Anda di halaman 1dari 2

32

BAB IV
ANALISIS KASUS

Dari anamnesis didapatkan timbul benjolan di pusat sejak ± 2 bulan yang


lalu. Ibu pasien mengatakan benjolan timbul setelah tali pusat terlepas. Awalnya
benjolan tersebut kecil seperti biji jagung, benjolan terlihat semakin membesar
ketika pasien menangis sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami hernia
umbilikalis. Hal tersebut sesuai dengan teori, dimana hernia umbilikalis
merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui
cincin umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi
menangis.3,4 Keluhan tidak disertai nyeri. Hal tersebut sesuai dengan teori hernia
umbilikalis, dimana hernia Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan
sangat jarang terjadi inkaserasi. 3 Selain itu, ibu pasien juga mengatakan terdapat
bintil dibagian tengah pusat berukuran seperti jarum pentul. Bintil tersebut
berwarna merah dan mengkilap. Berdasarkan teori granuloma umbilical
didefinisikan sebagai jaringan granulasi yang bersifat lembab, terdiri dari daging
dan berwarna di pusat umbilikus.7 Keluhan tidak disertai nyeri. Keluhan demam
disangkal. Nafsu makan biasa. BAB dan BAK biasa.

Pasien sudah berobat ke bidan dan tidak diberikan obat apapun dan
dikatakan tidak apa-apa. Karena tidak ada perubahan terhadap keluhan anaknya
orang tua pasien membawa anaknya berobat ke poli bedah RSUD Palembang
Bari.

Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan teraba benjolan pada regio


umbilikalis yang berukuran ± 2,5 cm, permukaan rata, konsistensi lunak, yang
teraba kenyal serta tidak berpindah posisi. Hal tersebut sesuai dengan teori, bahwa
hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut
yang masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen.3
Teraba massa berbentuk bulat, kenyal, lembab, eritemathous, permukaan licin,
mengkilat. Berdasarkan teori Granuloma umbilical adalah abnormalitas yang
bersifat jinak yang sering terlihat pada neonatus. Hal ini didefinisikan sebagai
32

jaringan granulasi yang bersifat lembab, terdiri dari daging dan berwarna di pusat
umbilicus.10
Tatalaksana pada pasien terbagi menjadi non farmakologi dan farmakologi
serta operatif. Tatalaksana non farmakologi yaitu tirah baring, edukasi mengenai
penyakit kepada orang tua pasien dan rencana terapi yang akan dilakukan, dan
rujuk ke dokter spesialis bedah. Untuk tatalaksana medikamentosa diberikan infus
RL sebagai media untuk penyuntikan obat, antibiotik berspektrum luas berupa
amoxiciline. Serta paracetamol yang berikan ketika pasien demam.
Selanjutnya dilakukan tindakan operatif yaitu herniotomi dan kauterisasi.
Herniotomi perlu dilakukan dengan pembebasan kantong hernia sampaai ke
lehernya. Kantong di buka dan isi hernia dibebaskan. Jika ada perlekatan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Kauterisasi dilakukan untuk terapi granulaoma umbilikalis.
Prognosis pada kasus ini Quo ad vitam, quo ad functionam adalah bonam.
Dengan penatalaksanaan yang cepat dan tepat prognosis penyakit ini baik.

Anda mungkin juga menyukai