Definisi
❑ Global Initiative Asthma (GINA) mendefinisikan asma
sebagai suatu penyakit heterogen, biasanya ditandai
dengan inflamasi kronik saluran respiratori. Inflamasi
kronik ini ditandai dengan riwayat gejala-gejala pada
saluran respiratori seperti wheezing (mengi), sesak
nafas, dan batuk yang bervariasi dalam waktu maupun
intensitas, disertai dengan limitasi aliran udara
ekspiratori.
❑ UKK Respirologi IDAI mendefinisikan asma sebagai
penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi
kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas
saluran respiratori dengan derajat bervariasi
3
Epidemiologi
❖Prevalens total asma di dunia sangat bervariasi. Diperkirakan
7,2 % (6 % pada dewasa dan 10 % pada anak)
❖WHO memperkirakan terdapat 250.000 kematian akibat
asma.
❖Faktor yang dapat mempengaruhi prevalensi asma antara
lain usia, jenis kelamin, ras, dan faktor lingkungan.
❖Prevalensi asma di AS adalah 5 %.
❖Prevalensi asma tertinggi didapatkan pada kelompok usia <
18 tahun. Angka tersebut menurun dengan bertambahnya
usia. Pada anak, prevalensi pada usia ≥ 5 tahun lebih tinggi
daripada balita.
❖Prevalensi pada kelompok kulit hitam lebih tinggi dari kulit
putih.
4
Patogenesis
Patogenesis asma (Dikutip dari Global Initiative For Asthma. Global strategy for
asthma management and prevention. National institute of health. National Heart, Lung
and Blood Institute; 2002).
7
DIAGNOSIS
11
Anamnesis
• Gejala respiratori berupa batuk disertai mengi, sesak napas,
rasa dada tertekan dan produksi sputum.
• Karakteristik asma:
• Gejala timbul secara episodik atau berulang
• Gejala bervariasi dari waktu ke waktu, biasanya lebih berat pada
malam hari
• Gejala dapat membaik secara spontan atau dengan obat pereda asma
• Timbul bila ada faktor pencetus seperti iritan (asap rokok, asap obat
nyamuk, suhu dingin, udara kering, makanan minuman dingin,
penyedap rasa, pengawet makanan, pewarna makanan), alergen
(debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sari), infeksi
saluran napas akibat virus, aktivitas fisis (berlarian, berteriak,
menangis, tertawa berlebihan).
• Ada riwayat alergi pada pasien atau keluarga.
12
Pemeriksaan Fisis
• Penilaian tanda vital dan derajat serangan meliputi
kesadaran, suhu, frekuensi nadi, frekuensi nafas, tekanan
darah, kemampuan bicara, postur/posisi tubuh pasien
saat serangan dan retraksi dinding dada.
• Wheezing dapat langsung terdengar atau dengan
stetoskop
• Dengan pulse oximetry, penurunan saturasi oksigen
<94% menandakan perlunya pemberian oksigen sedang
<90% merupakan tanda serangan berat
13
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
• Rinitis, rinosinusitis
• Infeksi saluran nafas berulang
• Bronkiolitis
• Aspirasi berulang
• Tuberkulosis
• Laringomalasia, trakeomalasia
• Hipertropi timus
• Refluks Gastro-esofagus (GERD)
• Penyakit jantung bawaan
18
Klasifikasi
Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
umur fenotip kekerapan derajat derajat
timbulnya beratnya kendali
gejala serangan
Asma Asma
Asma
tercetus Asma terkendali
anak Asma
inf virus serangan penuh
intermiten
Asma ringan-
Asma Ama
tercetus sedang
balita Asma terkendali
aktivitas persisten Asma sebagian
Asma ringan serangan
berat Asma
tercetus Asma tidak
alergen persisten Asma terkendali
Asma sedang dengan
terkait ancaman
Asma henti nafas
obesitas persisten
Asma berat
dengan
banyak
pencetus
19
Tatalaksana Asma
A. Tatalaksana serangan asma
B. Tatalaksana asma jangka panjang
• Tatalaksana medikamentosa
• Tatalaksana nonmedikamentosa
24
Obat-obatan asma
Obat pengendali
Obat Pereda (reliever)
(controller)
• Untuk meredakan gejala • Untuk mencegah
asma saat timbul serangan asma
serangan • Mengatasi masalah
• Obat dihentikan bila inflamasi respiratori
gejala teratasi kronik
• Jenis obat: agonis B2 • Digunakan terus menerus
kerja pendek, ipratropium dalam jangka waktu lama
bromide, steroid sistemik, • Jenis obat: steroid
aminofilin IV, MgSO4, inhalasi, antileukotriene,
adrenalin, steroid inhalasi kombinasi steroid-agonis
dosis tinggi B2 kerja panjang, teofilin
lepas lambat, anti IgE
25
MDI + spacer
Nebuliser
26