Presentase kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) tahun 2012 sebesar 68%
dan lebih dari 49% kematian terjadi pada usia dibawah 70 tahun. Penyakit Paru
Kronik termasuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) menyumbang
10,7% dari seluruh penyebab kematian (WHO Global Report on NCD, 2014).
1,4 juta orang diperkirakan meninggal karena penyakit paru kronik yang meliputi
PPOK sebesar 86% dan asma sebesar 7,8% (WHO-SEAR, 2008).
Diperkirakan pada tahun 2006 jumlah pasien PPOK sedang hingga berat di negara-
negara Asia Pasifik mencapai 56,6 juta jiwa dengan prevalensi 6,3%. Negara dengan
prevalensi PPOK berkisar 3,5-6,7% seperti China dengan angka kasus mencapai
38,160 juta jiwa, Jepang (5,014 juta jiwa), dan Vietnam (2,068 juta jiwa) (The Asia
Pacific Chronic Obstructive Pulmonary Disease Roundtable Group, 2006).
LATAR BELAKANG (2)
PPOK merupakan penyakit paru kronik yang umumnya dapat dicegah dan diobati,
ditandai dengan adanya keterbatasan aliran udara dalam saluran napas yang
persisten dan progrosif, yang berhubungan dengan meningkatnya respon inflamasi
kronik pada saluran napas dan parenkim paru karena paparan partikel atau gas
berbahaya.
Faktor genetik Paparan partikel asap rokok Debu organik atau anorganik Polusi udara di luar atau
dalam ruangan
Penyakit penyerta
(komorbiditas) PPOK: jantung
koroner, osteoporosis, Hiperinflasi bertambah Udara ekspirasi
glaucoma dan katarak, karena kegiatan/ terperangkap dan
kaheksia dan malnutrisi, eksaserbasi akut yang menimbulkan
anemia, disfungsi otot perifer, mengakibatkan sesak
hiperinflasi paru
dan sindrom metabolik napas bertambah
HUBUNGAN PPOK DENGAN PENYAKIT
PENYERTA (KOMORBID)
MANIFESTASI
Rujukan rutin
RUJUKAN PPOK (3)
Prinsip pengelolaan PPOK di FKRTL
RUJUKAN PPOK (4)
Kriteria PPOK yang dirujuk balik dari FKRTL ke FKTP
Rujukan rutin
REHABILITASI
Upaya Promotif
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
Pemberdayaan Masyarakat
Upaya Preventif
Menilai profil faktor risiko dan besaran masalah kasus PPOK di populasi
Meyusun dan mengadopsi kebijakan pengendalian penyakit tidak menular
Mengientifikasi cara yang paling efektif untuk mengimplementasikan kebijakan
UPAYA PROGRAM PENANGGULANGAN PPOK (2)
Upaya Kuratif
Tatalaksana PPOK secara umum seperti edukasi, program upaya berhenti
merokok, obat-obatan, terapi oksigen, nutrisi, vaksinasi, dan tindakan invasive
Upaya Rehabilitatif
Latihan fisis secara umum untuk kebugaran
Psikososial
Latihan otot pernapasn
ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU DENGAN PPOK
Pengkajian
Aktivitas dan isirahat: keletihan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/ kehilangan
masa otot
Sirkulasi: peningkatan TD, peningkatan frekuensi jantung, distensi vena jugular,
edema dependen, bunyi jantung redup, warnakulit/ membrane mukosa, pucat
Integritas ego: ansietas, ketakutan peka rangsang
Makanan/cairan: turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat
Hygine: kebersihan buruk, bau badan
ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU
DENGAN PPOK (2)
Pernapasan: cepat, ekspirasi memanjang, penggunaan otot bantu
pernapasan, gerakan diafragma minimal, bunyi napas ronkhi atau mengi,
hipersonan, kesulitan bicara, pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku abu-
abu keseluruhan, tabuh pada jari-jari
Keamanan : riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat/faktor
lingkungan, adanya infeksi berulang, kemerahan/berkeringat
Seksualitas: penurunan libido
Interkasi sosial: ketidakmmapuan untuk membuat/ mempertahankan suara
karena distress pernapasan, keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian hubungan
dengan anggota keluarga lain
ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU
DENGAN PPOK (3)
Diagnosis Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan
produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan infeksi
bronkopulmonal
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mucus, bronkokonstriksi, dan
iritan jalan napas
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi perfusi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan
kebutuhan oksigen
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dyspnea, kelemahan,
efek samping obat, produksi sputum dan anoreksia, mual muntah
6. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya
pernapasan dan insufiensi ventilasi dan oksigenasa
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK
DENGAN MASALAH PPOK
1. Pemeriksaan anggota kelompok Kemungkinan diagnosis keperawatan:
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trachea
dan bronkhus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya
penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara
spontan maupun hasil dari pengobatan. (The American Thoracic Society, 1962)
KLASIFIKASI ASMA
Berdasarkan penyebabnya :
Batuk,
Pada sebagian klien merasa nyeri dada
Pada serangan lebih berat ditemukan sianosis, gangguan kesadaran,
hyperinflasi dada, takikardia & pernapasan cepat dan dangkal.
Serangan asma seringkali dialami klien pd malam hari atau dini hari.
Komplikasi yg mungkin terjadi Pneumothoraks, Emfisema, Bronkhitis kronis,
Gagal napas, Atelektasis, Hipoksemia, Fraktur iga.
Pelepasan mediator ini dlm jaringan paru mempengaruhi otot polos & kelenjar jalan nafas yg
menyebabkan konstriksi otot-otot yg mengelilingi bronkus shg menyebabkan penyempitan jalan
nafas
Pembengkakan membran yg melapisi bronkus & peningkatan sekresi kelenjar mukosa, dpt
mengakibatkan obstruksi jalan nafas
Efek gabungan semua faktor ini akan menyebabkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.
b. Pengobatan farmakologik
Bronkodilator: melebarkan saluran nafas. Terbagi 2 gol
• Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin), Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol
(berotec), terbutalin (bricasma).
• Santin (teofilin), Nama obat: Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard), Teofilin (Amilex)
Kromalin : Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah
serangan asma. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma
yang lain dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian 1 bulan.
Ketolifen : Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.
Biasanya diberikan dosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan obat ini dapat diberikan
secara oral.
MANAGEMEN ASMA
03/27/2021 Ryt 77
KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
DGN MASALAH PENYAKIT ASMA
1.Resiko gangguan pola komunikasi keluarga b/d. Konflik dalam penanggulangan penyakit Asma
2.Tidak efektifnya pola penanganan masalah penderita asma di keluarga b/d. Perubahan hasil
terapi yang tidak memuaskan
3.Risiko gangguan keintiman/ attachment b/d. kecemasan
ALTERNATIF INTERVENSI KEP
d. Ekonomi
• Sumber / mata pencaharian/ Pekerjaan
• Apakah status sosek mempunyai dampak terhadap penanganan masalah
• Apakah faktor pekerjaan mempengaruhi insidence masalah
e. Pendidikan
• Pemanfaatan fasilitas pendidikan dan pelatihan oleh masyarakat
f. Kebijakan
• Perkembangan organisasi kemasyarakatan
• Peran serta masyarakat dlm penanggulangan masalah penyakit asma
• Kebijakan dan peraturan- peraturan kemasyarakatan terkait
penanggulangan penyakit asma
g. Komunikasi
• Pemanfaatan sarana komunikasi oleh masyarakat untuk mengkomunikasikan
masalah dan penanggulangannya
h. Keamanan dan transportasi
• Keadekuatan fungsi pengamanan dan transportasi guna
penanggulangan masalah
i. Rekreasi
• Jenis sarana / fasilitas rekreasi yang tersedia di masyarakat : OR, Kesenian, hiburan dll)
• Pemanfaatannya oleh masyarakat
KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Risiko meningkatnya komplikasi penyakit Asma
Faktor risiko terkait :
Pola hidup/ perilaku populasi: kerja berat, stress psichologis
Program penanggulangan masalah penyakit Asma tidak adekuat
Paparan alergen
Dll.
PENCEGAHAN PRIMER
NO TUJUAN INTERVENSI
1. Dukungan 1. Berikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi yang adekuat & aman
kesehatan klien 2. Berikan pendidikan tentang kebutuhan exercise dan bantu klien untuk
merencanakan dan melaksanakan program exercise yang sesuai
3. Ajarkan ketrampilan coping/ penanggulangan masalah
2. Modifikasi 1. Skrining faktor risiko dan lakukan pendidikan kesehatan tentang faktor
faktor risiko risiko penyakit Asma
2. Lakukan skrining dan rujuk untuk klien dengan kondisi tersangka
penyandang riwayat alergi
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang faktor resipitasi asma dan
dampaknya terhadap kesehatan
4. Monitor kondisi kesehatan klien & bantu identifikasi kondisi / situasi
yang menimbulkan stress
PENCEGAHAN SEKUNDER
NO TUJUAN INTERENSI
2. Mencegah 1. Bantu klien untuk mempertahankan fungsi organ yang tidak teganggu :
hilangnya 2. Mencegah komplikasi fisik akibat penyakit : latihan bernapas, pemenuhan
fungsi kebutuhan nutrisi/cairan yang adekuat
organ/ aspek 3. Terima klien sebagai individu seutuhnya :
yang tidak a. Anjurkan interaksi dgn orang lain
terganggu b. Bantu orang lain yang berarti bagi klien untuk memahami penyakit klien
c. Bantu kemandirian klien semaksimal mungkin
d. Bantu identifikasi kebutuhan yg perlu dirubah dalam keluarga
PENCEGAHAN TERSIER
NO TUJUAN INTERENSI