NIM : 2012354023
Oleh karena itu, perlu ditelusuri teori-teori psikologi tentang pendidikan agama yang dapat
mengubah keyakinan religius menjadi lebih baik dan lebih benar. Masyarakat santri bukanlah
masyarakat muslim yang tinggal di pesantren atau pernah belajar di pesantren. Masyarakat
santri adalah kaum muslimin yang taat menjalankan lima rukun Islam, mengikuti pengajian-
pengajian untuk memperdalam ilmu mereka tentang agama, dan mementingkan pendidikan
Islam bagi diri, keluarga, dan masyarakatnya. Adapun kaum priyayi dan abangan adalah orang
Islam juga, tetapi kurang taat dalam menjalankan agama.
Jika kita menelusuri sejarah PT di Indonesia, kita dapat meringkas adanya dua pandangan
kontradiktif dari para tokoh pendidikan tentang PAI di PT. Alasannya, negara wajib menjaga
keberagamaan para warganya, termasuk menjaga keberagamaan para mahasiswa yang sedang
belajar di PT. Alasannya, agama merupakan urusan pribadi, keluarga, dan institusi
keagamaan . Negara tidak perlu ikut campur dalam urusan agama.
Secara psikologis ada manusia yang teis dan ada yang ateis. Artinya, secara konseptual ada
manusia yang teis, ateis, dan setengah teis-ateis. Realitasnya kelompok teis mengajak yang lain
agar menaati Tuhan. Implikasinya, kelompok teis berusaha menyelenggarakan pendidikan
agama, sedangkan kelompok ateis.
12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang berisi antara lain penegasan bahwa di PT
wajib diajarkan mata kuliah pendidikan agama secara mandiri. Islam sering dimaknai dengan
damai. Pendapat pertama menyatakan, pembelajaran PAI di PT perlu kaya dengan
«substansi». Mahasiswa harus dibekali dengan sebanyak-banyaknya maten PAI.
Pro-kontra tentang perlu atau tidak perlunya PAI diajarkan di PT mungkin hingga sekarang
masih terjadi. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa Anda ajukan adalah sebagai berikut. Pertanyaan
berikutnya tentang substansi materi dan pendekatan pembelajaran PAI di PT. Namun, ketika
selesai kuliah PAI mahasiswa tidak bisa autodidak untuk mendalami ajaran agama, kecuali
hanya bagi beberapa mahasiswa yang memang memiliki dasar dan minat yang besar untuk
mendalami agama.
Oleh karena itu, bagaimanakah caranya agar mahasiswa memiliki keterampilan untuk belajar
secara autodidak dan dengan cara yang mudah untuk mendalami pengetahuan mereka tentang
agama? Pertanyaan inilah yang harus dijawab!.
1) Menggali Sumber Psikologis, Sosial-Budaya, Historis, dan Yuridis tentang Perlunya PAI
Diajarkan di PT
Fenomena seperti ini dikenal dengan istilah konversi agama. Terjadinya konversi ini
secara teoritis karena ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, terutama pendidikan
agama. Orang-orang yang mengalami konversi agama banyak yang mengalami
perubahan menuju ketaatan beragama setelah sebelumnya tidak taat atau melakukan
dosa-dosa dan kesalahan. Arti lain dari konversi adalah «pindah», yakni pindah dari
satu agama ke agama lain .
Dalam kasus konversi agama sering terjadi muncuinya kegelisahan pada orang yang
mengalaminya. Terdapat lima tahapan konversi agama seperti berikut.
1) Tahap pertama masa tenang l. Pada masa ini seseorang merasa tenang
dengan ketidaktaatannya (terhadap agama yang dianutnya), tenang dengan
agama yang dipeluknya, dan tenang dengan mazhab / keyakinannya;
2) Tahap kedua masa gelisah I. Mungkin karena factor internal pencarian
terhadap kebenaran, atau karena dakwah pemuka agama (termasuk dosen
agama) dan ajakan orang-orang dekat (saudara atau kawan), atau karena
faktor gabungan dari kedua-duanya, seseorang mulai memikirkan keyakinan
baru, agama baru, atau mazhab baru. Dia mulai mempelajan keyakinan,
agama, atau mazhab baru itu. Dia pun menjadi gelisah antara menerima atau
menolak keyakinan, agama, atau mazhab baru itu;
3) Tahap ketiga masa konversi. Jika motivasi ke arah keyakinan, agama, atau
mazhab baru itu lebih kuat, maka orang itu akan melakukan konversi;
4) Tahap keempat masa gelisah 11. Setelah terjadi konversi, orang akan
gelisah lagi. Dia menguji terus proses konversinya. Dia pun memikirkan
hubungan dirinya dengan orang-orang lama yang dicintainya. Dia pun
berpikir, jika orang-orang yang dicintainya mengetahui bahwa dirinya telah
berubah keyakinan, agama, atau mazhab, maka mungkin orang-orang yang
dicintainya itu akan meninggalkannya. Tidak menutup kemungkinan
bahkan dia akan dimusuhinya;
5) Tahap kelima masa tenang ll. Seseorang yang melakukan konversi agama
itu akhimya memutuskan bahwa keyakinan, agama, atau mazhab baru inilah
yang benar dan lebih baik. Dia menjadi tenang dan siap menerima risiko
yang menimpa dirinya serta sanggup mengatasinya.
b) Menggali Sumber Sosial-Budaya tentang PerlunyaPembelajaran PAI di PT
Masyarakat muslim umumnya menghendaki PT-PT di Indonesia sejalan dengan
budaya bangsa yang religius. Masyarakat tidak mengharapkan PT sebagai «menara
gading» yang jauh dari kehidupan masyarakat. Budaya beragama dalammasyarakat
harus merembes juga ke dalam lingkungan PT, yang berarti pendidikan agama juga
menjadi kajian di lingkungan PT. Santri bukanlah masyarakat yang tinggal di
pesantren atau pernah belajar di pesantren, melainkan masyarakat muslim yang taat
menjalankan ajaran Islam.
Mereka yang lebih taat beragama bahkan mencoba menjadikan agama Islam dalam
seluruh manifestasi hidup mereka. Adapun masyarakat muslim biasa adalah
masyarakat muslim yang kurang taat menjalankan ajaran Islam. Mereka
mengucapkan dua kalimat syahadat sekurang-kurangnya ketika jjab-kabul dan
menjalankan ibadah haji bagi yang mampu. Kemudian ketika ada keluarganya yang
meninggal dunia, biasanya mereka mengadakan selamatan dengan pengajian.
Di sisi lain program ini dimaksudkan pula untuk membekali para mahasiswa yang
berlatar belakang minim dalam pengetahuan agama, karena minimnya juga
pembelajaran agama dalam kurikulum PT, Bersamaan dengan itu muncul juga
pesantren-pesantren kilat yang dibanjiri oleh para pelajar dan mahasiswa
peminat. Konsekuensinya pendidikan agama dibatasi pula yaitu hanya 2 SKS
sepanjang mahasiswa menempuh program pendidikan S1, dengan catatan rektor PT
boleh menambahkan jumlah SKS untuk pendidikan agama. Oleh karena
itu, beberapa PT menyelenggarakan pendidikan agama lebih dari 2 SKS.
d) Menggali Sumber Yuridis tentang Perlunya Pembelajaran PAI di PT
Eksistensi mata kuliah PAI di PT (dan mata pelajaran PAI di sekolah) memiliki
landasan filosofis dan yuridis yang sangat kuat. Landasan filosofis PAI berpijak pada
Pancasila, terutama sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Adapun secara
yuridis berpijak pada ketentuan perundang- undangan yang berlaku Sumber yuridis
penyelenggaraan PAI di PT sebagai berikut.
1. Pancasila;
2.UUD 1945 (hasil amandemen);
3.UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas);
4.UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025;
5. PP No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-
2014;
6. PP No. 19 Tahun 2005, sebagaimana diubah dengan PP No. 032 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan;
7.UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
I. Menggali Model Pendekatan / Metode Pembelajaran PAl di PT
Sebelum menggali sumber metodologis, kita perlu menggali terlebih dahulu makna
Islam. « Melihat akar katanya, kata »Islam« mengandung makna- makna
berikut. Pertama, berserah diri atau tunduk patuh, yakni berserah diri atau tunduk
patuh kepada Allah dengan cara mengikuti petunjuk, bimbingan, dan teladan dari
Rasulullah. « Artinya, Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah
Rasulullah serta Ulil Amri di Kedua, menciptakan rasa damai.
» » Adapun jenis kematian sangat bergantung kepada jalan hidup yang dipilihnya di
dunia. Berdasarkan akar kata ,Islam tersebut, maka setiap orang yang meyakini dan
mengamalkan aslama, salam, dan salamah dapat disebut beragama Islam. Atas dasar
akar kata itu pula, maka semua nabi / rasul membawa agama yang sama, yakni
Islam . « Berfirman, »Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama
Allah, padahal kepada-Nya-lah asiama segala apa yang ada dilangit dan di
bumi, baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada Allah-lah mereka
dikembalikan.
Adapun secara istilah atau terminologis, Islam' adalah agama yang diturunkan oleh
Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. menyampaikan agama Islam itu kepada
umatnya melalui pengajaran, bimbingan, dan teladan. Dosen PAI harus
menyuguhkan materi pembelajaran agama secara luas dan mendalam.
Mahasiswa tidak perlu dibekali materi keagamaan yang banyak. Dosen PAI cukup
menyuguhkan substansi materi yang paling dasar dan inti saja. Tugas utama dosen
PAl adalah memberikan keterampilan kepada mahasiswa tentang cara-cara atau
pendekatan yang paling tepat untuk memahami dan mengimplementasikan ajaran
agama.
a. Pendekatan Substansi Ajaran
Pendekatan substansi secara garis besarnya terdiri dan tiga pendekatan, yakni: kajian
Al-Quran dan sejarah Islam, kajian disiplin ilmu dan isi I ajaran, dan kajian
implementasi "Kaidah Lima".
I. Pendekatan Kajian Al-Quran dan Sejarah Islam Ali Syari ati menegaskan bahwa
ada dua metode fundamental untuk memahami Islam secara benar. Syariati
menegaskan bahwa pemahaman dan pengetahuan tentang «AI-Quran» sebagai
sumber dari segala ide-ide Islam, dan pengetahuan serta pemahaman «sejarah
Islam» sebagai sumber segala peristiwa yang pernah tenjadi dalam masa yang
berbeda adalah dua metode fundamental untuk mencapai suatu pengetahuan
tentang Islam yang benar dan ilmiah. Syariati menyadari bahwa tingkat
pengetahuan dan pemahaman terhadap kedua metode itu, Al-Quran dan Sejarah
Islam, di kalangan orang muslim pada umumnya sangat rendah. Implikasi dari
yang dikatakannya itu adalah bahwa untuk memahami Islam secara tepat kedua
sumber asli tersebut harus dikaji secara komprehensif.
Mukti Ali menyebutkan bahwa kedua metode yang diajukan Syari ati adalah
fundamental untuk memahami Islam secara tepat. Tentang kedua metode
tersebut Mukti Ali mengungkapkan, «Inilah kedua metode yang harus kita
gunakan untuk mempelajari Islam. Namun, sayang sekali bahwa studi Al- Quran
dan studi Sejarah Islam adalah sangat lemah di negeri kita, juga di dunia
Islam. Kenyataannya, kedua studi itu hanya berada di pinggiran saja dari
kelompok studi Islam.» Kajian terhadap Al-Quran merupakan pendekatan yang
sangat fundamental selain kajian terhadap Sejarah Islam.
II. Akidah merupakan dimensi Islam yang berhubungan dengan keimanan. Syariat
merupakan dimensi Islam yang berhubungan dengan ketentuan hubungan
manusia dengan Allah, saudara seagama, saudara sesame manusia, serta
hubungan dengan alam besar dan kehidupan. Disiplin ilmu agama meliputi |Imu
Tafsir dan 'Ulumul Qur'an, llmu Hadis dan 'Ulumul Hadits, Perbandingan
Mazhab dan Ushal Fiqh, Teologi dan Tasawuf, Sejarah Islam dan Filsafat
Sejarah Al-Quran, Akhlak Islam dan Falsafah Akhiak, dan Teosofi yang masih
asing di kalangan para pelajar agama sekalipun. Metode yang tepat untuk
menjawab masalah ini adalah ilmu fardhu ain-nya A-Ghazali.
