Oleh :
Elang M Firdaus
Athaya Hafizhah
Citra Wahyu Triutami
Pembimbing:
dr. Muslim Kasim, Sp.THT KL
Abstrak
Latar Belakang: Terdapat beberapa pilihan terapi yang digunakan untuk penanganan epistaksis
anterior. Namun, hanya sedikit data yang ada mengenai hasil yang didapat setelah diberikan terapi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis metode terapi yang digunakan sekarang
dan hasil terapinya pada pasien dengan epistaksis anterior yang berada di unit gawat darurat di pusat
pelayannan kesehatan tersier di Canada.
Metode: Penelitian ini bersifat retrospektif, dengan menggunakan data pasien dewasa yang
didiagnosis dengan epistaksis anterior di unit gawat darurat periode Januari 2012 – Mei 2014. Dengan
menggunakan data demografi, penyakit penyerta/komorbid, dan metode terapi yang telah ada.
Hasil:Terdapat 353 kasus dengan epistaksis anterior primer. Dengan rata-rata umur pasien adalah 70
tahun dan 49% pasien adalah perempuan. Ditemukan penyakit penyerta Hipertensi (56%), diabetes
(19%), CAD (28%), dan atrial fibrilasi (27%). Sebagian besar kelompok (61%) menggunakan
setidaknya satu terapi antikoagulan atau antiplatelet. Sebagian besar terapi menggunakan kauterisasi
perak nitrat, Merocel®, petroleum gauze packing, klip hidung, dan 15% hanya diobservasi.
Keberhasilan terapi awal yang dilakukan adalah pada sekitar 74% kasus. Terdapat beberapa
penanganan yang diberikan pada pasien, terapi dengan kauterisasi perak nitrat memiliki angka rata-
rata keberhasilan yang paling besar yaitu 80%. Dan ditemukan sekitar 26% pasien kembali ke unit
gawat darurat akibat berulangnya epistaksis dengan penanganan klip hidung (59%), Merocel® (26%),
dan petroleum gauze packing (42%).
Kesimpulan: Kejadian berulangnya epistaksis setelah diberikan terapi dapat terjadi akibat perbedaan
dan efektivitas dari terapi yang digunakan oleh dokter di unit gawat darurat berdasarkan tingkat
keparahan epistaksis. Akan tetapi kauterisasi dengan perak nitrat memberikan manfaat yang lebih
yaitu pasien tidak perlu dilakukan follow up/tindakan lebih lanjut. Pada penelitian selanjutnya
diharapkan untuk lebih memperhatikan metode terapi yang paling efektif dalam penanganan
epistaksis berdasarkan tingkat keparahannya.
Kata Kunci: Epistaksis, Terapi, Epistaksis Anterior, Pelayanan tersier, Unit Gawat Darurat.
2
packing, dan hemostatik lainnya. Semua sehingga semua data yang ada dipilih
terapi ini bermanfaat dalam hemostatis. kembali secara manual untuk mengeluarkan
Namun, hanya sedikit literatur yang data pasien dengan diagnosis epistaksis
menjelaskan penggunaan terapi ini dan posterior atau keduanya epistaksis anterior
efektivitasnya ketika digunakan di UGD. dan posterior, pasien epistaksis dengan
Sejauh ini, tidak ada panduan/ pedoman riwayat komplikasi seperti kanker stadium
pengobatan yang dapat diterima secara luas akhir, pasien yang meninggal di UGD selain
dan pemilihan terapi masih merupakan epistaksis, pasien yang datang ke UGD untuk
masalah setiap dokter di UGD. packing removal, serta pasien yang diterapi
dengan lima atau lebih penyakit. Dapat
Penting dilihat dalam Gambar 1.
Epistaksis anterior merupakan kondisi yang
sangat umum dan dapat diobati, oleh sebab
Metode dan Pengukuran
itu penting untuk mengoptimalkan efisiensi Data yang digunakan diambil dari data grafik
dan efektivitas dalam penanganannya. di UGD yang kemudian diidentifikasi
Meskipun terdapat bukti untuk setiap berdasarkan data demografi pasien,
modalitas terapi pada pengobatan individu, komorbiditas, modalitas terapi yang
namun literatur yang ada sekarang masih digunakan, gangguan medis lainnya, obat-
kurang untuk dokter praktik UGD dan obatan dan kekambuhan atau informasi
tentang hasil penggunaan beberapa modalitas follow up di UGD. Modalitas terapi yang
terapi. diidentifikasi adalah konservatif (tidak
diberikan terapi), klip hidung, petroleum
Tujuan Penelitian gauze packing, Merocel®, Floseal®,
Tujuan dari penelitian ini ada dua, yaitu Surgicel®, Epistat®, kauter perak nitrat,
pertama untuk menilai manajemen epistaksis elektrokauter, operasi endoskopi, embolisasi
anterior di pusat pelayanan tersier di Canada. arteri dan terapi lainnya yang tidak spesifik.
