Anda di halaman 1dari 37

CASE REPORT

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Oleh:
Siti Maimunah, S.Ked
Febri Nadyanti, S.Ked

Preseptor: dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani,


Sp.KJ, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
LAPORAN KASUS
Identitas pasien | Anamnesis Psikiatri | Alloanamnesis
□ Nama : Ny. SS
□ Jenis kelamin : Wanita
□ Usia : 50 tahun
□ Suku : Jawa
□ Pendidikan terakhir : Strata 1 (S1) Keguruan
□ Agama : Islam
□ Status pernikahan : Menikah
□ Alamat : Gisting Permai blok 2 D, Tanggamus
□ Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
KELUHAN UTAMA

Mudah cemas dan merasa was – was sejak


± 1 tahun yang lalu

Your Text Here


ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan
secara autoanamnesis dan
Alloanamnesis
pada tanggal
26 Agustus 2019 di Poliklinik RSJ
Lampung
 Pasien datang bersama suaminya dengan keluhan mudah cemas
dan merasa was-was yang sudah dirasakan pasien sejak ± satu
tahun yang lalu. Selain itu, pasien juga mudah berkeringat dingin,
jantung berdebar, lemas, dan mudah terkejut. Keluhan ini muncul
hampir setiap hari hingga membuat pasien sulit tidur, pasien juga
sering terbangun di malam hari kemudian sulit untuk memulai tidur
kembali. Pasien mengaku tidak ada kondisi khusus yang
menyebabkan dia merasa cemas seperti ini dan perasaan
cemasnya muncul tanpa batasan periode yang jelas
 Keluhan ini pertama kali muncul 1 tahun lalu saat anak sulung
pasien lulus kuliah namun belum juga mendapatkan pekerjaan
meskipun sudah beberapa kali melamar pekerjaan. Pasien terus
memikirkan nasib anak sulungnya, ia takut jika tidak mendapat
pekerjaan anak sulungnya akan merasa sedih dan masa depannya
akan sulit.
 Setiap hari pasien memikirkan hal tersebut hingga merasa sakit
kepala dan tidak bisa tidur. Pasien mengaku beberapa kali
mengunjungi dokter untuk berkonsultasi mengenai keluhannya, dan
dokter mengatakan bahwa pasien menderita penyakit vertigo.
 Keadaan tersebut membuat pasien semakin khawatir, pasien mulai
memikirkan kemungkinan-kemungkinan penyakit yang ia alami,
pasien khawatir penyakit yang ia derita adalah penyakit yang
berat dan dapat mengancam nyawanya. Hal tersebut membuat
pasien semakin cemas, pasien berpikir jika ia kelak meninggal
dunia bagaimana nasib suami dan ketiga anaknya.
 Sejak saat itu, pasien mulai sering mencemaskan hal-hal kecil pada
kehidupan sehari-harinya. Pasien merasa sangat khawatir jika anak
terakhirnya yang duduk di bangku SMP belum juga pulang saat
sore hari, pasien takut terjadi apa-apa pada anaknya di jalan.
Pasien dapat menelpon anak-anaknya beberapa kali dalam sehari
untuk memastikan mereka dalam keadaan baik-baik saja.
 Saat cemas, pasien menjadi sedikit sulit melakukan aktivitas sehari-
hari. Namun jika kecemasan tersebut membaik, pasien masih dapat
melakukan kegiatan dengan baik.
 Keadaan tersebut membuat pasien semakin khawatir, pasien mulai
memikirkan kemungkinan-kemungkinan penyakit yang ia alami,
pasien khawatir penyakit yang ia derita adalah penyakit yang
berat dan dapat mengancam nyawanya. Hal tersebut membuat
pasien semakin cemas, pasien berpikir jika ia kelak meninggal
dunia bagaimana nasib suami dan ketiga anaknya.
 Sejak saat itu, pasien mulai sering mencemaskan hal-hal kecil pada
kehidupan sehari-harinya. Pasien merasa sangat khawatir jika anak
terakhirnya yang duduk di bangku SMP belum juga pulang saat
sore hari, pasien takut terjadi apa-apa pada anaknya di jalan.
Pasien dapat menelpon anak-anaknya beberapa kali dalam sehari
untuk memastikan mereka dalam keadaan baik-baik saja.
 Saat cemas, pasien menjadi sedikit sulit melakukan aktivitas sehari-
hari. Namun jika kecemasan tersebut membaik, pasien masih dapat
melakukan kegiatan dengan baik.
 Pasien mengaku beberapa kali mengunjungi dokter untuk
memeriksakan kondisinya, pasien pernah disarankan untuk
melakukan pemeriksaan tiroid dan dokter mengatakan hasilnya
dalam batas normal. Kemudian pasien disarankan untuk menemui
dokter spesialis jiwa.
 Pasien tidak pernah merasa tidak berdaya, kehilangan minat, putus
asa ataupun berpikir ingin bunuh diri. Selama keluhan berlangsung
pasien masih dalam keadaan sadar penuh. Tidak pernah
mengamuk, berbicara sendiri, mendengar atau melihat sesuatu
yang tidak nyata.
• Trauma kepala (-)
• Hipertensi (-)
Riwayat penyakit • Asma (-)
dahulu : • DM (-)
• Riwayat kejang (-)
• Penurunan kesadaran (-)

Riwayat penyakit
gangguan jiwa : • Tidak ada

Riwayat Pemakaian
Zat Adiktif • Tidak ada
9
Periode Periode masa Periode masa
prenatal dan Periode bayi remaja awal-akhir
dan balita kanak-kanak
perinatal (12-18 tahun):

diasuh oleh ibu


anak terakhir dari kandungnya, diberi pasien sekolah dan pasien dapat
3 bersaudara, lahir ASI dan mendapat dapat mengikuti mengikuti seluruh
cukup bulan, MP-ASI. Tidak pelajaran dengan proses pembelajaran
persalinan normal pernah mengalami baik. Tidak pernah di SMP dengan baik
dibantu bidan gangguan tumbuh tinggal kelas dan dan cukup berprestasi.
tanpa ada kembang, demam memiliki banyak Begitupun saat SMA,
kecacatan saat tinggi, maupun teman
lahir. kejang

pasien tergolong siswa


yang cerdas dan
diterima kuliah di
UNS. Pasien mengaku
memiliki banyak teman
dan tidak ada
masalah berat selama
sekolah.
Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat
Pendidikan Pekerjaan Perkawinan Keagamaan

Pasien bersekolah Pasien memeluk agama


hingga perguruan Pasien tidak pernah Islam. Pendidikan
bekerja, setelah Pasien telah
tinggi dan berhasil menikah satu kali agamanya didapat
mendapat gelar lulus kuliah pasien dari keluarga dan
langsung menikah sejak 27 tahun
sarjana pendidikan yang lalu hingga sekolah. Pasien selalu
dengan nilai yang dengan suaminya. menunaikan ibadah
Seluruh kebutuhan saat ini. Pasien
cukup baik. Pasien memiliki 3 orang shalat dan rajin
bersekolah atas ekonomi keluarga mengaji.
dipenuhi dari anak.
kemauannya sendiri
tanpa paksaan dari pendapatan suami.
orang lain.

• Anak I : Laki-laki, 25 Tahun, belum menikah, belum bekerja.


• Anak II : Laki-laki, 17 Tahun, saat ini sedang bersekolah di
bangku SMA.
• Anak III : Perempuan, 13 Tahun, saat ini sedang bersekolah di
bangku SMP
Lanjutan...
Riwayat • Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer
Militer

Riwayat
Pelanggaran • Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.
Hukum

• Pasien mulai menyukai lawan jenis ketika berusia 18 tahun.


Riwayat • Pasien pernah berpacaran dengan beberapa teman kuliah,
Psikoseksual • Pasien menikah saat berusia 23 tahun, berhubungan seksual
hanyan dengan suaminya.
LANJUTAN
Aktivitas Sosial Riwayat kehidupan keluarga Situasi Kehidupan Saat ini

• Pasien sering mengikuti • Pasien merupakan anak • Saat ini pasien tinggal
kegiatan sosial di lingkungan terakhir dari tiga bersama suami dan ketiga
tempat tinggalnya, seperti bersaudara. anaknya. Kegiatan sehari-
arisan dan pengajian. • Saat ini pasien tinggal hari pasien adalah ibu
bersama suaminya, kedua rumah tangga. Keluarga
orangtua pasien masih pasien memiliki tingkat
lengkap dan tinggal di Solo. ekonomi menengah ke atas.
• Pasien masih rutin
mengunjungi kedua
orangtuanya setiap tahun
dan sering berkomunikasi
lewat telepon.
• pasien mengaku tidak
memiliki masalah dengan
kedua orangtuanya. Pasien
tidak memiliki keluarga
dengan gangguan jiwa.
RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA

Keterangan :

: Ny. SS

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal Serumah

14
LANJUTAN
Persepsi Pasien Tentang Persepsi Keluarga Impian, Fantasi, Dan Cita-
Diri dan Kehidupannya Terhadap Diri Pasien cita
• Pasien merasa apa yang • Seluruh keluarga • Pasien saat ini memiliki
terjadi pada dirinya mengetahui kondisi pasien impian dapat pergi haji
bukanlah hal yang wajar, dan mendukung penuh bersama suaminya. Pasien
ia menginginkan dirinya proses pengobatan sedang mengumpulkan
dapat terbebas dari pasien. uang tabungan untuk hal
perasaan cemas dan was- • Keluarga merasakan tersebut.
was yang berlebihan kecemasan yang dialami
• Pasien tidak ingin oleh pasien sangat
membuat anak dan berlebihan dan kadang
suaminya terkesan overprotective
mengkhawatirkan terhadap anak-anaknya.
kondisinya, sehingga ia
berusaha sebaik mungkin
mengikuti anjuran dokter
STATUS MENTAL
Penampilan

• pasien wanita berpakaian sesuai usia, terlihat rapih, self-


higine baik

Prilaku dan aktivitas psikomotor

• pasien tampak cemas, kontak mata baik, tidak ada gerakan-


gerakan tambahan yang mengganggu proses wawancara.

Sikap terhadap pemeriksa

• kooperatif
Alam Perasaan Pembicaraan Persepsi

• Mood: cemas • Pembicaraan • Halusinasi: tidak


• Afek: terbatas spontan, lancar, ada
• Keserasian: artikulasi baik, • Ilusi: tidak ada
serasi intonasi sedang, • Depersonalisasi:
volume cukup, tidak ada
kualitas cukup, • Derealisasi:
kuantitas cukup. tidak ada
Pikiran Kesadaran dan kognisi Pengendalian
impuls

• Produktivitas: • Kesadaran: compos • Baik


baik mentis
• Bentuk/proses • Orientasi (situasi, waktu,
pikir: koheren tempat, dan orang):
• Isi pikir: tidak baik
ada waham, • Daya ingat: jangka
preokupasi, panjang, jangka
fobia, maupun menengah, jangka
obsesi pendek, dan jangka
segera baik.
• Daya konsentrasi dan
perhatian: baik
• Kemampuan
visuospasial: baik
• Pikiran abstrak: Baik
Daya Nilai Tilikan Taraf dapat
dipercaya

• Norma sosial: • Tilikan 6. Pasien • Kesan dapat


Tidak memiliki dipercaya
terganggu kesadaran
• Uji daya nilai: bahwa mereka
Tidak sakit dan
terganggu membutuhkan
• Penilaian bantuan,
realitas: Baik disertai dengan
motivasi untuk
mencapai
perbaikan.
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan tanda-tanda vital pasien diperoleh TD
110/80mmHg, nadi 84x/menit, laju pernafasan 19 x/menit
• Pada pemeriksaan fisik mata, hidung, telinga, paru, jantung,
dan abdomen tidak ditemukan adanya kelainan.

Pemeriksaan Laboratorium
• Tidak dilakukan
Pasien SS, 50 tahun, Sarjana Pedidikan, Pasien mengeluhkan mudah
Islam, suku Jawa, beralamat di Gisting cemas dan merasa was-was
Tanggamus, ibu rumah tangga sejak ± 1 tahun yang lalu

muncul hampir setiap hari tidak ada kondisi khusus


mudah berkeringat dingin, hingga membuat pasien yang menyebabkan dia
jantung berdebar, lemas, sulit tidur, pasien juga merasa cemas seperti ini
dan mudah terkejut. sering terbangun di malam dan perasaan cemasnya
hari kemudian sulit untuk muncul tanpa batasan
memulai tidur kembali periode yang jelas

Pasien kesulitan melakukan


aktivitas sehari-hari saat pasien tampak cemas,
cemas melanda, nafsu kontak mata pasien baik Mood tampak cemas
makan berkurang. Namun dan kooperatif saat dengan afek terbatas dan
jika tidak sedang cemas, wawancara dengan serasi
pasien dapat beraktivitas pemeriksa
dengan baik
DIAGNOSIS
Berdasarkan PPDGJ III dan DSM IV TR :

Gangguan cemas menyeluruh merupakan bentuk


kecemasan yang sifatnya menyeluruh dan menetap
selama beberapa minggu atau bulan yang ditandai
dengan kecemasan tentang masa depan, ketegangan
motorik, dan aktivitas otonomik yang berlebihan.

25
PPDGJ III

Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yeng


berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
“mengambang”)

26
PPDGJ III

Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)

Gejala–gejala tersebut biasanya mencakup unsur–unsur berikut:


1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,
sulit konsentrasi, dsb);
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai); dan
3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar–debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kerig, dsb.).

27
PPDGJ III

Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)

Pada anak–anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk


ditenangkan (reassurance) serta keluhan–keluhan somatik berulang yang
menonjol

Adanya gejala–gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),


khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas
Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode
depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0),
atau gangguan bosesif – kompulsif (F42.-).

28
DSM-IV TR

Gangguan Cemas Menyeluruh :


Kriteria diagnosis :
A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir
setiap hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya 6 bulan,
tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan atau
aktivitas sekolah)
B. Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya

29
DSM-IV TR

Gangguan Cemas Menyeluruh :


C. Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari enam gejala berikut ini
(dengan sekurangnya beberapa gejala lebih banyak terjadi dibandingkan tidak
terjadi selama 6 bulan terakhir). Catatan: hanya satu nomor yang diperlukan pada
anak
1. Kegelisahan
2. Merasa mudah lelah
3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur gelisah, dan tidak
memuaskan)

30
DSM-IV TR

Gangguan Cemas Menyeluruh :


D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I,
misalnya, kecemasan atau ketakutan adalah bukan tentang menderita suatu
serangan panik (seperti pada gangguan panik), merasa malu pada situasi
umum (seperti pada fobia sosial), terkontaminasi (seperti pada gangguan
obsesif kompulsif), merasa jauh dari rumah atau sanak saudara dekat
(seperti gangguan cemas perpisahan), penambahan berat badan (seperti
pada anoreksia nervosa), menderita keluhan fisik berganda (seperti pada
gangguan somatisasi), atau menderita penyakit serius (seperti pada
hipokondriasis) serta kecemasan dan kekhawatiran tidak terjadi semata–
mata selama gangguan stres paska trauma

31
DSM-IV TR

Gangguan Cemas Menyeluruh :


E. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan
yang bermakna secara klinis, atau gangguan pada fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lain
F. Gangguan yang terjadi bukan karena efek fisiologis langsung suatu zat
(misalnya penyalahgunaan zat, medikasi) atau kondisi medis umum
(misalnya hipertiroidisme), dan tidak terjadi semata–mata selama suatu
gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan
pervasif.

32
DIAGNOSIS

□ Pada kasus di atas, Ny. SS, wanita usia 50 tahun, datang untuk kontrol
penyakitnya setelah menjalani pengobatan selama dua tahun. Pada pasien
ini ditemukan episode dari gejala mania dan depresi sejak 2 tahun yang
lalu. Perubahan afek yang disertai dengan suatu perubahan pada seluruh
tingkat aktivitas. Saat ini pasien merasakan bahwa dirinya merasakan sedih,
murung, sulit berkonsentrasi sejak 1 bulan yang lalu. Berdasarkan gejala-
gejala tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita Gangguan
Cemas Menyeluruh (F 41.1)

33
TATALAKSANA
1. Farmakologi
2. Psikoedukasi

34
TATALAKSANA Farmakologi

Clonazepam

35
TATALAKSANA Psikososial

Intervensi psikososial,
□ Terapi Kognitif Perilaku/Cognitive behavioral therapy (CBT)
□ Terapi Suportif
□ Terapi Berorientasi Tilikan

36
Terimakasih!

37

Anda mungkin juga menyukai