II. Mereka adalah perusak agama. Demikian juga sikap inklusif terhadap
mazhab, pemikiran, dan keyakinan yang berbeda termasuk dalam kategori
menjaga agama. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa «tinta» ulama jika
ditimbang dengan «darah» syuhada , maka lebih berat tinta ulama. Hadis ini
menunjukkan betapa tingginya kedudukan ulama di sisi Allah Swt., melebihi
kedudukan para syuhada.
Mereka telah menjual nyawanya demi menegakkan kalimat Allah, agama Islam.
Kaidah ini menghendaki agar kita beramal didasari oleh «niat» karena Allah , yakni
niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk Allah semata . Bagaimana pun
bagusnya suatu amal tetapi jika didasari niat buruk , maka rusaklah amal itu di sisi
Allah Swt. Dengan kaidah ini, sudah berwudu adalah suatu keyakinan, sedangkan
berkentut adalah suatu keraguan. Putusan yang harus Anda pilih adalah «Anda sudah
berwudu dan tidak berkentut!» Ketiga, Al-Masyaqqatu tajlibut-taysir .
Dar kaidah inilah munculnya rukhsah . Adapun factor yang membuat sukar adalah
bepergian, sakit, terpaksa, lupa, ketidakmampuan, dan kesukaran-kesukaran
lainnya. Kaidah ini sangat berperan dalam muamalah , jinayah , dan
munakaaat . Kelima adalah Al-'Adatu mubakkamah .
a) Tokoh referensi. Siapakah tokoh yang dijadikan referensi utama oleh mazhab-mazhab
lslam, selain Nabi Muhammad saw. sebagai rujukan utama?
b) Imam pada zaman sekarang. Adakah pada zaman sekarang ini imam (dalam arti ulama
yang mewarisi ilmu nabi)? Contoh, Islam Suni mengatakan tidak ada imam, sedangkan
Islam Syiah mengatakan ada.
c) Al-Quran. Adakah pada zaman sekarang ulama yang dapat benar-benar memahami
Al-Quran sebagaimana pemahaman Nabi Muhammad saw. terhadap Al- Quran? Dan
seterusnya,
Mata kuliah PAI di PT wajib diajarkan sebagai mata kuliah mandin, diajarkan oleh dosen
yang seagama dengan mahasiswa, dan diajarkan oleh dosen yang memenuhi syarat
kompetensi sebagai dosen PAI yang profesional. Makna Islam adalah agama yang
diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril alaihis
salam; kemudian Nabi Muhammad saw. menyampaikan agama Islam itu kepada umatnya
melalui pengajaran, bimbingan, dan keteladanan. Agama Islam model ini berlaku hingga
akhir zaman, yang ajaran aslinya dilestarikan oleh ulama pewaris nabi . Agama Islam model
inilah yang perlu diajarkan di PT. Mata kuliah PAI di PT memiliki landasan
psikologis, sosial- budaya, historis, filosofis-ideologis, dan yunidis formal yang sangat
kuat. Secara filosofis-ideologis dan yuridis formal, PAI di PT memiliki landasan yang
sangat kokoh. Dasar negara dan ideologi bangsa Pancasila, khususnya sila pertama
Pancasila memayungi agama dan kehidupan bangsa yang religius. UU Sistem Pendidikan
Nasional bab Il pasal 3 menegaskan, tujuan pendidikan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,dan seterusnya. UU No. Mahasiswa tidak perlu dibekali materi
keagamaan yang banyak. Dosen PAI cukup menyuguhkan substansi materi yang paling
dasar dan inti saja. Adapun pengembangannya diserahkan untuk digali oleh
mahasiswa. Oleh karena itu, yang terpenting bagi dosen PAI adalah memberikan
keterampilan kepada mahasiswa tentang cara-cara atau pendekatan yang paling tepat untuk
memahami dan mengimplementasikan ajaran agama. Sebelum memutuskan pendekatan
yang lebih baik terlebih dahulu perlu disadari bahwa sumber utama pembelajaran PAI
adalah Al-Quran dan hadis. Kitab Al-Quran sangat tebal, yaitu terdin dari 6.136 ayat.