STROKE HEMORHAGIC
Oleh
Preceptor:
dr. Noflih Sulistia, Sp.Rad.
Umur : 71 tahun
Agama : Islam
KELUHAN UTAMA
KELUHAN TAMBAHAN
Kepala
• Kepala : Normocephal
• Rambut : Tersebar merata, tidak mudah dicabut.
• Mata : KA (-/-), SI (-/-), RC (+/+), pupil isokor
• Telinga : Normotia, Sekret/perdarahan (-/-)
• Hidung : Deviasi (-), epistaksis (-)
• Mulut : Deviasi ke kiri, sianosis (-), pucat (-)
• Lidah : Pucat (-), atrofi (-), sulit dijulurkan keluar
Cor
• Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4-5 linea midclavicula sinistra
• Perkusi : Batas jantung normal
• Auskultasi : BJ I-I regular, murmur (-), gallop (-)
PULMO
• Inspeksi : Normochest, simetris, lesi (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Fremitus taktil kanan=kiri
• Perkusi : Sonor (+/+)
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar, masa (-), lesi (-)
• Auskultasi : BU (+) normal
• Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-/-)
• Perkusi : Timpani
Ekstremitas
• Superior : CRT < 2s, akral hangat, edema (-/-)
• Inferior : CRT < 2s, akral hangat, edema (-/-)
• Kesan : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS CN II
Tajam Penglihatan :Sulit dinilai
Lapang Penglihatan : Sulit dinilai
CN I
Tes Warna : Sulit dinilai
Daya Penciuman Hidung : Sulit
Fundus Oculi : Tidak dilakukan
dinilai
CN III, IV, VI
Kelopak Mata : Ptosis (-), eksoftalmus (-)
Pupil CN V
Diameter : 2 mm / 2 mm
Bentuk : Bulat, tepi rata Sensibilitas : Sulit dinilai
Isokor/anisokor : Isokor Motorik :Sulit dinilai
Posisi : Central (+ / +) Refleks kornea : +/+
RCL : +/+ Refleks bersin : sulit dinilai
RCTL : +/+
CN IX dan X
CN XII • Suara bindeng : sulit dinilai
Atropi : Sulit dinilai - Posisi Uvula : sulit dinilai
Fasikulasi : Sulit dinilai - Refleks muntah :dalam batas
Lidah : Sulit dinilai normal
- Refleks batuk : sulit dinilai
- Peristaltik usus : ada, Normal
CN XI
M. Trapezius : Sulit dinilai
M. Sternocleidomastoideus : Sulit dinilai
RANGSANG MENINGEAL
Sistem Otonom
Sistem Sensorik
Miksi : Normal
Sulit dinilai
Defekasi : Normal
Sekresi keringat : Normal
MCV 91 79 - 99 fL
MCH 30 27 – 31 Pg
MCHC 33 30 – 35 g/dL
KIMIA KLINIK
Ureum - 19 – 44 mg/dL
Creatinin - 0,9 – 1,3 mg/dL
THORAK
Kesan:
• Rontgenologis pulmo saat ini tidak tampak jelas
konsolidasi/ infiltrat
• Kardiomegali (CTR 57%)
• Atherosklerosis aorta
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Hasil
• Tampak lesi hiperdens di thalamus kiri,
subcortex occipital kanan, sulci parietal
bilateral, Cysterna suprasella, prepontis
• Tampak lesi hipodes lakunar di crus anterior
kapsula eksterna kanan, crus posterior
kapsula eksterna kiri
• Sistem ventrikel lateral, III melebar
• Tampak lesi hiperdens di cornu posterior
ventrikel lateral bilateral dan ventrikel IV
• Tidak tampak deviasa midline struktur
• Kalsifikasi fisologis basal ganglia bilateral,
plexus coroideus.
• Sulci agak dalam, gyri datar ringan
• Diferensiasi grey and white matter normal
• Pneumatisasi mastoid normal
HASIL RADIOLOGI
Kesan
• Hematom subarachnoid sulci parietal
bilateral, Cysterna suprasella dan
prepontis
• Hematom di thalamus kiri, subcortex
occipital kanan
• Hematom di cornu posterior ventrikel
lateralis bilateral dan ventrikel IV
• Infark cerebri lacunar di crus anterior
capsula eksterna kanan, susp crus
posterior kapsula eksterna kiri
• Hidrocephalus
• Atrophy Cerebri
DIAGNOSIS
Monitoring
• Keadaan umum
• Tanda-tanda vital
• Kesadaran
• Defisit Neurologis
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE
Faktor Resiko
Non
Trombotik
Monifiable
modifiable
Iskemik Embolik
Hipoperfusi Behavioral
Stroke sistemik
risk
Intraserebral
Hemoragik
Subaraknoid Physiological
risk
SCORING
Interpretasi
Apabila skor yang didapatkan < 1 maka
diagnosisnya stroke non perdarahan dan apabila
didapatkan skor ≥ 1 maka diagnosisnya stroke
perdarahan.
Pemeriksaan diagnostik
• Laboratorium
• hematologi lengkap, kadar gula darah, elektrolit, ureum, kreatinin, profil lipid, enzim jantung, analisis gas
darah, protrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT)
• Radiologi
Computed Tomography (CT)
• Terlihat gambaran lesi hiperdens warna putih dengan batas tegas.
• Pada stadium lanjut terlihat edema disekitar perdarahan (edem perifokal) yang menyebabkan pendesakan. Jika terjadi absorbsi
lengkap, gambarannya hipodens
MRI
• Gambar-gambar MRI jauh lebih detail daripada CT, namun bukan pilihan utama karena memakan waktu lebih dari satu jam
• MRI dapat mengidentifikasi zat kimia yang terdapat pada area otak yang membedakan tumor otak dan abses otak,
• MRI juga dapat memperlihatkan aliran darah di otak dengan jelas
CT Scan
• Menurut Bontrager (2010), CT Scan merupakan suatu modalitas imaging
diagnostic yang menggunakan gabungan dari sinar x dan komputer untuk
mendapatkan citra atau gambar berupa variasi irisan tubuh manusia.
• CT Scan dapat digunkan untuk mendiagnosa kelainan pada organ tubuh.
• Computed tomography (CT) adalah bentuk khusus dari tomografi dimana
computer digunkan untuk membuat rekonstruksi matematika dari pesawat
tomografi atau slice
Prinsip kerja CT Scan
Komponen system CT Scan
Terbentuknya Citra
Kelebihan dan Kekurangan CT Scan
• Gambar memiliki resolusi yang baik • Paparan radiasi akibat sinar X yang
dan akurat. digunakan yaitu sekitar 4% dari
• Tidak invasive. radiasi sinar X saat melakukan foto
• Waktu perekaman cepat. rontgen
• Gambar yang direkontruksi dapat • Munculnya artefak . Hal ini biasanya
dimanipulasi dengan komputer timbul karena pasien bergerak,
sehingga dapat dilihat dari berbagai menggunakan tambal gigi amalgam,
sudut pandang. atau kondisi jaringan tubuh tertentu.
• Reaksi alergi pada zat kontras
Indikasi CT Scan
•Penurunan GCS lebih 1 point dimana faktor- •Perawatan selama 3 hari tidak ada perubahan membaik
faktor ekstrakranial telah disingkirkan dari GCS.
•Bradikardia (denyut nadi kurang 60x/menit). •Adanya massa di kepala yang mengindikasi suatu tumor
atau maligansi.
KontraIndikasi CT Scan
Wanita hamil
Kontraindikasi CT scan kepala pada wanita hamil trimester pertama karena
dapat menyebabkan abnormalitas fetus. Pada keadaan gawat darurat,
penggunaan pada kehamilan boleh dilakukan apabila memang harus, dan
mesti mempertimbangkan keuntungan dan kerugian klinis secara baik.
Ciri-ciri khas dari perdarahan intraparenchymal akut yaitu biasanya terletak terpusat di dalam pons
(karena perforasi paramedian yang lebih besar biasanya menjadi lokasi perdarahan).
4. Cerebellar Hemorrhage
Intepretasi:
0 : Lihat hasil CT Scan
≤ -1 : Non Hemorragik
≥ 1 : Hemorragik
Kesimpulan:
Stroke hemorhagic
Pada Ny. H +3
Kesimpulan:
Stroke hemorhagic
Evaluasi Foto CT Scan
Lesi hiperdens di
Prepontis
Lesi hiperdens di
ventrikel IV
Lesi hiperdens di Ventrikel III melebar
subkorteks oksipital kanan
Lesi hiperdens
di Ganglia
Basalis
Lesi hiperdens
di Thalamus
sinistra
Lesi hiperdens di
Cornu posterior
ventrikel lateralis
Lesi hipodens pada crus
Lesi hiperdens pada sulci
anterior kapsula eksterna
parietal bilateral
kanan
Evaluasi Foto CT Scan
Deskripsi Kesan
• Tampak lesi hiperdens di thalamus kiri, • Hematom subarachnoid sulci parietal
subcortex occipital kanan, sulci parietal bilateral, Cysterna suprasella dan
bilateral, Cysterna suprasella, prepontis prepontis
• Tampak lesi hipodes lakunar di crus anterior • Hematom di thalamus kiri, subcortex
kapsula eksterna kanan, crus posterior
kapsula eksterna kiri occipital kanan
• Sistem ventrikel lateral, III melebar • Hematom di cornu posterior ventrikel
• Tampak lesi hiperdens di cornu posterior lateralis bilateral dan ventrikel IV
ventrikel lateral bilateral dan ventrikel IV • Infark cerebri lacunar di crus anterior
• Tidak tampak deviasa midline struktur capsula eksterna kanan, susp crus
• Kalsifikasi fisologis basal ganglia bilateral, posterior kapsula eksterna kiri
plexus coroideus. • Hidrocephalus
• Sulci agak dalam, gyri datar ringan • Atrophy Cerebri
• Diferensiasi grey and white matter normal
• Pneumatisasi mastoid normal
Indikasi pemeriksaan CT-Scan
Bradikardia (denyut
Adanya lateralisasi
nadi kurang 60x/menit)
Pemeriksaan CT Scan Kepala sudah sesuai dengan indikasi yang ada yaitu
adanya penurunan kesadaran, riwayat nyeri kepala dan muntah serta
adanya lateralisasi dan hemiparese sinistra.
TERIMAKASIH