ILMU KESEHATAN
PRESENTASI KASUS
Stroke Hemoragik
Pembimbing:
dr. Milasari Dwi Sutadi, Sp.S
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. L (Laki-laki)
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Alamat : Randusari, Wonosobo
Tanggal masuk RS : 5 Juli 2023
Tanggal keluar RS :-
KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan bicara pelo dan kelemahan anggota gerak kanan.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
RPS
Pasien datang dengan keluhan bicara pelo dan kelemahan anggota gerak
kanan 6 jam SMRS. Keluhan muncul secara mendadak saat pasien bangun
tidur. Kelemahan disertai dengan rasa kesemutan pada jari-jari kaki kanan
hingga pinggang kanan. Keluhan tersebut menetap sehingga pasien segera
berobat ke Puskesmas terdekat yang kemudian dirujuk ke RSUD. Pasien
juga merasa pusing, nyeri kepala dan leher, mual dan muntah. Pasien tidak
mengeluhkan gemetar maupun gangguan BAB BAK.
RPD
• Riwayat keluhan serupa disangkal
• Riwayat HT disangkal
• Riwayat penyakit jantung (-) CKD (-), Asma (-), DM (-)
RPK
• Riwayat keluhan serupa dalam keluarga disangkal,
Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Jantung (-), alergi (-),
Riwayat operasi (-)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Anamnesis Sistemik
• Sistem Serebrospinal : Pusing, nyeri kepala dan
leher
• Sistem Kardiovaskular : Tidak ada keluhan
• Sistem Respirasi : Tidak ada keluhan
• Sistem Gastrointestinal : Mual, muntah
• Sistem Muskuloskeletal : Kelemahan ekstremitas
kanan, kesemutan kaki kanan
• Sistem Intergumen : Tidak ada keluhan
• Sistem Urogenital : Tidak ada keluhan
KEDOKTERAN DAN
Pemeriksaan Fisik
ILMU KESEHATAN Generalis
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : E4V5M6, CM
Vital sign
• TD : 180/153 mmHg
• Nadi : 89x/menit
• Suhu : 36,6° C
• Pernafasan : 20 x/menit
• SpO2 : 98% Room Air
Pemeriksaan Kepala-Leher:
• Normosefal, Sklera Ikterik (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-),
pupil isokor, Reflek Cahaya (+/+)
Cor/Pulmo :
• Dada simetris, deformitas (-/-), SDV (+/+), Suara S1S2 reguler,
ronkhi (-/-), wheezing (-/-), deformitas (-/-)
Abdomen
• Supel, bising usus (+), timpani, nyeri tekan (-)
Ekstremitas Superior :
• Edema (-/-), Jejas (-/-)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Pemeriksaan Fisik Neurologis
Nervus I (Olfaktorius)
• Normal
Nervus II (Optikus)
• Ketajaman penglihatan : Normal
• Lapangan penglihatan : Normal
• Melihat warna : Tidak dilakukan
• Funduskopi : Tidak dilakukan
Nervus Okulares (Okulomotorius (III), Trokhlearis
(IV), Abdusen (VI))
• Ptosis : (-/-), Diplopia (-/-), Eksoftalmus (-/-),
Nistagmus (-/-)
• Bentuk : bulat/bulat, Ukuran isokor, Reflek cahaya
normal, reflek akomodasi : normal, gerakan bola mata
normal
Nervus Trigerminus (V)
• Mengunyah : Normal
• Sensibilitas wajah: (+/+)
• Membuka mulut : Normal
• Mengigit : Normal
• Reflek kornea : Tidak dilakukan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Nervus IX (Glossopharyngeus)
• Pengecap 1/3 lidah belakang : tidak dilakukan • Sengau : negatif
• Sensibilitas faring : tidak dilakukan • Tersedak : negatif
• Refleks muntah : tidak dilakukan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Nervus X (Vagus)
• "bicara AAAAA” : Normal
• Arkus faring : Normal
• Menelan : Normal
• Nadi : Normal
Nervus XI (Accessorius)
• Memalingkan kepala : Normal
• Mengangkat dagu : Normal
• Mengangkat bahu : Normal
TATALAKSANA
• Inf. NaCl 0,9%
• Inf. Manitol 4 x 125 cc
• Inj. Citicolin 2 x 500 mg
• Inj. Mecobalamin 2 x 500 mg
• Inj. Ranitidin 2 x 1
• Inj. Ondancentron 3 x 4 kp
• PO Amlodipin 1 x 10 mg
DEFINISI STROKE
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
• Stroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh karena
gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak (dalam beberapa
detik atau menit) dapat menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan
daerah fokal di otak yang mengalami kerusakan.4,5
• Menurut WHO, stroke didefinisikan sebagai manifestasi klinis dari gangguan
fungsi otak, baik fokal maupun global (menyeluruh), yang berlangsung cepat,
berlangsung lebih dari 24 jam atau sampai menyebabkan kematian, tanpa
penyebab lain selain gangguan vaskuler.
• Pada umumnya gangguan fungsional otak fokal dapat berupa hemiparesis yang
disertai dengan defisit sensorik, parese nervus kraniales dan gangguan fungsi
luhur. Manifestasi klinis yang muncul sangat bergantung kepada area otak yang
diperdarahi oleh pembuluh darah yang mengalami oklusi ataupun ruptur.
EPIDEMIOLOGI
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI STROKE HEMORAGIK
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Refleks patologis dapat dijumpai pada sisi yang hemiparetik. Refleks patologis yang
dapat dilakukan pada tangan ialah refleks Hoffmann–Tromner. Sedangkan refleks
patologis yang dapat dibangkitkan di kaki ialah refleks Babinsky, Chaddock,
Oppenheim, Gordon, Schaefer dan Gonda.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Nervus kranial Fungsi Penemuan klinis dengan lesi
I: Olfaktorius Penciuman Anosmia (hilangnya daya penghidu)
II: Optikus Penglihatan Amaurosis
III: Okulomotorius Gerak mata, kontriksi pupil, akomodasi Diplopia (penglihatan kembar), ptosis;
midriasis;hilangnya akomodasi
IX: Glosofaringeus Pengecapan; sensasi umum pada faring Hilangnya daya pengecapan pada sepertiga
dan telinga; mengangkat palatum; posterior lidah; anestesi pada faring; mulut
sekresi kelenjar parotis kering sebagian
X: Vagus Pengecapan; sensasi umum pada Disfagia(gangguan menelan) suara parau;
faring, laring dan telinga; menelan; paralisis palatum
fonasi; parasimpatis untuk jantung dan
visera abdomen
XI: Asesorius Spinal Fonasi; gerakan kepala; leher dan bahu Suara parau; kelemahan otot kepala, leher
dan bahu
XII: Hipoglosus Gerak lidah Kelemahan dan pelayuan lidah
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Gambaran CT Scan
Tatalaksana
1. Stadium Hiperakut 2. Stadium Akut
• Oksigen 2L/menit • Tekanan darah harus diturunkan sampai
• Cairan kristaloid tekanan darah premorbid atau 15-20% bila
tekanan sistolik >180 mmHg, diastolik
• Pemeriksaan CT scan otak, AKG, foto
>120 mmHg, MAP >130 mmHg.
toraks, darah lengkap dan jumlah
trombosit, protrombin time/INR, APTT, • Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv
glukosa darah, kimia darah (termasuk pelan-pelan selama 3 menit, maksimal 100
elektrolit); jika hipoksia, dilakukan mg per hari; dilanjutkan pemberian
AGD. antikonvulsan per oral (fenitoin,
karbamazepin)
• Jika didapatkan tanda tekanan intracranial
meningkat, posisi kepala dinaikkan 30º,
posisi kepala dan dada di satu bidang,
pemberian manitol bolus intravena 0,25
sampai 1 g/ kgBB per 30 menit
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN