Anda di halaman 1dari 18

TBC (TURBEKULOSIS

PARU)

NS. DEVI EKA SAFITRI S,KEP

AKPER JAMBI
YAYASAN TELANAI BHAKTI
DI SUSUN OLEH :

CICI AGUSTRIANA
DEPI YULIANTI
FERINA SAFITRI
Definisi
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular
yan disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam
yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada
hampir semua kasus infeksi tuberculosis
didapatkan melalui inhalasi partikel kuman
yang kecil (sekitar 1-5 mm).
B.Etiologi

Agens infeksius utama, mycobakterium tuberkulosis


adalah batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan
lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultra violet,
dengan ukuran panjang 1-4 /um dan tebal 0,3 – 0,6/um.
Yang tergolong kuman mycobakterium tuberkulosis
kompleks adalah:
Mycobakterium tuberculosis
Varian asian
Varian african I
Varian asfrican II
Mycobakterium bovis
Kelompok kuman mycobakterium tuberkulosis
dan mycobakterial othetan Tb (mott, atipyeal)
adalah :
Mycobacterium cansasli
Mycobacterium avium
Mycobacterium intra celulase
Mycobacterium scrofulaceum
Mycobacterium malma cerse
Mycobacterium xenop
1. Tuberkulosis Primer

Bila penyakit terjadi pada infeksi pertama kali

2. Tuberkulosis Paska Primer

Bila penyakit timbul setelah beberapa waktu


seseorang terkena infeksi primer menyembuh dan
merupakan bentuk yang terpenting oleh karena
merupakan bentuk yang paling sering ditemukan
dan dengan terdapatnya kuman dalam sputum
yang merupakan sumber penularan.
C. Patofisiologi
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau
dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi
ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada
ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban.
Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berhari-
hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang
sehat akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat
masuk ke alveolar bila ukurannya kurang dari 5 mikromilimeter. 

Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas


perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit
( biasanya sel T ) adalah imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini
basanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi
oleh limposit dan limfokinnya. Raspon ini desebut sebagai reaksi
hipersensitifitas (lambat).
D. Manifestasi Klinis
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan
gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.
Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
Gejala sistemik/umum, antara lain sebagai berikut :
◦ Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang
serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
◦ Penurunan nafsu makan dan berat badan.
◦ Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah).
◦ Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus, antara lain sebagai berikut : Tergantung dari organ
tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar
getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak. Kalau ada cairan
dironggapleur a (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi
tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara
pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)
dan disebut sebagaim eningitis (radang selaput otak), gejalanya
adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.
E. Pemeriksaan Diasnotik
Sputum Culture : Positif untuk mycobacterium tuberkulosa pada stadium aktif.
Ziehl Neelsen (Acid-fast Staind applied to smear of body fluid) : positif untuk
BTA.
Skin Test (PPD, Mantoux, Tine, Vollmer Patch) : reaksi positif (area indurasi
10 mm atau lebih, timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intradermal)
mengindikasikan infeksi lama dan adanya antibodi tetapi tidak
mengindikasikan penyakit sedang aktif.
Chest X-Ray : dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di bagian
paru-paru bagian atas, deposit kalsium pada lesi primer yang membaik atau
cairan pada effusi. Perubahan mengindikasikanTB yang lebih berat dapat
mencakup area berlubang dan fibrous.
Histologi atau Culture jaringan (termasuk kumbah lambung, urine dan CSF,
biopsi kulit) : positif untu mycobacterium tuberkulosa.
Needle Biopsi of Lung Tissue : positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel
besar yang mengindikasikan nekrosis.
mengindikasikan nekrosis.
Elektrolit : mungkin abnormal tergantung dari
lokasi dan beratnya infeksi; misalnya
hiponatremia mengakibatkan retensi air,
mungkin ditemukan pada TB paru kronik lanjut.
ABGs : mungkin abnormal, tergantung lokasi,
berat dan sisa kerusakan paru.
Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus
untuk melihat kerusakan bronchus atau
kerusakan paru karena TB.
F. Penatalaksanaan TBC
Adapun jenis obat yang dipakai adalah sebagai berikut :
Obat Primer
Obat Sekunder
◦ Isoniazid (H)
◦ Ekonamid
◦ Rifampisin (R)
◦ Protionamid
◦ Pirazinamid (Z)
◦ Sikloserin
◦ Streptomisin
◦ Kanamisin
◦ Etambutol (E)
◦ PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)
◦ Viomisin
◦ Kapreomisin
Pengobatan TB ada 2 tahap menurut
DEPKES.2000 yaitu :
Tahap INTENSIF
Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk
mencegah terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab
intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular menjadi
tidak tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar
penderita TB BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir
pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahab intensif sangat
penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.
Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih
panjang dan jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya
kekambuhan. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman
persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Nonfarmakologi

Modifikasi diet : banyak makan makanan yang


bergizi (diet TKTP)
Mengurangi aktivitas berlebihan
Hindari merokok dan minum alkohol
Jika terjadi sesak duduk semifowler dan latihan
batuk efektif
g. Komplikasi
◦ a. Batuk darah
      

◦ b. Pneumothorax
     

◦ c. Luluh paru
      

◦ d. Gagal nafas
     

◦ e. Gagal jantung
      

◦ f. Efusi pleura
      
H. Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;

◦ a. Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.


      

◦ b. Terapi pencegahan
     

◦ c. Diagnosis dan pengobatan tuberculosis


      

pengobatan (+) untuk mencegah penularan.


Kesimpulan
Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobakterium
tuberkulosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh
dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi
infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000)

Tanda dan gejala yaitu malaise, anoreksia, berat badan menurun,


keringat malam. Akut : Demam tinggi seperti flu, menggiggil. Kronis :
demam akut,  sesak nafas, sianosis. Respiratorik : batuk lebih dari 2
minggu, riak mukoid / mukopurulen, nyeri dada, batuk darah, nyeri
pleuritik, sesak nafas. Gejala meningeal : nyeri kepala, kaku kuduk

Etiologi dan sifat kuman yaitu mycobacterium Tuberculosis yang


merupakan kuman tahan asam,  mati oleh sinar matahari langsung,
airbone infektion, penyebaran melalui aliran linfogen, hematogen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai