c
KOSMETIK
Pembimbing
dr. Resati Nando Panonsih, M.Sc. Sp.KK
Pendahuluan
• Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan
atau substansi yang menempel pada kulit.
DKI
Dermatitis
DKA
• Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan
nonimunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan
faktor eksogen maupun endogen. Faktor eksogen berupa bahan-
bahan iritan (kimiawi, fisik, maupun biologik) dan faktor endogen
memegang peranan penting pada penyakit ini.
KELUHAN TAMBAHAN
• Sedikit gatal
• Perih bila terpapar sinar matahari cukup lama
• Riwayat Perjalanan Penyaki
Maret 2018, os mengatakan muncul bercak-bercak putih pada wajah, sekitar alis
kiri dan kanan dan telinganya. Bercak putih muncul setelah os mencuci wajahnya
dengan menggunakan ”N”. Os mengatakan bercak muncul awalnya hanya sedikit
dan berukuran kecil seperti bintik-bintik putih dan tidak gatal. Karena tidak ada
keluhan yang dirasakan, os tetap menggunakan ”N” sebagai sabun pencuci
wajahnya. Juni 2018, os mengatakan, bercak bertambah banyak pada kedua sisi
wajah, sekitar alis kiri dan kanan serta kedua telinga os. Os mengatakan bahwa 5
bulan terakhir, bercak putih semakin terlihat jelas dan ukurannya membesar, os
mengatakan pada bercak putih terasa sedikit gatal dan perih apabila terpapar sinar
matahari yang cukup lama tetapi wajahnya tidak memerah danterasa seperti terbakar.
Gatal tidak bertambah saat berkeringat. Os mengatakan tidak ada bercak berwarna
putih pada bagian tubuh yang lain. Os belum pernah berobat kemanapun sebelum
datang ke poliklinik RSPBA. Adanya demam disangkal, riwayat alergi obat disangkal,
adanya gigitan serangga disangkal, adanya keluhan serupa dirumah pasien disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami bercak berwarna putih seperti ini sebelumnya
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien mengaku belum pernah berobat kemanapun sebelumnya, dan
tidak mengkonsumsi obat apapun sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
• Riwayat penyakit serupa : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat penyakit tiroid : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Distribusi Regional
Regio Capitis
lesi Multiple, bilateral pada kedua sisi wajah, sekitar alis
kiri-kanan, dan kedua telinga
b. Medikamentosa/ khusus
1. Oral
diberikan gol. Kortikosteroid : Metilprednisolon 16 mg 1x1
diberikan gol. Antihistamin : Loratadin 10mg 1x1
2. Topikal
diberikan gol. Kortikosteroid : Desoximetason cream 2x1
PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Melakukan uji tempel/ patch test dengan bahan yang
dicurigai.
2. Histopatologi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Quo ad cosmeticam : Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Temuan Kasus Teori
Laki-laki, 40 tahun DKA dapat terjadi pada semua jenis kelamin dan semua usia,
namun usia muda (18 sampai 25 tahun) memiliki onset lebih cepat
dan resolusi cepat untuk terjadi dermatitis
Riwayat menggunakan kosmetik (sabun pencuci wajah) DKA terjadi setelah terdapat paparan allergen, pada kasus ini di
duga akibat paparan allergen bahan kimia yang terkandung dalam
sabun pencuci wajah (kosmetik).
Onset lama (8 bulan) Pada DKA,waktu untuk munculnya kelainan pada kulit itu lama,
karena DKA merupakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe
IV), yang didahului oleh fase sensitisasi (fase awal pengenalan
allergen pada tubuh, sel langerhans dalam keadaan istirahat,
berfungsi sebagai makrofag dengan sedikit kemampuan
menstimulasi sel T, terbentuknya interleukin daan sel T memori).
Fase elisitasi (aktifasi sel-sel sensitisasi dan bereaksi dengan limfos
T dan leukosit, serta sekresi eikosanoid.
DKA Akut
Kronis
• akut dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah
menimbulkan erosi dan eksudasi (basah).
• kronis terlihat kulit kering berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga
fisura, batasnya tidak jelas
• Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis, mungkin
penyebabnya juga campuran
DKI Akut akibat penggunaan
pelarut industri
3.6 Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
• Non-medikamentosa
- Tidak menggaruk lesi, karena dapat menimbulkan infeksi
sekunder
- Gunakan pakaian / pelindung, saat beraktifitas yang
bersentuhan dengan allergen
- Memberi edukasi kepada pasien untuk tidak
menggunakan perhiasan, accesoris, pakaian, sandal atau
kosmetik yang menimbulkan alergi
MEDIKAMENTOSA
1. Topikal
• Lesi yang akut dan basah diberi kompres NaCl 0,9%,
• Lesi kering gunakan krim kortikosteroid,hidrokortison 1%, atau
diflukoltoron valerat 0,1% atau betametasone valerat 0,005%-0,1%.
2. Sistemik
a. Steroid
• Prednison 5-10 mg/dosis, 2-3 kali/24 jam (dewasa), 1mg/kgBB/hari
(anak)
• Dexametasone 0,5-1mg/dosis, 2-3kali/24jam(dewasa), 0,1
mg/kgBB/hari (anak)
• Triamsinolon 4-8 mg/dosis,2-3kali/24 jam (dewasa), 1 mg/kgBB/hari
(anak)
b. Anti Histamin
• Chlorpheniramin meleat 3-4 mg/dosis,2-3kali/24jam (dewasa), 1
mg/kgBB/dosis,3 kali/24 jam (anak)
• Diphenhidramin HCL 10-20 mg/dosis i.m,1-2 kali/24 jam (dewasa), 0,5
mg/kgBB/dosis, 1-2 kali/24 jam (anak)
• Loratadine 1 tab/hari ( dewasa)
3. Antibiotik
• Amoksisilin 3 X 500 mg/hari
• Klindamisin 2 x 300 mg/hari selama 5-10 hari.
PENCEGAHAN
• Memberi edukasi mengenai kegiatan yang berisiko untuk terkena dermatitis
kontak alergi
• Menghindari substansi allergen
• Mengganti semua pakaian yang terkena allergen
• Mencuci bagian yang terpapar secepat mungkin dengan sabun, jika tidak ada
sabun bilas dengan air
• Menghindari air bekas cucian/bilasan kulit yang terpapar allergen
• Bersihkan pakaian yang terkena alergen secara terpisah dengan pakaian lain
• Bersihkan hewan peliharaan yang diketahui terpapar allergen
• Gunakan perlengkapan/pakaian pelindung saat melakukan aktivitas yang
berisiko terhadap paparan allergen
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi adalah infeksi kulit sekunder oleh bakteri
terutama Staphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks.
Rasa gatal yang berkepanjangan serta perilaku menggaruk dapat dapat
mendorong kelembaban pada lesi kulit sehingga menciptakan lingkungan yang
ramah bagi bakteri atau jamur. Selain itu dapat pula menyebabkan eritema
multiforme (lecet) dan menyebabkan kulit berubah warna, tebal dan kasar atau
disebut neurodermatitis (lichen simplex chronicus).
PROGNOSIS