Anda di halaman 1dari 10

CKD

1. Berapa panjang dan berat ginjal normal ?


Jawaban :
Panjang: 10-13 cm (4 -5 inci)
Lebar: 5-7,5 cm (2-3 inci)
Berat: kurang lebih 150 gram
Persentase berat ginjal: 0,5% dari berat tubuh

2. Apa yang dimaksud dengan CKD ?


Jawaban :
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible. Dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan dengan laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60ml/menit/1,73 m3.

3. Apa yang di dapatkan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien CKD?
Jawaban:
Berdasarkan Anamnesa:
- Mual dan Muntah.
- Sesak nafas.
- Udem.
- Sakit kepala.
- Anaroksia dan atau berat badan berkurang.
- Pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
- Cegukan.
- Batuk bisa dengan produksi sputum atau tidak.
- Kejang.
- Perubahan tingkat kesadaran.
- Nyeri dada.
- Anxietas.
- Lemas.
Berdasarkan Pemeriksaan fisik:

Pemeriksaan Fisik dan Tanda-Tanda Vital

Inspeksi : tampak lemas, pucat


Palpasi : nyeri tekan di perut kanan/kiri atas
Perkusi : nyeri ketok ginjal

Keadaan Umum : Pasien tampak lemah, pucat dan tidak bertenaga

Tanda - Tanda vital : Tekanan darah biasanya mengalami peningkatan, Nadi melemah dan cepat,
Suhu dapat terjadi hipertermi karena infeksi, RR mengalami peningkatan.

1. Pernapasan
Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (pernapasan kusmaul), batuk produktif dengan
sputum merah muda encer (edema paru).
2. Cardiovaskuler
Edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak,tangan, disritmia jantung.
Nadi lemah halus,hipotensi ortostatik menunjukan hipovolemia, pucat, kecenderungan perdarahan.
3. Persyarafan
Penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, Gangguan status mental, contoh
penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkosentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan
tingkat kesadaran, stupor, koma, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
4. Eliminasi Urin
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, perubahan warna urin
5. Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
abdomen kembung, diare, atau konstipasi. penurunan berat badan (malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati,
mual/muntah, rasa metalik tak sedap di mulut (pernapasan amonia).
6. Otot- Tulang Integumen (B6: Bone)
Kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi, Pruritus, demam,(sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara
actual terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal., petechie,

4. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan pada pasien CKD?


1. Pemeriksaan lab.darah.
- hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit (Darah Rutin)
- RFT ( renal fungsi test ).
ureum dan kreatinin serum
- Elektrolit.
Natrium, kalium, klorida, kalsium, fosfat.

2. Urinalisa
- urine rutin
- urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. pemeriksaan kardiovaskuler
- ECG

4. Radiodiagnostik
- USG Ginjal dan kandung kemih.
2. - CT scan abdominal
- BNO.
3. - Renogram .
- RPG ( retio pielografi ) atas indikasi tertentu.
5. Kelainan laboratorium apa saja yang didapatkan pada CKD?
Jawaban :
-Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum
-Penurunan LFG yang dihitung menggunakan rumus kockcroft-gault.
-Kelainan biokomiawi darah meliputi kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam urat hiper atau
hipokalameia, hiponatreumia, hiper atau hipokloremia, hiperfastemia, hipokalsemia, asidosis
metabolic.
-Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria, leukosuria, cast.

6. Manifestasi klinis CKD Berdasarkan organ yang terlibat?


Jawaban:
1. Gangguan kardiovaskuler

Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung
akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.

2. Gannguan Pulmoner

Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.

3. Gangguan gastrointestinal

Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus,
perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.

4. Gangguan muskuloskeletal

Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet syndrom ( rasa
kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi
otot otot ekstremitas.

5. Gangguan Integumen

kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal
gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.

6. Gangguan endokrin.

Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore.
Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.

7. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa

biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis,
hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.

8. System hematologi

anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis
pada sum sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana
uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

7. Bagaimana mekanisme terjadinya asidosis metabolik dan gangguan kalium pada CKD?
Jawaban:
Penurunan GFR sampai dibawah 50% nilai normal akan disertai penurunan rearbsorbsi
bikarbonat yang menyebabkan asidosis sistemik, akibat nya terjadi degradasi protein dan efluks
kalsium dari tulang. Terapi ditujukan untuk mempertahankan konsentrasi bikarbonat serum
sebesar 20 sampai 22 mEq/L dengan cara pemberian suplemen sodium bikarbonat atau pengikat
fosfat. Hiperkalemia dapat terjadi karena ketika penyakit ginjal memburuk tubulus distal yang
tersisa terus menerus mensekresikan kalium. Peningkatan aldosteron juga mendorong sekresi
kalium dengan menstimulasi pertukaran natrium kalium di ginjal dan colon.

8. Apa yang dimaksud dengan input dan output dan balance cairan (-)(+) dan 0 (nol)
serta insensible water lose ?
Pada CKD, balance cairan yang bagaimana sebaiknya Dan bagaimana gangguan
pengaturan air pada penderita CKD?
Input cairan yaitu jumlah cairan yang masuk dalam waktu 24 jam.termasuk
diantaranya :
1. Cairan infuse
2. Oral : Obat dan jumlah Makanan yang masuk
3. Cairan yang diminum dan obat injeksi
Output cairan yaitu jumlah atau volume cairan yang dikeluarkan oleh tubuh
melalui empat rute : 1. Urine
1. Iwl (insensible water loss)
2. Keringat
3. Feses
Balance cairan adalah : suatu keadaan yang menggambarkan keseimbangan
input dan output cairan terutama untuk pasien yang memerlukan
pengawasan terhadap kelebihan atau kekurangan cairan.
Balance cairan (+) yaitu : menunjukan hasil pengukuran dari input dan
output dimana input lebih besar dari pada ouput.
Balance cairan (-) yaitu : menunjukan hasil pengukuran dari input dan output
dimana input lebih kecil dari pada ouput.
Balance cairan (0) yaitu: menunjukan hasil pengukuran dari input dan output
dimana input sama dengan ouput.

Standar kehilangan iwl(insisible water loss)


Dewasa : 20 cc/kgBB/24jam
Remaja : 30cc/kgBB/24jam
Anak :40cc/kgBB/24jam
Bayi=geriatric (>70 tahun) : 50cc/kgbb/24jam
Neonates : 60cc/kgBB/24jam
Produksi urin normal :
Dewasa : 0,5-1 cc/kgBB/jam
Anak-anak : 1-2 cc/kgBB/jam
Cara hitung balance : input ouput- IWL

10. Gambaran Radiologis apa saja yang diharapkan pada CKD?

a.Foto polos abdomen, bisa tampak ginjal radio opak.


b.Pielografi intravena (tidak di lakukan) karena kontras tidak bisa melewati filter glomerulus,
khawatir pengaruh toksik oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami kerusakan sehingga
bersifat toksid pada ginjal.
c.Pielografi antegrad dan retrograd sesuai indikasi
d.USG ginjal, memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil, korteks menipis, adanya
hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, atau kalsifikasi.
e.Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila ada indikasi.

9. Apakah diperlukan biopsi pada pasien CKD?


Biopsi tidak diperlukan pada pasien CKD. Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologi Ginjal
Dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yg masih mendekati normal, dimana diagnosis
secara non invasif tidak bisa ditegakkan. Tujuannya mengetahui etiologi, terapi, prognosis, dan
mengevaluasi terapi yg diberikan.biopsi ginjal kontraindikasi dilakukan pada keadaan dimana
ukuran ginjal yang sudah mengecil(conctracted kidney), ginjal polikistik, hipertensi yang tdk
terkendali, infeksi perinefrik, gangguan pembekuan darah, gagal nafas, dan obesitas.

10. Apa saja kelainan emergency pada penyakit ginjal?


Jawaban:
-hiper dan hipokalemia berat
- acute pulmonary edema
- metabolic asidosis
-hiper dan hiponatremia berat
- hiper dan hipokalsemia berat
- hipertensi berat dengan TD diastolic >110 mmhg
- gagal ginjal akut
- uremia (serum kreatinin >500 umol/l
- hematuria
- obstruktif uropathy
- Symtomatik urolithiasis
- urosepsis ( pyelonefritis dan cystitis berat)
- hemodialisis dengan :
Sepsis
Temporary vascular acces problem
Permanent vascular acces problem
Hipotensi
Penyakit penyerta
Acute miocardyal infark, cardiovascular accident, perdarahan saluran cerna
- Peritoneal dialysis, dengan :
Inflow atau outflow obstruction
Hipotermi
Sepsis
Peritonitis
Acut abdomen
Pleural effuse dan hydrothorax
Gagal peritoneal dialysis
Penyakit penyerta(Ami, eua, hipoglikemia, GIT bleeding)
- Transplantasi ginjal
Baru transplantasi
Sepsis
Reaksi penolakan
11. Apa saja indikasi HD?
Absolut atau CITO
1. Asidosis metabolik yang sulit di koreksi
2. Uremia >200 mg/dl
3. Hiperkalemia > 7 mEq/L
4. Overload
5. Ensefalopati uremicum
6. Perikarditis uremicum

Elektif
1. LFG <15 ml/mnit
2. Secara ideal semua pasien dengan LFG < 15 ml/mnit dapat menjalani dialysis. Namun
dalm pelaksanaan klinis pedoman Yng dapat dipakai sebagai berikut :
- LFG <10nml/menit dengan gejala uremia/ malnutrisi
- LFG <5 ml/mnt walaupun tanpa gejala
- Indikasi khusus :
Terdapat komplikasi akut (edema paru, hiperkalemia, asidosis metabolic berulang )
Pada pasien nefropati diabetic dapat dilakukan lebih awal.

12. Bagaimana mekanisme terjadinya anemia pada CKD?


1. Penurunan sintesis eritropoitin oleh ginjal
2. Umur eritrosit pada CKD lebih pendek karena factor hemolisis
Anemia pada penyakit ginjal kronik disebabkan oleh defisiensi eritropoietin. Hal- hal lain yang
ikut berperan dalam terjadinya anemia adalah defisiensi besi, kehilangan darah (missal
perdarahan saluran cerna, hematuria,) masa hidup eritrosit yang pendek akibat terjadinya
hemolisis, defisiensi asam folat, penekanan sumsum tulang substansi uremic, proses inflamasi
akut maupun kronik.

13. Bagaimana gambar laboratorium pada anemia?


Hb rendah,
normokrom normositer,
sering dijumpai sel sel blur
iron serum/fenitin serum biasanya normal kecuali jika disertai perdarahan gastrointestinal
Evaluasi terhadap anemia dimulai saat kadar hemoglobin <10 g% atau hematokrit <30%, meliputi
evaluasi terhadap status besi (kadar besi serum/ serum iron, kapasitas ikat besi total, fenitin
serum) mencari sumber perdarahan , morfologi eritrosit, kemungkinan adanya hemolisis dan lain
sebagainya.

14. Terangkan obat saja yang bersifat nefrotoksik dan bagaimana pengaturan obat pada
CKD?
Jawaban: obat-obat yang bersifat nefrotoksik:Aminoglikosida, NSAID, dan zat zat kontras .
Obat obat lain diberikan sesuai dosis, biasanya diberikan dari dosis normal.

15. Jelaskan tentang penting nya urin rutin pada CKD?


Jawaban: Untuk mengetahui perkiraan penyebab dari CKD:
-Reduksi (+) menunjukkan penyebabnya adalah DM.
-Protein urin (+1) kemungkinan hipertensi sebagai sebabnya.
-Protein urin (+3)kemungkinan penyebabnya Glomerulo nefritis kronis(GNC)
-Leukosit urin > 10/LPB. PGOI sebagai sebabnya.

16. Penyakit penyerta yang memperberat CKD?


1. Penyakit vaskuler misalnya Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteri
renal dan Hipertensi: dipengaruhi oleh makanan yang mengandung lemak dan kolesterol
tinggi: garam. makanan asin atau yang diasinkan; daging kambing. buah durian, minuman
alkohol yang betlebihan; makanan dan minuman yang mengandung bahan pengawet; rokok
dan kopi; kegemukan (obesitas); stres: dan lain-lain.
2. Penyakit jantung
3. Dirawat dirumah sakit ditakutkan infeksi nasokomial.
4. Gangguan jaringan penyambung, seperti lupus eritematosus sistemik (SLE), poli arteritis
nodosa, sklerosis sistemik progresif.
5. Gangguan kongenital dan herediter, misalnya Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubuler
ginjal.
6. Penyakit metabolik, seperti DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis.
7. Nefropati toksik, misalnya Penyalahgunaan analgetik, nefropati timbale.
8. Nefropati obstruktif.
- Sal. Kemih bagian atas: Kalkuli neoplasma, fibrosis, netroperitoneal.
- Sal. Kemih bagian bawah: Hipertrofi prostate, striktur uretra, anomali congenital pada leher
kandung kemih dan uretra.

Jenis-jenis penyakit yang dapat merusak ginjal antara lain :

Kurang minum atau dehidrasi

a. Batu ginjal Salah satu penyebab mengendapnya batu adalah terlalu pekatnya kadar garam dalam air
seni, pengaruh faktor bawaan tubuh dimana air seninya lebih mudah mengendapkan batu karena didalam
air seninya mengandung zat kapur lebih banyak dari orang normal, keadaan ini disebut hiperkalsiuria.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah makanan.

b. Obat dan zat kimia yang merusak ginjal (nefrotoksin)

Zat kimia ataupun obat-obatan yang masuk kedalam tubuh dalam jumlah yang abnormal dapat
mengganggu fungsi ginjal kita. Zat racun atau toksin perusak ginjal dapat masuk kedalam darah lewat
makanan, udara pernafasan, suntikan , ataupun diserap lewat kulit.

Infeksi ginjal tidak dapat dilepaskan dari infeksi saluran kemih. Umumnya saluran yang menyerang
ginjal berasal dari luar tubuh, masuk lewat saluran kencing bawah (uretra), merambat lewat dinding
kandung kemih, lalu ke ureter dan ke ginjal. Yang membuat kuman lebih muda h menyerang yaitu jika
terdapat sumbatan atau hambatan pada aliran air seni pada saluran kemih. 85% infeksi saluran kemih
disebabkan oleh kuman tinja bernama Escherichia coli.
Radang ginjal ( glomerulonefritis ) Pada penyakit glomerulonefritis tertentu, kaitannya erat sekali
dengan infeksi kuman dibagian tubuh lain.sebagai contoh, ada kuman penyakit Streptococcus beta
hemolitikus grup A bersarang di tenggorokan atau di luka kulit,tubuh kemudian bereaksi memproduksi
zat anti terhadap kuman itu. Reaksi tubuh terhadap kuman ternyata dapat menimbulkan peradangan dan
merusak ginjal yang disebut glomerulonefritis setelah Streptococcus. Peradangan ginjal dapat juga terjadi
setelah seseorang terkena infeksi hepatitis virus, pneumonia, campak, cacar air, sipilis, malaria, tipoid dan
berbagai infeksi lain.

Diabetes mellitus Kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka waktu yang panjang akan
mengakibatkan penebalan pembuluh darah ginjal sehingga protein bocor kedalam air kemih dan darah
tidak disaring secara normal di dalam ginjal

Hipertensi

Tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan
penebalan pembuluh darah ginjal sehingga fungsi ginjal terganggu.

Tumor dan Kanker Ginjal

Jenis tumor atau kanker sangat bervariasi, namun yang sering ditemukan adalah tumor Grawitz (disebut
juga nefrokarsinoma, hipernefroma, adenikarsinoma ginjal) dan tumor Wilm (nefroblastoma). Tumor
Grawitz merupakan tumor ganas (kanker) ginjal yang kebanyakan menyerang pria (2-3 kali lebih sering
ditemukan pada pria dibanding wanita). Semua umur dapat diserangnya, termasuk bayi dan anak-anak.
Tumor Grawitz mudah menyebar antara lain ke paru-paru, hati dan tulang. Tumor Wilm merupakan
merupakan tumor ganas (kanker) yang paling sering menyerang anak kecil (usia 2-4 tahun). Pada
umumnya gejala dan tanda yang sering dirasakan penderita antara lain, kencing berdarah, sakit perut,
berat badan menurun, mual, muntah dan diraba ada benjolan (massa) dalam perutnya. Tumor ginjal
mugkin berasal dari tumor ganas organ lain, terutama kanker paru sering beranak ke ginjal. (Willie
Japaries, 1992) 2

17. Jelaskan tata cara yang praktis tentang penanganan/pengobatan pada kasus CKD?
1. Mengatur elektrolit dan balance cairan
2. Berikan loop diuretic (furosemide 40-160mg/hari), tidak perlu diberikan diuretic hemat
kalium (spironolakton)karena pada pasien CKD terjadi hiperkalemia, jadi cukup dengan
furosemide
3. Jika hiponatremia : restriksi cairan
4. Jika hipernatremia : diet rendah garam
5. Mengatur keseimbangan asam basa untuk mengatasi asidosis metabolic dengan diberikan
obat meylon(sodium bicarbonate)
6. Berikan vit D (calcitriol 0,25 ug/hari)
7. Hindari pemberian magnesium (antasyda)karena pada pasien CKD magnesiumnya tinggi,
jika diberikan akan mengalami mual dan muntah.
8. Diet rendah protein
9. Control hipertensi dgn pemberian obat ACEI
10. Control DM dengan pemberian insuli dan Glurenorm. Obat DM lain tidak diberikan
karena akan bersifat toksik

Asupan protein : 0,6-0,8/kg/hari

Asupan kalori : 35-55 kkal.kgBB ideal/hari

Asupan lemak : 30-40 %dari kalori total dan mengandung jumlah yang sama antara
asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh

Pengaturan asupan karbohidrat : 50-60% dari kalori total

Garam : 2-3 gram/hari

Kalium : 40-70 mEq/kgBB/hari

Fosfor : 5-10 mg/kgBB/hari. Pasien HD :17 mg/hari

Kalsium : 1400-1500 mg/hari

Besi : 10-18 mg/hari

Magnesium : 200-300 mg/hari

Asam folat pasien HD :5mg

Air : jumlah urin 24 jam +500 ml(IWL)

18. Apa pentingnya diet rendah protein ?

Jawaban : untuk menurunkan penumpukan nitrogen karena hasil dari metabolism protein
adalah ammonia dan semua hasil akhir dari metabolism protein akan mempercepat
progresifitas dari CKD. Dengan penurunan metabolism protein diharapkan progresivitas dari
CKD dapat diperlambat.

19. Mengapa kalori diberikan 35-55kkal/kgbb?


Karena untuk menghindari balance negative dari nitrogen
Jika diberikan kurang dari 35 kkal maka lemak dalam tubuh akan dipecah oleh hati menjadi
glukosa

20. Bagaimana proses terjadinya mual muntah pada CKD?


Belum jelas, diduga berhubungan dengan dekompresi flora usus sehingga dapat
meningkatkan ammonia mengiritasi saluran cerna mengiritasi mukosa gaster
sehingga menimbulkan rangsangan pada usus dang aster untuk terjadinya mual dan muntah.

21. Stadium stadium pada CKD ?


Stadium 1 : kerusakan ginjal dengan LFG normal atau meningkat >90 ml/i
Stadium 2 : kerusakan ginjal LFG menurun ringan 60-89ml/i
Stadium 3 : kerusakan ginjal LFG menurun sedang 30-59 ml/i
Stadium 4 : kerusakan ginjal LFG menurun berat 15-29 ml/i
Stadium 5 : gagal ginjal <15 atau dialisis

22. Apa saja fungsi ginjal ?


Ginjal punya dua peranan penting yaitu sebagai organ ekresi dan non ekresi Sebagai sistem ekresi
ginjal bekerja sebagai filtran senyawa yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh seperti urea,
natrium dan lain-lain dalam bentuk urin, maka ginjal juga berfungsi sebagai pembentuk urin.
Selain sebagai sistem ekresi ginjal juga sebagai sistem non ekresi dan bekerja sebagai penyeimbang
asam basa, cairan dan elektrolit tubuh serta fungsi hormonal. Ginjal
mengekresi hormon renin yang mempunyai peran dalam mengatur tekanan darah (sistem renin
angiotensin aldosteron), pengatur hormon eritropoesis sebagai hormon pengaktif sumsum tulang 12
untuk menghasilkan eritrosit. Disamping itu ginjal juga menyalurkan hormon dihidroksi kolekalsi
feron (vitamin D aktif), yang dibutuhkan dalam absorsi ion kalsium dalam usus.
Proses pembentukan urin.
Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal. Darah ini terdiri dari
bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah, kemudian akan disaring dalam tiga
tahap yaitu filtrasi, reabsorsi dan ekresi (Syaefudin, 2006) :
1.Proses filtrasi. Pada proses ini terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena proses aferen lebih
besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang
tersaringadalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang disaring disimpan dalam simpay
bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke
tubulus ginjal.
2.Proses reabsorsi. Pada peroses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
proses obligator. Reabsorsi terjadi pada tubulus proksimal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi
penyerapan kembali natrium dan ion bikarbonat bila diperlukan. Penyerapannya terjadi secara aktif,
dikenal dengan reabsorsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
3.Proses ekresi. Sisa dari penyerapan urin kembali yang terjadi pada
tubulus dan diteruskan pada piala ginjal selanjutnya diteruskanke ureter dan masuk ke fesika
urinaria.

23. Apa saja DD pada CKD ?


CKD ec diabetes mellitus
CKD ec PGOI
CKD ec hipertensi
CKD ec polineuropathy

Anda mungkin juga menyukai