EPISTAKSIS ANTERIOR
Identitas
• Nama : Tn.H
• Umur : 15 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Kota tempat tinggal : Bandung
• Suku Bangsa : Sunda
• Agama : Kristen
• No RM : 01.397.356
Anamnesis
• Keluhan utama : keluar darah dari lubang hidung kiri
• Anamnesis khusus (heteroanamnesis) :
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari lubang
hidung kiri sejak 2 jam yll, darah yang keluar sekitar 5 sendok,
tidak ada darah mengalir ke dalam tenggorokan dan tertelan.
Pasien menyangkal suka mengorek hidung dan buang ingus
keras. Saat ini pasien tidak sedang batuk atau pun pilek.
Keluhan disertai demam tinggi mendadak sudah 4 hari, demam
terus menerus sepanjang hari, disertai nyeri kepala. Pasien
sebelumnya mengalami gusi berdarah saat menggosok gigi.
Nafsu makan pasien berkurang tapi tidak ada penurunan berat
badan. Dari kecil pasien belum pernah mimisan. Pasien sering
mual, muntah baru hari ini sudah muntah 2 kali sekitar 1 gelas isi
makanan.
• Riwayat Penyakit Dahulu : pertama kali mimisan
sebelumnya belum pernah mimisan, DM (-), HT (-), tidak
ada riwayat trauma hidung/wajah.
• Riwayat Penyakit Keluarga : riwayat mimisan di
keluarga (-), tidak ada yang mengalami keluhan serupa,
tidak ada riwayat gangguan perdarahan.
• Riwayat pengobatan: sebelumnya belum berobat , tidak
ada riwayat penggunaan anti koagulan
• Alergi obat : tidak ada
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Kesan sakit : Ringan
• Berat Badan : 73 kg
• Panjang Badan : 167 cm
• Tanda – tanda vital
Nadi : 90 x/ menit, regular, equal, isi cukup
Respirasi : 28 x/ menit
Suhu : 39,5 ºC
Status Generalis
Kepala
• Wajah:
- bentuk dan ukuran simetris
• Mata:
- konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar, trakea letak sentral
Toraks:
• Pulmo
• Inspeksi, Palpasi: bentuk dan pergerakan simetris, taktil fremitus ka=ki
• Perkusi: sonor
• Auskultasi: VBS ka=ki, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Cor :
• Inspeksi : DBN
• Palpasi : DBN
• Perkusi batas – batas jantung; dalam batas normal
• Auskultasi : BJM s1=s2 murni reguler , murmur -.
Status Generalis
Abdomen
• Inspeksi : cembung
• Palpasi - soepel
• Perkusi -tympani
• Auskultasi bising usus + normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2’’
Telinga Kanan Kiri
1. Preauricula
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
2. Auricula
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
3. Postauricula
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Test Pendengaran Kanan Kiri
Test Penala
• Rinne Positif Positif
• Weber
• Schwabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
Kanan Kiri
Canalis Acusticus Externus
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Serumen Tidak ada Tidak ada
Benda asing Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Granulasi/ polip/ tumor Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
Membran Timpani
Warna Putih mutiara Putih mutiara
Permukaan Rata Rata
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Refleks cahaya Ada Ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
11
Keadaan luar Bentuk dan ukuran normal Bentuk dan ukuran normal
Pasase udara Baik Baik
Rinoskopi Anterior
Mukosa Merah muda Terdapat bekuan darah
Sekret Tidak ada Tidak ada
Septum Tidak ada deviasi Tidak ada deviasi, terdapat sisa
Konka inferior Merah muda, Eutrofi (+) darah (+)
Konka media Merah muda, Eutrofi (+) Merah muda, kongesti (+)
Tumor/ Polip Tidak ada Merah muda, kongesti(+)
Tidak ada
Rinoskopi posterior
Choanae Terbuka Terbuka
Mukosa nasofaring Merah muda Terdapat bekuan darah
Konka Merah muda Merah muda, kongesti (+)
Sekret Tidka ada Tidak ada
Status Lokalis Mulut dan Tenggorok
Status Lokalis
Hidung Kanan Kiri
Keadaan luar Bentuk dan ukuran normal Bentuk dan ukuran normal
Pasase udara Baik Baik
Rinoskopi Anterior
Mukosa Merah muda Terdapat bekuan darah
Sekret Tidak ada Tidak ada
Septum Tidak ada deviasi Tidak ada deviasi, terdapat sisa
Konka inferior Merah muda, Eutrofi (+) darah (+)
Konka media Merah muda, Eutrofi (+) Merah muda, kongesti (+)
Tumor/ Polip Tidak ada Merah muda, kongesti(+)
Tidak ada
Rinoskopi posterior
Choanae Terbuka Terbuka
Mukosa nasofaring Merah muda Terdapat bekuan darah
Konka Merah muda Merah muda, kongesti (+)
Sekret Tidka ada Tidak ada
17
Status Lokalis
Hidung Kanan Kiri
Keadaan luar Bentuk dan ukuran normal Bentuk dan ukuran normal
Pasase udara Baik Baik
Rinoskopi Anterior
Mukosa Merah muda Terdapat bekuan darah
Sekret Tidak ada Tidak ada
Septum Tidak ada deviasi Tidak ada deviasi, terdapat sisa
Konka inferior Merah muda, Eutrofi (+) darah (+)
Konka media Merah muda, Eutrofi (+) Hiperemis, kongesti (+)
Tumor/ Polip Tidak ada Hiperemis, kongesti(+)
Tidak ada
Rinoskopi posterior
Choanae Terbuka Terbuka
Mukosa nasofaring Merah muda Terdapat bekuan darah
Konka Merah muda Merah muda, kongesti (+)
Sekret Tidka ada Tidak ada
DIAGNOSIS
• DIAGNOSIS BANDING
• Epistaksis anterior
• Epistaksis posterior
• DIAGNOSIS KERJA
• Epistaksis anterior
USULAN PEMERIKSAAN
• Hematologi Rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit, hitung jenis,
Bleeding Time, Clotting Time)
• Foto rontgen posisi waters
• PENATALAKSANAAN
• Non medikamentosa:
• Bersihkan sumbatan jalan nafas
• Pasien posisi duduk/ setengah duduk (cegah darah masuk ke
saluran nafas bawah)
• Pasang tampon sementara untuk vasokonstriksi kapas +
adrenalin 0,5%+ lidocain 2% 10- 15 menit
• Cari sumber perdarahan
• Hentikan perdarahan
Epistaksis Anterior
• Perdarahan ringan --> tekan hidung dari luar (ala nasi) 10- 15 menit,
kompres hidung dengan air dingin
• Pasang tampon anterior:
- kapas/ kasa diberi pelumas vaselin/ salep antibiotik
- dimasukkan 2-4 buah, disusun teratur dan harus menekan
sumber perdarahan
- dikeluarkan setelah 2x24 jam, jika masih berdarah dipasang
tampon baru (cegah infeksi hidung)
Prognosis
• Quo ad vitam: ad bonam
• Quo ad functionam: dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam: dubia ad bonam
ANATOMI
Anatomi Hidung
Hidung Luar
DEFINISI, INSIDENSI,
ETIOLOGI KLASIFIKASI
Definisi
Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang
penyebabnya bisa lokal atau sistemik; merupakan suatu
tanda atau keluhan bukan penyakit
Insidensi
• Epistaksis adalah keadaan darurat otolaringologis yang
paling umum dan menyerang hingga 60% populasi dan
6% memerlukan perhatian medis.
• Epistaksis terbanyak dijumpai pada usia 2- 10 tahun dan
50-80 tahun
• Prevalensi epistaksis cenderung lebih tinggi pada pria
(58%) dibandingkan pada wanita (42%)
• Sering dijumpai pada musim dingin dan panas.
Etiologi
LOKAL SISTEMIK
• Trauma • Kelainan kardiovaskuler
• Kelainan pembuluh darah • Kelainan darah
• Infeksi hidung dan sinus • Infeksi sistemik
paranasalis • Kelainan kongenital
• Tumor • Perubahan udara dan tekanan
• Kelainan anatomi atmosfir
• Lingkungan
• Idiopatik
KLASIFIKASI
• Epistaksis anterior
berasal dari pleksus
Kiesselbach yang terdiri dari
ujung-ujung a.ethmoidalis,
a.sfenopalatina, a.palatine
major, dan a.labialis superior.
Perdarahan seringkali dapat
berhenti sendiri.
• Epistaksis posterior
berasal dari a.sfenopalatina
atau a.ethmoidalis posterior.
Perdarahan biasanya hebat
dan jarang jarang dapat
berhenti sendiri.
PATOGENESIS,
PATOFISIOLOGI, DAN
GEJALA KLINIK
Patogene Kelainan Lokal:
Iritasi zat
kimia,
sistemik:
sis DHF,
trauma, tjmor,
idiopatik
lingkungan
sangat
hipertensi,
dingin,
hemofilia
pemakaian
semprot
Manifestas hidung,
i benda asing
perdaraha
n
Pada hidung di plexus
Kiesselbach
(anastomosis pembuluh
darah a. Ethmoidalis Epistaksi
anterior, a.
Sphenopalatina, a.
s
Palatina ascendens, a.
Labialis superior
Patofisiolo Epistaks
is
gi
Darah Posterio
Anterio keluar r
r melalui 2
jalur
Plexus Cabang a.
Kiesselbac Sphenopalatin
h a
• DIAGNOSIS KERJA
• Epistaksis anterior
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Epistaksis
• Gunakan gel hidung larut air di hidung, oleskan dengan cotton bud. Jangan
masukkan cotton bud melebihi 0,5 – 0,6cm ke dalam hidung.