VOLUME,OSMOLALITAS DAN
ELEKTROLIT CAIRAN
BUN meningkat
BJ urine meningkat
Pengobatan :
- Muntah → antiemetic
- diare→antidiare
Hipoosmolalitas = Hiponatremi
Hiperosmolaitas = Hipernatremi
Ketidakseimbangan osmolaitas mempengaruhi distribusi air antara kompartemen ECF dan ICF (air
Penanganan : pembuangan air, pergantian air, larutan hipotonik IV, pembuangan glukosa/ Na yang berlebihan
HIPONATREMI (KETIDAK SEIMBANGAN HIPOSMOLALITAS)
- kehilangan Na
Terjadi perpindahan air masuk ke dalam sel (terjadi pembengkakan sel otak,
peningkatan tekanan intracranial)
Etiologi :
Kehilangan Na melampaui kehilangan air (akibat obat2an)
Kelebihan air (dilutional Hyponatremi)
Muntah, diare
Defesiensi adrenal (aldosterone rendah)
Gagal ginjal (gangguan kemampuan pengenceran urine)
Polidipsi
Peminum bir berlebihan
Tanda dan gejala Hiponatremi:
Na serum .125 mEq/L
Anoreksia
Gangguan pengecap
Kram otot
Na serum 115-120 mEq/L
Sakit kepala, perubahan kepribadian
Kelemahan, letargi
Mual, muntah
Kram abdomen
Na serum < 115 mEq/L
Kejang dan koma
Refleks tidak ada atau terbatas
Papiledema
Edema di atas sternum
Penanganan :
Pemberian larutan Nacl peroral atau intravena
Koreksi hypovolemia
Koreksi K
Pembatasan asupan air
Pemberian larutan hipertonik kombinasi dg diuretic
Pemberian insulin dan glukosa
HIPERNATREMIA
Hiperosmolaritas
Bertambahnya Natrium
Diabetes Insipidus
Kelebihan Na asupan melalui paru, Intravena, atau melalui mulut (tenggelam dalam air
laut), menelan sejumlah besar garam
Tanda dan gejala Hipernatremia :
-Neurologik :
- Haus
Penanganan :
Infus D5W
Jika terjadi hypovolemia →diberikan garam isotonic untuk memulihkan TD dan perfusi jaringan
Awal, tidak enak badan, paresthesia, reflex tendon menghilang, kelemahan otot generalisata
Saluran cerna : menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual, muntah, ileus
Kardiovaskular : hipotensi postural, disritmia, perubahan irama EKG, gelombang T lebar dan mendatar, ST
depresi
Hasil Lab :
Koreksi kalium melalui supan makanan (pisang, kismis, jeruk, jus buha,
daging, susu, tomat, kentang)
Etiologi :
Berpindahnya K keluar dari sel menuju ECF karena asidosis metabolic (seperti pada gagal ginjal,
kerusakan jaringan (luka bakar yang luas, cedera berat, perdarahan internal)
Asupan berlebihan : pemberian cepat larutan infus yg mengandung K, pemberian cepat tranfusi darah
Tanda dan gejala :
Neuromuskular : kelemahan otot, paresthesia pada wajah, lidah, kaki dan tangan
Saluran cerna : mual, kolik usus, diare
Ginjal : oliguria yang berlanjut menjadi anuria
Kardiovaskuler : disritmia jantung, bradiakrdia, blok jantung komplet, fibrilasi ventrikel atau
henti jantung
Perubahan EKG (selalu terjadi jika K serum 7-8 Meq/L)
Gelombang T yang tinggi dan tajam
Interval PR memanjang
QRS melebar
Hasil Lab :
Kadar K serum > 5,5 mEq/L
Penanganan :
Dialisis peritoneal
3. Ca ++ terionisasi
PTH merangsang reabsorbsi tulang sehingga melepaskan Calsium dan fosfat ke ECF
PTH merangsang peningkatan reabsorbsi calcium di tubulus ginjal → dalam
darah
Kulit : pruritus
Hasil Lab :