Anda di halaman 1dari 27

KEDOKTERAN DAN

ILMU KESEHATAN

PRESENTASI KASUS
Parkinson Disease

Pembimbing:
dr. Milasari Dwi Sutadi, Sp.S

Oleh: Vella Nurfatimah Ayunilasari (20224010013)


KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. HS
 Umur : 59 tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Wareng, Butuh
 Tanggal masuk RS : 15 Juli 2023

KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan tremor pada tangan kiri.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

RPS
Pasien datang dengan keluhan tremor pada tangan kiri. Tremor dirasakan sejak 1,5
tahun yang lalu, menetap. Pasien juga mengeluhkan kaku dan kencang mulai dari
bahu kiri. Tremor berkurang pada saat pasien tidur. Keluhan gemetar jauh membaik
saat setelah minum obat, namun jika obat habis pasien merasa sulit untuk mengontrol
gerakan tubuhnya. Pasien juga mengatakan bahwa saat banyak pikiran dan emosi,
tremor dirasakan semakin memberat. Pasien terkadang kesulitan memegang gelas.
Nyeri leher maupun nyeri kepala disangkal. Tidak ada kesemutan. Mual dan muntah
disangkal. Pasien tidak pernah mengalami keluhan sulit bicara. Pasien tidak
mengalami kelemahan tangan maupun kaki. BAB BAK tidak ada keluhan.

RPD
• Riwayat keluhan serupa disangkal
• Riwayat HT +
• Riwayat penyakit jantung (-) CKD (-), Asma (-), DM (-)

RPK
• Riwayat keluhan serupa dalam keluarga disangkal,
Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Jantung (-), alergi (-),
Riwayat operasi (-)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Anamnesis Sistemik
• Sistem Serebrospinal : Tremor
• Sistem Kardiovaskular : Tidak ada keluhan
• Sistem Respirasi : Tidak ada keluhan
• Sistem Gastrointestinal : Tidak ada keluhan
• Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada keluhan
• Sistem Intergumen : Tidak ada keluhan
• Sistem Urogenital : Tidak ada keluhan
KEDOKTERAN DAN
Pemeriksaan Fisik
ILMU KESEHATAN Generalis
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : E4V5M6, CM
Vital sign
• TD : 155/96 mmHg
• Nadi : 80/menit
• Suhu : 36,5° C
• Pernafasan : 20 x/menit
• SpO2 : 98% Room Air

Pemeriksaan Kepala-Leher:
• Normosefal, Sklera Ikterik (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-), pupil
isokor, Reflek Cahaya (+/+)
Cor/Pulmo :
• Dada simetris, deformitas (-/-), SDV (+/+), Suara S1S2 reguler,
ronkhi (-/-), wheezing (-/-), deformitas (-/-)
Abdomen
• Supel, bising usus (+), timpani, nyeri tekan (-)
Ekstremitas Superior :
• Edema (-/-), Jejas (-/-)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
Pemeriksaan Fisik Neurologis
Nervus I (Olfaktorius)
• Normal
Nervus II (Optikus)
• Ketajaman penglihatan : Normal
• Lapangan penglihatan : Normal
• Melihat warna : Tidak dilakukan
• Funduskopi : Tidak dilakukan
Nervus Okulares (Okulomotorius (III), Trokhlearis
(IV), Abdusen (VI))
• Ptosis : (-/-), Diplopia (-/-), Eksoftalmus (-/-),
Nistagmus (-/-)
• Bentuk : bulat/bulat, Ukuran isokor, Reflek cahaya
normal, reflek akomodasi : normal, gerakan bola mata
normal
Nervus Trigerminus (V)
• Mengunyah : Normal
• Sensibilitas wajah: (+/+)
• Membuka mulut : Normal
• Mengigit : Normal
• Reflek kornea : Tidak dilakukan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Nervus VII (Facialis)


• Kedipan mata : (+/+) • Meringis : normal
• Lipatan nasolabial : Normal • Menggembungkan pipi :
• Sudut mulut : Normal normal
• Mengerutkan dahi: (+/+) • Pengecap 2/3 lidah
• Mengerutkan alis : (+/+) depan : tidak dilakukan
• Menutup mata: (+/+)
Nervus VIII (Vestibulocochlearis)
• Mendengar suara / berbisik : normal // normal
• Tes Rinne : tidak dilakukan
• Tes Weber : tidak dilakukan
• Tes Schwabah : tidak dilakukan

Nervus Trigerminus (V)


• Pengecap 1/3 lidah belakang : tidak dilakukan • Sengau : negatif
• Sensibilitas faring : tidak dilakukan • Tersedak : negatif
• Refleks muntah : tidak dilakukan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Nervus X (Vagus)
• "bicara AAAAA” : Normal
• Arkus faring : Normal
• Menelan : Normal
• Nadi : Normal

Nervus XI (Accessorius)
• Memalingkan kepala : Normal
• Mengangkat dagu : Normal
• Mengangkat bahu : Normal

Nervus XII (Hipoglossus)


• Fasikulasi :-
• Menjulurkan lidah : lateralisasi sinistra
• Artikulasi : Normal
• Tremor Lidah :-
• Atrofi Lidah :-
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pemeriksaan Neurologis Ekstremitas


Refleks Fisiologis
• Refleks bisep : Normal/Normal
• Refleks trisep : Normal/Normal
• Refleks patella : Normal/Normal
• Refleks achilles : Normal/Normal
Refleks Patologis
• Refleks menggenggam: (-/-)
• Refleks palmomental : (-/-)
Gerakan: Bebas Gerakan: Bebas • Hoffman : (-/-)
Kekuatan 5 Kekuatan 4 • Tromner : (-/-)
Tonus Normal Tonus Normal • Rossolimo : (-/-)
Klonus - Klonus - • Mendel-Bechterew: (-/-)
• Chaddock : (-/-)
• Babinski : (-/-)
• Oppenheim : (-/-)
• Schaeffer : (-/-)
• Gordon : (-/-)
Gerakan: Bebas Gerakan: Baik • Gonda : (-/-)
Kekuatan 5 Kekuatan 4
Tonus Normal Tonus Normal
Klonus - Klonus -
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pemeriksaan Neurologi Ekstremitas

Sensibilitas Pemeriksaan Keseimbangan


• Normal • Nistagmus : normal
• Rhomberg mata terbuka :
Vegetasi tidak dilakukan
• BAB (+), BAK (+) • Rhomberg mata tertutup :
Pemeriksaan Meningeal tidak dilakukan
• Sharpen Rhomberg : tidak
• Kaku kuduk: -
dilakukan
• Laseque : -/- • Jalan Tandem: tidak dilakukan
• Kernig: - • Fukuda : tidak dilakukan
• Patrick : -/- • Past Pointing : tidak
dilakukan
• Kontra Patrick : -/-
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pemeriksaan Neurologi Ekstremitas


• Pengamatan pasien saat duduk :
Tremor saat istirahat, terjadi pada ekstremitas atas dan sedikit pada bawah
Ekspresi wajah normal
Postur tubuh agak membungkuk

• Pemeriksaan bradykinesia
Gerakan telapak tangan mengepal-membuka yang diulang-ulang, makin lama
makin lambat
Keterampilan motorik halus mulai menurun seperti memegang gelas
Saat berbicara, suara jelas namun sedikit patah-patah dan cenderung
berbicara pendek atau sedikit
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pemeriksaan Neurologi Ekstremitas

• Pengamatan saat pasien berjalan


Kesulitan/tampak ragu (hesitancy) saat mulai berjalan,
berjalan dengan kaki sedikit diseret (shuffling), berjalan
makin lama makin cepat (festination)

Ayunan lengan berkurang


KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja:
Diagnosis Klinis : Bradikinesia cum tremor cum rigiditas

Diagnosis Topis : Ganglia basal

Diagnosis Etiologi : Degeneratif

Diagnosis Tambahan : Hipertensi

TATALAKSANA
• Amlodipin tab 10 mg 1x1
• Leparson tab
• Sifrol tab 0,125mg 1x1
• THP tab 2 mg 1x1
• Asam folat 1 mg 2x1
DEFINISI
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Parkinson disease adalah gangguan yang terjadi pada otak yang


menyebabkan gejala gemetar (tremor), kekakuan, dan kesulitan dalam
berjalan, keseimbangan, dan koordinasi.

• Parkinson termasuk ke dalam sindrom gangguan neurologi yang


menyebabkan pergerakan menjadi bermasalah, memiliki gejala motorik
yang menyerupai penyakit Parkinson seperti tremor, gerakan melamban
(akinesia/bradykinesia-hipokinesia), rigiditas, dan hilangnya refleks
postural yang dikarenakan berbagai macam sebab yang dapat
mengakibatkan kadar dopamin menjadi menurun.
EPIDEMIOLOGI
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Prevalensi penyakit Parkinson di Indonesia dapat diperkirakan akan semakin


meningkat tiap tahunnya lebih dari dua kali lipat dari tahun 2005 yang
prevalensinya sebesar 90.000.
• Peningkatan prevalensi pasien Parkinson meningkat seiring bertambahnya usia
setelah umur 50 tahun yang puncak umurnya berada pada rentang usia 85-89
tahun dan menurun pasca usia 89 tahun.
• Di Indonesia, diperkirakan sebesar 876.665 orang dapat menderita penyakit
Parkinson dari total jumlah penduduk sebesar 238.452.952.
• Sejumlah 3,2 juta orang yang berjenis kelamin pria lebih banyak kasusnya
menderita Parkinson dibandingkan wanita yang berjumlah 2,9 juta orang
FAKTOR RISIKO
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

1. Usia FAKTOR RISIKO


2. Jenis kelamin : pria memiki peningkatan risiko
terkena sebanyak 1,5 hingga 2 kali akibat tidak ada
hormon esterogen yang membantu sekresi
dopamin
3. Pekerjaan
4. Obat-obatan : antipsikotik, antiemetik, antiepileptik
dan SSRI
PATOFISIOLOGI
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Penyakit Parkinson merupakan gangguan pada sistem extrapyramidal meliputi


struktur motorik basal ganglia terdiri dari striatum (caudatus nucleus dan
putamen), globus pallidus dan subthalamicus nucleus (STN), ditandai dengan
penurunan kontrol motorik akibat hilangnya fungsi dopaminergic.
• Dopamin disintesis oleh tiga kelompok neuron utama yaitu SNc, Ventral
Tegmental Area (VTA), dan hipotalamus pada kelompok neuron yang lebih kecil.
• Fungsi dari dopamin yakni penghubung antara substantia nigra dan corpus
striatum pada basal ganglia untuk menjalankan fungsinya sebagai pengatur
motorik halus.
• Hubungan antar SNc dengan striatum dipengaruhi oleh dopamin sebagai
neurotransmiter
• Reseptor D1 untuk aktivasi jalur langsung dan reseptor D2 untuk aktivasi jalur
tidak langsung dengan menghambat jalur langsung.
• Pada Parkinson, penurunan kadar dopamin yang diterima di striatum, reseptor
D1 eksitatorik jalur langsung akan teraktivasi sedangkan reseptor D2 inhibitorik
tidak teraktivasi
KLASIFIKASI PARKINSON
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

1. Idiopathic atau Primer Parkinsonism 3. Parkinson plus syndrome (multiple

adalah penyakit Parkinson yang system degeneration) adalah primer

diakibatkan oleh genetik. Parkinsonism disertai gejala-gejala

2. Simtomatik atau Secondary tambahan. Termasuk demensia DLB,

Parkinsonism adalah penyakit progressive supranuclear palsy, atrofi

Parkinson yang diakibatkan oleh toksin striatonigral, atrofi olivopontocerebelar,

(paparan timah, mangan, magnesium, corticobasal degeneration, Parkinsonism-

kobalt, sianida, MPTP, etanol, metanol dementia ALS complex of Guam

dll) infeksi (pasca ensefalitis), obat- (PDACG), dan atrofi pallidal progresif,.

obatan (neuroleptik atau antipsikotik, 4. Parkinsonisme herediter adalah

antiemetik, reserpine, litium dll), trauma penyakit Parkinson yang diakibatkan dari

craniocerebral, tumor otak, vaskular Hereditary juvenile dystonia

(cerebral multi-infarct), hipotiroid, Parkinsonism, penyakit Lewy bodies,

obstructive hydrocephalus, penyakit Huntington, dan penyakit

hydrocephalus tekanan normal. Wilson.


MANIFESTASI KLINIS
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

MOTORIK
1. Tremor: Khas “pill-rolling” (pronasi atau supinasi). Meningkat pada saat emosi
atau beraktivitas, menurun pada saat istirahat
2. Rigiditas: nyeri punggung dan atau bahu sebagai akibat dari tonus otot yang
asimetris, kekakuan unilateral rigiditas terbatas pada ekstremitas atas, dan
terdeteksi ada gerakan pasif.
3. Bradikinesia : perlambatan gerak volunter yang menyulitkan permulaan
gerakan sehingga gerak semakin kecil (hipokinesia) yang dapat ditunjukkan
dalam perubahan penulisan tangan dan langkah kaki yang mengecil.
4. Ketidakstabilan refleks postural

NON MOTORIK
1. Disfungsi Otonom: hipotensi ortostatik, aritmia jantung, konstipasi,
2. Demensia: deteriorasi kognisi dan fungsional
3. Depresi:
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria Hughes:
a) Possible: apabila ditemukan 1 dari gejala-gejala utama
1) Tremor istirahat
2) Rigiditas
3) Bradykinesia
4) Kegagalan refleks postural
b) Probable: apabila ditemukan 2 dari gejala-gejala utama (termasuk
kegagalan refleks postural), alternatif lainnya berupa tremor istirahat asimetris,
rigiditas asimetris, atau bradykinesia asimetris
c) Definite: apabila ditemukan 3 dari 4 gejala-gejala utama, atau 2 gejala
dengan 1 gejala lain yang asimetris (3 tanda kardinal), atau 2 dari 3 tanda
tersebut dengan 1 dari 3 tanda pertama asimetris. Jika didapatkan tanda-tanda
yang tidak jelas sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang beberapa bulan
kemudian.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria Koller:
a) Possible: apabila ditemukan
1. Terdapat 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik yang berlangsung 1 tahun
atau lebih
2. Ada respon terhadap terapi levodopa dan atau dopamin agonis
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria UKPDS Brain Bank
Step I: Diagnosis dari sindrom Parkinson
a) Bradykinesia + setidaknya salah satu dari:
1) Rigiditas
2) 4-6 Hz tremor saat istirahat
3) Ketidakstabilan postural yang tidak disebabkan oleh disfungsi visual; vestibular,
cerebellar atau proprioseptif
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KRITERIA DIAGNOSIS
Step II: Kriteria eksklusi untuk penyakit Step III: Minimal 3 dari kriteria suportif
Parkinson 1) Unilateral onset
1) Riwayat stroke berulang 2) Resting tremor
2) Riwayat trauma kepala berulang 3) Perjalanan penyakit progresif
3) Riwayat ensefalitis 4) Gejala asimetris yang menetap pada
4) Dalam terapi neuroleptic saat onset sebagian besar onset
gejala 5) Memberikan respon yang baik (70-100%)
5) Gejala terbatas pada satu sisi setelah 3 pada levodopa
tahun 6) Timbul khorea berat yang diinduksi
6) Supranuclear gaze palsy levodopa
7) Gejala cerebellar 7) Memberikan respon terhadap levodopa
8) Dementia berat onset awal selama 5 tahun atau lebih
9) Babinski (+) 8) Perjalanan klinis 10 tahun atau lebih
10) Adanya tumor otak pada CT-Scan
11) Tidak memberikan respon terhadap
terapi levodopa
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

STADIUM
a. Stadium I: didapatkan gejala unilateral ringan yang mengganggu tetapi
belum menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu
ekstremitas, gejala dapat dikenali orang terdekat.
b. Stadium II: didapatkan gejala bilateral dengan kecacatan minimal dan
sikap atau cara berjalan terganggu.
c. Stadium III: didapatkan perlambatan gerakan tubuh, terganggunya
keseimbangan dimulai saat berjalan atau berdiri, disfungsi umum
sedang.
d. Stadium IV: didapatkan gejala berat, namun masih bisa berjalan pada
jarak tertentu, rigiditas dan bradykinesia, tidak mampu berdiri sendiri,
tremor berkurang dibandingkan stadium sebelumnya.
e. Stadium V: Cachactic stage, kecacatan total, tidak mampu berdiri dan
berjalan walau dibantu.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai