Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

VICKI JESSIKAS.KED
PEMBIMBING: DR SILMAN HADORI,SP.RAD,MH.KES

DEPARTEMEN SMF RADIOLOGI


RUMAH SAKIT/INSTANSI PENDIDIKAN JENJARING
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017
IDENTIFIKASI OS
MR : 09.97.27
NAMA LENGKAP :TN. R
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
TANGGAL LAHIR : 18 FEBRUARI 1948
UMUR : 69 TAHUN
STATUS PERKAWINAN : MENIKAH
AGAMA : ISLAM
PEKERJAAN : JUAL BUBUR
PENDIDIKAN : SD TIDAK LULUS
ALAMAT : JL. SEPAKAT KM12 PINANG JAYA, KEMILING
MASUK RS : 30 NOVEMBER 2017
Sesak nafas sejak 2 bulan yang
Keluhan lalu dan semakin memberat 3
hari sebelum masuk rumah sakit
utama
Batuk dirasakan berdahak
Keluhan namun dahak tidak keluar,
Tambahan lemas, nafsu makan berkurang
, penurunan berat badan (+).
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien datang ke IGD RSPBA pada tanggal 28 november 2017 pukul 19.33 wib
dengan keluhan sesak nafas hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu dan semakin
memberat 3 hari smrs. sesak terutama dirasakan saat os terpapar udara dingin dan
memberat saat menjelang subuh. os mengatakan keluhan sesak disertai nafas berbunyi
mengi. os juga mengatakan bahwa sesak dirasakan semakin memberat setelah
melakukan aktivitas membuat kandang ayam. keluhan sesak seperti tertimpa beban
berat juga disangkal. os masih dapat tidur dengan menggunakan 1 bantal. keluhan
disertai dengan bengkak di kaki juga disangkal. os juga merasa nafsu makan
berkurang, berat badan menurun, dan sesekali berkeringat malam. selain itu, os
mengeluh batuk yang yang dirasakan sejak 2 yang dirasakan berdahak terutama
pada pagi hari, namun dahak tersebut tidak dapat dikeluarkan. terkadang os juga
merasa nyeri dada ketika batuk. batuk disertai darah disangkal. demam terkadang
dirasakan hilang timbul namun tidak tinggi, bak dan bab tidak ada keluhan.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
sebelumnya pada tahun 2007 pasien mengalami keluhan sesak nafas disertai
bunyi mengi, sesak dirasakan saat os terpapar udara dingin, lalu os berobat ke
puskesmas dan dinyatakan bahwa os menderita asma, sejak saat itu os rajin kontrol
dan asma os tidak kambuh lagi.
April 2017 os datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak selama
kurang lebih 1 bulan, sering berkeringat pada malam hari, berat badan dirasakan
menurun dan badan terasa lemas, kemudian os berobat ke poli penyakit dalam rspba
dan os dinyakatakan menderita tuberkulosis paru oleh dokter (dengan bta positif),
sejak saat itu os rutin kontol sebulan sekali untuk penyakit tb-nya. Setelah 5 bulan
meminum obat tb os kembali dilakukan pemeriksaan dahaknya dan masih didapatkan
hasil (++). os dan keluarga mengatakan bahwa os saat ini sedang menjalani
pengobatan tb yang ke 8 bulan, os mengatakan bahwa os teratur dalam meminum
obat TB-nya tanpa berhenti walau seharipun.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Riwayat keluarga atau tetangga yang memiliki keluhan sama (-), riwayat merokok sejak muda
dan berhenti sejak tahun 2005 , riwayat trauma pada dada disangkal, riwayat hipertensi (-), dan
riwayat kencing manis (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

- Cacar - Malaria - Thypoid

- Cacar air - Disentri - Burut (hernia)

- Difteri - Hepatitis - Penyakit prostat

- Batuk rejan - Tifus abdomen - Wasir

- Campak - Hipotensi - Diabetes

Influenza - Sifilis - Alergi

- Tonsilitis - Gonore - Tumor

- Kholera - Gastritis - Penyakit Jantung Koroner

- Demam rematik akut - Ulkus ventrikulus Asma Bronkhial

- Pneumonia - Ulkus duodeni - Campak

- Pleuritis - Gastritis - Serosis Hepatis

Tuberkulosis - Batu empedu - Thypoid


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Hubungan Diagnosa Keadaan Kesehatan Penyebab Meninggal

Kakek - - -

Nenek - - -

Ayah - - -

Ibu - - -

Saudara - - -

Anak-anak - - -
RIWAYAT ALERGI / KEBIASAAN
Makanan/minuman
tidak didapatkan adanya alergi
Obat-obatan
Tidak didapatkan adanya alergi

RIWAYAT KEBIASAAN
Riwayat merokok : berhenti sejak tahun 2005
Riwayat konsumsi alcohol : disangkal
Riwayat kontak langsung dengan penderita TB : disangkal
RIWAYAT MAKANAN
Frekuensi/hari : 1 2 x / hari
Jumlah/hari : satu porsi
Variasi/hari : bervariasi (ayam, ikan, tahu, tempe namun kurang begitu suka
dengan sayuran)
Nafsu makan : menurun
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 140/80 mmhg
Nadi : 112 x/menit, reguler, volume cukup
Suhu : 36,5C
Pernapasan :34x/menit, reguler
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan (cm) : 155 cm
Keadaan gizi : Menurut IMT 18,75 (BB normal)
Aspek kejiwaan
Tingkah laku : wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif
Alam perasaan : biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah
Proses pikir : wajar/cepat/gangguan waham/fobia/obsesi
PEMERIKSAAN SPESIFIK
STATUS GENERALISATA
Kulit
Warna : sawo matang efloresensi : tidak ada
Jaringan parut : tidak ada pigmentasi : tidak ada
Pertumbuhan rambut : normal pembuluh darah : normal
Suhu raba : hangat lembab/kering : kering
Keringat, umum : normal turgor : normal

Kepala
ekspresi wajah : normal simetris muka : simetris
Rambut : normal
Mata
eksolftalmus : tidak ada enoftalmus : tidak ada
Kelopak : normal lensa : normal
Konjungtiva : tidak anemis visus : normal
Sklera : normal gerakan mata : normal
Lap.Penglihatan : normal tekanan bola mata : normal
Deviatio konjungtiva : tidak ada nistagmus : tidak ada

Telinga
tuli : tidak tuli selaput pendengaran : normal
Lubang : normal penyumbatan : tidak ada
Serumen : tidak ada perdarahan : tidak ada
Hidung
Trauma : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Sekret : tidak ada
Pernafasan cuping hidung : tidak ada

Mulut
bibir : tidak sianonis tonsil : normal
Langit-langit : normal bau nafas : tidak berbau
Trismus : normal lidah : normal
Faring : tidak hiperemis

Leher
tekanan vena jugularis: jvp 5-2 cm h2o (tidak ada peningkatan)
Kelenjar tiroid : normal, tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : normal, tidak ada pembesaran
KELENJAR GETAH BENING
SUBMANDIBULA : TIDAK TERABA LEHER : TIDAK TERABA
SUPRAKLAVIKULA : TIDAK TERABA KETIAK : TIDAK TERABA
LIPAT PAHA : TIDAK TERABA

THORAX
BENTUK : SIMETRIS
SELA IGA : NORMAL
PARU DEPAN BELAKANG
Depan Belakang

Inspeksi Kanan

Kiri Simetris dalam statis dan dinamis

retraksi otot-otot pernapasan (-)

Palpasi Kanan

Kiri Vocal fremitus normal kanan dan kiri

Perkusi Kanan Sonor Sonor

Kiri Sonor Sonor

Auskultasi Kanan

Kiri Rh (+/+)

Wh(+/+)
JANTUNG

Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak


Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri : ICS IV linea midklavikularis sinistra
Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis dekstra
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 normal, heart rate 100 x/menit,
reguler. Murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : bentuk normal, ascites (-),venektasi (-), caput medusa (-), ikterik (-)
Palpasi : nyeri tekan epigastrium(-)
hati : nyeri tekan (-), tidak teraba
limpa : tidak teraba
Ginjal : nyeri ketok CVA (-) kanan dan kiri
Perkusi : timpani - pekak
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas

Ekstremitas superior dextra dan sinistra:


Oedem (-), deformitas (-), bengkak (-), sianosis (-), pitting oedem (-), nyeri sendi (-) ptekie (-)
Ekstremitas inferior dextra dan sinistra:
Oedem (-), deformitas (-), bengkak (-), sianosis (-), pitting oedem (-), nyeri sendi (-) ptekie (-)
DAFTAR MASALAH

Sesak nafas 2 bulan yang lalu , memberat 3 hari SMRS


Tampak gambaran kp aktif atifikal disertai bronkitis kronis, perlu di pertimbangkan
(bagaimana klinis dan lab)
Riwayat Asma Sejak Tahun 2007
Hasil sputum BTA (++)
Leukosit meningkat
DIAGNOSIS KERJA
Bronkitis Kronis +TB PARU on terapi bulan ke 8

DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Sindrom obstruksi pasca tuberkulosis

Bronkitis kronis
ANJURAN PEMERIKSAAN
Laboratorium : darah lengkap

Pemeriksaan sputum BTA


Foto thorak
Bronkogram
CT scan thorak
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium, Tanggal 28-11-2017
Pemeriksaan Sputum BTA

Sewaktu pagi sewaktu: hasilnya (+/+/-)


GAMBARAN RONTGEN
EKSPERTISE

Posisi Trakea Masih Di Tengah


Mediastinum Superior Tidak Melebar
Jantung Tidak Membesar (CTR < 50 %)
Aorta Masih Tampak Normal
Sinus Costophrenicus Kanan Sulit Dinilai (Terpotong), Kiri Kabur
Sinus Cardiophrenicus Kanan Normal, Kiri Kabur
Diafragma Bilateral Mendatar
EKSPERTISE
Pulmo :
Hilus kanan dan kiri normal
Corakan bronkovaskuler meningkat
Tampak perbercakan lunak di lapang bawah paru kiri
Tramline sign (+), cuffing sign (+)
Kranialisasi (-)

Skeletal : Scoliosis vertebra thoracalis


Kesan :
Radiografi thorax pa saat ini menunjukkan adanya kp aktif atifikal disertai bronkitis kronis,perlu di
pertimbangkan (bagaimana klinis dan lab)
Scoliosis vertebra thoracalis
Tidak tampak kardiomegali
PENATALAKSANAAN
Non farmakologi
Istirahat yang cukup
Pasien diingatkan bahwa pengobatan tb cukup lama yaitu minimal 6 bulan, dan pasien dianjurkan
untuk minum obat secara teratur dan tidak boleh putus.
Pasien diberitahu efek samping obat, contohnya rifampisin yang bisa menyebabkan urin berwarna
merah sehingga jika pasien mengalami hal tersebut pasien tidak menghentikan pengobatan
Keluarga pasien lebih mengawasi pemberian obat
Tidak membuang dahak atau bekas batuk berdarah secara sembarangan
Berhenti merokok, dan menghindari faktor pencetus
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, pastikan pencahayaan didalam rumah baik
Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti dengan udara yang baru.
Berolahraga, seperti jalan santai di pagi hari.
Mencegah penularan, misalnya menutup mulut saat batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tissue
PENATALAKSANAAN
Farmakologi

O2 2-4 L / menit INH 1x300 mg


IVFD Rl + XX Tpm Ethambutol 3x250 Mg
Nebu Ventolin 1 Ampul / 12 Jam
Pirazinamide 2x500mg
Metil Prednisolon 3x1
Sanadryl Exp 3x1 C
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 Jam
Neurodex 1 X 1
Rifampicin 1x450mg
PROGNOSIS

QUO AD VITAM : DUBIA AD BONAM


QUO AD FUNCTIONAM : DUBIA AD MALAM
QUO AD SANATIONAM : DUBIA AD BONAM
ANALISIS KASUS
Temuan kasus Teori

1. Pada kasus ini dijumpai sesak nafas yang Pada sebagian besar pasien (50%) kasus ditemukan keluhan
memberat saat udara dingin dan setelah sesak nafas yang mana sesak nafas dapat di perburuk dengan
beraktifitas, dan rasa tidak nyaman pada terpapar cuaca yang dingin, lembab dan iritan serta kecapekan
dada setelah beraktifitas. Pada bronkitis juga didapatkan perasaa
kurang nyaman pada dada dikarenakan memakai otot
tambahan umtuk bernafas. Timbul dan beratnya sesak nafas
tergantung pada seberapa luasnya bronkus yang mengalami
peradangan ..

2. Pada kasus ini dijumpai batuk berdahak


Batuk pada bronkitis mempunyai cirri antara lain batuk produktif
sejak bulan april, dan 2 bulan terakhir
batuk dirasakan berdahak terutama saat berlangsung kronik , jumlah sputum bervariasi, umumnya
pagi namun dahak tidak dapat
dikeluarkan jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada

perubahan pada posisi tidur atau bangun dari tidur.


ANALISIS KASUS
3. Demam berulang (tidak terlalu Bronkitis kronis merupakan penyakit yang berjalan
tinggi) kronik, sering mengalami infeksi berulang pada bronkus
maupun pada paru, sehingga sering timbul demam
(demam berulang).

4. Pada kasus ini dijumpai lemas, tidak Pada penyakit TB bersifat radang yang menahun. Gejala
nafsu makan, berat badan menurun dan malaise sering ditemukan berupa anoreksia, tidak nafsu
keringat malam makan, badan makin kurus, sakit kepala, nyeri otot dan
keringat malam
ANALISIS KASUS
5. Ronkhi +/+
Kelainan paru yang timbul tergantung pada beratnya serta tempat kelainan bronkitis

terjadi, dan kelaianan nya apakah local atau difus. Pada pemeriksaan fisik paru,

kelainannya harus dicari pada tempat predisposisi. Pada bronkitis biasanya ditemukan

ronki basah yang jelas pada lobus bawah paru yang terkena dan keadaannya

menetap dari waktu ke waktu, atau ronki basah ini menghilang sesudah pasien

mengalami drainase postural.


6. Adanya suara
Penyempitan saluran nafas akibat peradangan bertahun-tahun terjadi secara progresif
mengi saat nafas
biasa lambat menyebabkan sesak nafas yang memburuk dri waktu ke waktu, sesak nafas

tersebut disertai dengan suara mengi, mengi terjadi ketika udara bergerak melalui

saluran udara di paru-paru yang menyempit.


ANALISIS KASUS

7. Riwayat merokok sejak


remaja, berhenti sejak Penyebab utama bronkitis kronis adalah merokok, merokok dapat menyebabkan
2005 dan riwayat
pekerjaan yang terpapar
infeksi saluran udara, mengakibatkan pertumbuhan jaringan fibrosa yang tidak
polusi
normal pada cabang bronkus, menghancurkan kantung udara paru-paru,

meningkatkan produksi mukus dan menghambat pengangkutan O2 oleh sel darah

merah dari paru-paru ke organ tubuh.Selain itu kandungan tar pada rokok

merangsang secara kimiawi kerusakan selaput lendir saluran pernafasan. Bronkitis

juga dapat disebabkan oleh infeksi saluran nafas berulang, polusi dan alergi.
ANALISIS KASUS
8. Dari hasil radiologis tampak Kelainan paru yang timbul tergantung pada beratnya serta tempat kelainan bronkitis

gambaran corakan bronkovaskular


terjadi, dan kelaianan nya apakah local atau difus. Pada pemeriksaan fisik paru,
meningkat dan gambaran tramline
kelainannya harus dicari pada tempat predisposisi. Pada bronkitis biasanya ditemukan
dan cuffing sign di lapang bawah
ronki basah yang jelas pada lobus bawah paru yang terkena dan keadaannya menetap
paru kanan, serta terdapat
dari waktu ke waktu, atau ronki basah ini menghilang sesudah pasien mengalami
gambaran perbercakan lunak
drainase postural.
atipikal di lapang bawah paru kiri.

9. Peningkatan leukosit
Kelainan laboratorium pada pasien ini didapatkan adanya leukositosis yang berarti

adanya suatu peradang / infeksi supuratif.


ANAALISIS KASUS
10. BTA (++) Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan DAHAK mikroskopis, yaitu pada
TB Paru:
1) Tuberkulosis paru BTA positif
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif.
b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis.
c. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB
positif.
d. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak
SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak
ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
DEFINISI

Bronkhitis kronis adalah inflamasi luas jalan napas dengan penyempitan atau
hambatan jalan napas dan peningkatan produksi sputum mukoid, menyebabkan
ketidakcocokan ventilasi perfusi dan memyebabkan sianosis. inflamasi merupakn
inflamasi bronkus 5
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
a. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari
faktor penyebab lainnya
b. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja 5
c. Hipereaktivitis Bronkus 5
d. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang 5
e. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di indonesia 5
Faktor risiko utama untuk bronkitis kronik adalah merokok . seperti disebutkan sebelumnya, kumulatif
30 tahun kejadian bronkitis kronik pada perokok saat ini adalah 42 %. namun, perlu dicatat bahwa cb
telah dijelaskan dalam 4 sampai 22% dari non perokok menunjukkan bahwa faktor risiko lain mungkin ada.
faktor risiko potensial lainnya termasuk eksposur inhalasi untuk bahan bakar biomassa, debu, dan asap
kimia. potensi risiko lain faktor untuk cb adalah adanya gastroesophageal reflux, mungkin dengan aspirasi
paru direfluks isi lambung memproduksi cedera asam - diinduksi dan infeksi atau neurally dimediasi
bronkokonstriksi refleks sekunder iritasi kerongkongan mukosa.7
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Secara umum penyebab bronkitis dibagi berdasarkan faktor lingkungan dan faktor
host/penderita. penyebab bronkitis berdasarkan faktor lingkungan meliputi polusi udara, merokok
dan infeksi. infeksi sendiri terbagi menjadi infeksi bakteri (staphylococcus, pertusis, tuberculosis,
mikroplasma), infeksi virus (rsv, parainfluenza, influenza, adeno) dan infeksi fungi (monilia). faktor
polusi udara meliputi polusi asap rokok atau uap/gas yang memicu terjadinya bronkitis.
sedangkan faktor penderita meliputi usia, jenis kelamin, kondisi alergi dan riwayat penyakit paru
yang sudah ada.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
SPESIFIK NONSPESIFIK
ASMA Asap Rokok
Infeksi kronik saluran nafas bagian atas Polusi Udara
(sinibronchotis)
Infeksi
Penyakit paru yang telah ada ( ex: bronkiektasis)
Penekanan pada saluran nafas
Kelainan silia primer
Defisiensi imunologis
Kekurangan alfa -1-antitripsin
Fibrosis kistik
Diagnosis
Anamnesis
1. Batuk yang sangat produktif, purulen dan mudah memburuk dengan inhalasi
iritan, udara dingin atau infeksi
2. produksi mucus dalam jumlah yang sangat banyak
3. dyspnea, Sesak napas. Sesak bersifat progresif (makin berat) saat
beraktifitas. Dyspnea penyebab utama kecacatan dan kecemasan terkait
dengan luas mengi inspirasi atau ekspirasi. Pasien menggambarkan Dada
sesak sering sebagai rasa peningkatan upaya untuk bernapas
4. riwayat merokok, paparan zat iritan di tempat kerja
5. Adakalanya terdengar suara mengi (ngik-ngik).
6. Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir
rendah (BBLR), infeksisaluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan
polusi udara 5
PEMERIKSAAN FISIK

1. Inspeksi

Pursed lips breathing.


Barrel chest 2. Palpasi : Fremitus melemah
Penggunaan otot bantu pernafasan 3. Perkusi : Hipersonor
Hipertrofi otot bantu pernafasan 4. Auskultasi :
JVP meningkat Suara nafas vesikuler normal atau melemah
Edema tungkai bawah Ronki dan mengi saat nafas biasa atau eskpirasi
Penampilan blue bloater. Gambaran khas paksa
bronchitis Eskpirasi memanjang
Bunyi jantung terdengar jauh 5
kronis, gemuk, sianosis, edema tungkai dan ronki
basah di basal paru. Sianosis di sentral dan
perifer.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM 3. Radiologi :
Darah rutin : Hb, Ht dan leukosit Rontgen thorax (PA/Lateral)
boleh didapatkan meningkat 6 Corakan bronkovaskuler meningkat
Analisa gas darah : hipoksia dan Tram-track appearance : penebalan
hiperkapnia dinding bronchial

2. PEMERIKSAAN FAAL PARU:

Spirometri : Ditemukan adanya


penurunan kapasitas vital (VC) dan
volume ekspirasi kuat (FEV) serta
peningkatan volume residual (RV) dengan
kapasitas paru total (TC) normal atau
meningkat.6
S
NORMAL BRONKITIS KRONIS
. Terlihat adanya tramline appearance
PENATALAKSANAAN
Konservatif
Mengobati penyakit dasar
Drainase postural
Penggunaan antibiotika yang tepat dan segera
Mencairkan sputum yang kental, hal ini dapat dilakukan dengan misalnya : inhalasi uap air panas
atau dingin (menurut keadaan), menggunakan obat-obat mukolitik dan perbaikan hidrasi tubuh
(banyak minum air putih)

Suportif
Memperbaiki keadaan umum
Psikoterapi agar tidak menarik diri dari lingkungan

Pembedahan
Paling ideal dilakukan pada bagian yang sakit
Indikasi : Batuk darah berulang, proses ektasis yang local/ soliter
Kontra indikasi : Pada bronkiektasis yang difuse, faal paru yang jelek

Anda mungkin juga menyukai