Patofisiologi
kasus yang pernah di laporkan. Droplet nuclei yang mengandung kuman akan
terbentuk ketika individu dengan TB aktif batuk, bersin, berbicara. Setelah
mukosilier.
mengalami demam, batuk dan nyeri dada pleuritik. Selanjutnya basil TB akan
dan menuju ke limfonoduli regional. Dari sini selanjutnya kuman akan menyebar
terkena pada tahap ini adalah paru paru, lien, hati, meningens, tulang, dan sendi.
bening atau pembuluh darah. Basil tuberkolusis yang bisa mencapai permukaan
alveolus biasanya di inhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari 1-3 basil.
Dengan adanya basil yang mencapai ruang alveolus, ini terjadi dibawah lobus
atas paru-paru atau dibagian atas lobus bawah, maka hal ini bisa membangkitkan
reaksi peradangan. Basil ini juga dapat menyebar melalui getah bening menuju
epitelloid yang dikelilingi oleh limfosit, proses tersebut membutuhkan waktu 10-
20 hari. Bila terjadi lesi primer paru yang biasanya disebut focus ghon dan
kompleks ghon.
Batuk darah (hemptoe) adalah batuk darah yang terjadi karena penyumbatan
trakea dan saluran nafas sehingga timbul sufokal yang sering fatal. Batuk darah
pada penderita TB paru disebabkan oleh terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus.
2. Gejala khusus
paru) akibatnya dapat terjadi penekanan pada kelenjar getah bening yang
dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
TB kongenital sangat jarang terjadi pada infeksi dalam rahim, sementara risiko
hati janin atau dengan menelan cairan ketuban yang terinfeksi. Biasanya, bayi
yang terinfeksi pada minggu kedua atau ketiga kehidupan dengan gejala klinik
bayi dan salah satu dari berikut : lesi pada minggu pertama kehidupan, kompleks
hati primer atau granuloma, infeksi TB yang tercatat pada plasenta atau
oksigennya rendah. Dengan bertambahnya usia bayi setelah lahir, kadar oksigen
1. Anamnesa
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan, yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan
2. Pemeriksaan fisik
Tempat kelainan lesi TB paru yang perlu dicurigai adalah bagian apeks paru.
Bila dicurigai terdapat infiltrat yang agak luas, maka pada pemeriksaan fisik
akan didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi nafas bronkial. Selain itu
juga dijumpai suara nafas tambahan berupa ronkhi basah, kasar, dan nyaring.
Tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura maka suara nafasnya
pembesaran kelenjar getah bening yang paling sering dijumpai pada daerah
leher dan terkadang pada daerah aksila. Pembesaran kelenjar tersebut dapat
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Sputum
tiga specimen SPS BTA hasilnya positif. Jika 3 kali pemeriksaan sputum
hasilnya negatif tetapi gejala tetap ada setelah diberikan antibiotik selama
rontgen torak.
b. Pemeriksaan Tuberculin
Sebetulnya tes ini bertujuan untuk memeriksa kemampuan reaksi
potensi sistem imunitas selular seseorang, khususnya terhadap basil TB. Pada
seseorang yang belum terinfeksi basil TB, tentunya sistem imunitas selulernya
belum terangsang untuk melawan basil TB. Dengan demikian tes tuberkulin
akan negatif. Sebaliknya bila seseorang pernah terinfeksi basil TB, dalam
keadaan normal sistem ini sudah akan terangsang secara efektif 3-8 minggu
setelah infeksi primer dan tes tuberkulin akan positif (yaitu bila didapatkan
diameter indurasi 10-14 mm pada hari ketiga atau keempat dengan dosis PPD
5 TU intrakutan).
purified protein derivative (PPD) dengan kekuatan sedang yaitu 5 TU. Jika
diberikan secara intrakutan pada seseorang yang telah terinfeksi TB (telah ada
dilokasi suntikan. Indurasi ini terjadi karena vasodilatasi lokal, udem, endapan
fibrin dan meningkatnya sel radang lain didaerah suntikan. Okuran indurasi
dan bentuk reaksi tuberculin tidak dapat menentukan tingkat aktivitas dan
Jika hasil test tuberculin ternyata positif dan pada pasien terdapat gejala gejala
yang khas, maka pada pasien tersebut harus dilakukan fota rotgen thorak
dengan memberikan perlindungan terhadap abdomennya. Jika test tuberculin
individu pada umumnya. Sampai saat ini tuberculin test masih merupakan
terhadap infeksi tuberculosis yang terjadi, baik pada wanita hamil maupun
0.1 ml dibagian volar lengan bawah. Pembacaan dilakukan setelah 48-72 jam
indurasi, ditandai dengan bolpoint kemudian diukur dengan alat ukur diameter
tuberculosis.
Di Indonesia, saat ini uji tuberculin tidak mempunyai arti dalam mendiagnosis
M. tuberculosis. Jadi pasien dengan hasil uji tuberkulin positif belum tentu
menderita TB. Adapun jika hasil uji tuberkulinnya negatif, maka ada tiga
kemungkinan, yaitu tidak ada infeksi TB, pasien sedang mengalami masa
inkubasi infeksi TB, atau terjadi alergi. Di lain pihak, hasil uji dapat
c. Pemeriksaan Radiologis
Daftar Pustaka :