MENINGITIS
10/27/20 2
- Bakteri nonspesifik:
- Usia 0-2 bulan: Streptococcus group B, Escherichia coli
- Usia 2 bulan-5 tahun: Streptococcus pneumoniae, Neisseria
meningitidis, Haemophillus influenzae
- Usia di atas 5 tahun: Streptococcus pneumoniae, Neisseria
meningitidis
- Bakteri spesifik: M. tuberkulosis
- Virus: mumps, measles
- Jamur
- Parasit: toxoplasma, amoeba
10/27/20 4
Patogenesis
10/27/20 5
Diagnosis (1)
Anamnesis:
- Seringkali didahului infeksi pada saluran nafas atas seperti
batuk , pilek, atau saluran cerna, muntah, diare
- Demam (dapat berlangsung kronis pada meningitis TB), nyeri
kepala, meningismus dengan atau tanpa penurunan
kesadaran, letargi, malaise, kejang, muntah
- Pada bayi gejala dapat hanya berupa demam, iritable, letargi,
malas minum, high pitched cry
- Pelacakan ke arah TB (riwayat kontak penderita TB dewasa,
status gizi, batuk, demam, pembesaran kelenjar,
pembengkakan sendi, foto toraks, tes tuberkulin)
- Riwayat imunisasi (BCG, HiB, PCV, campak, MR)
- Hygiene dan sanitasi
10/27/20 8
Diagnosis (2)
Pemeriksaan fisis:
- Penurunan kesadaran, iritabilitas
- Ubun-ubun besar membonjol (pada bayi usia sampai 18
bulan)
- Didapatkan kaku kuduk atau tanda rangsang meningeal
lain (Bruzinski dan Kernig). Tanda ini mungkin tidak
didapatkan pada anak usia kurang dari 1 tahun
- Kejang
- Defisit neurologis fokal
- Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (TIK)
- Cari tanda infeksi di tempat lain (infeksi THT, gigi,
pneumonia, gastrointestinal)
10/27/20 9
Brudzinski II (Brudzinski’s
contralateral leg sign): Flexi tungkai
pasien pada sendi panggul secara pasif
akan diikuti oleh flexi tungkai lainnya
pada sendi panggul dan sendi lutut.
Hasil akan lebih jelas bila pada waktu
flexi tungkai, sendi lutu lain dalam
keadaan ekstensi
10/27/20 11
Diagnosis (3)
Pemeriksaan penunjang:
- Darah perifer lengkap → leukosit sering meningkat
(>10.000/mm3)
- Kultur darah + tes sensitivitas kuman
- Pemeriksaan gula darah
- Pemeriksaan elektrolit darah bila ada indikasi. Pada
meningitis TB, sering ditemukan hiponatremia dan
hipokloremia karena sekresi antidiuretik hormon yang
tidak adekuat
10/27/20 12
Diagnosis (4)
Pemeriksaan penunjang (lanjutan):
- Foto toraks dan uji tuberkulin untuk menentukan etiologi
tuberkulosis
- CT scan dengan kontras atau MRI kepala pada kasus
berat atau curiga ada komplikasi (empiema subdural,
hidrosefalus, abses otak)
- Pemeriksaan EEG bila memungkinkan, dapat ditemukan
perlambatan umum
10/27/20 13
Diagnosis (5)
• Pungsi lumbal untuk
menegakkan
diagnosis dan
menentukan etiologi.
Dapat ditunda pada
kasus berat atau bila
ada kontraindikasi,
sambil tetap
diberikan antibiotik.
Kontra indikasi:
peningkatan TIK
karena lesi desak
ruang.
10/27/20 14
Tatalaksana (1)
⮚Terapi empirik antibiotik:
- Usia 1-3 bulan:
- Ampisilin 200-400 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis +
Cefotaksim 200-300 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis atau
- Ceftriakson 100 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 2 dosis
- Usia > 3 bulan:
- Cefotaksim 200-300 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 3-4 dosis, atau
- Ceftriakson 100 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 2 dosis atau
- Ampisilin 200-400 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis +
kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
Tatalaksana (2)
⮚ Terapi suportif :
- Jamin airway dan oksigenasi,
- Jamin nutrisi
- Tatalaksana hiperpireksia,
- Tatalaksana ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
- Tatalaksana kejang
- Tatalaksana syok sepsis
Pemantauan
• Gejala sisa berupa gangguan pendengaran terjadi pada
30% pasien meningitis bakterial. Uji fungsi pendengaran
harus segera dikerjakan setelah rawat jalan
• Gejala sisa lain: retardasi mental, epilepsi, kebutaan,
spastisitas, hidrosefalus.
10/27/20 19
Prognosis
1. Umur pasien. Makin muda pasien, prognosis makin
buruk
2. Jenis mikroorganisme penyebab. Prognosis buruk bila
meningitis disebabkan infeksi oleh bakteri yang resisten
terhadap antibiotik.
3. Berat ringannya infeksi.
4. Lamanya sakit sebelum mendapat pengobatan.
10/27/20 20