Anda di halaman 1dari 52

KEJANG DEMAM

KOMPLEKS
Rizky Gumelar P
Pembimbing: dr. Arifianto, Sp.A
IDENTITAS PASIEN
Data Pasien Ayah Ibu

Nama An. F Tn. X Ny. X

Umur 2 th 3 bln 27 tahun 25 tahun

Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan

Alamat Jati Rahayu

Agama Islam Islam Islam

Suku bangsa Jawa Jawa Jawa

Pendidikan - SMA SMA

Pekerjaan - Buruh Buruh

Penghasilan - 3-4 jt/bulan 1,5-2 jt/bulan

Keterangan Hubungan dengan orang tua : Anak    


kandung

Tanggal Masuk RS 29 Oktober 2017    


ANAMNESIS

• Keluhan Utama
• Kejang 4 kali saat demam
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien dibawa oleh orang tuanya ke IGD RSUD Pasar Rebo


dengan keluhan kejang berulang saat demam (suhu sekitar
38,5oC) sejak 2 hari SMRS. Kejang terjadi 4 kali, semua badan
kaku dan mata mendelik ke atas, durasi 2-5 menit, dengan
interval 10 menit – 1 jam, dan tidak ada penurunan
kesadaran setalah terjadi kejang.
Riwayat Penyakit Sekarang

• Setelah kejang, Pasien diberi obat panas sirup yang dibeli di apotek, kemudian demam pasien
dirasakan turun. Tidak lama pasien kembali demam, lalu pasien dibawa ke klinik yang berada
di dekat rumah. Di sana pasien diberi obat penurun panas yang dimasukkan dari dubur. Setelah
mendapatkan obat, demam dirasakan turun. Namun, pasien kembali demam, ketika diukur
suhunya 38,7oC. Pada saat dibawa ke IGD pasien kembali kejang 1x setelah sampai IGD.
• Menurut Ibunya, sejak 2 hari SMRS pasien hanya demam. Tidak ada mual muntah, tidak ada
batuk maupun pilek, dan keluhan perdarahan. BAB dan BAK juga normal, pasien juga tetap
mau makan dan minum seperti biasa.
Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteria - Penyakit Jantung -


Cacingan - Diare - Penyakit ginjal -
Demam berdarah - Kejang - Penykait darah -
Demam typhoid - Kecelakaan - Radang paru -
Otitis - Morbili - Tuberkulosis -
parotitis - Operasi - Lain-lain -
Riwayat Keluarga

  Ayah/wali Ibu/wali

Nama Tn. x Ny. x

Perkawinan ke 1 1

Umur saat menikah 24 tahun 22 tahun

Pendidikan terakhir SMA SMA

Agama Islam Islam

Suku bangsa Jawa Jawa

Keadaan kesehatan Epilepsi(-), DM(-), HT(-), TB paru (-) Epilepsi (-),DM(-), HT(-), TB paru (-)

Kosanguinitas Tidak ada Tidak ada

Penyakit, bila ada Tidak ada Pernah kejang saat usia 1th
Riwayat Kehamilan/Kelahiran
KEHAMILAN Morbiditas Kehamilan DM(-), Hipertensi (-)
Perdarahan (-), Ketuban pecah dini (-), Lain-lain (-)
 

  Perawatan Antenatal Rutin kontrol ke klinik bidan 1 bulan sekali dan sudah mendapat imunisasi
vaksin TT 2 kali.
KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah Bersalin
  Penolong persalinan Bidan
  Cara persalinan Normal
  Masa Gestasi 9 bulan
  Keadaan bayi Berat lahir 3100 gr
Panjang lahir: 48 cm
Lingkar kepala:tidak tahu/lupa
Langsung menangis (+)
Merah (+)
Nilai APGAR: tidak tahu/lupa
Kelainan Bawaan: tidak ada
Riwayat Perkembangan

• Psikomotor
• Tengkurap : 3 bulan (normal: 3-4 bulan)
• Duduk : 6 bulan (normal: 6 bulan)
• Berdiri : 11 bulan (normal: 9-12 bulan)
• Berjalan : 13 bulan (normal: 13 bulan)
• Bicara : sedikit (normal: 9-12 bulan)
• Baca dan Tulis : belum bisa
Riwayat Makanan

Umur(Bulan) ASI/PASI Buah/biskuit Bubur susu Nasi Tim

0-2 ASI - - -

2-4 ASI - - -

4-6 Formula - + +

6-8 Formula + + +
Riwayat Imunisasi

Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)

BCG 1 bulan            

DPT/DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan        

POLIO 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan      

CAMPAK - - 9 bulan        

HEPATITIS B 0 bulan 1 bulan 6 bulan        

MMR - - -        

TIFOID - - -        
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum:
• Kesan sakit : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis (cengeng)
• Kesan gizi : Gizi overweight (WHO)
Data Antropometri

• Berat Badan : 19 kg Lingkar kepala : 50 cm


• Tinggi Badan : 85 cm Lingkar lengan atas : 19 cm
• Status gizi menurut WHO : gizi overweight (berlebih)
• BMI : 26.3 ( BB berlebih )
Weight-for-height BOYS
2 to 5 years (z-scores)

3
30 30

28 28
2
26 26

1
24 24

0
22 22

-1
20 20
Weight (kg)

-2
18 18
-3
16 16

14 14

12 12

10 10

8 8

6 6

65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120

Height (cm)
WHO Child Growth Standards
Tanda Vital

• Frekuensi nadi :118x/ menit,regular, kuat, isi cukup


• Tekanan darah : 110/80 mmHg
• Frekuensi napas : 26x/menit, tipe torako-abdominal
• Suhu : 36,7 ºC, abdomen (thermometer digital)
Kepala

• Bentuk : normocephali, ubun-ubun sudah menutup


• Rambut : rambut hitam, distribusi merata
• Mata : cekung-/-, conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, refleks cahaya
langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
• Telinga : normotia, liang telinga lapang, membran timpani sulit dilakukan, serumen -/-
• Hidung: bentuk simetris, deviasi septum (-), sekret (-), mukosa hiperemis (-), nafas
cuping hidung -/-
• Bibir : Simetris saat diam, mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-)
• Mulut : Oral higiene baik, gigi caries (-), hiperemis (-), tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)
• Leher : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid, ataupun KGB
Thoraks

• Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan
yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal, pada sela iga tidak terlihat adanya
retraksi, tidak ditemukan efloresensi pada kulit dinding dada.
• Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan, gerak napas simetris kanan dan kiri.
• Perkusi : Sonor di kedua lapang paru, batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronchi -/-, wheezing -/-, bunyi jantung I-II
reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen

• Inspeksi : perut rata, tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut
maupun benjolan, gerakan peristaltik (-)
• Palpasi : supel dan tidak teraba adanya massa maupun pembesaran
organ, nyeri tekan (-), turgor kulit baik
• Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut, nyeri ketok abdomen (-)
• Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 4x / menit
Anggota Gerak
    Kanan Kiri

Tangan (+) (+)


Akral hangat
Kaki (+) (+)

Tangan Normotonus Normotonus


Tonus otot
Kaki Normotonus Normotonus

Tangan Aktif Aktif


Sendi
Kaki Aktif Aktif

Tangan <2 detik <2 detik


Capillary refill time
Kaki <2 detik <2 detik

Tangan (+) (+)


Refleks fisiologis
Kaki (+) (+)

Tangan (-) (-)


Refleks patologis
Kaki (-) (-)

Lain – lain Oedem (-) (-)


STATUS NEUROLOGIS

• Rangsang meningeal
• Kaku kuduk (-)
• Refleks patologis (-)

