Anda di halaman 1dari 37

GANGGUAN

VOLUME,OSMOLALITAS DAN
ELEKTROLIT CAIRAN

Ns. Sinta Fresia, M.Kep


3 kategori perubahan umum yang menjelaskan abnormalitas
cairan tubuh adalah :
1. Volume
2. Osmolalitas
3. komposisi
 Gangguan keseimbangan volume (pada cairan ekstra sel/ECF)
Berkaitan dengan :
- hilangnya air atau meningkatnya air
 Meningkatnya natrium
 Diare, muntah
 Gangguan keseimbangan osmotic (mempengaruhi ICF)
Berkaitan dengan :
 Jumlah Na dan air tidak seimbang
 Jika Na↓ pada ECF →air berpindah dari ECF ke ICF (pembengkakan sel)
 Jika Na↑ pada ECF →air dari ICF ke ECF (sel mengkerut)
 Disebabkan hiponatremi dan hipernatremi
KETIDAKSEIMBANGAN VOLUME
1. Kekurangan volume cairan ekstrasel (ECF)
 Hipovolemia
 Kekurangan Na dan air
 Disebut dengan dehidrasi
Patogenesis :
Lambung : sekresi saluran cerna, muntah, penyedotan NGT, diare
Kulit : diaphoresis, luka bakar, demam
Melalui rongga: obstruksi usus, peritonitis, acites, pankreatitis, efusi pleura, fraktur paha, hipoalbumin
Ginjal : pemakaian diuretic (menghilangnya Na + air), penyakit gagal ginjal,hipoaldosteron
Peningkatan suhu 38-39 C akan meningkatkan kebutuhan cairan 500 ml selama 24 jam
Manifestasi Klinis :
 perdarahan, diare, pengisian rongga →kolaps, syok
 Lemah, letih, lesu, anoreksia
 Hipotensi ortostatik
 Takikardi
 Pusing karena berdiri/ duduk
 Vena perifer kolaps
 Vena jugularis mendatar
 Turgor kulit menurun
 Lidah, mukosa kering
 Oliguri (< 30 ml/jam)
 Haus
 Penurunan BB
Pemeriksaan Laboratorium:

 Hematokrit meningkat (hemokonsentrasi)

 BUN meningkat

 BJ urine meningkat

Pengobatan :

- Muntah → antiemetic

- diare→antidiare

- Meningkatkan asupan cairan

 Terapi cairan IV Nacl 0,9 %

 Asidosis metabolit →infus RL


Rumus kebutuhan cairan :
2. Kelebihan Volume ECF
 Hipervolemia
 Peningkatan Na dan air
 Edema
 Edema generalisata
- pada gagal jantung kongestif, sirosis hati
- pada gagal ginjal : sindrom nefrotik, sindroma chusing, terapi
kortikosteroid
- infus IV secara cepat
Tanda dan gejala :
 Distensi vena jugularis
 Peningkatan vena sentral
 Peningkatan TD
 Denyut nadi penuh, kuat
 Edema perifer dan periorbital
 Acites
 Efusi pleura
 Edema paru (dyspnea, takipnea, ronchi)
Hasil Laboratorium :
 Penurunan hematocrit
 Na serum normal
 Na urine rendah
Terapi :
 Menurun cairan
 Posisi pasien semifowler
 Pemberian diuretic (furosemide)
 Oksigen
 Pemantauan terapi IV
 Gagal jantung : diatasi dengan pemberian digitalis, diuretic, diet
rendah natrium

 Sirosis hati : diet rendah Na dan diuretic

 Tindakan konsenvatif : diet adekuat berbaring dengan kaos kaki


KETIDAKSEIMBANGAN OSMOLALITAS
 Osmolalitas melibatkan zat terlarut dalam cairan tubuh (Natrium dalam ECF)

 Hipoosmolalitas = Hiponatremi

 Hiperosmolaitas = Hipernatremi

 Ketidakseimbangan osmolaitas mempengaruhi distribusi air antara kompartemen ECF dan ICF (air

berpindah dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah)

 Hipoomolalitas →Kelebihan cairan & kekurangan Na

Kelebihan cairan dalam ICF (edema sel)

Osmolalitas diketahui berdasarkan : anamnesa, Pemeriksaan Lab, tanda, gejala,

Penanganan : pembuangan air, pergantian air, larutan hipotonik IV, pembuangan glukosa/ Na yang berlebihan
HIPONATREMI (KETIDAK SEIMBANGAN HIPOSMOLALITAS)

 Kadar Natrium serum < 135 mEq/L

 Disebabkan oleh 2 mekanisme :- retensi cairan

- kehilangan Na

 Osmolalitas < 287 mosm/kg

 Terjadi perpindahan air masuk ke dalam sel (terjadi pembengkakan sel otak,
peningkatan tekanan intracranial)
Etiologi :
 Kehilangan Na melampaui kehilangan air (akibat obat2an)
 Kelebihan air (dilutional Hyponatremi)
 Muntah, diare
 Defesiensi adrenal (aldosterone rendah)
 Gagal ginjal (gangguan kemampuan pengenceran urine)
 Polidipsi
 Peminum bir berlebihan
Tanda dan gejala Hiponatremi:
Na serum .125 mEq/L
 Anoreksia
 Gangguan pengecap
 Kram otot
Na serum 115-120 mEq/L
 Sakit kepala, perubahan kepribadian
 Kelemahan, letargi
 Mual, muntah
 Kram abdomen
Na serum < 115 mEq/L
 Kejang dan koma
 Refleks tidak ada atau terbatas
 Papiledema
 Edema di atas sternum
Penanganan :
 Pemberian larutan Nacl peroral atau intravena
 Koreksi hypovolemia
 Koreksi K
 Pembatasan asupan air
 Pemberian larutan hipertonik kombinasi dg diuretic
 Pemberian insulin dan glukosa
HIPERNATREMIA

 Suatu keadaan dengan kadar Natrium >145 mEq/L

 Hiperosmolaritas

 Menyebabkan air berpindah dari ICF ke ECF terjadi dehidrasi,


pengerutan sel
 Etiologi :
 Kekurangan asupan air

 Bertambahnya Natrium

 Kehilangan air melalui pernafasan dan kulit

 Diabetes Insipidus

 Gangguan sekresi ADH

 Diuresis osmotic (glukosuria pada DM)

 Kelebihan Na asupan melalui paru, Intravena, atau melalui mulut (tenggelam dalam air
laut), menelan sejumlah besar garam
 Tanda dan gejala Hipernatremia :

-Neurologik :

Awal : lemah, lemas, iritabel

Berat : agitasi, mania, delirium,kejang,koma

Refleks-reflex tendon dalam meningkat, kaku kuduk

- Haus

 Meningkatnya suhu tubuh

 Kulit yang merah panas

 Selaput lender kering dan lengket

 Lidah kasar, merah dan kering


 Hasil Laboratorium :

 Na serum > 145 mEq/L

 Osmolalitas serum >295 mOsm/kg

Penanganan :

 Menurunkan Natrium secara bertahap

 Memulihkan osmolalitas serum normal

 Asupan air peroral

 Infus D5W

 Jika terjadi hypovolemia →diberikan garam isotonic untuk memulihkan TD dan perfusi jaringan

 Infus larutan garam hipotonik (0,45%)


HIPOKALEMIA
 Kadar K serum < 3,5 mEq/L
Etiologi :
 Kehilangan K melalui saluran cerna, urine, ginjal
 Kekurangan asupan Kalium
 Perpindahan Kalium akibat alkalosis atau ketoasidosis diabetic dengan insulin dan glukosa
 Peminum alcohol
 Muntah
 Penyedotan NGT
 diare
 Tanda dan gejala Hipokalemi

 CNS dan neuromuscular :

Awal, tidak enak badan, paresthesia, reflex tendon menghilang, kelemahan otot generalisata

- Pernafasan : otot2 pernafasan lemah, nafas dangkal

 Saluran cerna : menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual, muntah, ileus

 Kardiovaskular : hipotensi postural, disritmia, perubahan irama EKG, gelombang T lebar dan mendatar, ST
depresi

 Ginjal : polyuria, nokturia

Hasil Lab :

K serum <3,5 Meq/L

PH serum > 7,45


 Penanganan :

 Mencegah ketidakseimbangan kalium

 Koreksi kalium melalui supan makanan (pisang, kismis, jeruk, jus buha,
daging, susu, tomat, kentang)

 Suplemen kalium klorida


HIPERKALEMIA
 Suatu keadaan dengan kadar K serum > 5,5 mEq/L

 Mengakibatkan disritmia dan henti jantung fatal

Etiologi :

- Ekskresi ginjal, insufisiensi adrenal, hipoadrenal, penyakit Addison, diuretic hemat-kalium

 Berpindahnya K keluar dari sel menuju ECF karena asidosis metabolic (seperti pada gagal ginjal,
kerusakan jaringan (luka bakar yang luas, cedera berat, perdarahan internal)

 Asupan berlebihan : pemberian cepat larutan infus yg mengandung K, pemberian cepat tranfusi darah
 Tanda dan gejala :
 Neuromuskular : kelemahan otot, paresthesia pada wajah, lidah, kaki dan tangan
 Saluran cerna : mual, kolik usus, diare
 Ginjal : oliguria yang berlanjut menjadi anuria
 Kardiovaskuler : disritmia jantung, bradiakrdia, blok jantung komplet, fibrilasi ventrikel atau
henti jantung
 Perubahan EKG (selalu terjadi jika K serum 7-8 Meq/L)
 Gelombang T yang tinggi dan tajam
 Interval PR memanjang
 QRS melebar
Hasil Lab :
Kadar K serum > 5,5 mEq/L
 Penanganan :

Menurunkan kadar K serum dengan 3 metode :

 10 ml kalsium glukonat 10 % IV diinfus secara perlahan 2-3 menit dengan


pemantau EKG

 500 ml glukosa 10% dengan 10 U insulin

 44-88 mEq natrium bikarbonat IV

 Dialisis peritoneal

 Mencegah Infus yg mengandung K


HIPOCALSEMIA
 Kadar Calsium kurang lebih 1-2 kg, 90% ditemukan pada tulang dan gigi

 Normal kadar calcium serum : 9.0-10,5 mg/dl

 Calsium dalam darah 3 bentuk : 1. berikatan dengan protein (albumin)

2. berikatan dengan fosfat, sitrat, sulfat

3. Ca ++ terionisasi

 Keseimbangan Calsium diatur oleh hormone paratiroid (PTH)

 PTH me↑ akibat adanya hipokalsemia

 PTH bekerja di tulang dan ginjal

 PTH merangsang reabsorbsi tulang sehingga melepaskan Calsium dan fosfat ke ECF
 PTH merangsang peningkatan reabsorbsi calcium di tubulus ginjal → dalam
darah

 PTH me↑ ekskresi fosfat

 PTH bekerja langsung di ginjal untuk merangsang sintesis 1,25


dehidrosikolekalsiferol (vit D3 aktif) → sehingga terjadi peningkatan
absorbs Calsium dan fosfat di usus

 PTH → meningkatkan konsentrasi Calsium di plasma darah


 Etiologi Hipocalsemia :
 Hipoparatiroidisme - pasca pembedahan - Gagal ginjal
 Idiopatik - defisiensi Ca - obat antikonvulsan
 Hipomagnesium - Penyakit hati alkoholik
 Gejala klinis :
- Cardivaskular : perubahan gambar EKG, Disritmia, penurunan sensitivitas digitalis
 Neuravaskular : paresthesia, reflex hiperaktif, Tetani
 Perubahan gangguan mood, gangguan memori, konfusi
 Kejang konvulsi
 Gastrointestinal : diare, malabsorbsi
 Kulit : kering, bersisik, rambut kasar, kering, kulit rapuh
 Mata : katarak
 Hasil Lab :
Kadar Ca ++ < 8,5 mg/dl
 Penatalaksanaan :
 Diobati dengan 10 ml Ca glukonas 10% dalam 100 ml D5
 Pantau EKG
 Suplemen Calsium dan Vit D
 Pengobatan gagal ginjal
HIPERCALSEMIA
 Etiologi :
 Hiperparatiroid
 Gagal ginjal kronis
 Malabsorbsi VIT D
 Tumor padat tulang
 Karsinoma
 Keganasan Hematologik
 Obat-obatan : diuretic tiazid, litium, sindrom alkali susu
 Gejala Klinis :
 Hipertensi -Takikardi
 Disritmia - Blok jantung
Neurovaskular : kelemahan otot generalisata, reflex tendon menurun, kalsifikasi metasttatik
jaringan lunak

Susunan saraf Pusat : gangguan konsentrasi, konfusi, koma

Gastrointestinal : polidipsi, anoreksia, mual muntah, penurunan BB, konstipasi

Ginjal : poliuri, gagal ginjal

Muskuloskeletal : pembentukan kista tulang

Kulit : pruritus

Hasil Lab :

Ca serum > 10,5 mg/dl


 Penatalaksanaan :
 Pembedahan
 Terapi hiperkalsemia
 Hidrasi → membuang Ca ke dalam urine
HOMEOSTASIS FOSFAT
 Fosfor adalah zat yang paling banyak terdapat di semua jaringan tubuh, merupakan
komponen penting di tulang dan gigi, pembentuk membrane sel, untuk metabolism
protein, lemak dan karbihidrat

 Kadar Normal dalam serum : 2,5-4,5 mg/dl

 Absorbsi fosfor di usus dipengaruhi oleh 1,25 dehidroksikalsiferol (vit D3 aktif)

 Ekresi fosfor di ginjal

 Kadar fosfat dalam darah dipengaruhi oleh hormone paratiroid

 Ca dan Fosfat berhubungan resiprokal/ berlawanan


HOMEOSTASIS MAGNESIUM
 Magnesium adalah kaltion terbanyak keempat dalam tubuh

 Berfungsi untuk aktivasi enzim, aktivasi ATP

 Untuk sintesis asam nukleat dan protein, mempengaruhi kerja otot

 Kadar normal dalam darah : 1,8-3,0 mg/dl

 Kadar Mg ++ terdapat dalam daging, sayuran hijau, biji-bijian utuh, kacang-


kacangan

 Diekskresi dalam urine dan feses

 Berperan penting dalam mempertahankan ketidak seimbnagan Ca dan K

Anda mungkin juga menyukai