Anda di halaman 1dari 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri berdampak pada


peningkatan mobilitas masyarakat. Kondisi ini menyebabkan peningkatan
kejadian kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu-lintas merupakan pembunuh
nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. Setiap tahun sekitar
60 juta penduduk Amerika Serikat mengalami trauma dan 50% diantaranya
memerlukan tindakan medis, dimana 3,6 juta (12 %) diantaranya membutuhkan
perawatan di Rumah Sakit. Diantara pasien fraktur tersebut terdapat 300 ribu
orang menderita kecacatan yang bersifat menetap sebesar 1% sedangkan 30%
mengalami kecacatan sementara. 1
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi
akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan
biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Femur merupakan tulang
terkeras dan terpanjang pada tubuh, oleh karena itu butuh kekuatan benturan yang
besar untuk menyebabkan fraktur pada femur. Insiden fraktur femur sebesar 1-2
kejadian pada per 10.000 jiwa penduduk setiap tahunnya. Kebanyakan penderita
berusia produktif antara 25 – 65 tahun, laki-laki lebih banyak menderita terutama
pada usia 30 tahun. Penyebab fraktur sangat bervariasi, baik akibat kecelakaan
ketika mengendarai mobil, sepeda motor, dan kecelakaan ketika rekreasi. Fraktur
femur dapat menyebabkan pasien jatuh ke dalam syok. Oleh karena itu insidensi
fraktrur femus harus segera ditangani sebagai suatu kegawat daruratan.1
Sindrom emboli lemak (FES) adalah sindrom klinis yang merupakan
manifestasi sistemik dari emboli lemak di mikrosirkulasi. Lemak yang
mengemboli dinding kapiler meyebabkan kerusakan jaringan dan menginduksi
respon inflamasi sistemik dan menyebabkan gejala di paru, saraf, kulit, retina,
dan ginjal. Meskipun jarang kondisi yang berat seperti FES fulminan akut bisa
sampai menyebabkan kematian jika tidak ditatalaksana dengan baik. Sementara
kebanyakan pasien dengan FES adalah korban trauma atau yang telah menjalani

1
2

operasi ortopedik. Hal ini telah dilaporkan kurang dari 3,5% pasien dengan fraktur
tulang panjang dan kurang dari 10% pasien dengan bilateral atau multipel fraktur.7
Pemahaman mengenai FES selayaknya dimiliki oleh ahli anestesi yang
bekerja di ruang lingkup perioperatif pasien trauma atau otropedik dan juga
kondisi penyakit kritis, sehingga penanganan yang tepat terhadap pasien FES
diharapkan bisa mencegah mortalitas dan mobiditas dari penyakit ini.7

Anda mungkin juga menyukai