Anda di halaman 1dari 13

SKRIPSI

PENGARUH ANTARA TINGKAT PEMAHAMAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA

SMA MUHAMMADIYAH 03 KEDUNGADEM BOJONEGORO

Disusun oleh :

NILTU ALFA FARIH

NIM : 201949011796

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

MUHAMMADIYAH BOJONEGORO

TAHUN 2023
A. Latar Belakang Masalah

Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia sebab agama merupakan motivasi hidup dan kehidupan serta

merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri. Oleh karena itu, agama

perlu diketahui, dipahami dan diamalkan oleh manusia Indonesia agar dapat

menjadi dasar kepribadian sehingga dapat menjadi manusia yang utuh. Agama

juga mengatur hubungan manusia, hubungan manusia dengan keselarasan,

keseimbangan dan keserasian dalam hidup manusia, baik sebagai pribadi

maupun sebagai anggota masyarakat dalam mancapai kemajuan lahiriyah, dan

kebahagiaan rohaniyah.

Oleh karena itu, agama juga sebagai dasar tata nilai dan merupakan

penentu dalam perkembangan dan pembinaan rasa kemanusiaan maka

pemahaman dan pengamalan dengan tepat dan benar diperlukan untuk

menciptakan kesatuan bangsa. Pendidikan agama sangat besar peranannya

dalam membentuk sikap dan pribadi keagamaan individu, maka untuk

mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa sebagaimana

dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional maka salah satu upaya yang

cukup besar dan efektif adalah dengan melaksanakan pendidikan agama karena

pendidikan agama memiliki jangkauan yang menyeluruh terhadap

pembentukan seluruh aspek. Kehidupan manusia baik pembentuk fisik maupun

psikis, juga mangacu pada terpenuhinya kebutuhan duniawi dan ukhrawi.1

Pelaksanaan pendidikan agama merupakan kurikulum wajib yang harus

dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan sebagaimana termuat dalam UU


1
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 29-33

1
Sisdiknas tahun 2007 pasal 37. Dalam pasal tersebut diyataka bahwa

kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidik-an agama.

Beban kurikulum yang ditegaskan dalam pendidikan agama tidak hanya

berorientasi pada materi pelajaran dalam pengertian teoretis secara verbal,

melainkan juga dalam pengertian praktis, yaitu peserta didik meng-alami

proses perubahan terhadap perilaku sehingga pendidikan agama yang diberikan

pada peserta didik dapat meningkatkan potensi spiritual.

Pembelajaran PAI diharapkan menghasilkan manusia yang selalu

berupaya menyempurnakan iman, bertakwa, dan berakhlak mulia, serta aktif

membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam

memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia yang beriman,

bertakwa, dan berakhlak mulia diharapkan tangguh dalam menghadapi

tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat

baik dalam lingkup lokal, nasional, regional, maupun global. Karena

pentingnya pembelajaran PAI pada jenjang pendidikan di SMA, maka SMA-

SMA swasta yang di kelola oleh yayasan, biasanya merancang kurikulum PAI

sesuai dengan visi dan misi yayasan. Meskipun demikian beberapa SMA yang

bernaung pada yayasan non keagamaan menggunakan kurikulum PAI dari

Depdiknas. Kurikulum PAI yang dirancang yayasan bia-sanya memiliki jumlah

jam pelajaran yang lebih banyak dan mata pelajaran PAI biasanya dipecah-

pecah menjadi mata pelajaran Aqidah, Akhlaq, Quran/Hadist, Fiqih, dan

Tarikh/SKI. Sementara pada kurikulum Depdiknas Aqidah, Akhlaq,

2
Quran/Hadist, Fiqih, dan Tarikh/SKI termauat dalam satu kesa-tuan mata

pelajaran PAI.

Perilaku adalah “aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan

respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung”. 2 Perilaku

keagamaan adalah segala aktivitas manusia dalam kehidupan di dasarkan atas

nilai-nilai agama yang diyakininya”.3

Secara umum ada dua faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya

kepribadian seseorang yakni faktor internal dan faktor eksternal. Yang

termasuk dari dalam misalnya bakat, keceerdasa, minat, kematangan dan

sebagaiannya, sedangkan faktor luar misalnya lingkungan keluarga,

masyarakat, budaya, benda-benda, dan sebagaiannya.

