Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

1. Pengertian penyakit TBC


Tbc atau di sebut juga Tb adalah suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi serius yang
terutama mempengaruhi paru-paru. Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang
terinfeksi batuk atau bersin. Lebih dari 150 ribu kasus per tahun (Indonesia)

Sebagian dapat dicegah dengan vaksin dapat ditangani oleh tenaga medis profesional TBC
dapat menular melalui percikan di udara

Untuk mengetahui seseorang terkena TBC atau tidak membutuhkan diagnosis medis
kebanyakan orang yang terinfeksi dengan bakteri yang menyebabkan tuberkulosis tidak
memiliki gejala. Ketika gejala memang terjadi, biasanya berupa batuk (kadang-kadang ada
bercak darah), penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, dan demam.
Orang mungkin mengalami:
Area nyeri: dada
Batuk: berdarah atau kronis
Seluruh tubuh: berkeringat di malam hari, demam, kehilangan selera makan, kelelahan,
malaise, panas dingin atau berkeringat
Juga umum: dahak, massa otot berkurang, napas pendek, pembengkakan kelenjar getah
bening atau penurunan berat badan yang tidak disengaja yang parah
Jangka menengah: reda dalam jangka waktu bulanan
Selalu memerlukan uji atau pencitraan laboratorium

Cara penyebaran TBC yaitu melalui uap air udara pernapasan (batuk atau bersin).Pengobatan
terdiri dari antibiotik pengobatan tidak selalu diperlukan untuk orang-orang tanpa gejala.
Pasien dengan gejala aktif akan membutuhkan perjalanan pengobatan panjang yang
melibatkan beberapa antibiotik.

2. Klasifikasi Tuberkulosis
Klasifikasi Tb paru dibagi sebagai berikut :
a. TB paru BTA positif dengan kriteria :
Dengan atau tanpa gejala klinik seperti BTA positif : mikrokospik
positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kali disokong biakan positif 1
kali atau disokong radiologik positif 1 kali
b. TB paru BTA negatif dengan kriteria :
Gejala klinik dan gambaran radiologi sesuai dengan TB paru aktif
BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologi positif
c. Bekas TB paru dengan kriteria
Bakteriologik ( mikroskopik dan biakan) negatif, gejala klinik
tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru. Radiologik
menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, menunjukkan serial foto
yang tidak berubah dan ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat
( lebih mendukung).

3. Etiologi
BAB 2

Penyebab tuberkulosis adalah mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak


berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan
sinar ultraviolet. Ada dua tipe mycobacterium yaitu yang pertama tipe human
yang berada di bercak ludah (droplet) dan di udara yang berasal dari penderita
TBC dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila menghirupnya. Tipe yang
kedua adalah tipe bovin, berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberkulosis usus.
Setelah organisme terinhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan
hidup dan menyebar ke nodus limfatikus lokal. Penyebaran melalui aliran
darah yang dapat menyebabkan TB pada organ lain, dimana infeksi laten dapat
bertahan sampai bertahun-tahun ( Andra & Yessie, 2013).

4.Patofisiologi
Seseorang yang dicurigai menghirup basil Mycobacterium tuberculosis
akn menjadi terinfeksi. Bakteri menyebar melalui jalan napas ke alveoli, di mana
pada aderah tersebut bakteri bertumpuk dan berkembang biak. Penyebaran basil
ini bisa juga melalui sistem limfe dan aliran darah kebagian tubuh lain. Sistem
kekebalan tubuh berespon sama dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil
dan makrofag menmfagositosis ( menelan) bakteri. Limfosit yang spesifik
terhadap tuberkulosis menghancurkan ( melisiskan) basil dan jaringan normal. Reaksi
jaringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli.
Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelahterpapar.

Penyakitakan berkembang menjadi aktif setelah infeksi awal, karena


respon sitem imun yang tidak adekuat. Penyakit aktif juga timbul akibat infeksi
ulang atau aktifnya kembali bakteri yang tidak aktif. Pada kasus ini, terjadi
ulserasi pada ghon tubercle, dan akhirnya menjadi perkijuan. Tuberkel yang
ulserasi mengalami proses penyembuhan membentuk jaringan parut. Paru-paru
yang terinfeksi kemudian meradang, mengakibatkan bronkopneumonia,
pembentukan tuberkel. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya.
Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam
sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar getah bening. Makrofag yang
mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel
tuberkel epiteloid yang dikelilingi limfosit ( membutuhkan 10-20 hari). Daerah
yang mengalami nekrosis serta jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid
dan fibroblast akan menimbulkan respons berbeda dan akhirnya membentuk
suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel ( Somantri, 2009).

5. Gejala-gejala TBC (tuberkulosis) yang muncul dapat berupa:

Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih), biasanya berdahak.


Batuk mengeluarkan darah.
Berkeringat pada malam hari.
Penurunan berat badan.
BAB 2

Demam dan menggigil.


Lemas.
Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
Tidak nafsu makan.
Lemas.

6. Pemeriksaan penunjang TBC


Diagnosis tuberkulosis paru (TB paru) ditegakkan berdasarkan gambaran klinis klasik,
Mantoux test atau tuberculin skin test (TST), pemeriksaan foto rontgen dada, sputum BTA,
kultur sputum, ataupun interferon-gamma release assay (IGRA) spesific antigen.

7. Penata laksanaan medis

8. Pathway

Anda mungkin juga menyukai