Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA KASUS
SLE
NAMA KELOMPOK 19:
DIO ADITYA PRATAMA
FIRMANSYAH
Pengertian Lupus Eritematosus

Penyakit sistem daya tahan, atau penyakit auto imun, artinya


tubuh pasien lupus membentuk antibodi yang salah arah,
merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel
darah merah, leukosit, atau trombosit.
Lupus adalah penyakit yang disebabkan sistem imun
menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat. sistem
imun yang terbentuk berlebihan. kelainan ini dikenal dengan
autoimunitas. pada kasus satu penyakit ini bisa membuat
kulit seperti ruam merah yang rasanya terbakar (lupus DLE)
Etiologi

Hingga kini faktor yang merangsangkan sistem pertahanan diri


untuk menjadi tidak normal belum diketahui. Ada kemungkinan
faktor genetik, kuman virus, sinaran ultraviolet, dan obat-obatan
tertentu memainkan peranan.
Epidemiologi

SLE lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria dengan
perbandingan 10:1. Perbandingan ini menurun menjadi 3:2 pada
lupus yang diinduksi oleh obat. Penyakit SLE juga menyerang
penderita usia produktif yaitu 15–64 tahun. Meskipun begitu,
penyakit ini dapat terjadi pada semua orang tanpa membedakan usia
dan jenis kelamin (Delafuente, 2002)
Klasifikasi

1.Penyakit Lupus Diskoid


2.Penyakit Lupus Sistemik
3.Drug Induced Lupus (DIL)
Patofisiologi

Antibody ini secara bersama-sama disebut ANA (anti-nuklear


antibodi). Dengan antigennya yang sepesifik, ANA membentuk
kompleks imun yang beredar dari sirkulaasi kompleks imun ini akan
mengendap pada berbagai macam organ dengan akibat terjadinya
piksasi komplemen pada organ tersebut.
Manifestasi klinis

■ Manifestasi klinis penyakit ini sangat beragam dan sering kali


pada keadaan awal tidak di kenali sebagai SLE
■ Menurut American college ada 11 kriteria SLE dan jika terdapat
4 kriteria maka diagnosis SLE dapat di tegakan:
1. Ruam malara
2. Ruam discoid
3. Fotosensitifitas
4. Ulserasi dimulut atau nasofaring
5. Arthritis
6. Serositis
7. Kelainan ginjal
8. Kelainan neurologic
9. Kelainan hematologic
10.Kelainan imunologik
11. Antibody antinuclear (+)
      ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
SLE (SYSTEMIS LUPUS ERYTHEMATOSIS)

■ Kasus
      Ny. P umur 28 tahun dirawat dengan keluhan BAK sedikit ,nyeri
pinggang (+) , konjungtiva anemis, terdapat ruam merah yang
membentang di kedua pipi. Dokter menganjurkan untuk dilakukan
hemodialisa namuin klien menolak dengan alasan biaya. Hasil Lab :
Hb 7 gr/dl, trombositopenia, leukositosis, antibodi antinukleus (+).
Selanjutnya.......
A.    Pengkajian    
IDENTITAS
Nama                          : Ny P
Umur                          : 28 Tahun
Jenis Kelamin             : Perempuan
Pekerjaan                    : -
Status Marietal           : -
Alamat                       :
Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada  gejala
sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri,
kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra
diri pasien.
Selanjutnya....

a.       Keluhan utama     : Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan


tentang tanda dan gejala pada pasien. Kaji apakah klien mengeluh badannya
kaku dan nyeri sendi dikaki maupun tangan disertai demam dan muntah?
b.      Riwayat kesehatan sekarang        : Kaji apakah gejala terjadi pada waktu
kapan saja sebelum atau sesudah bergerak maupun beraktivitas, setelah terkena
sinar UV terlalu lama, atau setelah mengkonsumsi obat-obat tertentu? Kaji
apakah klien mengeluh badannya kaku, nyeri sendi dikaki dan tangan, merasa
lemah, demam, muntah, terdapat lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam
berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi atau tidak,
nafsu makan menurun dan rambut rontok atau tidak.
c.       Riwayat kesehatan dahulu           : Kaji apakah gejala berhubungan
dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum, atau karena mengkonsumsi
obat-obatan tertentu? Kaji adakah riwayat penyakit tersebut sebelumnya?
Selanjutnya........

Pemeriksaan fisik
1.    Kulit, Ruam eritematou, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.
2.    Kardiovaskuler     
a.       Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura.
b.      Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan
gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan
ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tanga.
3.    Sistem integumen 
a.       Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi.
b.      Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
Pemeriksaan penunjang

1.      Pemeriksaan darah


Leukopeni/lipopeni, anemia, trombositopenia, LED meningkat
2.      Imunologi
a.       ANA (antibody antinuklear)
b.      Antibody DNA untai ganda (ds DNA) meningkat
c.       Kadar komplemen C3 dan C4 menurun
d.      Tes CRP (C-rective protein) positif
3.      Fungsi ginjal
a.       Kreatinin serum meningkat
b.      Penurunan GFR
c.       Protein uri (> 0,5 gr/24 jam)
d.      Ditemukan sel darah dan atau sedimen granular
Selanjutnya....

4.      Kelainan pembekuan yang berhubungan dengan antikuagulan


lupus
APTT memanjang yang tidak baik poda pemberian plasma normal
5.      Serologi VDRL (sifilis)
Memberikan hasil positif palsu
6.      Tes vital lupus
Adanya pita Fg 6 yang khas dan atau deposit Ig M pada
persambungan dermo-epidermis pada kulit yang terlibat dan yang
tidak.
Diagnosa keperawatan

1.      Retensi urine berhubungan dengan sumbatan


2.      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi
 
Perencanaan
NO DX
Tujuan (Noc) Intervensi (Nic)
1 I Setelah dilakukan tindakan Urinary retention care
keperawatan selama 2x24
- Monitor intake dan output
jam di harapkan urinary
- Monitor kegunaan obat
elimination dan urinary antikolionnerik
continence - Monitor derajat distensi bladder
Kriteria hasil : - Intruksikan pada pasien dan
- Kandung kemih kosong keluarga untuk mencatat output urin
secara penuh - Sediakan privasi untuk eliminasi
- Tidak ada residu urin -> Stimulasi reflek bladder dengan
100-200 cc kompres dingin pada abdomen
- Bebas dari ISK - Katerisasi jika perlu
- Tidak ada spasme bladder
- Monitor tanda dan gejala ISK
- Balace cairan seimbang (panas, hematuria, perubahan baud
an konsistensi urin )
Urinary elimation management
2 II Setelah dilakukan tindakan Fluid managemen
keperawatan selama 2x24
- Pertahankan catatan intek dan
jam di harapkan electrolit autput yang adekuat
and acid base balance, fluid
- Pasang urin kateter jika
balance, hydration diperlukan
Kriteria hasil : - Monitor hasil hb yang sesuai
- Terbebas dari anemia dengan retensi cairan (BUM, Hmt,
- Terbebas dari kelelahan, osmolaritas urine)
kecemasan atau
- Monitor status hemodinamik
kebingungan - Monitor indikasi retensi atau
- Menjelaskan indicator kelebihan cairan
kelebihan cairan - Kaji lokasi dan luas edema
- Monitor masukan makanan atau
cairan dan hitung intake kalori
- Monitor status niutrisi
- Kolaborasi pemberian diuretic
sesuai intriksi
- Batasi masukan cairan kepada
keadaan hi[ponatermi dilusi dengan
serum Na <130 mEg-l kolaborasi
dokter jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk
Fluid monitoring
- Tentukan riwayat jumlah dan
tipe intake cairan dan eliminasi
- Tentukan kemungkinan faktor
resiko dari ketidakseimbangan
cairan (hipertermia, terapi diuretic
kelainan renal, gagal jantung,
diaphoresis, disfungsi hati dll )
- Monitor serum dan elektoril
urine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai