Anda di halaman 1dari 44

CHF fc III-IV + CAD +

Aneurisma aorta
abdominalis
Disususn Oleh
dr. Aditya Pratama Lokeswara
DPJP
dr. Armand ruhukail, Sp.JP
dr pendamping :
dr. Eva Maya
Identitas pasien
Nama : Ny. Rumi
Usia : 62 Tahun
Alamat : Garawangi
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tgl masuk : 17-8-2017 ( Via IGD)
Tgl pulang :
Keluhan Utama
Sesak Napas
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak kurang lebih
12 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan tiba
tiba dan terus menerus. keluhan sesak tidak dicetuskan oleh
aktifitas dan membaik apabila pasien duduk. Pada saat
sesak pasien mendengar seperti suara kucing. Keluhan
sesak tidak membaik dengan posisi miring ke kiri atau ke
kanan
Keluhan pada pasien disertai adanya batuk, pilek dan
demam. Batuk pada pasien sejak tiga hari sebelum masuk
rumah sakit, batuk disertai adanya dahak berwarna hijau
namun tidak disertai adanya darah. Pilek pada pasien sejak
tiga hari sebelum masuk rumah sakit. Demam pada pasien
sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
dirasakan tidak ada periode naik atau turun. Demam turun
ketika pasien mengkonsumsi parasetamol. Pasien tidak
mengukur dengan termometer untuk demamnya.
Pasien menyangkal adanya sesak ketika naik tangga,
sesak ketika berjalan, terbangun ketika malam hari karena
sesak atau batuknya, bengkak pada kaki, bengkak pada
muka.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat keluhan yang sama yang timbul pertama kali pada
usia 40 tahun.
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi atau penyakit atopik lainnya.
Pasien mengyangkal adanya riwayat hipertensi
Pasien mengyangkal adanya riwayat mengkonsumsi OAT
Pasien mengyangkal adanya riwayat trauma pada bagian dada
Pasien mengyangkal adanya riwayat penyakit jantung
Pasien mengyangkal adanya riwayat penyakit ginjal
Pasien mengyangkal adanya riwayat penyakit pada hatinya
Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien menyangkal memiliki riwayat keluhan yang sama.
Keluarga pasien menyangkal adanya riwayat alergi atau penyakit atopik
lainnya.
Keluarga pasien mengyangkal adanya riwayat hipertensi
Keluarga pasien mengyangkal adanya riwayat mengkonsumsi OAT
Keluarga pasien mengyangkal adanya riwayat trauma pada bagian dada
Keluarga pasien mengyangkal adanya riwayat penyakit jantung
Keluarga pasien mengyangkal adanya riwayat penyakit ginjal
Keluarga pasien mengyangkal adanya riwayat penyakit pada hatinya
Riwayat pengobatan
Pasien memiliki riwayat pengobatan ke rumah sakit untuk
keluhan sesaknya ini.
Riwayat alergi
Tidak ada keluhan maupun riwayat alergi pada pasien.
Riwayat Kebiasaan
Pasien menyatakan tidak pernah merokok.
Pemeriksaan Fisik
Keaadaan umum Tanda Vital
Keadaan umum : Tampak TD : 140/90 mmHg
sakit sedang Nadi : 100 x/menit
Kesadaran : RR : 32 x/menit
Komposmentis
Suhu : 38,5C
Kepala Leher
Kepala : Kelenjar tiroid :
Normocephal, simetris Tidak ada pembesaran
Mata :
JVP :
Letak simetris, konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-) Tidak meningkat
Hidung : KGB :
Deviasi septum (-), PCH (-/-), sekret -/- Tidak teraba pembesaran
Telinga : Trakea :
Simetris, sekret -/-
Tidak ada deviasi
Mulut:
Mukosa lembab, sianosis (-),
pursed lips breathing (+)
Thoraks (Pulmo) Thoraks (cor)
Inspeksi Inspeksi
Bentuk : Simetris
Jejas : Jejas (-) Ictus cordis tidak tampak
Pola pernafasan : Torakoabdominal Palpasi
Pergerakan dada: Kiri sama dengan kanan,
Retraksi Interkostal (+) Ictus cordis tidak teraba
Palpasi Perkusi
Ekspansi paru : Pergerakan simetris
Vokal fremitus : kiri sama dengan kanan batas atas pada ICS 3, batas kanan
Pelebaran sela iga : tidak terdapat pembesaran ICS 5 parasternal sinistra , batas kiri
Perkusi pada ICS 5 midcalvucalar line
Toraks dexra : Sonor seluruh lapang paru sinistra.
Toraks sinistra: Sonor seluruh lapang paru Auskultasi
Auskultasi
S1 dan S2 murni reguler
VBS kiri sama dengan kanan
Ronki -/- Murmur (-)
Wheezing +/+ Gallop (-)
-
Abdomen Ekstremitas
Inspeksi Ekstremitas atas :
Datar, Jejas operasi (-) Akral hangat, CRT < 2 detik,
Auskultasi jari tabuh (-)

