Anda di halaman 1dari 18

Gangguan Elektrolit

Gangguan Elektrolit
Bertambahnya

atau berkurangnya jumlah


elektrolit dalam tubuh
Perpindahan antar kompartemen
Cairan tubuh relatif bertambah atau berkurang

NATRIUM
Kandungan

Na dalam tubuh: 40-50 mEq/kg


Dominan pada ECF (98%)
Komponen penentu nilai osmolalitas ECF
Bergerak pasif ke dalam sel karena perbedaan
konsentrasi
Pergerakan keluar sel dengan pompa aktif

NATRIUM
Gangguan

Na sebagian besar karena


gangguan keseimbangan cairan.
Pengaturan Na dan air dalam tubuh oleh ADH
dan sistem RAA
Peningkatan osmolalitas serum
ADH
Abosrpsi air di ginjal Urin
Aldosterone di tubulus distal meningkat
reabsorps Na
air terabsorpsi

Hiponatremia
Definisi:

Na < 135 mEq/L


Akibat bertambahnya cairan, hilangnya Na,
perubahan distribusi cairan tubuh, dan
pemeriksaan lab tidak sesuai
Gejala timbul lebih karena kecepatan
penurunan konsentrasi Na daripada nilai
absolut

Hiponatremia
Bila

kurang dari 120 Meq/L akan menimbulkan


manisfestasi klinik:

SSP: agitasi, sakit kepala, kejang , perubahan


kesadaran, apatis hingga koma
Kardiovaskuler: bradikardia, hipotensi, syok
Neuromuskular: kelemahan otot dan kram

Hiponatremia
Terapi:
Jika Na kurang dari 120 mEq/L yang timbul
secara cepat atau perubahan > 0,5 mEq/L/jam
indikasi pemberian NaCl 3%
Rumus koreksi Na:
Na plasma diinginkan-nilai plasma yang
didapat x TBW = defisit Na total (mEq/L)

Hipernatremia

Konsentrasi Na >150 mEq/L


Disebabkan karena berkurangnya TBW oleh
berkurangnya cairan masuk dan banyaknya cairan
yang keluar.
Hipernatremia = hiperosmolar
Gejala terlihat saat Na > 158mEq/L:

Gelisah, timbul panas, kejang

Gangguan pada otal timbul jika terjadi dehidrasi intra


sel

Terapi Hipernatremia
Koreksi

cairan
Koreksi tidak boleh melebihi 10-15 mEq/hari
Kalkulasi:
Water deficit (L) = TBW (1-actual Na/desired Na)
Kekurangan

mEq/L

1 liter akan menaikkan Na 3-5

KALIUM
Kation

utama intraseluler
Konsentrasi intrasel 100-150 mEq/L
Konsentrasi ekstrasel 3,5-5 mEq/L
Diekskresikan di ginjal

KALIUM

Yang mempengaruhi konsentrasi K:

Konsentrasi total K
Distribusi K antara ICF dan ECF

Perpindahan K cepat dari ICF ke ECF pada keadaan:

Trauma
Luka bakar
Stres pembedahan
Gangguan asam basa

- Keadaan katabolik
- Defisiensi insulin

Hipokalemia
Konsentrasi

K < 3,5 mEq/L

Penyebab:

Perpindahan ke intrasel
Peningkatan ekskresi K

masuk ke dalam sel jika pH naik (kenaikan


pH 0,1 menurunkan K 0,5 + 0,2 mEq/L)

Hipokalemia
Manifestasi klinis (jika K< 2,5mEq/L):
Lemah, parestesia, kram, hiporefleksia
Ileus
Produksi amonia pada ginjal meningkat, memperberat
gangguan hepar ensefalopati
Efek pada kardiovaskular: memburuk hipertensi,
hipotensi ortostatik, potensiasi digitalis, disritmia
EKG: gelombang T flat, adanya gelombang U, serta ST
depresi

Terapi Hipokalemia
Mengganti

hipokalemia per oral atau parenteral


10-20 mEq dalam 100 ml NS
Maksimum pemberian 40 mEq dalam 1 jam
Pemberian > 20 mEq/ jam harus lewat vena
besar
Pemberian 20 mEq menaikan K 0,25 mEq/L

Hiperkalemia
Konsentrasi

K >5,5 mEq/L
Periksan kemungkinan gangguan ginjal,
hemolisis berat, kerusakan jaringan hebat
Manifestasi klinis gangguan polarisasi
membran:

VF
Blok komplit
asistol

Terapi Hiperkalemia

Prinsip:

Stabilisasi membran
Perpindahan K dari ECF ke ICF
Pengurangan K dari tubuh

Stabilisasi membran dengan:


CaCl 10 % 5 ml
CaGlukonas 10-20 ml
Jika K >7,5 mEq/L
Diberikan IV selama 2-5 menit

Terapi Hiperkalemia
Perpindahan

50 g glukosa dengan 5-10 u RI intravena selama 30


menit
Na Bicarbonat 50-100 mEq IV selama 2 menit
Pemberian agonis : nebulisasi albuterol

Cara

K dari ECF ke ICF:

pengeluaran K dari tubuh:

Diuretik Furosemide
Sodium polistiren
Dialisis

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai