FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARA 2022 Ketidakseimbangan elektrolit – ketidakseimbangan sodium: Hipernatremia tingkat sodium atau natrium serum pada hipernatremia adalah diatas 145 mEq/L 1. Patofisiologi a. Peningkatan volume ECF (cairan ekstraseluler): sodium dan retensi air b. Penurunan volume ECF (cairan ekstraseluler) : penumpukan sodium tanpa retensi air, lebih banyak kehilangan air dibandingkan dengan hilangnya natrium (misalnya, diuresis air tanpa ekskresi sebanyak natrium) 2. Etiologi dan faktor risiko a. Ginjal normal: kurangnya ADH atau insufisiensi neurohipofisis (misalnya diabetes insipidus, kehilangan air secara berlebihan karena kehilangan natrium) - Kekurangan kalium : menciptakan kerusakan berkonsentrasi pada ginjal, menyebabkan poliuri - Hiperkalsemia : poliuri dan dehidrasi
- Pengobatan (misalnya diuretic osmotik atau natrium bikarbonat, atau NaCl
solusi); juga mineralokortikosteroid, laksativ, dan antasida. - Sekresi adrenalin berlebihan
- Hilangnya mekanisme rasa haus (misalnya pada pasien koma)
- Diabetes melitus yang tak terkontrol dengan diuresis osmotic karena
hiperglikemia - Cedera kepala
- Pasca operasi system saraf pusat: menyebabkan fluktuasi (peningkatan dan
penurunan) saat melepas ADH b. Fungsi renal yang terganggu : ketidakmampuan ginjal untuk merespon ADH (misalnya, diabetes insipidus nefrogenik) 3. Tanda dan gejala : temuan berkaitan dengan “kondisi edema” dan atau hipoproteinemia (tabel 5.8) 4. 4. Temuan studi diagnostik a. Kadar serum Na diatas 145 mEq/L, Ht meningkat dengan deplesi volume b. Osmolaritas serun lebih besar dari 295 mOsm/L c. SG urin mungkin lebih besar dari 1.030, diharapkan pada diabetes insipidus, dimana Kadar SG bise serendah 1.005 d. Osmolarias urine 800 hingga 1400 mOsm/L; bagi penderita diabetes insipidus diharapkan lebih rendah e. Kadar urine Na lebih tinggi dari 40 mEq/L, ketika hipernatremia disebabkan oleh kelebihan natrium dan nilai normal hingga rendah selama defisit air 5. Kolaborasi Interfrofesional : Lihat ketidakseimbangan elektrolit dan potasium 6. Manajemen Keperawatan Pasien Antisipasi Lingkungan Pasien: Pasien dengan hipernatremia yang mempunyai riwayat keadaan hiperosmolar biasanya sekunder dari kondisi serius yang sudah ada sebelumnya. Kedua kondisi tersebut perlu diobati dan diselesaikan sebelum dipulangkan penemuan dan pemulangan memerlukan kepatuhan dengan rejimen pengobatan yang mencegah episode berulang 7. Tujuan Keperawatan a.Kadar level serum dan Na berada di rentang normal atau tinggi, tentang tanpa gejala B. Pertahankan status cairan agar tetap normal Table 5.8 Tanda dan Gejala Ketidakseimbangan Natrium Sistem Hipernatermia Hiponatermia Umum Penambahan berat badan yang penurunan atau penambahan berat badan berlebihan rasa tidak enak sakit Dehidrasi - haus yang kepala gangguan gaya berjalan pada orang berlebihan, demam, penurunan dewasa yang lebih tua produksi urin, membran mukosa penurunan hematokrit dan kadar nitrogen urea darah kering (efek pengenceran)
Kardiovaskular Lemah, denyut nadi dengan denyut nadi cepat dengan
kelebihan volume peningkatan cairan ekstraseluler hipotensi atau hipertensi (ECF) penurunan tekanan vena sentral dan tekanan vena Takikardia dengan penurunan jugularis dengan ECF sering berkembang menjadi kelebihan volume bradikardia Hipertensi dengan peningkatan ECF Hipotensi dengan atau tanpa perubahan postural dengan penurunan ECF Neurologis Kegelisahan bingung sampai koma kelemahan otot Iritabilitas Letargi Kebingungan (delirium) sampai koma Berkedut hingga kejang Ketegangan otot Paru-paru Sesak napas (dispnea) yang dispnea dengan krakles edema paru berhubungan dengan edema paru
Pencernaan Anoreksia kram perut
mual Lidah edema
Muskuloskeletal Kelemahan otot
Integumen Kulit kering dan memerah turgor kulit buruk
Membran mukosa kering Pitting edema Genitourinari Oliguria atau anuria dengan haus output urin normal dehidrasi menjadi poliuria kadar Poliuria dengan diuresis osmotik natrium urin <20 mEq/
8. Pasien diharapkan memiliki kebutuhan dalam bidang berikut :
a. Penempatan : Mulai protokol pencegahan jatuh jika pasien menunjukkan tanda dan gejala neurologis b . Perawatan kulit i Dehidrasi : Melembabkan pasien dan melumasi kulit ii . Volume Overload: Melindungi tonjolan tulang; sering berganti posisi c. Nutrisi : Diet dan pembatasan cairan dengan pembatasan natrium : i & 0 d . Farmakologi :Penyesuaian obat i . Hindari obat pencahar dan antasida (misalnya natrium bikarbonat) yang mengandung bahan natrium tinggi ii. Gunakan diuretik : Mempromosikan kehilangan air yang lebih besar daripada Na ' iii . Berikan kortikosteroid untuk merangsang reabsorpsi Na' dan ekskresi K e. Perawatan i. Pantau kadar natrium serum , osmolalitas serum , osmolalitas urin , I & 0 , dan berat badan ii . Lakukan penilaian neurologis dan korelasikan dengan kadar Na serum iii . Berikan air natrium berlebih jika pasien membutuhkan ekspansi volume (5% dekstrosa dalam air atau 0,45 normal saline atau keduanya) iv. Hindari koreksi kadar natrium secara cepat, karena dapat memicu edema paru akut atau edema serebral; mengurangi kadar natrium secara bertahap dengan mendorong hilangnya Na * melalui diuretik atau pemberian cairan v . Tentukan faktor pencetus dan perlakukan sesuai pesanan vi . Untuk pasien gagal ginjal , obati melalui dialisis f. Potensi komplikasi Dispnea , sesak napas berhubungan dengan edema paru ii . Kejang ( a ) Mekanisme : Gangguan dinamika pompa natrium di jaringan otak , yang menyebabkan ketidakstabilan listrik ( b ) Penatalaksanaan : Tindakan pencegahan kejang dan koreksi hipernatremia Ketidakseimbangan Elektrolit - Ketidakseimbangan Natrium: Hiponatremia Kadar serum natrium pada hiponatremia di bawah 136 mEq/L 1. Patofisiologi a. Kelebihan air relatif terhadap jumlah natrium dalam tubuh, menghasilkan efek pengenceran dalam konsentrasi natrium b. Kehilangan Na+ melebihi kehilangan air 2. Penyebab dan faktor risiko a. Kelebihan air: asupan air yang berlebihan tanpa asupan natrium; SIADH (Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone Secretion) atau Sindrom Sekresi Hormon Antidiuretik yang Tidak Tepat b. Penipisan natrium i. Kehilangan abnormal melalui diaforesis, diuretik, hisap nasogastrik, diare ii. Hiperglikemi (diuresis yang diinduksi glukosa) iii. Penyakit ginjal yang kehilangan garam: nefritis interstisial iv. Sindrom barter (hiponatremia, hipokalemia, hipomagnesemia, alkalosis metabolik, dan hiperreninemia) c. Gagal jantung dan sirosis hati: penurunan curah jantung meningkatkan retensi air oleh ginjal 3. Tanda dan gejala Perubahan neurologis permanen dengan kadar natrium serum di bawah 110 mEq/L, pantau gangguan gaya berjalan pada orang dewasa yang lebih tua (lihat tabel 5.8) 4. Temuan studi diagnostik: a. Kadar Na⁺ serum di bawah 136 mEq/L dan hematokrit rendah akibat kelebihan air b. Volume urin dan berat jenis bisa normal c. Kadar Na⁺ urin kurang dari 20mEq/L (jika karena defisit Na ⁺) dan normal hingga meningkat (jika karena kelebihan air) d. Osmolalitas serum di bawah 280 mOsm/L 5. Kolaborasi interprofessional: Perawat, dokter, penyedia praktik lanjutan, dietitian, nephrologist, perawat hemodialisis (jika diindikasikan dialisis) 6. Manajemen perawatan pasien Lintasan pasien yang diantisipasi: Pasien dengan hiponatremia mengalami kondisi hipoosmolar. Pemulihan membutuhkan kepatuhan dengan rencana perawatan yang mencegah episode berulang 7. Tujuan perawatan a. Kadar natrium serum dalam batas normal atau asimtomatik b. Mempertahankan status cairan normal 8. Pasien mungkin memiliki kebutuhan dalam bidang-bidang berikut: a. Perawatan kulit: lihat ketidakseimbangan elektrolit—ketidakseimbangan sodium: hipernatremia b. Nutrisi dan keseimbangan cairan Untuk kehilangan natrium dan air: berikan diet tinggi natrium dan asupan cairan yang cukup Untuk intoksikasi air: tahan asupan cairan (batas 500 mL/hari) Untuk intoksikasi air yang berhubungan dengan SIADH: tahan asupan air, karena penurunan natrium disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengeluarkan air secara normal. c. Farmakologi Hentikan obat-obatan yang menyebabkan hilangnya Na+ (mis., diuretik, pencahar). Berikan tablet NaCl secara oral sesuai indikasi. Berikan diuretik untuk mengobati keracunan air. d. Penatalaksanaan Monitor tanda-tanda neurologic Untuk Na+ dan kehilangan air: a) Ganti cairan dengan saline normal (0,9%) atau hipertonik (3%). b) Berikan salin hipertonik melalui pompa infus; sering mengukur kadar natrium serum; amati adanya edema paru; memantau I&O. c) Pantau efektivitas nutrisi dan terapi lain dengan mengukur kadar natrium serum dan urin serta konsentrasi osmolalitas. Untuk intoksikasi air: a) Membatasi intake cairan b) Pantau kadar natrium serum untuk menentukan apakah penggantian natrium diindikasikan. c) Jangan berikan normal saline di SIADH; normal saline tidak memperbaiki penyebab dasar SIADH. e. Komplikasi potensial: lihat ketidakseimbangan elektrolit—ketidakseimbangan sodium: hipernatremia.