TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
organ lain. TB dapat ditularkan melalui udara , saat orang yang terjangkit TB
cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat
yang gelap dan lembab. Penularan TB umumnya terjadi melalui droplet yang
dikeluarkan dengan cara batuk, bersin atau percikan ludah orang yang terinfeksi
dapat menyerang kebagian tubuh lainnya. Infeksi biasanya terjadi pada 2-10
2.1.2 Etiologi
tuberculosis. Penyakit ini menyebar saat penderita TB batuk atau bersin dan
cara yang sama dengan flu, penyakit ini tidak menular dengan mudah. Seseorang
harus kontak dalam waktu beberapa jam dengan orang yang terinfeksi. Infeksi
(Puspasari, 2019).
2.1.3 Patofisiologi
Penularan TB Paru terjadi karena kuman keluar melalui bersin atau batuk
dari orang yang terinfeksi dan menjadi droplet nuklei di udara. Bakteri ini dapat
menetap di udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan
bakteri ini terhirup oleh orang sehat maka akan menempel pada jalan napas atau
mikromilimeter.
sel. Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit (biasanya sel T) adalah
makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan limfokin nya.
sebagai unit yang terdiri dari 1-3 basil. Gumpalan basil yang besar cenderung
tertahan di hidung dan cabang bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah
berada di alveolus biasanya bagian bawah lobus atas paru-paru atau bagian atas
oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul
sehingga tidak ada sisa atau proses akan berjalan terus dan bakteri akan terus
difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah
infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel
tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini butuh waktu 10-20
hari.
Nekrosis pada bagian sentral menjadi seperti keju yang biasa disebut
nekrosis kaseosa. Daerah yang terjadi nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi
disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon
yang berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut
Lesi primer paru disebut fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar
getah bening regional dan lesi primer disebut kompleks ghon. Respon lain yang
dapat terjadi di daerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas
dari dinding kavitas akan masuk kedalam pecabangan trakeobronkhial. Proses ini
dapat terulang lagi kebagian paru lain atau terbawa kebagian laring, telinga
dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat dengan
bahan perkejuan dan lesi mirip denga lesi kapsul yang terlepas. Keadaan ini
dapat dengan tanpa gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan
Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah
dalam jumlah kecil, kadang dapat menimbulkan lesi pada organ lain. Jenis
2.1.4 Klasifikasi
di rongga dada (hilius atau mediastinum) atau efusi pleura tanpa terdapat
b. Tuberkulosis ekstra paru. TB yang terjadi pada organ selain paru, misalnya
: pleura, kelenjer limfe, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak
terakhir, yaitu :
3) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat : adalah pasien yang
4) Lain lain : adalah pasien TB yang pernah diobati tetapi hasil akhir
a. Mono resistan (TB MR) : resisten terhadap salah satu jenis OAT pertama
saja.
b. Poli resistan (TB PR) : resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
secara bersamaan.
d. Extensive drug resistan (TB XDR) : resistan terhadap salah satu OAT
golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT jenis suntikan
a. Pasien TB dengan HIV positif : pasien TB dengan hasil tes HIV positif
sebelumnya atau sedang mendapatkan ART atau hasil tes HIV positif pada
sebelumnya atau hasil tes HIV negatif pada saat diagnosis TB.
12
c. Pasien dengan status HIV tidak diketahui : pasien tanpa ada bukti
umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.
Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga
a. Gejala sistemik/umum
b. Gejala khusus
penekanan
3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
2.1.6 Komplikasi
a. Komplikasi dini
1) Pleuralitis
2) Efusi pleura
3) Empiema
4) Laryngitis
5) TB usus
b. Komplikasi lanjut
2) Kor pulmonal
3) Amiloidosis
4) Karsinoma paru
a. Darah : pada saat TB baru mulai aktif didapat leukosit meningkat, jumlah
c. Tes Tuberkulin : tes ini dipakai untuk menegakkan diagnosis terutama pada
anak-anak, tes ini hanya menyatakan apakah sedang atau pernah mengalami
fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat
yang digunakan terdiri atas obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang
2.1.9 Pathway
Menurut Yura (1983) dalam buku Setiadi (2012), proses keperawatan adalah
2.2.1 Pengkajian
Adapun menurut Wijaya dan Yessie (2013), pengkajian yang dilakukan pada
a. Biodata
pekerjaan.
b. Riwayat kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain demam, batuk, sesak napas, nafsu
makan, berat badan menurun dan perlu ditanyakan tinggal dengan siapa,
karena biasanya penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan
c. Aktivitas istirahat
Gejala :
3) Kesulitan tidur atau demam pada malam hari, menggigil dan berkeringat.
Tanda :
d. Integritas ego
Gejala :
harapan Tanda :
2) Ansietas, ketakutan
e. Makanan /
cairan Gejala :
3) Penurunan berat
badan Tanda :
f. Nyeri / ketidaknyamanan
Tanda :
g. Pernapasan
18
Gejala :
2) Napas pendek
Tanda :
3) Perkusi pekak
h. Keamanan
Gejala :
(Setiadi, 2012).
5. Monitor suara
napas
6. Monitor pola
napas
7. Auskultasi suara
napas, catat area
penurunan / tidak
adanya ventilasi
dan suara
tambahan
8. Monitor TTV
9. Auskultasi bunyi
jantung, jumlah,
irama dan
denyut jantung
10. Kolaborasi tirah
baring, batasi
aktivitas dan
bantu kebutuhan
perawatan diri
sehari-hari
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam alergi makanan
kebutuhan tubuh nutrisi kurang teratasi dengan 2. Kolaborasi dengan
berhubungan dengan kriteria hasil : ahli gizi untuk
ketidakadekuatan - Adanya peningkatan berat menentukan
intake nutrisi badan jumlah kalori dan
- Mampu mengidentifikasi nutrisi yang
kebutuhan nutrisi dibutuhkan klien
- Tidak ada tanda-tanda 3. Yakinkan diet
malnutrisi yang dimakan
mengandung
tinggi serat
untuk mencegah
konstipasi
4. Monitor adanya
penurunan BB dan
gula darah
5. Monitor intake
nutrisi
6. Anjurkan banyak
minum
7. Kolaborasi dengan
dokter tentang
22
kebutuhan
suplemen
makanan
4. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam pengkajian nyeri
inflamasi paru diharapkan klien tidak secara
komprehensif
mengalami nyeri dengan
2. Observasi reaksi
kriteria hasil : nonverbal dari
- Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
- Melaporkan bahwa nyeri 3. Kontrol
berkurang dengan lingkungan yang
menggunakan manajemen dapat
nyeri mempengaruhi
- TTV dalam rentang normal nyeri
4. Ajarkan teknik
non farmakologi
5. Berikan analgesik
untuk mengurangi
nyeri
5. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam pengetahuan klien
terbatasnya klien menunjukkan dan keluarga
pengetahuan pengetahuan tentang proses 2. Gambarkan tanda
penyakit dengan kriteria dan gejala yang
hasil : biasa muncul
- Klien dan keluarga 3. Identifikasi
menyatakan pemahaman penyebab
tentang penyakit, kondisi, 4. Sediakan bagi
prognosis dan program keluarga informasi
pengobatan tentang kemajuan
- Klien dan keluarga mampu klien
melaksanakan prosedur 5. Diskusikan pilihan
yang dijelaskan secara terapi atau
benar penanganan
- Klien dan keluarga mampu selanjutnya
menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan
lainnya
6. Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Review patologi
dan terhadap keperawatan selama 3x24 jam penyakit fase
penyebaran diharapkan kriteria hasil : aktif/tidak aktif
- Menunjukkan perubahan 2. Identifikasi orang-
berhubungan dengan
23
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan