orang tua pasien membawa anaknya berobat ke poli
bedah RSUD Palembang Bari.
Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan teraba benjolan
pada regio umbilikalis yang berukuran ± 2,5 cm, permukaan
rata, konsistensi lunak, yang teraba kenyal serta tidak berpindah
posisi. Hal tersebut sesuai dengan teori, bahwa hernia umbilikalis
merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang
masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian tekanan
intraabdomen.3
Teraba massa berbentuk bulat, kenyal, lembab, eritemathous,
permukaan licin, mengkilat. Berdasarkan teori Granuloma
umbilical adalah abnormalitas yang bersifat jinak yang sering
terlihat pada neonatus. Hal ini didefinisikan sebagai jaringan
granulasi yang bersifat lembab, terdiri dari daging dan
berwarna di pusat umbilicus.10
Tatalaksana pada pasien terbagi menjadi non farmakologi dan
farmakologi serta operatif. Tatalaksana non farmakologi yaitu
tirah baring, edukasi mengenai penyakit kepada orang tua
pasien dan rencana terapi yang akan dilakukan, dan rujuk ke
dokter spesialis bedah. Untuk tatalaksana medikamentosa
diberikan infus RL sebagai media untuk penyuntikan obat,
antibiotik berspektrum luas berupa amoxiciline. Serta
paracetamol yang berikan ketika pasien demam.
Selanjutnya dilakukan tindakan operatif yaitu herniotomi dan
kauterisasi. Herniotomi perlu dilakukan dengan pembebasan
kantong hernia sampaai ke lehernya. Kantong di buka dan isi
hernia dibebaskan. Jika ada perlekatan, kemudian direposisi.
Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Kauterisasi dilakukan untuk terapi granulaoma umbilikalis.
Prognosis pada kasus ini Quo ad vitam, quo ad functionam adalah
bonam. Dengan penatalaksanaan yang cepat dan tepat
prognosis penyakit ini baik.

Anda mungkin juga menyukai