Bising usus (+) Ekstremitas bawah :

Palpasi Akral hangat, CRT < 2 detik,


jari tabuh (-), Pitting udem (-/-)
Lembut, peru tegang (-), Nyeri
tekan (-), masa (-), Hepar dan
lien tidak terpalpasi
Perkusi
Timpani seluruh regio abdomen,
Ruang traube kosong
Resume

Pasien datang dengan keluhan sesak sejak kurang lebih 12 jam


sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan tiba tiba dan terus
menerus. keluhan sesak tidak dicetuskan oleh aktifitas dan membaik
apabila pasien duduk. Pada saat sesak pasien mendengar seperti suara
kucing. Keluhan sesak tidak membaik dengan posisi miring ke kiri atau
ke kanan. Keluhan pada pasien disertai adanya batuk, pilek dan demam
sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat
keluhan yang sama yang timbul pertama kali pada usia 40 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan takipnea, febris, hipertensi,
takikadi, pulsed lips breathing, wheezing.
Diagnosis Banding
Penyakit Paru Obstruktif Kronis Eksaserbasi Akut
Asma Bronchial Eksaserbasi Akut
Hasil Pemeriksaan
Laboratorium
Diagnosis
Penyakit Paru Obstruktif Kronis Eksaserbasi akut
Penatalaksanaan

Non Farmakologi Farmakologi


Oksigen per nasal kanul 2 Ceftriaxone vial 2x1 IV
liter per menit Metilprednisolon 125 mg 3x1 IV
IVFD Assering 14 tpm Omeprazole vial 1x1 IV

Vaksinasi Nebulizer Ventolin dan Flixotide


/ 8jam
Parasetamol 3x1 PO
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP DI RUANGAN
Tanggal 18 8 - 2017

S Sesak berkurang

O T : 130/80 mmHg Mata : CA -/- SI -/-


N : 88 x/m Thoraks : cor : S1 S2 murni regular
R : 29 x/m Pumo : VBS kanan=kiri, Ronkhi -/- wheezing +/+
S : 37,2 C Ekstremitas : hangat, crt<2 det

A Penyakit Paru Obstruktif Kronis Eksaserbasi Akut

P Terapi Metilprednisolon 125 mg 3x1 IV


Oksigen 2 liter per Omeprazole vial 1x1 IV
menit Nebulizer Ventolin dan Flixotide / 8jam
Assering 500 cc kolf Parasetamol 3x1 PO
14 tpm
Ceftriaxone vial 2x1 IV
Tanggal 19 8 - 2017

S Sesak berkurang

O T : 120/80 mmHg Mata : CA -/- SI -/-


N : 80 x/m Thoraks : cor : S1 S2 murni regular
R : 28 x/m Pumo : VBS kanan=kiri, Ronkhi -/- wheezing +/+
S : 37,2 C Ekstremitas : hangat, crt<2 det

A Penyakit Paru Obstruktif Kronis Eksaserbasi Akut

P Terapi Metilprednisolon 125 mg 3x1/2 IV


Oksigen 2 liter per Omeprazole vial 1x1 IV
menit Nebulizer Ventolin dan Flixotide / 8jam
Assering 500 cc kolf Parasetamol 3x1 PO
14 tpm
Ceftriaxone vial 2x1 IV
Tanggal 20 8 - 2017

S Sesak berkurang

O T : 120/80 mmHg Mata : CA -/- SI -/-


N : 80 x/m Thoraks : cor : S1 S2 murni regular
R : 24 x/m Pumo : VBS kanan=kiri, Ronkhi -/- wheezing -/-
S : 37,2 C Ekstremitas : hangat, crt<2 det

A Penyakit Paru Obstruktif Kronis Eksaserbasi Akut

P Terapi Metilprednisolon 125 mg 3x1/2 IV


Oksigen 2 liter per Omeprazole vial 1x1 IV
menit Nebulizer Ventolin dan Flixotide / 8jam
Assering 500 cc kolf Parasetamol 3x1 PO
14 tpm
Ceftriaxone vial 2x1 IV
Tanggal 21 8 - 2017

S Pasien sudah tidak sesak

O T : 120/80 mmHg Mata : CA -/- SI -/-


N : 80 x/m Thoraks : cor : S1 S2 murni regular
R : 22 x/m Pumo : VBS kanan=kiri, Ronkhi -/- wheezing -/-
S : 37,2 C Ekstremitas : hangat, crt<2 det

A Penyakit Paru Obstruktif Kronis Eksaserbasi Akut

P Terapi
BLPL
Meptin 1-0-1 PO
Theophyline 3x1 PO
Metilprednisolone 4 mg 3x1
PO
Status Lokalis

Inspeksi :
Massa (+) regio periumbilical
Auskultasi :
bruit (+)
Palpasi :

Teraba masa, single, berdenyut, berukuran 9 x 4


cm, lunak, immobile, batas tidak tegas dan tidak
nyeri.
8 6 - 2017
HASIL NILAI
8 6 -2017
RUJUKAN
Troponin I Negatif negatif
Kualitatif
Tanggal 9 6- 2017
S Sesak berkurang
Nyeri dada (-)
Nyeri ulu hati (-)
O T : 120/80 mmHg Mata : CA -/- SI -/-
N : 68 x/m Leher : JVP dbn
R : 23 x/m Thoraks : Cor : S1 S2 murni regular, gallop -
S : 36,5 C Pulmo :VBS kanan=kiri, Wheezing-/-, Rhonki -/-
Abdomen : Nt epigastrium (-)
Ektremitas : edema -/-

A CHF fc III-IV
CAD
Aneurisma aorta abdominalis
P Rencana diagnosis Rencana Terapi
EKG Omeprazole 1x1 IV
MS-CT Sukralfat syr 3x2 cth
D-Dimer Furosemid 2x1 IV
Renapar 2x1 tab
Aspilet 2x1 tab
Ramipril 1x2,5 mg
9 6 - 2017
Tanggal 10 6- 2017
S Sesak (-), Nyeri dada (-), Nyeri ulu hati (-)
O Kesadaran : CM Mata : CA -/- SI -/-
T : 100/70 mmHg Leher : JVP dbn
N : 72 x/m Thoraks : Cor : S1 S2 murni regular, gallop -
R : 20 x/m Pulmo :VBS kanan=kiri, Wheezing-/-, Rhonki -/-
S : 36,8 C Abdomen : Nt epigastrium (-)
Ektremitas : edema -/-

A CHF fc I-II
CAD
Aneurisma aorta abdominalis
P Rencana Diagnosis Rencana terapi
EKG Furosemid 2x1 IV
Renapar 2x1 tab
Aspilet 2x1 tab
Ramipril 1x2,5
Omeprazole 1x1 IV
Sukralfat syr 3x2 cth
10 6 -2017
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini Tn E, 75 tahun dengan diagnosis CHF fc
III-IV + CAD + Aneurisma aorta abdominalis
fusiform ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
disesuaikan dengan literatur
CHF
CHF pada pasien ini diagosis ditegakkan berdasarkan kriteria
framingham :
Kriteria mayor Kriteria minor
PND/Orthopnea Edema ekstremitas
Ronkhi paru Batuk malam hari
Kardiomegali Dispneu deffort
Edema paru akut Hepatomegali
Gallop S3 Efusi Pleura
Peningkatan tekanan vena Takikardi (>120x/m)
jugularis
Reflux hepatojugular
Syarat krteria framingham diatas sudah dipenuhi karena 2 kriteria mayor
atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor
Penyebab dari CHF

Penyebab dari CHF pada pasien


ini dikarenakan OMI.
Hal ini dibuktikan dari EKG
dan Echocardiography
EKG : OMI
Echocardiography : didapatkan
nilai ejection fraction 25 %
dengan hasil LV disfungsi dan
CAD
1. Pada hari perawatan ke 2
pasien mengeluhkan sesak
ketika sedang beristirahat.
2. Faktor presipitasi memberatnya
gejala dari CHF ini dapat
dikarenakan meningkatnya
kebutuhan metabolisme. Hal ini
dapat dibuktikan adanya gejala
batuk pada pasien sejak
dilakukan perawaiatn dirumah
sakit dan tidak mendapatkan
pengobatan untuk HF.
3. Selama perawatan dilakukan
EKG dan Pemeriksaan Troponin
hal ini untuk melihat adanya
myocardial ichemia atau
infarction yang dapat
memperberat gejala CHF.
Aneurisma Aorta Abdominalis
Aneurisma aorta abdominalis pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan :
Anamnesis : terdapat benjolan pada perut pasien sejak 5 tahun yag
lalu. Pasien menyatakan ukuran awal benjolan sebesar telur yang
bertambah besar hingga berukuran 9 x 4 cm.
Pemeriksaan fisik : didapatkan massa soliter, berdenyut, immobile,
lunak, berukuran 9x4 cm, batas tidak tegas dan tidak nyeri.
Pemeriksaan penunjang USG : menunjukkan Aneurisma aorta
abdominalis fusiform.
Penyebab
Aneurisma Aorta
Abdominalis

Penyebab aorta abdominalis


pada pasien ini adalah
atherosclerosis.
Atherosclerosis pada pasien ini
dibuktikan melalui hasil
pemeriksaan USG
Tampak pelebaran fokal aorta
abdominalis dan terdapat
trombus di dingdingnya
Pasien mengeluhkan mual sejak dua minggu sebelum
masuk rumah sakit.
Gejala GIT pada pasien kemungkinan dikarenakan
aneurisma aorta abdominalis.
Pasien karena keluhan ini makan dengan porsi yang lebih
sedikit. Sehingga hal ini dapat menyebabkan sindrom
dispepsia dan low intake pada pasien.
Pada pasien ini diberikan Furosemid, Renapar, Aspilet,
Ramipril, Omeprazole dan Sukralfat.
Fungsi furosemid dan rampril pada pasien ini adalah untuk
menurunkan beban jantung karena CHF.
Renapar adalah sebagai pengganti kalium karena efek
furosemid yang dapat menyebabkan berkurangnya kalium.
Aspilet sebagai anti agregasi trombosit yang dapat
menurunkan terbentuknya trombus.
Penatalaksanaan untuk aneurisma aorta abdominalis
adalah melakukan observasi terlebih dahulu untuk melihat
perkembangan ukuran dari aneurisma. Sedangkan untuk
ukuran >5,5 cm diperlukan tindakan intervensi bedah.
ALHAMDULILLAH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai