Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL KARYA AKHIR

TRANSFORMASI RELIGIUITAS PADA ANGGOTA


KEPOLISIAN DIT PAM OBVIT POLDA SUMSEL
PALEMBANG

PIRMAN SYAH
191810039
PS9SP
BAB I – PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan
Manfaat
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
LATAR BELAKANG
Kehidupan yang semakin modern yang menjadi
prospek bagi peningkatan kehidupan manusia
sekaligus menjadi tantangan manusia untuk
mempertahankan nilai-nilai yang selama ini di pegang
termasuk nilai-nilai agama.
Adanya fenomena oknum kepolisiaan yang terlibat
dalam perilaku-perilaku negatif seperti kekerasan,
perkelahian, penggunaan narkotika dan sebagainya.
LATAR BELAKANG
Data pendukung terhadap fenomena yang
mencerminkan perilaku negatif pada anggta
kepolisian diantaranya pada tahun 2022 – 2023,
masyarakat dikejutkan oleh perstiwa kriminal
pembunuhan aparat polisi yang dilakukan oleh oknum
perwira tinggi polisi dan adanya penyalahgunaan serta
peredaran Narkoba yng juga melibatkan oknum
anggota polisi bahkan diantaranya perwira tinggi
polisi.
Sumber : http://www.antaranews.com , 2023)
LATAR BELAKANG
Masih adanya keterlibatan polisi dengan perilaku-
perilaku negatif tersebut tentu merupakan
permasalahan yang harus membutuhkan solusi.
Adapun salah satu metode konkrit yang sudah
dilakukan pada kalangan kepolisian saat ini adalah
keikutsertaan anggota kepolisian dalam aktivitas
religiusitas (amalan agama).
LATAR BELAKANG
Polisi yang aktif mengikuti dan menjalankan aktifitas
religiusitas semakin menunjukkan kematangan dalam
menjalankan ritual ibadah, kematangan dalam berpikir
dan berperilaku sehingga pemahaman serta
pengamalan agama meningkat.
Berdasarkan pengamatan dari Tokoh Ulama Besar yaitu
Syeikh Abdul Hasan Ali An Nadwi pada tahun 1996
terhadap eksistensi Pergerakan Dakwah Islam. Beliau
menyatakan bahwa amalan keagamaan sangat besar
manfaatnya, termasuk dalam membentuk generasi
muda berakhlak yang baik. (Al Kandahlawi, 2007).
TUJUAN
TUJUAN :
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengeskplorasi pengalaman dan dinamika psikologis
trasnformasi religius polisi yang aktif mengikuti
aktifitas religiuitas (amalan agama).
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat praktis :
Mendapatkan gambaran pengalaman dan pemahaman
dinamika psikologis pada religiuitas polisi yang aktif
dalam aktivitas religiuitas, sehingga dapat dijadikan
rujukan dalam penyelesaian terhadap permasalahan-
Sebagai upaya pencegahan terjadinya perilaku-
perilaku negatif yang dilakukan oleh polisi yang aktif
dalam aktivitas religiuitas (amalan agama).
PERBEDAAN DENGAN PENELITIAN
SEBELUMNYA
Penelitian ini merupakan studi fenomenologi tentang
transformasi religiusitas (amalan agama)
Bedanya dengan penelitian sebelumnya terletak pada
fokus penelitian, subjek dan komunitas yang akan di
teliti.
Pada penelitian sebelumnya mengetahui pengalaman
orang-orang dewasa dan berfokus pada pengalaman
mistik saja, namun perubahan diri dalam keyakinan,
ibadah, dan praktik dalam kehidupan bermasyarkat,
termasuk pengaruh perubahan diri dalam proses
belajar di dunia kampus maupun dunia kerja.
PERBEDAAN DENGAN PENELITIAN
SEBELUMNYA
Adapun penelitian-penelitian lain yang sering
dilakukan sebelumnya adalah mengetahui tentang
religiuitas dan sebagian besar dilakukan dengan
metode kuantitatif, sedangkan penelitian topik ini
