Perlunya Pembelajaran PAI di PT Sumber Psikologis Perlunya Pembelajaran PAI di PT • Terdapat 2 pandangan yang berbeda mengenai PAI di PT : 1. PAI perlu diajarkan di PT : Perguruan Tinggi wajib menjaga keberagaman para mahasiswa yang sedang belajar di PT. 2. PAI tidak perlu dijarkan di PT : agama merupakan urusan pribadi, keluarga, dan institusi keagamaan : masjid, pesantren dan organisasi keagamaan. PT tidak perlu ikut campur dalam urusan agama. • Secara konseptual ada manusia teis, ateis dan setengah teis- ateis. • Masing-masing kelompok berusaha untuk saling mempengaruhi. • Kelompok teis menganjurkan dan mengajak manusia menyembah dan menaati Tuhan. Berusaha menyelenggarakan pendidikan agama. • Kelompok ateis mengajak manusia untuk tidak Bertuhan atau meninggalkan Tuhan. Menolak bahkan menghalang-halangi penyelenggaraan pendidikan agama. • Kelompok teis-ateis tidak peduli dengan agama, atau mengikuti secara pasif kelompok pemenang. • Arti lain dari Konversi adalah “pindah”, yakni pindah dari satu agama (yang dianggap salah) ke agama lain (yang dianggapnya benar). • Konversi dalam internal seagama adalah berpindah dari satu mazhab (yang dipandang keliru atau kurang lengkap) berubah menjadi penganut ke mazhab lain (yang dipandang benar/lengkap/sempurna) • Terdapat 5 tahapan konversi agama : 1. Tahap pertama masa tenang I : pada masa ini seseorang merasa tenang dengan ketidak taatannya (terhadap agama yang dianut), tenang dengan agama yang dipeluknya, dan tenang dengan mazhab/keyakinannya. 2. Tahap kedua masa gelisah I : karena adanya faktor internal atau faktor eksternal, atau faktor gabungan antara keduanya, seseorang mulai memikirkan keyakinan baru, agama baru, atau mazhab baru. Gelisah menerima atau menolak keyakinan, agama, atau mazhab baru tersebut. 3. Tahap ketiga masa konversi : Jika motivasi ke arah keyakinan, agama, atau mazhab baru lebih kuat maka orang akan melakukan konversi. 4. Tahap keempat masa gelisah II : setelah konversi orang akan gelisah lagi, dan akan terus menguji proses konversinya. Berfikir orang yang dicintainya akan meninggalkan dan memusuhinya karena mengetahui dirinya berubah keyakinan, agama, atau mazhab. 5. Tahap kelima masa tenang II : orang yang melakukan konversi agama itu akhirnya memutuskan bahwa, keyakinan, agama, atau mazhab baru ini yang benar dan lebih baik dan siap menerima risiko serta sanggup mengatasinya. Menggali Sumber Sosial Budaya Tentang Perlunya Pembelajaran PAI di PT • Masyarakat pada umumnya menghendaki PT-PT di Indonesia sejalan dengan budaya bangsa yang religius. • Masyarakat tidak mengharapkan PT sebagai “menara gading”. • Secara teoritis masyarakat muslim di Indonesia dapat dipilah menjadi 2 sub-kultur : 1. Santri : bukan masyarakat yang tinggal di pesantren atau pernah tinggal di pesantren, melainkan masyarakat muslim yang taat menjalankan ajaran Islam. 2. Masyarakat muslim biasa (bukan santri) : masyarakat muslim yang kurang taat menjalankan ajaran Islam. Hanya menjalankan rukun Islam yang pertama dan yang terakhir. • Serendah-rendahnya tingkat keberagamaan masyarakat Indonesia mereka tetap mementingkan agama dan pengamalan ajaran agama. Semakin tampak pada perubahan beragama generasi sekarang dengan generasi sebelumnya. • Sejak tahun 1990-an terjadi perubahan drastis dalam keberagamaan Banyak pelajar dan mahasiswa yang berlatar belakang keluarga muslim biasa, akhirnya menjadi muslim santri. • Perubahan melalui “revolusi” pembelajaran agama melalui tutorial agama di kampus, pesantren kilat, berdirinya masjid-masjid, TPA, Pembudayaan jilbab, berdirinya sekolah-sekolah Islam berkelas, serta membludaknya jamaah haji. • Pada tahun 2006 dan 2009 pernah dilakukan penelitian tentang corak berfikir keagamaan mahasiswa aktivis Islam, hasilnya cukup mengagetkan, hasil penelitian Munawar Rahmat (2006) di sebuah perguruan tinggi di Bandung serta hasil penelitian Syahidin dan Munawar Rahmat (2009) pada beberapa perguruan tinggi, menunjukan bahwa mahasiswa aktivis Islam cenderung memiliki corak berfikir yang eksklusif. Sedikit sekali mahasiswa aktivis Islam yang memiliki corak berfikir yang inklusif, terlebih- lebih lagi yang liberal. Menggali Sumber Historis Tentang Perlunya Pembelajaran PAI di PT • Secara historis bangsa Indonesia memiliki dua sistem pendidikan : – Pesantren : model pendidikan asli bangsa Indonesia. – Sekolah : model pendidikan yang diadopsi dari penjajah Belanda. • Masing-masing model pendidikan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing : – Pesantren : • keunggulan = kaya dalam pengembangan keberagamaan dan moralistas. • kelemahan = lemah dalam pengembangan ilmu dan teknologi. – Sekolah : • keunggulan = kaya dalam pengembangan ilmu dan teknologi • kelemahan = lemah dalam pengembangan keberagamaan dan moralistas. • Yang ideal adalah menggabungkan keunggulan dari kedua model pendidikan tersebut sekaligus mengurangi kelemahan masing-masing. • Berdasarkan sejarah pendidikan pada bangsa-bangsa muslim, kaum muslimin pernah menjadi bangsa yang paling maju di dunia. • Para pendidik dan pelajar muslim pada masa keemasan Islam tidak pernah memisahkan agama dari pendidikan sains dan teknologi. • Para ilmuwan dan teknolog muslim pada masa kejayaan Islam adalah para ilmuwan dan teknolog yang memahami ajaran Islam secara luas dan mendalam. • Pengalaman sejarah, dalam mengembangkan misi dakwah, para kiai mendirikan perguruan tinggi dilingkungan pondok pesantren, para ulama yg tidak memiliki pondok pesantren menidirikan madrasah dan sekolah-sekolah Islam (sekolah, madrasah dan perguruan tinggi) yang diperkaya dengan pendidikan Islam • KH. Ahmad Dahlan (pendiri persyarikatan Muhammadiyah) mendirikan model sekolah kolonial yang diperkaya dengan pendidikan agama Islam. • Gagasan KH. Ahmad Dahlan kemudian dikembangkan oleh para pelanjutnya dengan dengan mendirikan perguruan tinggi yang diperkaya dengan pendidikan Islam. • Perguruan Tinggi Al Ma’arif (lembaga pendidikan yang didirikan oleh NU) serta perguruan-perguruan Islam lainnya selalu memiliki ciri khas menggabungkan keunggulan model sekolah dengan pesantren. • Setelah Indonesia merdeka, sekolah-sekolah kolonial otomatis berubah menjadi milik pemerintah Indonesia dan menerapkan pendidikan agama pertama kali diajarkan di SD kelas 1-3, dilingkungan masyarakat yang kental dengan agama, atas usulan dari para ulama dan tokoh pendidik muslim. • Masa transisi dari orde lama ke orde baru, pengaruh ulama dan tokoh- tokoh muslim menjadi penguat. MPRS th 66 berhasul memasukkan pendidikan agama dalam kurikulum nasional. menetapkan pendidikan agama wajib diajarkan di sekolah2 pemerintah dari SD - Perguruan Tinggi. • Menjelang th.80-an wacana untuk menghilangkan pendidikan agama dari kurikulum PT kembali mencuat, guna mengantisipasinya para aktivis Islam kampus membuka program tutorial agama Islam di masjid-masjid kampus. bersama itu muncul pesantren-pesantren kilat yang dibanjiri para pelajar dan mahasiswa. • Pada tahun 83 an pemerintah menetapkan sistem SKS dengan membatasi jumlah SKS pada S1,S2, S3, Konsekuensinya pendidikan agama dibatasi hanya 2 SKS untuk S1, dengan catatan rektor PT boleh menambah jumlah SKS untuk pendidikan agama. Oleh karena itu beberapa PT menyelenggarakan pendidikan agama lebih dari 2 SKS Menggali Sumber Yuridis Perlunya Pembelajaran PAI di PT. • Landasan filosofis PAI : Pancasila, Sila Pertama. • Secara yuridis : ketentuan UU yang berlaku. • Sumber yuridis penyelenggaraan PAI di PT : 1. Pancasila. 2. UUD’45 (Amandemen). 3. UU No.20 Th. 2003, Tentang Sisdiknas. 4. UU No.17 Th. 2007, Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. 5. PP No.19, Th, 2005 sebagaimana diubah dengan PP No.032, Th. 2013, Tentang Standar Nasional Pendidikan 6. UU No.12, Th, 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pengertian Islam • Secara lughawi atau etimologis, kata Islam berasal dari tiga akar kata, yakni : a) aslama : berserah diri atau tunduk patuh. b) salam : damai atau kedamaian c) salamah : selamat atau keselamatan. • Melihat akar katanya, kata Islam mengandung makna-makna berikut : 1. Berserah diri atau tunduk patuh. 2. Menciptakan rasa damai. 3. Menempuh jalan yang selamat. • Secara teoritis dan empiris terdapat dua model pendekatan/metode pembelajaran PAI di PT : 1. Menonjolkan substansi Ajaran. a. Pendekatan Kajian Al-Qur’an dan sejarah Islam. b. Pedekatan Disiplin Ilmu dan Kajian Isi/ajaran. ajaran islam terdiri tiga disiplin : akidah, syariat, dan akhlak. disiplin ilmu agama : Tafsir dan ulumul Qur’an, Ilmu Hadits dan ulumul Hadits, Perbandingan mazhab dan ushul fiqih, Teologi dan tasawuf, sejarah Islam, dll. c. Pendekatan tentang Tujuan Didatangkannya Syariat Islam Menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, menjaga harta. 2. Pendekatan Proses Pembelajaran Agama. a. Studi implementasi Kaidah Lima. 1) Al-Umüru bi maqashidiha (segala urusan tergantung kepada tujuannya) 2) Al-Yaginu là yuzalu bisy-syak (keyakinan tidak dapat dihapus dengan keraguan) 3) Al-Masyaqqatu tajlibut-taysir (kesukaran itu menarik kemudahan). Dari kaidah inilah munculnya rukhsah (rukhshah) (kemudahan yang meringankan) 4) Adh-Dharáru yuzälu (kemudaratan itu harus dilenyapkan dihilangkan) 5) Al-Adatu muhakkamah (Adat Kebiasaan itu ditetapkan sebagai hukum) b. Metodologi Tipologi Agama Metode "tipologi" dikembangkan oleh Ali Syari'ati untuk memahami tipe, profil, watak, dan misi agama Islam.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita