2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung.
2015.
3. Andrew H. Travers, et al. Part 4: CPR Overview: 2010 American Heart Association Guidelines for
cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care. AHA 2010. 122; pp.676-84.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis SVT
2. Patofisiologi dan etiologi SVT
4. Gambaran Klinis dan Stadium SVT
5. Tatalaksana SVT
1 “Subyektif”
. Pasien Laki-laki usia 67 tahun mengeluh nyeri dada sejak 2 jam sebelum kepuskesmas. Nyeri
dada terasa seperti tertindih benda berat, menjalar hingga ke punggung. Pasien juga
mengeluhkan keringat dingin dan sesak. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya dada terasa
berdebar-debar yang dirasakan sejak kemarin. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati dan mual.
Bengkak pada kaki (-). Keluhan sesak napas pernah dirasakan sebelumnya oleh pasien. Pingsan
(-), muntah (-),batuk (-) demam (-). Pasien mimiliki riwayat sakit HT dan mengkonsumsi
amlodipine 10mg sejak 10 tahun yang lalu. Dikeluaraga pasien juga memiliki riw HT
2 “Objektif”
.
Pemeriksaan Fisik
Telinga :
o Inspeksi pre dan retroaurikuler : normotia +/+, sikatriks -/-, tanda2 peradangan
-/-
o Nyeri tekan tragus -/-, nyeri tarik telinga -/-
o Liang telinga tampak lapang +/+, tanda2 peradangan -/-, serumen -/-, secret -/-,
darah -/-, jaringan granulasi -/-
o Membran timpani : intak +/+, warna putih Mutiara +/+, refleks cahaya +/+,
retraksi -/-
Hidung :
o Vestibulum nasi tampak lapang +/+
o Meatus nasi inferior dbn +/+
o Concha nasi inferior dbn +/+
o Tidak ada deviasi septum
o Polip -/-, tumor -/-, benda asing -/-
o Discharge -/-
Faring : dbn
Tonsil : T1-T1, pelebaran kripta -/- , detritus -/-
Kulit : Turgor kulit baik
Thoraks
o Paru
o Jantung
o Abdomen
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan EKG :
- Irama : Atrial
- Axis : Normal
3 “Assessment”(penalaran klinis):
. Pasien Laki-laki usia 67 tahun mengeluh nyeri dada sejak 2 jam sebelum kepuskesmas. Nyeri
dada terasa seperti tertindih benda berat, menjalar hingga ke punggung. Pasien juga
mengeluhkan keringat dingin dan sesak. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya dada terasa
berdebar-debar yang dirasakan sejak kemarin. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati dan mual.
Bengkak pada kaki (-). Keluhan sesak napas pernah dirasakan sebelumnya oleh pasien. Pingsan
(-), muntah (-),batuk (-) demam (-).
SVT adalah suatu jenis takidisritmia yang ditandai dengan perubahan laju jantung yang
mendadak bertambah cepat menjadi berkisar antara 150-250 x/menit. Kelain pada SVT biasanya
mencakup komponen sistem konduksi dan terjadi di bagian atas bundel HIS. Pada kebanyakan
kasus SVT mempunyai kompleks QRS normal. 5 Insidensi terjadinya SVT sekitar 1-3 orang per 100
orang. Dalam sebuah studi berbasis populasi, resiko SVT dua kali lebih tinggi pada wanita
dibandingkan pria.6
Gangguan irama jantung yang dapat menimbulkan SVT karena adanya sebuah lingkaran
reentrant yang menghubungkan antara nodus AV dan jaringan atrium. Pada pasien dengan
takikardi, nodus AV memiliki dua jalur konduksi yaitu jalur konduksi cepat dan jalur konduksi
lambat. Jalur konduksi lambat yang terletak sejajar dengan katup trikuspid, memungkinkan
sebuahlingkaran reentrant sebagai jalur impuls listrik baru melalui jalur tersebut, keluar dari
nodus AV secara retrograde (yaitu, mundur dari nodus AV ke atrium) dan secara anterograde
(yaitu, maju ke atau dari nodus AV ke ventrikel) pada waktu yang bersamaan. Akibat depolarisasi
atrium dan ventrikel yang bersamaan, gelombang P jarang terlihat pada gambaran EKG.7
Gejala yang biasanya timbul pada pasien dengan SVT adalah palpitasi, nyeri dada, pusing,
kesulitan bernapas, pucat, keringat berlebihan, mudah lelah, toleransi latihan fisik menurun,
kecemasan meningkat dan pingsan. Pada pasien ini, selain sesak, pasien juga mengeluhkan
palpitasi yang sudah dirasakan 1 hari yang lalu. Keluhan ini belum pernah dirasakan sebelumnya. 8
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Penatalaksanaan
Gambar Algoritma tatalaksana takikardia
1. Manuver vagal
Manuver vagal dan adenosin merupakan pilihan terapi awal untuk terminasi SVT
stabil. Manuver vagal atau pijat sinus karotid akan menghentikan hingga 25% SVT.
2. Adenosin
Jika PSVT tidak respon dengan manuver vagal, maka berikan adenosin 6 mg iv
secara cepat melalui vena diameter besar (yaitu antekubitus) diikuti dengan flush
menggunakan cairan salin 20 ml. Jika irama tidak berubah dalam 1-2 menit,
saat pemberian adenosin pada pasien dengan WPW harus tersedia defibrilator
karena kemungkinan terjadinya fibrilasi atrial dengan respon ventrikel cepat. Efek
samping adenosin umum terjadi tetapi bersifat sementara seperti flushing, dipsnea
dan nyeri dada adalah yang paling sering terjadi. Adenosin tidak boleh diberikan
Jika adenosin atau manuver vagal gagal mengubah SVT maka dapat digunakan
agen penghambat AV nodul kerja panjang seperti penghambat kanal kalsium non
Verapamil berikan 2,5 mg hingga 5 mg IV bolus selama 2 menit. Jika tidak ada
respon terapeutik dan tidak ada kejadian efek samping obat maka dosis berulang 5
Verapamil tidak boleh diberikan pada pasien dengan fungsi ventrikel menurun atau
gagal jantung.
jaringan nodus yang menghasilkan perlambatan pada konduksi. Efek samping beta
4. ”Plan”:
Diagnosis: Herpes Zoster DD/ herpes simpleks
Pengobatan :
Sistemik
o Antivirus
Famsiklovir 3x500mg, valasiklovir hidrokhlorida 3x1000mg, asiklovir 5x800mg selama 7
hari
o Analgetik: NSAID, analgetik non opioid, opioid
Topikal
o Analgetik topical
Kompres solusio Burowi 4-6x/hari dan solusio Calamin
NSAID aspirin dalam klorofom/etil eter, indometasin dan diklofenak
o Anestetik lokal
o Kortikosteroid
- Pada kasus ini karena pasien menderita herpes zoster maka diberikan asiklovir 5x800 mg,
parasetamol 3x500 mg.