dengan metode kualitatif masih terbatas ( Subandi,
1999).
BAB II – KAJIAN PUSTAKA
TRANSFORMASI RELIGIUS
DINAMIKA PSIKOLOGIS TRASNFORMASI
RELIGIUS PADA POLISI
KERANGKA BERPIKIR
TRANSFORMASI RELIGIUS
 Pengertian Transformasi Religiusitas :
 Religiusitas merupakan makna dari suatu sistem yang kompleks dari
keyakinan, kepercayaan, sikap-sikap, perilaku-perilaku dan
serangkaian ritual atau upacara-upacara yang menghubungkan
individu dengan suatu keberadaan yang bersifat ke-Tuhanan
(Chaplin, 1999; Park, 2007).
 Menurut Subandi (2009) bahwa transformasi religius merupakan
perubahan orientasi beragama dari tata cara kehidupan beragama
yang dilakukan kebanyakan orang, dari awam keberagamaan menjadi
individu yang semakin yakin dan semakin taat dalam keberagamaan.
Transformasi religius mencakup pengalaman beragama yang lebih
luas, mulai dari meningkatnya komitmen terhadap agama yang
dianut, transformasi kesadaran (transformation of consciousness)
dan transformasi diri (transformation of the sense of self).
TRANSFORMASI RELIGIUS
Berdasarkan pengertian ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa transformasi religius merupakan
perubahan diri secara dramatis terhadap komitmen
dan keyakinan dalam menjalankan perintah-perintah
dan menjauhi larangan-larangan dalam agama yang
dianut.
FAKTOR PENYEBAB TRANSFORMASI
RELIGUSITAS
 Menurut Lofland & Skonovd (Rambo, 1993; Templeton &
Scwartz, 2000) beberapa motif seseorang untuk melakukan
konversi agama, yaitu:
 Intellectual, yaitu individu mencari pengetahuan tentang
agama melalui buku, televisi, artikel, ceramah dan media
lain dimana kontak sosial tidak terjadi secara signifikan.
 Mystical, yaitu motif yang melibatkan intensitas emosi
yang tinggi pada individu. Motif ini umumnya terjadi
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh pandangan,
pendengaran atau pengalaman-pengalaman mistis.
Misalnya seseorang mimpi bertemu dengan Rasulullah
SAW.
FAKTOR PENYEBAB TRANSFORMASI
RELIGUSITAS
 Menurut Lofland & Skonovd (Rambo, 1993; Templeton &
Scwartz, 2000) beberapa motif seseorang untuk melakukan
konversi agama, yaitu:
 Experimental, yaitu motif yang paling umum terjadi pada abad
20, karena adanya kebebasan beragama. Pada motif ini,
individu secara aktif mengeksplorasi agama-agama yang ada
dan melihat keuntungan spiritual (spiritual benefits) yang dapat
diperoleh individu diminta untuk tidak mengambil sesuatu dari
keyakinan, tapi mcncoba teologi, ritual dan organisasi untuk
menemukan kebenaran sistem tersebut (menguntungkan atau
mendukung) untuk dirinya. Misalnya individu memilih agama
Islam setelah memasuki beberapa agama tertcntu karena sudah
sesuai dengan keinginan yang dituju.
FAKTOR PENYEBAB TRANSFORMASI
RELIGUSITAS
 Menurut Lofland & Skonovd (Rambo, 1993; Templeton &
Scwartz, 2000) beberapa motif seseorang untuk melakukan
konversi agama, yaitu:
 Affectional, yaitu motif yang didasarkan pada penekanan
ikatan interpersonal pada proses konversi. Ikatan emosi ini
melibatkanpengalaman personal individuseperti rasa untuk
dicintai, diperhatikan, dan dibesarkan oleh sesorang,
kelompok atau pun pemimpin.
 Revivalism, yaitu motif yang menggunakan konformitas
keramaian (crowd conformity) untuk menimbulkan perilaku.
Individu kemudian secara emosional tergugah sehingga
perilaku dan kepercayaan yang baru dapat dimasukkan.
FAKTOR PENYEBAB TRANSFORMASI
RELIGUSITAS
Menurut Lofland & Skonovd (Rambo, 1993; Templeton
& Scwartz, 2000) beberapa motif seseorang untuk
melakukan konversi agama, yaitu:
Coercive, yaitu motif yang mencakup pencucian otak
(brain wash), dan pendekatan kekerasan terhadap
individu untuk berpartisipasi mengikuti suatu
keyakinan tertentu. Misalnya pada zaman penjajahan
di beberapa negara yang memaksa rakyat setempat
untuk memeluk agama tertentu dengan jalan
berperang.
DINAMIKA PSIKOLOGIS TRANSFORMASI
RELIGIUS PADA POLISI
Polisi yang terlibat secara seris pada kegiatan
keagamaan akan banyak mengalami perubahan-
perubahan yang positif, yang terlihat dari perilaku,
pembicaraan ,cara berpikir, motivasi prestasi, interaksi
sosial, cara berpenampilan dan juga menunjukkan
kecerdasan emosional yang semakin matang.
KERANGKA BERPIKIR
Input: Perilaku mahasiswa Tahapan Output: keyakinan subjek
bermasalah, pengetahuan ketidaksadaran / merasa meningkat, ibadah
agama sedikit/lemah, ketidaktahuan meningkat drastis, sholat
keyakinan sangat lemah lima waktu tidak pernah
terindikasi diantaranya Tahapan tertinggal secara berjamaah
malas sholat (sholat jum’at pembelajaran sampai sekarang dan
sebulan sekali), orangtua insyaAlloh sampai mati,
sudah mendidik dengan Tahapan pengisian waktu untuk beribadah
agama dan ketaatan, belajar kecerdasan lebih banyak, senang
mengaji dari kecil, pernah menghidupkan sunnah
menjadi juara baca Al Transformasi alam Nabi SAW, motivasi belajar
Qur’an, motivasi belajar bawah sadar meningkat, prestasi belajar
lemah terlihat dari prestasi meningkat, lulus S1
kuliah yang masih rendah, tertinggi dijurusannya
suka keluyuran dengan (cumlaude), banyak
teman-teman, sopan meluangkan waktu untuk
santun dengan orangtua membantu orangtua (sopan
masih kurang santun lebih meningkat)
BAB III – METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
SUMBER DATA
METODE PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA
VALIDASI DAN VERIVIKASI DATA
ETIKA PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
Pembeda utama antara ilmu psikologi dengan ilmu-
ilmu lainya adalah bahwa ilmu psikologi sangat
menekankan perbedaan manusia dalam melihat
permasalahan.
Keinginan itulah yang kemudian mendasari peneliti
untuk tidak melakukan penelitian dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif yang mencari
nilai rata-rata (mean) dari subjek yang diteliti,
melainkan menggunakan pendekatan kualitatif yang
dapat menangkap masalah dari perspektif individual
differences tersebut.
RANCANGAN PENELITIAN
Pendekatan kualitatif dengan metode studi
fenomenologi dalam penelitian ini dipilih karena
metode ini memiliki fokus bisa didekati dengan
multimetode, melibatkan penafsiran, dan dilakukan
dengan pendekatan naturalistik terhadap fenomena
(Cresswell, 2007) dalam memahami dan memaknai
fenomena yang unik dan menarik. Atas dasar itulah
maka peneliti ingin memahami fenomena dengan cara
melakukan eksplorasi, sehingga didapatkan gambaran
yang kaya, menyeluruh, rinci, memiliki kompleksitas
tinggi dengan membuat meaningless menjadi
meaningfull.
LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kantor kepolisian Polda
Sumsel divisi DIT PAM OBVIT
SUMBER DATA
Subjek Penelitian :
Dua orang anggota kepolisian Polda Sumsel Divisi DIT
PAM OBVIT
Subjek 1 :
Nama R (INISIAL)
Alamat Jl. Suka Bangun 2 Palembang

Tanggal lahir 21 Mei 1996


Usia 27 Tahun
Anak ke 2
Jumlah saudara 3

Jenis Kelamin Laki – Laki

Pekerjaan Polisi
Agama Islam
SUBJEK 1 – R (INISIAL)
Wawancara dilakukan sebanyak 3 kali dengan subjek
yaitu pertama pada tanggal 28, 30 Juni dan 2 Juli 2023
yang masing-masing dilaksanakan di kantor tempat
kerja dan juga di rumah kediaman subjek.
Hasil pengamatan dan wawancara terhadap R ,
merupakan polisi laki-laki yang sedang menempuh
pendidikan Strata 1 di salah saru universitas swasta di
Palembang.
R berasal dari dari keluarga yang taat beragama dan
asli dari Kota Palembang.
SUBJEK 1 – R (INISIAL)
Berdasarkan pengalamannya sebelum mengenal dan
mengikuti aktivitas religiusitas (amalan agama)
Subjek telah melakukan ibadah terutama sholat wajib
lima waktu, tetapi sholat di rumah itupun tidak atas
kesadaran hati sebagai perintah Allah SWT melainkan
terpaksa karena perintah orangtua.
Orang tua R kebetulan adalah pengurus masjid di
dekat rumahnya karena itu R selalu merasa terpaksa
awalnya mengerjakan sholat di masjid karena ayahnya
yang seorang pengurus masjid.
SUBJEK 1 – R (INISIAL)
 R aktif dalam aktivitas religiusitas (amalan agama) sampai
kuliah sekarang serta berniat sungguh-sungguh untuk
istiqomah/konsisten dalam amalan agama sampai akhir
kehidupannya.setelah aktif kembali dalam kegiatan
keagamaan seperti sering mengikuti majelis taklim dan juga
bergaul dengan lingkungan para jamaah di mesjid disekitar
rumah nya subjek menjadi lebih taat dan lebih dekat kepada
Allah dan juga dalam pembawaan sehari-hari terlihat subjek
semakin berwibawa dan juga selalu mengamalkan setiap
kegiatan keagamaan seperti selalu berzikir setiap dalam
keadaan tidak sibuk saat bekerja dan juga mendengarkan
murotal quran disela-sela kesibukan kerja.
SUMBER DATA
Subjek Penelitian :
Dua orang anggota kepolisian Polda Sumsel Divisi DIT
PAM OBVIT
Subjek 2 :
Nama YO (INISIAL)
Alamat Jl. Kebun Bunga Palembang
Tanggal lahir 03 Maret 1996
Usia 27 Tahun
Anak ke 3
Jumlah saudara 4
Jenis Kelamin Laki – Laki
Pekerjaan Polisi
Agama Islam
SUBJEK – YO (INISIAL)
Wawancara dilakukan sebanyak 3 kali dengan subjek
yaitu pertama pada tanggal 5, 6, 8 Juli 2023 yang
masing-masing dilaksanakan di kantor tempat kerja
dan juga di rumah kediaman subjek.
Hasil pengamatan dan wawancara terhadap YO ,
merupakan polisi laki-laki yang sedang menempuh
pendidikan Strata 1 di salah saru universitas swasta di
Palembang.
YO berasal dari dari keluarga yang taat beragama dan
asli dari Pekan Baru, RIAU.
SUBJEK 2 – YO (INISIAL)
 YO mengenal dan mengikuti secara aktif dalam aktivitas
religiusitas semenjak kuliah S1 semester satu di Universitas
Swasta Palembang.
 YO yang awalnya hampir tidak pernah mengerjakan sholat 5
waktu secara utuh, sekarang sudah mulai istiqomah
mengerjakan sholat 5 waktu secara utuh dan mengerjakannya
berjamaah di masjid.
 Dari segi penampilan YO awalnya lebih suka menggunakan
pakaian seperti celana jins ketat, memakai asesoris seperti
gelang seperti anak punk kemudian sekarang sudah merubah
penampilannya dengan selalu menggunakan celana kain
longgar dan mulai memanjangkan janggut mengikuti sunnah
Rasul.
SUMBER DATA
Informan Tahu :
Kedua orang tua subjek 1 dan subjek 2
Informan Tahu 1 : Informan Tahu 2 :
Nama ayah Supriyadi Nama ayah Hj. Faisal
Pekerjaan ayah Pengusaha
Pekerjaan ayah Pedagang
Nama ibu Yanti Nama ibu Yuliana
Pekerjaan ibu Ibu Rumah Tangga Pekerjaan ibu Ibu Rumah Tangga
Hubungan Kandung
Keluarga Hubungan Kandung
Keluarga
SUMBER DATA
 Written dan Unwritten Dokumen
 Adapun dokumentasi tidak tertulis yang dimaksud
adalah segala hal yang didapatkan peneliti atas hasil
pengamatan terhadap subjek dan sekitar subjek berupa
simbol-simbol seperti cara berpakaian, kondisi fisik
subjek, mimik muka, cara bicara atau hal-hal yang terkait
dengan perilakunya, ataupun kondisi-kondisi yang tidak
terkait langsung dengan subjek namun memiliki arti
seperti tempat tinggal subjek (rumah, kos-kosan),
tempat-tempat lain saat beraktivitas yang berkaitan
secara langsung maupun tidak dengan kegiatan aktivitas
religiusitas (amalan agama).
METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitin ini data dikumpulkan melalui
wawancara mendalam sebagai sumber utama,
observasi dan dokumentasi yang berkaitan dengan
fenomena kasus yang diamati dan ditangkap oleh
peneliti.
ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA
Moustakas (1994) menjelaskan ada beberapa proses
inti dalam metode fenomenologi, yaitu: epoche,
reduction, imaginative variation, dan synthesis of
meaning and essences. Proses ini kemudian dijadikan
sebuah langkah pijakan dalam menganalisis dan
menginterpretasikan data pada penelitian ini.
VALIDASI DAN VERIVIKASI DATA
 Validitas dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan
bagaimana metode pengumpulan data dilakukan. Validitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi dimaksudkan sebagai gabungan atau
kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji
fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif
yang berbeda.
 Sementara verifikasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara meminta para narasumber untuk melakukan umpan balik
(feedback) terhadap deskripsi tekstural-struktural yang disusun
peneliti. Peneliti untuk pertama kali harus melakukan refleksi
terhadap pengalamannya sendiri, kemudian melakukan validasi
kepada pihak-pihak yang telah diwawancarai.
TERIMA KASIH

PIRMAN SYAH
191810039
PS9SP

Anda mungkin juga menyukai