• Saraf Cranialis
• Dalam batas normal, tidak ditemukan kelainan pada N II,N III, N IV, N VI, N VII, N IX, N XII
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 29 Oktober 2017    
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI RUTIN    
LED 9 mm/jam 0-10
Eritrosit 4,4 juta/ μL 3,6-5,2
Leukosit 25,50 ribu/μL 5,5-15,5
Hemoglobin 11,7 g/dL 10,8-12,8
Hematokrit 34 % 35-43
Trombosit 668 ribu/ μL 229-553
Basofil 0% 0-1
Eosinofil 0% 1-5
Netrofil batang 0% 3-6
Netrofil segmen 72 % 25-60
Limfosit 21% 25-50
Monosit 7% 1-6
KIMIA DARAH    
Gula Darah Sewaktu 149 mg/dL <200
ELEKTROLIT    
Natrium 141 mmol/L 135-155
Kalium 4,3 mmol/L 3,6-5,5
Klorida 106 mmol/L 98-109
RESUME

• Pasien seorang anak laki-laki berusia 2 tahun 3 bulan datang dengan keluhan kejang saat demam
sejak 2 hari SMRS. Kejang 4x, seluruh tubuh kaku, ± 2-5 menit menit, mata mendelik ke atas,
dengan interval 10 menit – 1 jam, dan tidak ada penurunan kesadaran setelah terjadi kejang, setelah
kejang berhenti pasien menangis.
• Sejak 2 hari SMRS pasien demam tinggi terus menerus, turun jika diberi obat penurun panas.
Demam tidak disertai BAB cair, mual muntah, batuk maupun pilek, dan keluhan perdarahan. Nafsu
makan dan minum pasien masih baik semenjak sakit sampai sekarang.
• Pada pemeriksaan fisik saat pasien sudah di rawat inap didapatkan Keadaan umum Tampak Sakit
Sedang, tampak rewel, status gizi overweight, tinggi normal, T:36,7 ºC, N: 118x/menit,P:
26x/menit,mata cekung -/-, bibir kering (-), defisit neurologis (-). Dari pemeriksaan Laboratorium
didapatkan : Hematokrit: 34 %, Leu: 25,50 rb/uL, Trombosit: 668 ribu/ μL.
DIAGNOSIS BANDING

• Kejang Demam Kompleks


• Epilepsi diprovokasi demam
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

• EEG
• Urin lengkap
• Feses Lengkap
• Pungsi Lumbal (Kejang demam pertama)
• Cek ulang darah 1x/hari, rutin
DIAGNOSIS KERJA

• Kejang Demam Kompleks


• Demam hari ke 2
PENATALAKSANAAN

• IVFD KAEN 1B 14 tpm


• Paracetamol Syr 3 X 1/2 Cth
• Ceftriakson 1 X 800 mg
PROGNOSIS

• Ad vitam : ad bonam
• Ad fungtionam : ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tgl S O A P
30/10/17 -Kejang (-) KU/KS: TSS, rewel/CM -Kejang Demam Kompleks -IVFD K1B 14 tpm
Bebas demam -Demam(-) Kepala: normocephali, UUB sudah menutup -Paracetamol 3x 1/2 Cth (bila
1 hari -Muntah (-) Mata: cekung(-/-),CA(-/-) suhu > 380C)
  -Batuk (-) Hidung: NCH-/-, secret -/- -Inj Ceftriakson 1 x 800 mg
N:116x/m, -BAB 1x, warna kuning, ampas (-), Mulut: tonsil T1-T1, uvula di tengah,hiperemis(-),bibir kering(-)  
regular,isi kendir (-), darah (-). Leher: KGB dan tiroid: ttm, kaku kuduk (-)  
cukup,kuat, -BAK kesan cukup Thorax: C/ BJI-II reg, m(-),g(-)  
equal -makanan dari rs tidak mau minum baik P/ SNV+/+,rh-/-,wh-/-
T:36,8 ºC -minum susu banyak. Abdomen:supel, BU(+) 5x/menit,turgor baik
RR:26x /m Ekstremitas: CRT< 2”
R. Fisiologis: +/+
R. Patologis: -/-
Defisit Neurologis (-)
FOLLOW UP
31/10/17 -Kejang (-) KU/KS: TSS /CM -Kejang Demam Kompleks -IVFD K1B 14 tpm
Bebas -Demam (-) Kepala: normocephali, UUB sudah menutup -INJ ceftriakson
demam 2 -Muntah (-) Mata: cekung (-/-),CA (-/-) 1x800 mg
hari -Batuk kering (+) Hidung: NCH -/-, secret -/- -Sanmol syr 3x1/2
  -BAB 1x/hari kesan normal Mulut: tonsil T1-T1, uvula di tengah,hiperemis (-), bibir cth prn
N:120x/m, -BAK kesan cukup kering (-)
regular, isi -makan rs sedikit, cemilan mau/ Leher: KGB dan tiroid: ttm, kaku kuduk (-)
cukup, kuat, minum baik, susu banyak. Thorax: C/ BJI-II reg, m (-), g (-)
equal P/ SNV +/+, rh -/-, wh -/-
T: 36,6 ºC Abdomen: supel, BU (+) 5x/menit, turgor baik
RR: 28x /m Ekstremitas: CRT< 2”
R. Fisiologis: +/+
R. Patologis: -/-
Defisit Neurologis (-)
FOLLOW UP
Tanggal 30 Oktober 2017    
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Urin lengkap    
Makroskopik    
Warna Kuning Kuning
Berat jenis L 1.008 1.015-1.025
Ph - -
Glukosa - -
Bilirubin    
Keton - -
Darah/Hb - -
Protein - -
Urobilinogen - -
Nitrit - -
Leukosit esterase - -
Flowcymetri    
Leukosit 3/ μL <6
Eritrosit H 7/ μL <6
Silinder 0.0/ μL < 0,5
Epitel H 4/ μL <4
Kristal 0/ μL < 20
Bakteri 13/ μL <23
kejang adalah cetusan aktifitas
listrik abnormal yang terjadi secara
mendadak dan bersifat sementara di
antara saraf-saraf diotak yang tidak dapat
DEFINISI dikendalikan.

Kejang demam adalah bangkitan kejang


yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal lebih dari 38ºC) yang
disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
Di Asia dilaporkan lebih tinggi, kira-
kira 20% kasus merupakan kejang
demam kompleks.
EPIDEMIOLOG Umumnya kejang demam timbul
I pada tahun kedua kehidupan (17-23
bulan).
Kejang demam sedikit lebih sering
terjadi pada laki-laki.
FAKTOR RISIKO

Kejang demam
Riwayat kejang
Masalah pada masa diturunkan secara
Demam demam pada orangtua
neonatus dominan autosomal
atau keluarga
sederhana
KLASIFIKASI

• Kejang demam sederhana


• Kejang hanya berlangsung singkat, tidak lebih dari 15 menit.
• Kejang bersifat umum.
• Tidak berulang dalam waktu 24 jam.
KLASIFIKASI

• Kejang demam kompleks


• Kejang lama, lebih dari 15 menit.
• Fokal / parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang
parsial.
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
Hingga kini belum diketahui secara
pasti

ETIOLOGI

Tiap anak mempunyai ambang kejang


yang berbeda dan tergantung dari
tinggi rendahnya ambang kejang pada
kenaikan suhu tertentu.
Kenaikan suhu 1ºC akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen
akan meningkat 20%.

Anak berumur 5-6 tahun atau kurang,


memiliki sirkulasi otak mencapai 65% dari PATOFISIOLOG
seluruh tubuh. I
Pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan
keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu
singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium
melalui membran.

Terjadinya lepas muatan listrik yang dapat meluas


keseluruh sel maupun membran sel tetangganya dengan
bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah
kejang.
MANIFESTASI KLINIS

Kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam.

Berlangsung singkat dengan sifat bangkitan kejang dapat berbentuk tonik-klonik bilateral, tonik,
klonik, fokal atau akinetic.
Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik keatas dengan disertai kekakuan atau
kelemahan.
Berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari 8% berlangsung lebih dari 15 menit.

Anak kembali terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis.


DIAGNOSIS

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya kejang pada seorang


anak yang mengalami demam dan sebelumnya tidak ada riwayat
epilepsi.
Menghadapi seorang anak yang
menderita demam dengan kejang, harus
dipikirkan apakah penyebab dari kejang
itu didalam atau diluar susunan saraf
pusat (otak). DIAGNOSIS
BANDING
Baru sesudah itu dipikirkan apakah
kejang demam ini tergolong dalam
kejang demam atau epilepsi yang
diprovokasi oleh demam.
Pungsi lumbal EEG
Pemeriksaan
Lanjutan

Pemeriksaan
Imaging
Laboratorium
PENATALAKSANAAN

1 2 3
Fase Akut Intermitten (saat Rumatan
demam) (rekomendasi D,
IDAI)
Fase akut:
PENATALAKSANAAN Diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB perlahan-lahan
dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu
lebih dari 2 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.

Apabila sukar mencari vena dapat diberikan diazepam


intrarektal dengan dosis 0,5-0,75mg/kgBB atau
sebanyak 5 mg pada anak dengan berat badan kurang
dari 10kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10
kg.
PROFILAKSIS INTERMITTEN

• Kriteria diberikan profilaksis:


• Kelainan neurologis berat, CP
• Berulang 4x dalam setahun
• Usia <6 bulan
• Kejang terjadi pada suhu kurang dari 39c
• Suhu tubuh meningkat cepat, pada kejang sebelumnya
INTERMITTEN

Diazepam oral 0,3


mg/kg/kali per oral
atau rektal 0,5
48 jam setelah terjadi Edukasi efek samping
mg/kg/kali (5 mg untuk
demam. pemberian obat.
<12 kg, dan 10 mg
untuk >12 kg)
sebanyak 3x/hari.
RUMATAN

• Kriteria diberikan:
• Kejang fokal
• Kejang lama > 15 menit.
• Kejang yang berlangsung > 15 menit atau berulang > 2x dan terdapat penurunan
kesadaran diantara kejang.
• Kelainan neurologis yang nyata sebelum atau setelah kejang.
RUMATAN

• Bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat
dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Maka terapi
rumat hanya diberikan pada kasus selektif dan dalam jangka pendek.
As Valproat 15-40 mg/kg/hari
dibagi dalam 2 dosis.

Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam RUMATAN


2 dosis.

Diberikan selama 1 tahun.

Diberhentikan saat tidak demam,


tidak butuh tap off.
Mencari dan Mengobati Penyebab

Pada bayi kecil sering manifestasi


Pemeriksaan cairan serebrospinal
meningitis tidak jelas, sehingga
dilakukan untuk menyingkirkan
pungsi lumbar harus dilakukan pada
kemungkinan meningitis, terutama
bayi berumur kurang dari 6 bulan
pada pasien kejang demam yang
dan dianjurkan pada pasien
pertama.
berumur kurang dari 18 bulan.
Dengan penanggulangan Frekuensi terulangnya
yang tepat dan cepat, kejang berkisar antara
prognosisnya baik dan tidak 25%-50% yang
perlu menyebabkan umumnya terjadi pada 6
PROGNOSIS kematian. bulan pertama.

Angka kejadian berulangnya


kejang meningkat apabila
onsetnya kurang dari umur
19 bulan, riwayat kejang
dalam keluarga (+).
Epilepsy

• At least two unprovoked seizures occurring more than 24 hours apart.


• One unprovoked seizure and a probability of further seizures similar to the general
recurrence risk (at least 60%) after two unprovoked seizures, occurring over the next 10
years
• Epilepsy is considered to be resolved for those who have remained seizure-free for the
last 10 years, with no seizure medication for the last 5 years.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai