BELLS PALSY
Oleh
Astrid Ananda
Aliesza Esthi Kusuma
Fina Fatmawati Prayitno
Preceptor: Nanda Salsabila Itsa
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
KELUHAN UTAMA
• Tidak dapat makan dan minum karena bibir merot sejak dua
minggu lalu
KELUHAN TAMBAHAN
– Pasien Ny. R usia 30 tahun datang ke Poli Syaraf RSAM dengan keluhan sulit
makan dan minum karena bibir merot sejak dua minggu lalu. Bibir kanan terasa
baal sejak dan keluhan dirasakan saat pasien kesulitan minum air, pasien tidak
dapat merasakan air yang diminum ke dalam mulutnya dan lidah juga terasa tebal.
Pasien juga mengatakan wajah kanannya terasa baal jika di pegang. Pada waktu
yang bersamaan, mata kanan dirasakan sulit menutup, perih dan berair. Pasien juga
mengaku adanya nyeri pada telinga kanan terutama jika mendengar suara bising.
– Keluhan ini baru pertama kali dirasakan, keluhan lain seperti nyeri kepala dan
gangguan penglihatan disangkal. Pasien tidak mengeluh adanya kelemahan pada
anggota gerak ataupun bicara pelo. Keluhan mengompol dan gangguan BAB tidak
ada. Keluhan demam disangkal atau riwayat ruam pada kulit disangkal.
Riwayat Penyakit
R/alergi obat R/
Dahulu
penyakit autoimun
R/penyakit seperti ini dan makanan
sebelumnya (-). Sakit kulit R/trauma
sebelumnya(-) (-)
(herpes zoster) dan sakit telinga kepala (-)
(-), tumor kelenjar parotis (-)
PULMO
– Inspeksi : Normochest, simetris, lesi (-)
– Palpasi : Nyeri tekan (-), Fremitus taktil kanan=kiri
– Perkusi : Sonor (+/+)
– Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
– Inspeksi : Datar, masa (-), lesi (-)
– Auskultasi : BU (+) normal
– Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-/-)
– Perkusi : Timpani
Ekstremitas
– Superior : CRT < 2s, akral hangat, edema (-/-)
– Inferior : CRT < 2s, akral hangat, edema (-/-)
– Kesan : Dalam batas normal
EMERIKSAAN NEUROLOGISCN II
Tajam Penglihatan : tidak dilakukan
Lapang Penglihatan : (+)/(+)
CN I
Tes Warna : (+)
Daya Penciuman Hidung : (+) /
Fundus Oculi : Tidak dilakukan
normosmia
CN V
CN III, IV, VI
Kelopak Mata : lagophtalmos dextra (+/-)
Pupil Sensibilitas :
Diameter : 3 mm / 3 mm ophtalmik : +/+
Bentuk : Bulat, tepi rata
Isokor/anisokor : Isokor
maxilla : +/+
mandibularis : +/+
Posisi : Central (+ / +) Motorik : baik
RCL : +/+ Refleks kornea : +/+
RCTL : +/+
Gerakan bola mata : baik Refleks bersin : tidak dinilai
Diplopia : (-/-)
CN VII
CN VIII Inspeksi wajah saat diam : tidak simetris
Mengerutkan dahi : dahi kanan tidak mengerut
Tes Pendengaran: +/+
Angkat alis : alis kanan tidak terangkat
Meringis, tertawa : mulut mencong ke kiri
Sudut bibir : kanan hilang
Menutup kedua mata : kanan sulit, lagophtalmos (+)
Sensoris : pengecapan 2/3 anterior lidah baik
CN XII
Atropi :-
Fasikulasi :-
Lidah : simtetris
CN IX dan X
- Posisi Uvula : ditengah
- Refleks muntah : dalam batas normal
CN XI - Refleks batuk : Tidak dilakukan
M. Trapezius :+ - Peristaltik usus : ada, Normal
M. Sternocleidomastoideus : +
RANGSANG MENINGEAL
Kesan
Saraf otonom dalam batas normal
Fungsi luhur dalam batas normal
HASIL LABORATORIUM
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 15,7 11,7-15,5 g/dL
Leukosit 7.200 3.600-11.000 /μL
Eritrosit 5,5 3.8 – 5.2 juta/μL
Hematokrit 47 35 – 47 %
Trombosit 362.000 150.000 – 440.000 /μL
MCV 84 80 - 100 fL
MCH 28 26 – 34 pg
MCHC 34 32 – 36 g/dL
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 2-4 %
Batang 0 3-5 %
Segmen 56 50-70 %
Limfosit 38 25-40 %
Monosit 6 2-8 %
HASIL LABORATORIUM
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
GDS 76 <140 mg/dl
DIAGNOSIS
○ Teori herediter
Supragenikular + + +
Infragenikular-
suprastapedial - + +
Infrastapedial-
suprakordal - - +
Infrakordal - - -
DERAJAT
DIAGNOSIS
Anamnesis
Biasanya timbul secara mendadak, penderita menyadari adanya kelumpuhan pada
salah satu sisi wajahnya pada waktu bangun pagi, bercermin atau saat sikat
gigi/berkumur atau diberitahukan oleh orang lain/keluarga bahwa salah satu
sudutnya lebih rendah.