Dalam pandangan penganut penganut pemahaman Konvergensi

pandangan tersebut sangatlah diyakini sebagaimana diutarakan oleh Williem

Stern sebagai berikut : “Bahwa pembawaan dan lngkungan kedua-duanya

menentukan perkembangan manusia.”4 Selanjutnya M. Ngalim Poerwanto

mengemukakan :

Dari pelajaran psikologi kita mengetahui bahwa kebanyakan dari para ahli

psikologi indvidual (antara lain Alfred Adler dan Kunkel) lebih menitik

2
Soenarso, Psikologi untuk Keperawatan, (Jakarta: Kedokteran EGC, 2004), h. 3
3
Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 100
4
Drs. M. Ngalim Poerwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Roesadakarya,
Bandung, 1996, hlm. 15.

3
berartkan kepada pengaruh lingkungan, sedangkan ahli-ahli biologi dan ahli-

ahli psikologi yang lain lebih menekankan keapda kekuatan atau pengaruh

bawaan atau keturunan.5

Dari pandangan tersebut jelaslah kiranya bahwa baik bawaan maupun

lingkungan keduanya yang membentuk kepribadian atau jiwa seseorang.

Namun demikian, dalam pengaruh masing-masing faktor berperan secara

bervariasi pada setiap orang ada yang kuat kecerdasannya ada yang kuta

bakatnya ada yang lebih kuat lingkungannya dan sebagaiannya. Karena itu

pengkajian suatu aspek dari faktor tersebut menjadi penting dan menarik

sehingga bisa diketahui bagaimana suatu aspek dari faktor itu telah membawa

pengaruh yang selanjutnya bisa dievaluasi dan dipergunakan sebagai oijakan

untuk penerapan tekhnik dan perbaikannya.

Disisi lain pemahaman seseorang terhadap suatu hal disamping

dipengaruihi oleh banyak hal juga akan membawa pengaruh pada banyak hal

pula yang termasuk pula sikap prilaku dalam kehidupan seseorang. Dari sini

terlihat jelas keterkaitan banyak hal dalam pembentukan diri seseorang yang

membawa dampak pula pada banyak hal terhadap sikap mental seseorang.

Pembahasan ini disangkutkan pada masalah pemahaman keagamaan yang

dikaitkan dengan perilaku keagamaan dimaksudkan untuk membatasi dan

memfokuskan kajian agar tidak biasa dalam kajian ini, di samping pula karena

pemahaman keagamaan akan meliputi wilayah pembahasan yang cukup luas

dan bervariasi, sedangkan sikap tindakan seseorang juga dibentuk oleh

5
. Drs. M. Ngalim Poerwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Roesadakarya,
Bandung, 1996,hlm. 17.

4
berbagai sistem nilai dan pemahaman agama seseorang. Nilai nilai yang ada

pada seseorang dipengaruhi oleh adat istiadat, etika, kepercayaan dan agama

yang dianutnya. Semua itu mempengaruhi sikap, pendapat dan pandangan kita,

yang selanjutnya tercermin dalam cara-cara kita bertindak dan bergtingkah

laku.6

SMA Muhammadiyah 3 Kedungadem merupakan sekolah yag

mengajarkan mata pelajara wajib yaitu Pelajaran Pendidikan Agama Islam,

termasuk terdapat banyak kegiatan keagamaan di sekolah tersebut diantaranya

sholat dhuha, hafalan al-Qur’an, Sholat Dhuhur berjama’ah dan kegiatan yang

lain. Disamping itu ada ekstrakurikuler Muhadhoroh yang tujuannya untuk

melatih siswa dalam menyampaikan materi Agama secara khusus, dan

memberikan pemahaman agama kepada seluruh siswa secara umum.

Diharapkan kegiatan itu dapat memberi pegaruh terhadap perilaku keagamaan

mereka.7

Dari pemaparan diatas peulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “ Pengaruh Antara Tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam

Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa SMA Muhammadiyah 03

Kedungadem Bojonegoro ” guna mendapatkan gambaran hubungan antara

tingkat pemahaman pendidikan agama Islam terhadap perilaku keagamaan

siswa di SMA Muhammadiyah 3 Kedungadem Bojonegoro.

B. RumusanMasalah

6
M. Ngalim Poerwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Roesadakarya,
Bandung, 1996, hlm. 164.
7
Observasi awal di SMA Muhammadiyah 3 Kedungadem, tanggal 03 Januari 2023

5
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka permasalahan penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat pemahaman pendidikan Agama Islam siswa

SMA Muhammadiyah 03 Kedungadem ?

2. Bagaimanakah perilaku keagamaan siswa SMA Muhammadiyah 03

Kedungadem?

3. Adakah pengaruh tingkat pemahaman pendidikan agama Islam terhadap

perilaku keagamaan siswa SMA Muhammadiyah 03 Kedungadem?

C. Penegasan Judul

Untuk menghindari pengertian yang bias maka perlu penulis

tegaskan beberapa istilah penting dalam judul sebagai berikut :

1. Pengaruh :

Pengaruh menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah daya yang ada

atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

2. Pemahaman :

Kata pemahaman merupakan kata jadian yang bersal dari kata dasar

“Paham” yang artinya : mengerti atau memahami. 8Kemudian mendapat

awalan Pe dan akhiran An yang dalam tata bahasa Indonesia berarti

menjadi kata benda abstrak jadian yang memiliki pengertian sesuatu

yang dimengerti, ditangkap, dan dipahami seseorang.

8
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1989, hlm. 407.

6
3. Pendidikan Agama Islam :

Pendidikan Agama adalah usaha secara sistematis dan pramatis dalam

membentuk anak didik agar supaya merka hidup sesuai dengan ajaran

agama. 9

4. Perilaku keagaman :

Kata “Perilaku keagamaan” merupakan suatu frase yang masing masing

adalah : perilaku, tingkah laku, kelakuan; perbuatan pengertiannya


10

berasal dari kata agama artinya :

Tuntunan Tuhan yang mendorong seseroang yang berakal untuk

memegang tuntunan tersebut dengan kehendaknya sendiri untuk

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.11

Selanjutnya kata agama tersebut memperoleh awalan Ke dan akhiran

An yang artinya menjadi kata benda abstark jadian yang berarti

keagamaan yang berkenaan dengan nilai-nilai agama.

Jadi perilaku keagamaan adalah segenap tingkah laku, kelakuan atau

perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma agama.

5. SMA Muhammadiyah 03 Kedungadem :

SMAM 03 Kedungadem adalah nama suatu institusi pendidikan tingkat

SLTA yang berada dalam lingkup penyelenggaraan oleh Dinas

Pendidikan yang berada di kecamatan Kedungadem kabupaten

Bojonegoro.

9
Suhairiny dkk. Metode Khusus Pendidikan Agama, IAIN SA, Malang, 1977, hlm. 12.
10
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia., hlm. 738.
11
KH. Thohip Thohir Abdul Muin, Ilmu Kalam, Wijaya Jakarta, 1966.,hlm. 121.

7
Demikianlah sejumlah istilah penting yang penulis rasa perlu

untuk dijelaskan sehingga pengertian keseluruhannya dalam judul

tersebut adalah: sebagai sebuah kegiatan akademis dalam bentuk kajian

atau penelitian terhadap kemungkinan adanya pengaruh dari tingkat

pemahaman agama siswa terhadap perilaku keagamaan pada siswa

SMA Muhammadiyah 03 Kedungadem.

D. Alasan Pemilihan Judul

Dalam penulisan judul sebagaimana disebutkan di depan didasarkan pada

alasan-alasan sebagai berikut :

1. Adanya tingkat pemahaman keagaaman siswa yang beragama Islam dan

di pengaruhi oleh banyak faktor yang patut untuk dikaji.

2. Adanya perilaku keagamaan siswa yang banyak faktor yang

mempengaruhi dan menentukannya yang menarik untuk diungkap dan

dipelajari.

3. Adanya kemungkinan pengaruh dari tingkat pemahaman pendidikan

agama terhadap perilaku keagamaan yang terdapat pada siswa SMAM

03 Kedungadem yang perlu diungkap tingkat pengaruh tersebut serta

dikajinya secara seksama.

Demikianlah sejumlah alasan yang mendorong pada kajian dengan judul

sebagaimana didepan.

E. Tujuan Penulisan

8
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka peneliti memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pemahaman Pendidikan

Agama Islam Siswa SMAM 03 Kedungadem.

2. Untuk mengetahui bagaimanakah perilaku keagamaan siswa SMAM 03

Kedungadem.

3. Untuk mengungkap ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari tingkat

pemahaman pendidikan agama siswa terhadap perilaku keagamaan

siswa SMAM 03 Kedungadem.

F. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat bagi:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber rujukan atau dasar

pijakan sehingga penelitian yang dilakukan tersebut menghasilkan

pengetahuan yang lebih lengkap.

2. Bagi guru

Memperkaya strategi pembelajaran dan bahan informasi serta

pengetahuan dapat dijadikan alternatif .

3. Bagi siswa sekolah menengah atas

Membantu siswa meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

serta mampu menumbuhkan karakter yang luhur serta perilaku

keagamaan siswa SMAM 03 Kedungadem.

4. Bagi Sekolah

9
Sebagai sumbangan pemikiran tindakan kelas untuk memajukan

sekolah dari segi kualitas sehingga menjadi lembaga pendidikan yang

dipercaya.

5. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pengetahuan

tentang pendidikan karakter yang sangat berguna dalam mencerdaskan

masyarakat.

6. Bagi STIT Muhammadiyah Bojonegoro

Menjadikan pembelajaran yang berharga dalam rangka

memajukan pendidikan agama islam bagi para mahasiswa sebagai

anak didik untuk menuju masa depan.

G. Hipotesa

Sesuai dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan alasan

penulisan ini dan dengan memeperhatikan kemungkinan baik teoritik maupun

kenyataan lapangan, maka diajukanlah hipotesa sebagai berikut :

1. Ha: Bahwa terdapat pengaruh antara tingkat pemahaman pendidikan agama

Islam terhadap perilaku keagamaan siswa SMA Muhammadiyah 03

Kedungadem.

2. Ho: Bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat pemahaman pendidikan

agama Islam terhadap perilaku keagamaan siswa SMA Muhammadiyah 03

Kedungadem

10
Demikianlah sejumlah hipotesa yang penulis ajukan. Selanjutnya

penelitian ni berupaya untuk membuktikan apakah hipotesa tersebut benar atau

ditolak yang nanti akan terungkap setelah baik kerangka teoritik serta data

lapangan da analisa dilakukan yang kemudian disajikan kesimpulan-

kesimpulan yang merupakan bagian akhir dalam penulisan nanti.

H. Metode Pembahasan

Dalam penelitian ini bahwasanya berdasarkan hasil pengutipan,

pengambilan dan penelitian yang menjadi sumber didalam membahas

permasalahan dalam hal ini penulis menggunakan metode pembahasan sebagai

berikut:

1. Metode Induktif

Induktif adalah pengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan

pengetahuan yang diperoleh dari fakta-fakta khusus. Metode berpikir

induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari

hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan di fenomena yang

diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi

adalah bentuk dari metode berpikir induktif.12

2. Metode Deduktif

Deduktif merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari

alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses

12
Dirga Harya Putra, “Induksi dan Deduksi”,
https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/03/08/induksi-dan-deduksi/, diakses pada Sabtu 8
April 2023 pukul 11.49 WIB.

11
pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan

yang benar dan valid.13

I. Sistematika Pembahasan

Dalam skripsi ini, penulisan akan menjabarkan tulisan dalam empat BAB

yaitu :

BAB I Tentang pendahuluan yang berisi: latar belakang masalah, rumusan

masalah, penegasan judul, tujuan alasan pemilihan judul, hipotesa, metode

penelitian dan sistematika penulisan. Dari Bab pendahuluan inilah dijelaskan

pokok-pokok penulisan yang mendasar pada karya ini.

BAB II Tentang landasan teori yang berisikan tentang sejumlah teori yang

melandasi penulisan ini yang menyangkut variabel-variabel utama seperti

masalah Tingkat pemahaman Pendidikan Agama dan perilaku Keagamaan

serta keterkaitan pengaruh antara keduanya.

BAB III Tentang laporan hasil Penelitian. Pada bab ini dikupas berbagai

hal yang berkenaan dengan kajian lapangan baik yang menyangkut persiapan,

metode, populasi, sampel serta penyajian data yang diperoleh dan analisa data

sekaligus.

BAB IV Tentang kesimpulan dan saran. Bab ini juga disebut sebagai bab

penutup yang berisi tentang sejumlah kesimpulan yang bisa ditarik dan saran-

saran yang penulis ajukan dari hasil kesimpulan itu.

Demikianlah sistematika penulisan dalam karya ini dan di dibagian

belakang penulisan ini dilengkapi pula sejumlah lampiran yang diperlukan.

13
Dirga Harya Putra, Induksi, https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/03/08/induksidan-
deduksi/.

12

Anda mungkin juga menyukai