“Sudden Deafness”
Disusun Oleh :
Muh. Isnu Fathurrachman
NPM 1102016125
Pembimbing :
dr. Indah Rahmawati, Sp. THT - KL
Keluhan Tambahan :
Riwayat pengobatan :
Pasien menggunakan obat – obatan sebelumnya
III. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis (GCS E4 M6 V5)
IV. Pemeriksaan Telinga
Kanan Kiri
Warna Putih, Reflex Cahaya (+) Warna Putih, Reflex Cahaya (+)
arah jam 5, Bulging (-), Retraksi MEMBRAN TIMPANI arah jam 7, Bulging (-), Retraksi
(-), Atrofi (-), Perforasi (-) (-), Atrofi (-), Perforasi (-)
Tes Pendengaran
Pemeriksaan Auris
Dextra Sinistra
Kesimpulan :
AD : Dalam batas normal
AS : Gangguan dengar sensorineural
sedang – berat (55 dB)
Audiografi (2)
Tanggal : 21/1/2022
Kesimpulan :
AD : Dalam batas normal
AS : Gangguan dengar campur
sedang (45 dB)
Audiografi (3)
Tanggal : 18/2/2022
Pasien sudah di injeksi kortikosteroid
Kesimpulan :
AD : Dalam batas normal
AS : Gangguan dengar campur sedang
- berat (58 dB)
Pemeriksaan Hidung
Dextra Sinistra
HEMOSTASIS
MASA PROTROMBIN
APTT
VIII. Tatalaksana
Non Medikamentosa :
1. Bed rest total
2. Diet rendah garam dan rendah kolesterol
Medikamentosa :
3. Vitamin C 500 mg 1 x 1 tablet / hari
4. Vitamin E 1 x 1
5. Prednison (Kortikosteroid) 4 x 10 mg (2 tablet), di tapering off 3 hari
6. Saran : Kortikosteroid Injeksi, terapi hiperbarik oksigen
IX. Prognosis
1. Quo ad vitam : ad bonam
2. Quo ad functionam : dubia ad bonam
3. Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“Sudden Deafness”
Anatomi Telinga
Cone of light / reflek cahaya =
arah jam 7 (MT kiri), jam 5 (MT
kanan)
Membran Timpani
Telinga Tengah
Batas
- Luar : membran timpani
- Depan : tuba eustachius
- Bawah : v. jugularis (bulbus
jugularis)
- Belakang : aditus ad antrum,
kanalis fasialis pars vertikalis
- Atas : tegmen timpani (meningen /
otak)
- Dalam : kanalis semisirkularis, oval
window, round window,
promontorium
Vaskularisasi :
• A. carotis interna -> a. caroticotympaniceae
• A. carotis eksterna -> a. Tympanica (superior, inferior, anterior,
posterior), a. Stylomastoidea, a. Auricularis profunda
INKUS
MALEUS STAPES
Menempel pada
Menempel
MT
Fungsi tulang telinga (Maleus, Incus, Stapes) : untuk pada oval
mengahntarkan gelombang suara yang menggetarkan Membran window
timpani dan memicu gelombang di perilimfe koklea
Telinga Dalam
Isi : perilimfa
Dasar (s. vestibuli) : membran vestibuli
Skala media
Labirin kinetik
- 3 kanalis semisirkularis (anterior, horizontal, posterior)
- tiap kanalis terdapat pelebaran yang berhubungan
dengan utriculus = ampula
- Krista ampularis berisi sel-sel reseptor keseimbangan
- Cupula = substansi gelatin yang menutupi sel reseptor
keseimbangan
Definisi Tuli Mendadak
Tuli mendadak (sudden deafness) ialah tuli yang terjadi secara tiba-tiba. Jenis ketuliannya
adalah sensorineural, penyebabnya tidak dapat langsung diketahui, biasanya terjadi pada satu telinga.
Beberapa ahli mendefinisikan tuli mendadak sebagai penurunan pendengaran sensorineural 30 dB atau
lebih, paling sedikit tiga frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri dan berlangsung dalam
waktu kurang dari 3 hari.
Bashiruddin J, Soetirto Indro. 2007. Tuli Mendadak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam
Chandraskhar S, et al. 2019. Clinical Practice Guideline: Sudden Hearing Loss (Update). American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation 2019
Etiologi
Tuli mendadak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain :
• Iskemia koklea Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena spasme, trombosis atau perdarahan
arteri auditiva interna.
• Infeksi virus Beberapa jenis virus, seperti virus parotis, virus campak, virus influensa B dan
mononukleosis menyebabkan kerusakan pada organ corti, membran tektoria dan selubung myelin
saraf akustik.
• Trauma kepala
• Trauma bising yang keras
• Perubahan tekanan atnosfir
• Autoimun
• Obat ototoksik
• Penyakit Meniere
• Neuroma akustik
Bashiruddin J, Soetirto Indro. 2007. Tuli Mendadak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam
Gejala
Iskemi Koklea
• Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat bersifat mendadak atau menahun secara tidak jelas.
Kadang-kadang bersifat sementara atau berulang dalam serangan, tetapi biasanya menetap.
• Tuli dapat unilateral atau bilateral, dapat disertai dengan tinitus dan vertigo.
Infeksi Virus
• Timbulnya tuli mendadak biasanya pada satu telinga, dapat disertai dengan tinitus dan vertigo.
• Kemungkinan ada gejala dan tanda penyakit virus seperti parotis, varisela, variola atau pada
anamnesis baru sembuh dari penyakit virus tersebut.
• Pada pemeriksaan klinis tidak terdapat kelainan telinga.
Bashiruddin J, Soetirto Indro. 2007. Tuli Mendadak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam
Diagnosis
• Anamnesis yang teliti mengenai proses terjadinya ketulian
• Gejala yang menyertai serta faktor predisposisi.
• Pada pemeriksaan otoskopi tidak dijumpai kelainan pada telinga yang sakit.
• Pada pemeriksaan pendengaran (audiologi) Tes penala : Rinne positif, Weber lateralisasi ke
telinga yang sehat, Schwabach memendek. Kesan : tuli sensorineural.
• Audiometri nada murni tuli sensorineural ringan sampai berat
• Tes SlSl (short increment sensitivity index) Skor . 100% atau kurang dari 70 %. Kesan : dapat
ditemukan rekrutmen
• Tes Tone decay atau refleks kelelahan negative. Kesan : bukan tuli retrokoklea
• Audiometri tutur (speech audiometry) SDS (speech discrimination score) Kurang dari 100%.
Kesan : tuli sensorineural
• Audiometri impedans Timpanogram tipe A (normal) refleks stapedius ipsilateral negatif atau
positif sedangkan kontra lateral positif. Kesan : tuli sensorineural koklea.
Bashiruddin J, Soetirto Indro. 2007. Tuli Mendadak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam
• BERA (pada anak) menunjukkan tuli sensorineural ringan sampai berat.
• Pemeriksaan ENG (Eekfronistagmografi) mungkin terdapat paresis kanal,
• Pemeriksaan tomografi komputer (Cf Scan) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) dengan
kontras diperlukan untuk me- nyingkirkan diagnosis seperti neuroma akustik dan malformasi tulang
temporal.
• Pemeriksaan arteriografi diperlukan untuk kasus yang diduga akibat trombosis.
• Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk memeriksa kemungkinan infeksi virus, bakteri,
hiperlipidemia, hiperfibrinogen. hipotiroid, penyakit autoimun dan faal hemostasis,
Bashiruddin J, Soetirto Indro. 2007. Tuli Mendadak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam
Tatalaksana
1. Tirah baring sempuma (total bed rest) istirahat fisik dan mental selama dua minggu untuk
menghilangkan atau mengurangi stres yang besar pengaruhnya pada keadaan kegagalan
neurovaskular
2. Vasodilatansia injeksi yang cukup kuat disertai dengan pemberian tablet vasodilator oral tiap hari.
3. Prednison (kortikosteroid) 4 X 10 mg (2 tablet), tapering off tiap 3 hari (hati-hati pada pasien
diabetes melitus)
4. Vitamin C 500 mg 1 x 1 table/hari, vitamin E 1 x 1 tablet
5. Neurobion (neurotonik) 3X 1 table/1hari
6. Diet rendah garam dan rendah kolesterol
7. lnhalasi oksigen 4 X 15 menit (2 liter / menit)
8. Obat anti virus sesuai dengan virus penyebab.
9. Hiperbarik oksigen terapi (HB)
Bashiruddin J, Soetirto Indro. 2007. Tuli Mendadak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam
Prognosis
Evaluasi fungsi pendengaran dilakukan setiap minggu selama satu bulan Kallinen et al (1997)
mendefinisikan perbaikan pendengaran pada tuli mendadak adalah sebagai berikut:
• Sangat baik, apabila perbaikan lebih dari 30 dB pada 5 frekuensi.
• Sembuh, apabila perbaikan ambang pendengaran kurang dari 30 dB pada frekuensi 250 Nz,500Hz,
1000 Hz, 2000H2 dan di bawah 25 dB pada frekuensi 4000 Hz.
• Baik apabila bila rerata perbaikan 10-30 dB pada 5 frekuensi.
• Tidak ada perbaikan, apabila terdapat per- baikan kurang dari 10 dB pada 5 frekuensi,
Bila gangguan pendengaran tidak sembuh dengan pengobatan di atas, dapat dipertimbangkan
pemasangan alat bantu dengar (heaing aid)
Bashiruddin J, Soetirto Indro. 2007. Tuli Mendadak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam
Prognosis (2)
Prognosis tuli mendadak tergantung pada beberapa faktor yaitu. kecepatan pemberian
obat, respon 2 minggu pengobatan pertama, usia, derajad tuli saraf dan adanya faktor- faktor
predisposisi.
Pada umumnya makin cepat diberikan pengobatan makin besar kemungkinan untuk
sembuh, bila sudah lebih dari 2 minggu kemungkinan sembuh menjadilebih kecil. Penyembuhan dapat
sebagian atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh, hal ini disebabkan oleh karena faktor konstitusi
pasien seperti pasien yang pernah mendapat pengobatan obat ototoksik yang cukup lama, pasien
diabetes melitus, pasien dengan kadar lemak darah yang tinggi, pasien dengan viskositas darah yang
tinggi dan sebagainya, walaupun pengobatan diberikan pada stadium yang dini.
Bashiruddin J, Soetirto Indro. 2007. Tuli Mendadak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam
Daftar Pustaka
1. Bashiruddin J, Soetirto Indro. 2007. Tuli Mendadak. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher. Edisi Keenam
2. Singh Anup, Irugu D. 2019. Sudden sensorineural hearing loss e A contemporary review of management issues.
India : Journal of Otology
3. Chandraskhar S, et al. 2019. Clinical Practice Guideline: Sudden Hearing Loss (Update). American Academy of
Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation 2019
THANKS
!