BAB IV
ANALISA KASUS
Pada pemeriksaan fisik di status lokalis pada regio cruris dextra didapatkan hasil:
Look
- Tampak deformitas, tampak tulang
- Tampak luka terbuka dengan ukuran 12x5 cm
- Tampak oedem di tungkai bawah kanan disertai hemotom di sekitar luka.
Feel
- Teraba hangat (+), nyeri tekan (+), CRT <2”, pulsasi a.dorsalis pedis ++
Move
- ROM terbatas
Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan pasien mengalami
fraktur terbuka. Hal ini sesuai dengan teori dimana fraktur terbuka merupakan
27
28
fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan
jaringan lunak. Pada pemeriksaan rontgen didapatkan hasil fraktur communitif di
1/3 distal os tibia fibula dextra. Trauma yang terjadi langsung pada tulang dan
terjadi fraktur pada daerah tekanan tersebut, umunya bersifat komunitif dan
jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
Ceftriaxone 2x1 gr, inj. Ketorolac 3x1 amp, inj.tetagam 1xorder. Hal tersebut
sesuai dengan teori dimana pada fraktur terbuka derajat IIIB harus diberikan
antibiotik 24 jam setelah terjadinya trauma, selain itu harus diberikan anti tetanus
untuk menghindari kontaminasi dari luka yang kotor. Analgetik diberikan untuk
mengurangi rasa nyeri. Pada pasien dilakukan operasi OREF. Hal tersebut juga
sesuai dengan teori, indikasi dilakukan OREF pada fraktur tibia yaitu: fraktur tibia
terbuka grade II dan III terutama apabila terdapat kerusakan jaringan yang hebat