Anda di halaman 1dari 19

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

KUNI PURWANI SKp.,M.Biomed


EDEMA
• Bila terjadi penimbunan berlebihan c. interstisial yg disebabkan o/
apabila salah satu gaya fisik yg bekerja pd dinding kapiler menjadi
abnormal:
• Contoh:
• pe↑an tek.hidrostatik kapiler pada gagal jantung kongestif
• Tekanan onkotik me↓ akibat hypoalbuminemia pada sirosis hati
• Peningkatan permiabilitas kapiler pada peradangan
• Obstruksi aliran limfe, misalnya pada edema lengan setelah mastektomi dg
eksisi kel.getah bening
Penyebab edema secara umum:

• Penurunan konsentrasi protein plasma  me↓kan tekanan osmotik koloid


plasma  menyebabkan filtrasi cairan berlebihan kedalam ruang interstisium
• Penyebab pe↓an protein plasma: pengeluaran protein di urin akibat penyakit
ginjal, eklampsi gravidarum, pe↓an sintesis protein plasma akibat penyakit
hati, makanan kurang protein, luka bakar yg luas
• Peningkatan permiabilitas dinding kapiler, memungkinkan protein plasma keluar
dari kapiler ke c. interstisial.
contoh: pelebaran pori-pori kapiler yg dicetuskan oleh histamin pd reaksi alergi
ataupun cedera jaringan
• Peningkatan tek. Vena, misalnya ketika darah terbendung di vena akan disertai
peningkatan tek. Kapiler
Penyebab edema secara umum:

contoh: kaki bengkak pada kehamilan: uterus yg membesar menekan


vena2 besar yg mengalirkan darah dr ekstremitas bwh  restriksi
lokal aliran balik vena  pe↑an tek. darah kapiler tungkai. Lainnya
gagal jantung kongestif
• Penyumbatan pembuluh limfe  kelebihan cairan di ruang
interstisium yg seharusnya dialirkan melalui pemb.limfe.
contoh: pengangkatan kelenjar limfe pd pembedahan kanker payu
dara. Elefantiasis pd penderita filariasis
overhidrasi
• Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan.
• Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran
darah menjadi sangat rendah.
• Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air lewat ginjal (gagal
ginjal akut), masukan air yang berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan
irigator pada tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelam.
• Gejala overhidrasi meliputi, sesak nafas, edema, peningkatan tekanan vena
jugular, edema paru akut dan gagal jantung.
• Dari pemeriksaan lab dijumpai hiponatremi dalam plasma.
• Terapi terdiri dari pemberian diuretik(bila fungsi ginjal baik), ultrafiltrasi atau
dialisis (fungsi ginjal menurun)
Dehidrasi
• Dehidrasi merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat
masukan yang kurang atau keluaran yang berlebihan.
• Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu:
• isotonik (bila air hilang bersama garam, contoh: GE akut, overdosis
diuretik)
• hipotonik (Secara garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih
banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar natrium serum
rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah ke ekstravaskular,
sehingga menyebabkan penurunan volume intravaskular),
• hipertonik (Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak
dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di
kompartemen ekstravaskular berpindah ke kompartemen intravaskular,
sehingga penurunan volume intravaskular minimal)
Derajat dehidrasi, gejala, pemeriksaan lab, dan terapi

1. Ringan, kehilangan air 2-4% dari BB, gejala : Rasa haus, mukosa kulit
kering, mata cowong
2. Sedang kehilangan air 4-8% dari BB, gejala : Sda, disertai delirium, oligo
uri, suhu tubuh meningkat
3. Berat, kehilangan air 8-14% dari BB, gejala : Sda, disertai koma,
hipernatremi, viskositas plasma meningkat
• Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan hipernatremia dan
peningkatan hematokrit.
• Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang.
Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada derajat dan jenis
dehidrasi dan elektrolit yang hilang. Pilihan cairan untuk koreksi dehidrasi
adalah cairan jenis kristaloid RL atau NaCl.5
HIPONATREMIA

• Kadar Na normal: 135 – 145 mEq/L


• Bila kadar Na 125 mEq/L: anoreksia, gangguan pengecapan, kram
otot
• Bila kadar Na serum 115 – 120 mEq/L : sakit kepala, perubahan
kepribadian, kelemahan, letargi, mual, muntah, kram abdomen
• Bila kadar Na serum < 115 mEq/L: kejang dan koma, refleks tidak
ada atau terbatas, tanda babinski, papiledema, edema diatas
sternum
HIPERNATREMIA

• Suatu keadaan dg kadar natrium > 145 mEq/L


• Selalu berkaitan dg hiperosmolalitas karena garam natrium merupakan
penbentuk utama osmolalitas plasma
• Peningkatan osmolalitas serum menyebabkan air berpindah dari ICF ke
ECF sehingga terjadi dehidrasi dalam sel dan pengerutan sel. Sebab
utamamnya adalah kehilangan air yg melebihi kehilangan natrium atau
pertambahan natrium yg melampaui pertambahan air
HIPERNATREMIA

Tanda dan Gejala

• Neurologik: awal: lemah, lemas, iritabel berat: agitasi, mania,


delirium, kejang, koma, refleks – refleks tendon dalam meningkat,
kaku kuduk
• haus, meningkatnya suhu tubuh, kulit yg merah panas, selaput lendir
kering dan lengket, lidah kasar, merah, dan kering
HIPERKALSEMIA

• Ginjal: peningkatan ekskresi kalsium, HCO3-, MG++, peningkatan


sintesis 1,25(OH)D3, asidosis metabolik
• Sistem saraf pusat: iritabilitas, parestesia, konfusi, kejang, koma
• Skeletal (jangka panjang): osteomalasia (mineralisasi matrix tulang yg
abnormal), rakitis (radang tulang)
HIPERKALSEMIA

• Kardiovaskuler: hipertensi, Peningkatan sensitivitas terhadap digitalis


• EKG: disritmia, bradikardi, blok jantung
• Neuromuskular: kelemahan otot generalisata, refleks tendon dalam
menurun,
• Sistem saraf pusat: gg konsentrasi, konfusi, perubahan tingkat
kesadaran
• Gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah, BB↓, konstipasi
• Ginjal: poliuri, nefrolitiasis, nefrokalsinosis, gagal ginjal
• Kulit: pruritus
• Okular keratopati pita ( bandkeratopathy)
HIPOKALSEMIA

• CNS dan Neuromuskular: gejala awal tak jelas: lelah, tidak enak badan,
parestesia, refleks tendon menghilang, kelemahan otot generalisata
• Pernapasan: otot2 pernapasan lemah, napas dangkal
• Saluran cerna: menurunnya motilitas usus besar, anorksia, mual,
muntah
• Kardiovaskular: hipotensi postural, disritmia
• Perubahan2 EKG : gelombang T lebar dan mendatar (kadang2
terbalik), depresi segmen ST,
• Ginjal: poliuria, nokturia
HIPERKALEMIA

• Neuromuskular: kelemahan otot yg tidak begitu kentara merupakan


tanda awal, paralisis flasid pada tungkai bawah dan akhirnya pada
badan dan tangan bila sudah berat, parestesi pada wajah, lidah, kaki,
dan tangan
• Sal. Cerna: mual, kolik usus, diare
• Ginjal: oliguria, anuria
• Kardiovaskular: disritmia, bradikardia, fibrilasi, henti jantung
• EKG: gel. T tinggi, interval PR memanjang, QRS melebar
HIPOKALEMIA

• Kardiovaskular: disritmia, depresi segmen ST, penurunan sensitivitas


terhadap digitalis
• Neuromuskular: parestesi pada tangan dan kaki refleks hiperaktif,
tetani: tanda trousseau dan chvostek( bila diberi tekanan pada n.
fasialis maka mata memejam dan mulut tertarik kesamping kearah
tekanan pada saraf, laringospasme
HIPOFOSFATEMIA

• Hematologi: disfungsi eritrosit dan hemolisis, disfungsi leukosit;


disfungsi trombosit
• Neuromuskular: kelemahan, rhabdomiolisis ( myoglobinuria)
• Kardiomiopati, penurunan curah jantung, hipotensi
• Insufisiensi pernapasan, asidosis respiratorik, hipoksia
HIPOMAGNESEMIA

• Neuro muskular: kelemahan otot, fatigue, disfagia (kesulitan


menelan), parestesia, otot kram, berkedut, tremor nyata, tanda
chvostek dan trousseau, refleks tendon dalam hiperaktif
• Sistem saraf pusat: apati, depresi, memori buruk, dellirium ringan
hingga berat, konfusi, disorientasi, halusinasi, delusi, vertigo, ataksia,
kejang konvulsif, koma
HIPOMAGNESEMIA

• Gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah,ileus paralitik


• Kardiovaskular: takikardi, disritmia, interval PR dan QT memanjang,
kompleks QRS melebar, gel. T datar atau terbalik, segmen ST menurun
• Metabolik: hipokalemia( pengeluaran di ginjal), hipokalsemia
(penurunansekresi/ kerja PTH)
HIPERMAGNESEMIA

• Magnesium serum normal: 1.5 – 2.5 mEq/L


• Kadar 3 – 5 mEq/L: kemerahan di wajah dg sensasi panas, dan haus,
kelemahan otot, menurunnya refleks tendon dalam, mual, muntah
• Kadar 5 – 9 mEq/L: letargi,mengantuk, vasodilatasi perifer, hipotensi,
paralisis otot, penyesuaian pernapasan, tidak ada refleks tendon
dalam, bradikardi, interval PR memanjang, gel. T memuncak, QRS
melebar
• Kadar 10 – 12 mEq/L : koma
• Kadar 15 – 20 mEq/L: blok jantung komplet, henti jantung, henti nafas

Anda mungkin juga menyukai