Dan kedua, untuk mengevaluasi hasilnya Kelompok “lainnya” dalam penelitian ini
setelah diberikan terapi. diterapi dengan menggunakan petroleum
gauze packing anterior atau sejenisnya.
Metode
Desain Penelitian Hasil
Dengan persetujuan dari Dewan Penelitian
Etika di Rumah Sakit Ottawa, penelitian Untuk setiap modalitas terapi, terapi
retrospektif ini menggunakan data semua dikatakan berhasil apabila pasien dengan
pasien dengan diagnosis utama epistaksis diagnosis epistaksis anterior diberikan terapi
anterior selama periode Januari 2012 sampai dan tidak ada kekambuhan dalam waktu 14
Mei 2014 yang ada di UGD Rumah Sakit hari. Sebaliknya, kegagalan terapi apabila
Ottawa, yang merupakan pusat pelayanan pasien dengan kekambuhan epistaksis
kesehatan tersier di Canada.
ipsilateral dalam waktu 14 hari setelah
diberikan terapi. Jenis terapi yang diberikan
Pemilihan Sampel
bertujuan untuk menghentikan perdarahan
Pasien dalam penelitian ini adalah pasien
agar pasien teratasi dan segera keluar dari
dewasa dengan diagnosis utama epistaksis di
UGD. Pasien yang memerlukan tindakan
UGD. Data kemudian diidentifikasi
lanjut adalah pasien dengan terapi khusus di
menggunakan ICD-10 kode untuk epistaksis
UGD karena alasan lain.
(R04-0). Kode epistaksis tidak membedakan
antara epistaksis anterior dan posterior
3
Analisis telah diterapi dengan obat antikoagulan atau
Semua perhitungan statistik dilakukan antiplatelet. Data komorbid seperti
dengan menggunakan SAS (version9.3). hipertensi, diabetes, coronary artery
Variabel kategorik yang dihitung adalah disesase, atrial fibrilasi, secara statistik tidak
frekuensi dan persentase, sedangkan variabel bermakna dengan kegagalan terapi (p>0,05).
kontinu yang dianalisis menggunakan mean
(SD) atau median (IQR). Selain itu Tabel 1. Patient Demographics
diperlukan pengujian awal untuk hubungan Characteristic Value
antara variabel kategori dianalisis baik Age mean y (range) 70 (14-97)
menggunakan chi-square atau tes Exact Sex no. (%)
Fisher. Hasil kategoris dianalasis dengan Male 180 (51)
Female 173 (49)
menggunakan regresi logistik.
Comorbidities N (%)
Hypertension 198 (56)
Hasil Diabetes 67 (19)
Karakteristik Sampel Penelitian CAD 97 (28)
Jumlah total populasi penelitian adalah 419 Afib 94 (27)
pasien dengan diagnosis epistaksis primer di HHT 3 (1)
UGD selama periode Januari 2012 – Mei Other blood 12 (3)
disorders
2014. Sebesar 66 sampel dikeluarkan
AC/AP medication 217 (62)
berdsarkan kriteria eksklusi dalam Gambar 1. use
7
9. Morgan DJ, Kellerman R. Epistaxis: matrix as first line treatment of posterior
evaluation and treatment. Prim Care. epistaxis. Laryngoscope. 2014;124:38–42.
2014;41:63–73. 12. Mathiasen RA, Cruz RM. Prospective,
10. Toner JG, Walby AP. Comparison of electro randomized, controlled clinical trial of a novel
and chemical cautery in the treatment of anterior matrix hemostatic sealant in patients with acute
epistaxis. J Laryngol Otol. 1990;104:617–8. anterior epistaxis. Laryngoscope. 2005;115:899–
11. Kilty SJ, Al-Hajry M, Al-Mutairi D, et al. 902.
Prospective clinical trial of gelatin-thrombin