KONSEP MEDIS
1. Definisi
2. Etiologi
Terdapat sekresi GH berlebihan akibat adenoma hipofiis. GH
menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari jaringan lunak, termasuk kulit,
1
lidah, dan visera serta tulang. Hormon ini memiliki sifat antiinsulin. (David,
dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
2
Keabnormalan skeletal dan tanda-tanda intoleransi glukosa seperti
yang terlihat pada penderita akromegali.
Pembesaran tumor pituitari (yang menyebabkan hilangnya hormon
trofik lain, misal hormon yang menstimulasi tiroid, hormon yang
menstimulasi folikel dan kortikotropin).
Manusia dikatakan berperawakan raksasa (gigantisme) apabila
tinggi badan mencapai dua meter atau lebih. Ciri utama gigantisme
adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih
dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjdi karena jaringan
lunak seperti otot dan lainnya tetap tumbuh.
Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor
membesar hingga menekan khiasma optikum yang merupakan
jalur saraf mata.
5. Pemeriksaan Diagnostik
3
Kadar glukosa serum bia meningkat
Kadar fosfat dalam serum saat puasa bisa meningkat namun tidak
memiliki manfaat diagnostik
Rontgen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri
akibat hipertensi.
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Kadar serum hGh yang diukur dengan radioimmunoassay biasanya
nai
Uji supresi glukosa tidak bisa menekan kadar hormon sampai
dibawah jumlah normal yang dapat diterima, yaitu 2 ng/ml
Sinar X tengkorak, computed tromography (CT) Scan, arteriografi,
dan magnetic resonance imaging menentukan keberadaan dan
perluasan lesi pituitar
Sinar X tulang menunjukkan penebalan kranium (terutama tulang
frontal, oksipital dan parietal) dan penebalan tulang panjang, serta
osteoartritis ditulang belakang.
6. Komplikasi
4
7. Penatalaksanaan Medis
Kraniatomi
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Hipofisektomi kranial atau transfenoidal atau terapi radiasi pituitari
dilakukan untuk membuang tumor yang mendasar
Penggantian hormon tiroid dan gonadal dan kortison dilakukan
sesudah pembedahan
Bromocriptine (parlodel) dan octreotide (sandostatin) digunakan
untuk menghambat hGh.
5
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
6
e. Pemeriksaan Diagnostik, mencakup :
Kadar proklatin serum : ACTH, GH
Foto tengkorak
CT Scan
Angiografi
Tes toleransi glukosa
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI
7
Intervensi :
1. Kaji klien dengan mengidentifikasi dan mengembangkan
mekanisme koping untuk mengatasi perubahan fisik.
R / : Dapat mengetahui sejauh mana mekanisme koping yang
dimiliki klien dalam penerimaan diri.
2. Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan yang
berhubungan dengan perubahan fisik.
R / : Ekspresi emosi membantu pasien mulai menerima kenyataan
dan realitas hidup.
3. Diskusikan perasaan yang berhubungan dengan perubahan yang
dialami oleh klien.
R / : Membantu mengartikan masalah sehubungan dengan pola
hidup sebelumnya dan membantu pemecahan masalah.
4. Pertahankan lingkungan yang kondusif untuk membicarakan
perubahan citra tubuh.
R / : Meningkatkan pernyataan keyakinan/nilai yang dapat
mempengaruhi penilaian situasi.
5. Bantu pasien dalam mengembangkan rencana untuk
menyelaraskan semua perubahan ke dalam gaya hidup.
R / : Membantu adaptasi lanjut yang optimal dan membantu dalam
penerimaan diri.
8
Intervensi :
1. Observasi tanda – tanda vital, catat nadi baik saat istirahat
maupun saat melakukan aktivitas.
R / : Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat
takikardia mungkin akan ditemukan.
2. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan
istirahat di tempat tidur.
R / : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan
metabolisme.
3. Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti
sentuhan/masase.
R / : Dapat menurunkan energi dalam syaraf yang selanjutnya
meningkatkan relaksasi.
4. Diskusikan dengan orang terdekat keadaan lelah dan emosi
yang tidak stabil.
R / : Dorongan dan saran orang terdekat untuk berespon
secara positif dan memberikan dukungan pada pasien.
5. Berikan aktivitas pengganti yang menyenangkan dan tenang
seperti membaca, mendengarkan radio.
R / : Memungkinkan untuk menggunakan energi dengan cara
konstruktif dan mungkin juga menurunkan ansietas.
9
Intervensi :
1. Timbang BB sesuai indikasi.
R / : Mengkaji pemasukan yang adekuat.
2. Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki klien.
R / : Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam
perencanaan makan dapat membantu kebutuhan nutrisi.
3. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan ini sesuai
dengan indikasi.
R / : Meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi
pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi.
4. Berikan makanan sedikit tapi sering.
R / : Membantu mencegah distensi gaster/ketidaknyamanan dan
meningkatkan pemasukan.
5. Berikan kebersihan atau sebelum makan.
R / : Meningkatkan rasa dan membantu nafsu makan yang baik.
Intervensi :
1. Inspeksi seluruh area kulit.
R / : Kulit biasanya cenderung rusak karena perubahan sirkulasi
perifer, ketidakmampuan untuk merasakan tekanan, gangguan
pengaturan suhu.
2. Anjurkan pada klien untuk memberikan perawatan pada kulit.
10
R / : Kelembaban meningkatkan pertumbuhan bakteri yang dapat
menimbulkan infeksi.
3. Anjurkan menggunakan buku – buku jari untuk menggaruk bila
tidak terkontrol.
R / : Menurunkan potensial cedera kulit.
4. Hindari komentar tentang penampilan pasien.
R / : Meminimalkan stress psikologis sehubungan dengan
perubahan kulit.
4. IMPLEMENTASI
Sesuai Intervensi
5. EVALUASI
Sesuai tujuan dan kriteria hasil.
11
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
12
Selain pengobatan medis terapi pembedahan dan terapi
radiasi juga menjadi pilihan untuk pengobatan gigantisme dimana
terapi pembedahan merupakan cara pengobatan utama.
2. SARAN
13
DAFTRA PUSTAKA
14