Epidemiologi
Meningitis tuberkulosa masih banyak ditemukan di
kejadian
tertinggi
dijumpai
pada
anak
Patofisiologi
Meningitis tuberkulosis pada umumnya muncul
sebagai penyebaran tuberkulosis primer. Fokus primer ada di paru, namun dapat juga ditemukan di abdomen, dan kelenjar limfe leher. Dari fokus primer, kuman masuk ke sirkulasi darah melalui duktus torasikus dan kelenjar limfe regional. Diawali oleh pembentukan tuberkel di otak, selaput otak atau medula spinalis, akibat penyebaran kuman secara hematogen selama masa inkubasi infeksi primer.
MANIFESTASI KLINIS
1.
2. Stadium II (Stadium Transisional/ Fase Meningitik) 3. Stadium III (Koma/ Fase Paralitik)
Stadium Inisial
Berlangsung 1-3 minggu
Biasanya gejalanya tidak khas, dan timbul perlahan-
lahan.
Gejala : demam (tidak terlalu tinggi), anoreksia, mual,
muntah,
nyeri
perut,sakit
kepala,
rasa
lemah,
Stadium Transisional
Pada fase ini terjadi rangsangan pada selaput otak.
Pemeriksaan kaku kuduk (), refleks Kernig dan
Brudzinski (+).
Gejala : sakit kepala berat dan muntah (keluhan
berbaring
terlentang,
tangan
pemeriksa
dada.
pada persendian panggul sampai membuat sudut 90 derajat. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut. Biasanya kita dapat melakukan ekstensi ini sampai sudut 135 derajat, antara tungkai bawah dan tungkai atas. Bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum mencapai sudut ini, maka dikatakan bahwa tanda kernig positif.
sedang berbaring, kita tekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu mencapai dada. Tangan yang satu lagi sebaiknya ditempatkan di dada pasien untuk mencegah diangkatnya badan. Bila tanda brudzinski
Stadium Koma
Terjadi percepatan penyakit, berlangsung selama 2-
3 minggu.
Gejala : nadi dan pernafasan ireguler; demam tinggi;
hiperglikemia; kesadaran makin menurun sampai koma; otot ekstensor menjadi kaku dan spasme; pupil
Kriteria diagnosa
1.
Dari anamnesis
2. Dari pemeriksaan fisik 3. Uji tuberkulin posisif 4. Mantoux test 5. Pemeriksaan laboratorium 6. Pemeriksaan penunjang
Dari Anamnesis
Riwayat kejang (jenis kejang, suhu sebelum atau saat
Imunisasi BCG
Riwayaat kontak dengan pasien tuberkulosis.
Pemeriksaan Fisik
Terdapat tanda rangsang meningen seperti kaku
Mantoux Tes
Pada uji mantoux tes dilakukan penyuntikan PPD
(Purified Protein Derivative) pada bagian atas lengan bawah kiri bagian depan secara intrakutan.
Hasil Mantoux tes dibaca dalam 48 72 jam setelah
3. Pembengkakan (Indurasi)
Pemeriksaan Laboratorium
Lekosit meningkat
Laju endap darah meningkat Liquor cerebrospinalis dengan cara pungsi lumbal.
Pemeriksaan Radiologi
Foto Thorax.
Pengobatan
1.
Terapi
lanjutan
dengan
macam
obat anti
Keterangan dosis didalam kurung adalah dosis maksimal per hari * Bila INH dikombinasi dengan rifampisin, dosisnya tidak boleh
melebihi 10 mg/kgBB/hari ** Rifampisin tidak boleh diracik dalam satu puyer dengan OAT lain karena dapat mengganggu bioavailabitias rifampisin
Pengobatan
2. Kortokosteroid Diberikan untuk menurunkan inflamasi dan edema serebral. Prednison 1-2 mg/kgBB/hari.
Faktor Resiko
Malnutrisi
Infeksi HIV Penyakit keganasan
Pencegahan
Imunisasi BCG
Komplikasi
Yaitu gejala sisa neurologis (sekuele) :
1.
Paresis spastik
Prognosis
Tergantung pada umur pasien. Pada pasien yang
lanjut
stadiumnya,
semakin
buruk
prognosisnya.
TERIMAKASIH