Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH

“Perkembangan Peserta DIdik”


Dosen Pengampu:

Sahid Hidayat M.Pd

OLEH :

Nama : Dayu Tri Wahyudi

NIM : 122010065

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial. Keguruan &


Pendidikan

Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Tahap perkembangan religi didasarkan pada tahapan ilmu, alam, dan alamah.Tahapan
ilmu didasarkan pada proses identifikasi yang bersifat pokok dan mengikat setiap
agama, bentuk identifikasi ini berupa keimanan, ritual ibadah, dan ritual social berupa
kelahiran, pernikahan, dan kematian. Pendidikan agama dalam pendidikan masa
kinimpun memeiliki peranan penting dalam pembinaan akhlak siswa. Siswa diajarkan
untuk berperilaku sesuai dengan syariat yang ada, serta menunjang aspek moral yang
nantinya akan dibawa ke dalam lingkungan masyarakat

Golck dan Stark (Dewi, 2017) mendefinisikan agama sebagai simbol, keyakinan, sistem
nilai, dan sistem perilaku yang terpusat pada persoalan-persoalan hidup. Tipologi Glock
dan Stark dengan ajaran Islam, dan menurut mereka tipologi tersebut mampu
menjelaskan konsep beribadah secara menyeluruh dalam ajaran Islam, yang melibatkan
seluruh aspek kehidupan dalam beribadah kepada Allah. Dimensi religiusitas tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Dimensi ideologis/ keyakinan (akidah), sejauh mana seorang muslim


mempercayai ajaran-ajaran yang sifatnya fundamental dan dogmatis dalam
Islam, seperti; rukun ima
2. Dimensi intelektual/ pengetahuan (ilmu), sejauh mana pengetahuan yang
dipahami oleh setiap muslim berkaitan dengan dasar-dasar keyakinan, ritual,
kitabsuci, dan tradisi tradisi yang dilakukan
3. Dimensi ritual/ praktik agama (syariah), berkaitan dalam menjalankan ibadah,
misal; sholat lima waktu, membaca Al-Quran, puasa, dan lainnya.
4. Dimensi penghayatan/ eksperiensial, berkaitan dengan pengalaman-pengalaman
keagamaan, seperti; persepsi, perasaan, dan sensasi ketika melakukan
komunikasi dalam suatu esensi ketuhanan.
5. Dimensi konsekuensial/pengalaman (akhlak), bagaimana seorang muslim
berperilaku di dunia dengan motivasi oleh nilai religius internal. Diibaratkan
bahwa dimensi ini merupakan hasil dari proses identifikasi terhadap keyakinan
keagamaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan seseorang yang
diekspresikan dalam tindakan perilakunya sehari-hari.

Makna agama dan keyakinan beragama berubah sepanjang jalan perkembangan, sebagian besar
teori agama memiliki landasan teori perkembangan kognitif Piaget (Bridges & A.Moree, 2002).
Fokus dari teori-teori ini adalah pada struktur pemikiran keagamaan karena berubah dari waktu
ke waktu, bukan pada isi keyakinan agama, yang paling terkenal di antara teori-teori ini adalah
teori Elkind, Goldman, Fowler, dan Oser. Teori-teori ini memiliki kesamaan bahwa pemikiran
keagamaan, dalam hubungannya dengan bidang pemikiran lainnya, bergerak dari sesuatu yang
konkret dan keyakinan literal di masa kanak-kanak ke pemikiran keagamaan yang lebih abstrak
di masa remaja Perkembangan anak pada masa usia dasar harus dibimbing dan dibina,
perkembangan tersebut harus terus dijaga bersama oleh keluarga/orang tua, guru/pihak
sekolah dan masyarakat. Jika hal ini tidak berjalan dengan baik maka akan banyak
terjadi fenomena distorsi oleh anak usia SD, seperti merokok, bullying, mencuri,
berkelahi dan yang paling memprihatinkan hingga terjadi seks bebas dan narkoba.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya diketahui bahwa perkembangan moral
agama anak usia sadar sangat perlu diketahui dan dipahami. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis perkembangan agama dan moral anak usia dasar. Dilanjutkan
dengan menelaah informasi untuk mendeskripsikan tahap-tahap perkembangan moral
dan agama anak, menelaah bagaimana karakteristik yang diperlihatkan oleh anak sesuai
dengan tahap perkembangannya. Penelitian ini merupakan studi pustakaan, berupa
penelitian yang objeknya berupa karya-karya kepustakaan yaitu jurnal ilmiah, buku,
artikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap perkembangan moral dan agama
anak memiliki karakteristik tertentu dan sangat bergantung dengan faktor lingkungan,
faktor lingkungan diharapkan dapat mendukung, mengingatkan, mengawasi,
membimbing hingga memberi contoh yang baik berlandaskan dengan moral agama
yaitu Al-Qur’an dan Hadist.

Anda mungkin juga menyukai