Anda di halaman 1dari 44

SPINAL ANESTESI

PADA OPERASI VESICOLITOTOMI


PASIEN VESICOLITHIASIS + CKD STAGE V
MANAJEMEN KASUS
Oleh:

Aminah Zahra, S.Ked


Natasya Hayatillah, S.Ked
Riestya Abdiana, S.Ked
Sutansyah Ahmad I, S.Ked

Perceptor:
dr. Ade Aria N, Sp. An

KEPANITERAAN KLINIK ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
2018
Status pasien
Identitas

Nama Pasien : Tn. N


Umur : 68 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Sumber Rejo
Anamnesis

Keluhan Utama
 Buang air kecil sulit, keluar sedikit-sedikit dan terasa nyeri
hingga ke panggul

Riwayat:
Riwayat operasi batu saluran kemih 1 kali tahun 2006
PREOPERATIF
A: os tidak memiliki alergi Riwayat Pribadi
obat ataupun makanan  Pasien tidak merokok,
M: - minum minuman
P: - beralkohol, dan
mengkonsumsi obat-
L: Nasi jatah RS obatan. Pasien juga tidak
E: - memiliki riwayat alergi
makanan maupun obat-
Riwayat Operasi: 1 kali obatan.Tidak pernah
kejang dan tidak ada gigi
goyang ataupun memakai
gigi palsu
Penilaiaan jalan napas LEMON

Look : tidak ada kelainan gigi, mulut dapat di buka


lebar, leher tidak tampak pendek
Evaluasi : 3-3-2 dapat dilakukan dengan baik
Malampati : score 1
Obstruksi : tidak ada obstruksi jalan napas
Neck : gerakan leher tidak terbatas
Pemeriksaan Fisik
Status Present
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan Darah : 140/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Pernafasan : 22 x/menit
 Suhu : 36,7 C
 SpO2 : 98%
 TB/BB : 157 cm / 50 kg
Hasil Laboratorium 12/01/2019
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 12,0 14-18 g/dl
Leukosit 7,400 4.800-10.800 /mikroliter
Eritrosit 3,6 4,7-5,4 Juta/mikroliter
Hematokrit 31 37-47
Trombosit 361.000 150.000-450.000 Mikroliter
MCV - 78-99 Fl
MCH - 27-31 Pg
MCHC - 30-35 g/dl
Hitung Jenis
- Basofil - 0-1
- Eosinofil - 2-4
- Batang - 3-5
- Segmen - 50-70
- Limfosit - 25-40
- Monosit - 2-8
12/01/2019
Kimia
SGOT 12 <31 U/L
SGPT 9 <31 U/L
Gula Darah (GDS) 127 <140 mg/dL
Ureum 160 13-43 mg/dL
Creatinine 5,07 0,55-1,02 mg/dL
Natrium 140 135-145 Mmol/L
Kalium 4,0 3,5-5,0 mmo/L
Kalsium 9,0 8,6-10 mg/dl
klorida 109 96-106 Mmol/L

HbsAG Rapid : Non Reaktif


18/01/2019  Anti HCV
Anti HIV
: Non Reaktif
: Non Reaktif
Rontgen Thoraks
- Tidak Tampak Kardiomegali
- Gambaran Bronkitis
KONSUL, Urologi kepada bagian:
16/01/2019

1. Anestesi (Dr. Tomi Sp.An)


Kesan: ASA III + CKD stage IV + HT stage II, Geriatri
Saran: - Agar dilakukan HD terlebih dahulu
- Target creatinin < 2
- Cek ulang ureum/creatinin, elektrolit Post HD
- Konsul ulang dengan hasil lab terbaru
2. Penyakit Dalam
- Acc HD untuk operasi (21/01/2019 – Dr. Taruna Sp.PD KGH)
- Bicnat (3dd2), B12 (3dd1), Asam Folat (1dd3), NAC (3dd2)
(16/01/2019 – Dr. Yusuf Sp.PD)
Hasil Laboratorium 22/01/2019
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 10,0 14-18 g/dl

Kimia
Gula Darah (GDS) 127 <140 mg/dL
Ureum 34 13-43 mg/dL
Creatinine 1,59 0,55-1,02 mg/dL
Natrium 136 135-145 Mmol/L
Kalium 3,6 3,5-5,0 mmo/L
Kalsium 8,3 8,6-10 mg/dl
Klorida 106 96-106 Mmol/L
KONSUL, Urologi kepada bagian:
23/01/2019

1. Anestesi (Dr. Dendi Sp.An)


Jadwal operasi kamis, 24/01/2019
Kesan: Pro Operasi pasien dengan Post HD + HT (210/124)
Saran: - Tunda operasi, jadwal ulang.
- Captopril 3x25 mg
- Amlodipin 1x10 mg
- Aprazolam 0,5 (0-0-1)
28/01/2019

Hasil Laboratorium
Hemoglobin 10,6 <140 mg/dL
Ureum 20 13-43 mg/dL
Creatinine 1,78 0,55-1,02 mg/dL

(30/01/2019)
Laporan Pre OP (Dr. Imam Sp.An)  ACC Operasi 31/01/2019
Diagnosis :
Batu Buli

Rencana Tindakan :
(31/01/2019)
 Vesiculolitotomi

Operator :
 Dr. Exsa Sp.U
INTERAOPERATIF
Tindakan operatif : Vesikolitotomi
Tindakan Anestesi : Spinal anestesi
Posisi : supinasi
Obat anestesia : Bunascan 15 mg
Ondansentron 4mg
Miloz 1cc 5mg
Intubasi :-
Benda asing :-
Ventilasi : Spontan
Gas flow : O2 2 L
IV line : Tangan kiri nomer 18
Keseimbangan cairan : Input kristaloid: 1000 cc Blood loos: +380cc
Tekanan darah : 160/90
Tekanan darah Masuk dan rata rata sampai akhir operasi : 140/80
POST OPERATIF
- Pasien masuk ruang pemulihan

Jika skor bromage 2


dapat dipindahkan ke ruangan

- Observasi tanda-tanda vital dalam batas normal


- TD : 157/83 mmHg
- Nadi : 63x/menit
- Spo2 : 98%
- Kesadaran: Compos mentis
- Terpasang infus RL 500 cc
- Dibawa keruang Kutilang
- Observasi TTV
TINJAUAN PUSTAKA
Persiapan dan Penilaian PraAnestesi

Penilaian Pra-Bedah

Anamnesis

Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Laboratorium

Kebugaran
untuk Anestesi
Masukan Oral
 Pada pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam,
 Pada pasien anak kecil 4-6 jam
 Pada pasien bayi 3-4 jam

Air putih, teh manis sampai 3 jam dan untuk keperluan


minum obat air putih dan dalam jumlah terbatas boleh 1
jam sebelum induksi anesthesia.
Klasifikasi Status Fisik

• Pasien dalam keadaan normal dan sehat.


ASA I

• Pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai


sedang baik karena penyakit bedah maupu n
ASA II penyakit lain.

• Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik


berat yang diakibatkan karena berbagai penyebab.
ASA III
• Pasien dengan kelainan sistemik berat tak dapat melakukan
aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman
ASA IV kehidupannya setiap saat.

• Pasiensekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa


pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.
ASA V
Anastesi spinal
Termasuk analgesia regional. Prosedur memasukan obat
anastesi kedalam ruang subaraknoid.

Indikasi: operasi dibawah cervical.

Secara primer anastesi ini akan berkerja dengan baik pada


prosedur operasi lower abdomen, inguinal,
urogenital, rectal dan operasi pada ekstremitas
bawah.

Meskipun teknik ini juga bisa digunakan untuk operasi


abdomen bagian atas, sebagian menganggap lebih baik
untuk menggunakan anestesi umum untuk memastikan
kenyamanan pasien.
Kontra indikasi:

Kelebihan spinal anasesi

• analgesia yang adekuat


• pasien tetap sadar
• relaksasi otot cukup
• risiko aspirasi pasien dengan
lambung penuh lebih kecil
• Pemulihan fungsi saluran cerna
lebih cepat
Hubungan anatomi vertebre dan anastesi
spinal

Prosedur puncture anastesi spinal


dilakukan dibawah segmen tersebut,
Medula spinalis berakhir di L1 (pada dewasa) dan L3
pada anak untuk menghindari cedera pada
medula spinalis
Faktor yang mempengaruhi level blok saraf
spinal

isobarik hipobarik hiperbarik


Obat-Obatan anastesi spinal
Prosedur anastesi spinal
1. Inspeksi dan palpasi
daerah lumbal yang akan
ditusuk (dilakukan ketika
kita visite pre-operatif).

Prinsip : STERIL-septik aseptik

2. Posisikan pasien

duduk Foramen interlaminar lebih terbuka saat fleksi Lateral dekubitus


3. Kulit dipersiapkan dengan larutan antiseptik seperti betadine, alkohol, kemudian
kulit ditutupi dengan “doek” bolong steril.

4. Cara penusukan.

Pakailah jarum yang kecil (no. 25, 27 atau 29). Makin besar nomor jarum, semakin kecil
diameter jarum tersebut, sehingga untuk mengurangi komplikasi sakit kepala (PDPH:
Post duran punctureheadache) dianjurkan dipakai jarum kecil. Penarikan stylet dari jarum
spinal akan menyebabkan keluarnya likuor bila ujung jarum ada di ruangan subarachnoid.
Darah yang mewarnai likuor harus dikeluarkan sebelum menyuntik obat anestesi lokal
karena dapat menimbulkan reaksi benda asing (Meningismus).

Midline approach Paramediana approach


Anestesi untuk Pasien dengan Penyakit Ginjal

Evaluasi
fungsi ginjal
ESRD

Preoperative evaluation

Biasanya, preoperative
dialysis pada hari operasi
atau sehari sebelum
operasi dianjurkan.
ANALISIS KASUS
Analisis
Pemberian
metode
anestesi

Analisis
penatalaksanaan
spinal anestesi
pada pasien
Apakah pemberian metode
anestesi sudah tepat?

Iya, sudah.

Bedah urologi
merupakan salah satu indikasi
untuk dilakukan spinal anestesi.

Kemudian setelah dievaluasi,


pada pasien ini tidak didapatkan
Kontraindikasi untuk dilakukan
spinal anestesi.
Apakah penatalaksanaan spinal
anestesi pada pasien sudah tepat?
1. Prosedur anastesi: sudah tepat
Dilakukan dengan prinsip steril.

Posisi paksen duduk. Siku pasien pada paha,


pasien menunduk dibantu asisten

Jarum ditusukan dibawah L1, diantara L4-L5

2. Obat yang dipakai: Bupivacain hiperbarik


15 mg sesuai.
3. Posisi setelah spinal anastesi: Head-up sudah tepat

4. Pasien diberikan sedatif-hypnotic: midazolam 1 ml (5mg).


Dosis midazolam: 0,1-0,3/ KgBB

5. Pasien diberikan oksigen 2L dengan nasal


kanul

Sesuai, karena efek midazolam

Pemberian sedatif-hipnotic setelah


prosedur spinal anastesi sudah tepat.
Karena kesepakatannya spinal anastesi
harus diberikan ketika pasien masih sadar.
Kecuali anak-anak
ANALISIS CAIRAN
ANALISIS CAIRAN
 Mulai operasi pukul 13.00 wib
 Pasien puasa pukul 24.00 wib lama puasa 12 jam
 Berat badan pasien 50 kg
 10 kg I = 4cc/kgbb/jam 4cc/jam10 = 40cc/jam
 10 kg II = 2cc/kgbb/jam 2cc/jam10 = 20cc/jam
 30 kg III = 1cc/kgbb/jam 1cc/jam30 = 30cc/jam
 Total 90cc/jam
 Pasien puasa 12 jam  12x90cc/jam  1080cc/jam
 Operasi sedang 6cc/kgbb  300cc/jam

 Total kebutuhan cairan 90cc + 1080ccc + 300cc = 1470cc 1500cc


 Jam 1 operasi 50%  750 cc
 Jam 2 operasi 25%  375cc
 Jam 3 operasi 25%  375cc
Jam 1 operasi 50%  750 cc
Jam 2 operasi 25%  375cc
Jam 3 operasi 25%  375cc

Pasien mendapatkan infus kristaloid 1000cc selama 1 jam operasi

Urine output : 300cc


Perdarahan : 380cc

Belum sesuai
Cairan yang diberikan
+250cc pada 1 jam operasi
Daftar Pustaka
 Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD.2013.
 Morgan & Mikhail’s ClinicalAnesthesiology.
New York: McGrawHill

Anda mungkin juga menyukai