Tidak bisa menutup mata dengan sempurna
Otalgia (nyeri pada telinga)
Hiperakusis (sensitifitas berlebihan terhadap suara)
Gangguan atau kehilangan pengecapan.
Riwayat pekerjaan dan adakah aktivitas yang dilakukan pada malam hari di ruangan
terbuka atau di luar ruangan.
Riwayat penyakit yang pernah dialami oleh penderita seperti infeksi saluran
pernafasan, otitis, herpes, dan lain-lain.
DIAGNOSIS
● Pemeriksaan Klinis
○ Pemeriksaan neurologis ditemukan parese N.VII tipe perifer.
○ Gerakan volunteer yang diperiksa, dianjurkan minimal:
■ Mengerutkan dahi
■ Memejamkan mata kelopak mata pada sisi yang lumpuh tetap
terbuka (lagoftalmus) dan bola mata berputar ke atas (phenomena Bell)
■ Mengembangkan cuping hidung
■ Tersenyum
■ Bersiul
■ Mengencangkan kedua bibir
○ Test Lakrimasi : sekresi air mata. Kalo ada sekresi kertas lakmusnya akan
berubah sesuai pH air matanya
○ Fungsi sensorik : glukosa 4 % --- manis
as sitrat 1 % ---- asam
sod kloride 2.5 % ---- asin
DIAGNOSIS BANDING
● Penyakit Lime
● Otitis media,
● Sindrom Ramsay-Hunt
● Sarkoidosis
● Sindrom Guillain Barre
● Tumor kelenjar parotis
● Multipel sklerosis
● Stroke
● Tumor
TATALAKSANA.
Rehabilitasi Medik
Home Program
CN VII
Inspeksi wajah saat diam : tidak simetris
Mengerutkan dahi : dahi kanan tidak mengerut CN XII
Angkat alis : alis kanan tidak terangkat CN VIII Atropi :-
Meringis, tertawa : mulut mencong ke kiri Tes Pendengaran: + Fasikulasi : -
Sudut bibir : kanan hilang Lidah : simtetris
Menutup kedua mata : pengecapan 2/3 anterior lidah
baik
ANALISIS KASUS
Perjalanan alamiah Bell’s palsy – Faktor yang dapat mengarah ke – Faktor yang dapat mendukung ke
bervariasi dari perbaikan
komplit dini sampai cedera prognosis buruk adalah palsi komplit prognosis baik adalah paralisis
saraf substansial dengan (risiko sekuele berat), riwayat parsial inkomplit pada fase akut
sekuele permanen. Sekitar 80- rekurensi, diabetes, adanya nyeri hebat
(penyembuhan total), pemberian
90% pasien dengan Bell’s palsy post-aurikular, gangguan pengecapan,
sembuh total dalam 6 bulan,
kortikosteroid dini, penyembuhan
refleks stapedius, wanita hamil dengan
bahkan pada 50-60% kasus Bell’s palsy, bukti denervasi mulai awal dan atau perbaikan fungsi
membaik dalam 3 minggu. setelah 10 hari (penyembuhan lambat), pengecapan dalam minggu
Sekitar 10% mengalami dan kasus dengan penyengatan kontras pertama.
asimetri muskulus fasialis
yang jelas.
persisten, dan 5% mengalami
sekuele yang berat, serta 8%
kasus dapat rekuren.
THANK YOU..
Pertanyaan
– Kenapa pada wanita hamil dan dm frekuensinya lebih sering? Dan kenapa prognosisnya kurang baik?
(belum terjawab)
– pada pasien dengan dm dan hamil bisa terjadi vasokontriksi pembuluh darah menyebabkan
stenosis arteriol
– Kalo hamil apa betul ada vasokontriksi pembuluh darah?
– Tidak sampai menyebabkan tuli akan pulih kembali
– Penurunan pendengaran hanya sementara, karena jalurnya dari nomor 1 berdekatan dengan jalur
n.acusticus
– Benar gk pasien derajat 4?
– Pemeriksaan penunjang yang penting untuk tau lesinya di distal, tengah atau proksimal periksa apa?