Anda di halaman 1dari 14

Tugas : MATRIKUASI

Dosen : Firman S.kep, Ns, M.kes

MENINGITIS

Oleh :

Nama : Muhamad Yayat Sandriyawan Mansyur

Nim : P201701219

Kelas : J6

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI

2017
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis dalam menyelesaikan makalah Meningitis, dengan lancar tanpa halangan berarti,
Makalah ini disusun dengan harapan mampu menambah dan meningkatkan wawasan penulis, pada
khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini , masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan untuk kebaikan di
kemudian hari.

Akhirnya , semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................iii

1.1 Latar belakang..................................................................................................................1


1.2 Tujuan...............................................................................................................................1
1.3 Manfaat............................................................................................................................2

BAB II KONSEP PENYAKIT..............................................................................................iiii

2.1 Definisi...................................................................................................................,.2

2.2 Etiologi...................................................................................................................,.2

2.3 Epidemiologi...........................................................................................................,3

2.4 Patogenesis / Patofisiologi.......................................................................................4

2.5 .Manifestasi klinis ( Tanda dan gejala )......................................................................5

2.6 Komplikasi...............................................................................................................6

2.7 Pencegahan............................................................................................................7

2.8 Penatalaksanaan.....................................................................................................8

2.9 Prognosis................................................................................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................................iiiii

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................16

3.2 Saran................................................................................................................................16

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Diantaranya adalah meningitis purulenta yang juga merupakan
penyakit infeksi yang perlu kita perhatikan.

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter, arakhnoid dan dalam
derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial. Sedangkan
yang dimaksud meningitis purulenta adalah infeksi akut selaput otak yang disebabkan oleh bakteri
dan menimbulkan reaksi purulen pada cairan otak.

Penyakit ini lebih sering terdapat pada anak dibanding dengan orang dewasa. Untuk itu, dalam
kesempatan ini saya akan membuat makalah yang berjudul “ Meningitis”.

1.2 Tujuan

Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Mengetahui konsep dari penyakit meningitis yang merupakan penyakit infeksi.

2. Mempelajari patofisiologi gambaran penyakit meningitis secara menyeluruh.

3. Mengetahui implikasi patofisiologi penyakit meningitis dalam bidang

keperawatan dan peranan keperawatan terhadap penyakit tersebut.

1.3 Manfaat

1. Dapat memahami konsep meningitis yang merupakan penyakit infeksi.

2. Dapat memahami patofisiologi gambaran penyakit meningitis secara menyeluruh.

3. Dapat menjalankan implikasi patofisiologi penyakit meningitis dalam bidang

keperawatan dan peranan keperawatan terhadap penyakit tersebut.

BAB 2. KONSEP PENYAKIT


2.1 Definisi

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan
disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur.

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari
mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan
aseptis (virus).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang
menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat.

Jadi meningitis adalah suatu reksi keradangan yang mengenai satu atau semua apisan selaput yang
membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus
atau serosa. Disebabkan oleh bakteri spesifik atau nonspesifik atau virus.

2.2 Etiologi

Bakteri yang dapat menyebabkan serangan meningitis diantaranya :

· Streptococcus pneumoniae (pneumococcus)

Bakteri ini paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga
yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).

· Neisseria meningitides (meningcoccus)

Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, meningitis
terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk
kedalam peredaran darah

Haemophilus influinzae

Tipe b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai
penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin
(Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang
disebabkan oleh virus jenis ini.

· Listeria monocytogenes (listeria)

Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat
ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi.Makanan ini
biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan
lokal (peliharaan).

Bakteri lainnya juga dapat menyebabkan meningitis adalah Saphylococcus aureus dan
Mycobacterium tubercolosis.
2. 3 Epidemiologi

Meskipun meningitis adalah suatu penyakit yang harus dilaporkan di banyak negara, insidens
sebenarnya masih belum diketahui. Meningitis bakterial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000 orang
setiap tahunnya di negara-negara Barat. Studi populasi secara luas memperlihatkan bahwa
meningitis virus lebih sering terjadi, sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan lebih sering terjadi pada
musim panas. Di Brasil, angka meningitis bakterial lebih tinggi, yaitu 45,8 per 100,000 orang setiap
tahun. Afrika Sub-Sahara sudah mengalami epidemik meningitis meningokokus yang luas selama
lebih dari satu abad, sehingga disebut “sabuk meningitis”. Epidemik biasanya terjadi dalam musim
kering (Desember sampai Juni), dan gelombang epidemik bisa berlangsung dua atau tiga tahun,
mereda selama musim hujan. Angka serangan dari 100–800 kasus per 100.000 orang kurang
terlayani oleh pelayanan medis. Kasus-kasus ini sebagian besar disebabkan oleh

meningokokus. Epidemik terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah melanda seluruh wilayah ini
pada 1996–1997, yang menyebabkan lebih dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian.

Epidemik penyakit meningokokus terjadi di daerah-daerah di mana orang tinggal bersama untuk
pertama kalinya, seperti barak tentara selama mobilisasi, kampus perguruan tinggi dan ziarah Haji
tahunan. Walaupun pola siklus epidemik di Afrika tidak dipahami dengan baik, beberapa faktor
sudah dikaitkan dengan perkembangan epidemik di daerah sabuk meningits. Faktor-faktor itu
termasuk: kondisi medis (kerentanan kekebalan tubuh penduduk), kondisi demografis (perjalanan
dan perpindahan penduduk dalam jumlah besar), kondisi sosial ekonomi (penduduk yang terlalu
padat dan kondisi kehidupan yang miskin), kondisi iklim (kekeringan dan badai debu), dan infeksi
konkuren (infeksi pernafasan akut).

Ada perbedaan signifikan dalam distribusi lokal untuk kasus meningitis bakterial. Contohnya, N.
meningitides grup B dan C menyebabkan kebanyakan penyakit di Eropa, sedangkan grup A
ditemukan di Asia dan selalu menonjol di Afrika, di mana bakteri ini menyebabkan kebanyakan
epidemik besar di daerah sabuk meningitis, yaitu sekitar 80% hingga 85% kasus meningitis
meningokokus yang didokumentasikan.

2.3 Patogenesis/Patofisiologi

Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro spinalis yang dapat menyebabkan
obstruksi dan selanjutnya terjadi hidrosefalus dan peningkatan tekanan intra kranial. Efek patologi
dan peradangan tersebut adalah : Hiperemi pada meningen. Edema dan eksudasi yang
menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial.

Organisme masuk melalui sel darah merah pada blood brain barrier. Masuknya dapat melalui
trauma penetrasi, prosedur pembedahan, atau pecahnya abses serebral atau kelainan sistem saraf
pusat. Otorrhea atau rhinorrea akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis,
dimana dapat terjadi hubungan antara GSF dan dunia luar.

Masuknya mikroorganisme ke susunan saraf pusat melalui ruang sub arachnoid dan menimbulkan
respon peradangan pada via, arachnoid, CSF dan ventrikel.
Dari reaksi radang muncul eksudat dan perkembangan infeksi pada ventrikel, edema dan skar
jaringan sekeliling ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan hidrosefalus.

Meningitis bakteri, netrofil, monosit, limfosit, dan yang lainnya merupakan sel respon radang.
Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan lekosit yang di bentuk diruang subarachnoid. Penumpukan
pada CSF disekitar otak dan medula spinalis. Terjadi vasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah
dapat menimbulkan ruptur atau trombosis dinding pembuluh darah dan jaringan otak dapat menjadi
infarct.

Meningitis virus sebagai akibat dari penyakit virus seperti meales, mump, herpes simplek dan herpes
zoster. Pembentukan eksudat pada umumnya tidak terjadi dan tidak ada mikroorganisme pada
kultur CSF.

2.4 Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala)

Kasus meningitis harus ditangani secepatnya karena dianggap sebagai kondisi medis darurat.
Meningitis bisa menyebabkan septikema dan ini bisa berujung pada kematian.

v Gejala Meningitis Bakterialis Pada Remaja dan Orang Dewasa

Jika Anda dicurigai mengidap meningitis bakterialis, Anda harus segera menghubungi rumah sakit
terdekat atau segera menuju ke rumah sakit secepatnya. Ada tanda-tanda awal yang mungkin Anda
lihat sebelum gejala-gejala yang lain muncul. Meningitis bakterialis memiliki gejala yang muncul
secara tiba-tiba dan bisa memburuk dengan cepat.

Jika terjadi demam tinggi disertai dengan pertanda awal di bawah ini, harap segera menghubungi
dokter atau langsung menunju rumah sakit terdekat. Sekali lagi, ini merupakan kondisi medis
darurat. Tanda-tanda awalnya adalah:

· Nyeri pada otot dan persendian, misalnya pada tangan dan kaki

· Tangan dan kaki akan kedinginan atau bahkan menggigil

· Kulit pucat atau muncul bintik-bintik merah yang tersebar

· Bibir terlihat biru

Gejala awal dari meningitis bakterialis sangat umum dan mirip dengan penyakit lain, di antaranya
demam, sakit kepala parah, badan merasa tidak enak, mual, muntah-muntah.

Demam berarti suhu tubuh mencapai 38° Celcius atau lebih, hal ini bisa terjadi pada orang dewasa
dan anak-anak. Tanda demam lainnya adalah wajah akan terasa panas saat disentuh dan kulit akan
terlihat memerah.

Saat meningitis bakterialis bertambah parah, kondisi ini bisa menyebabkan beberapa hal seperti
berikut ini :

· Bernapas cepat
· Bingung

· Mengantuk

· Leher kaku, meski hal ini jarang terjadi pada anak kecil

· Ruam merah terang yang tidak memudar atau berubah warna saat gelas ditekan di atas ruam
itu. Tapi gejala ini tidak selalu ada pada setiap orang

· Sensitif terhadap cahaya (fotofobia), hal ini jarang terjadi pada anak kecil

· Kejang-kejang

Perlu diingat bahwa tanda dan gejala di penderita meningitis bisa berbeda-beda. Sebagian besar
hanya mengalami sebagian gejala-gejala di atas.

v Gejala Meningitis Bakterialis Pada Anak Kecil dan Bayi

Anak kecil dan bayi memiliki gejala-gejala meningitis bakterialis berbeda. Ada kemungkinan
terjadi pembengkakan pada bagian ubun-ubun pada sebagian bayi yang mengidap meningitis.
Gejala-gejala yang mungkin terjadi di antaranya:

· Terus menerus menangis tanpa alas an

· Mudah marah dan tidak mau digendong

· Kehilangan selera makan

· Muntah-muntah

· Pucat dan muncul bintik-bintik merah

· Sangat mengantuk dan tidak ingin bangun

· Lunglai dan tidak responsif. Pergerakan yang kaku dan patah-patah

· Tatapan kosong

vGejala Meningitis Virus

Gejala-gejala flu ringan akan muncul pada kebanyakan orang yang mengidap meningitis virus seperti
demam, sakit kepala, dan badan merasa tidak sehat.Meningitis virus biasanya tidak berlanjut
menjadi septikemia atau infeksi darah, berbeda halnya dengan meningitis bakterialis yang
berpotensi terjadi komplikasi. Tapi pada kasus yang lebih parah, gejala-gejala meningitis virus dapat
berupa :

· Diare

· Mual dan muntah-muntah


· Leher kaku

· Nyeri otot atau persendian

· Mata menjadi sensitif terhadap cahaya (fotofobia)

2.5 Komplikasi

Penyakit meningokokus adalah kondisi dimana meningitis dan infeksi darah terjadi bersamaan. Dari
seluruh kasus meningitis, diperkirakan 25% orang dengan penyakit meningokokus akan mengalami
komplikasi. Meningitis bakterialis bisa memberi tekanan yang berat pada tubuh dan otak. Tingkat
keparahan komplikasi bisa bersifat sementara atau permanen, serta berbeda-beda pada berbagai
orang.

Risiko komplikasi makin tinggi jika infeksi meningitis makin parah. Komplikasi ini lebih sering terjadi
pada kasus meningitis bakterialis daripada kasus meningitis virus. Berikut ini adalah beberapa
komplikasi yang bisa terjadi:

· Masalah ingatan atau konsentrasi

· Kehilangan pendengaran, bisa parsial atau total

· Kesulitan belajar, bisa sementara atau permanen

· Masalah dengan koordinasi dan keseimbangan

· Masalah dalam berbicara

· Penglihatan hilang, bisa sebagian atau total

· Epilepsi

Mengalami Kehilangan Pendengaran

Komplikasi paling umum dari meningitis adalah kehilangan pendengaran. Tes pendengaran biasanya
akan diberikan untuk memeriksa pendengaran orang yang baru pulih dari penyakit ini. Tes
seharusnya dilakukan sebelum Anda dikeluarkan dari rumah sakit atau dalam waktu empat minggu
setelah Anda merasa cukup sehat untuk melakukan tes. Pembahasan yang lebih lanjut tentang hasil
tes bisa dibicarakan dengan dokter spesialis anak.

Kemunculan Gangren pada Meningitis

Toksin atau racun akan dihasilkan oleh bakteri yang masuk ke dalam darah akan membunuh jaringan
sehat. Jaringan yang rusak parah akan mati dan menjadi gangren. Operasi pengangkatan jaringan
gangren ini disebut sebagai debridemen. Untuk beberapa kasus yang parah, mungkin perlu
mengamputasi satu bagian tubuh. Contohnya mengamputasi jari tangan, jari kaki, atau lengan.
Efek Psikologis yang Ditimbulkan

Terutama pada anak-anak, mengidap meningitis bisa menjadi pengalaman yang traumatis. Banyak
pola pikir dan juga perilaku yang bisa berubah. Efek psikologis yang mungkin terjadi adalah:

· Mengompol

· Tidur terganggu

· Suasana hati labil

· Mimpi buruk

· Haus perhatian dan ingin selalu dekat dengan orang tersayang – misalnya, anak-anak merasa
cemas saat tidak bersama orang tuanya.

· Mengembangkan rasa takut pada rumah sakit dan dokter

· Merasa tidak punya harapan dan murung

· Mudah marah atau agresif

· Marah secara tiba-tiba

Jika mengalami komplikasi psikologis atau mencemaskan soal perilaku anak Anda, konsultasikan
dengan dokter. Selama proses pemulihan, efek ini akan berkembang pada Anda atau anak Anda
seiring waktu. Bagi beberapa orang, mungkin perlu terapi tambahan untuk mengatasinya.

Layanan kesehatan mental atau perawatan seperti konseling atau terapi wicara, mungkin akan
disarankan dokter Anda atau mereka akan memberi rujukan pada psikolog anak-anak.

Kebutuhan untuk Perawatan Intensif

Komplikasi juga bisa terjadi jika Anda dirawat secara intensif selama beberapa minggu. Setelah
meninggalkan perawatan intesif, beberapa masalah yang biasanya terjadi adalah memiliki suara
yang pelan, badan lemah, letih dan merasa depresi.

2.6 Pencegahan

Meningitis adalah hasil dari infeksi yang menjalar. Bakteri atau virus yang menyebabkan meningitis
bisa tersebar melalui batuk, bersin, ciuman, atau berbagi peralatan. Beberapa langkah awal untuk
mencegah terjangkit meningitis adalah:

· Mencuci tangan
· Berlatih hidup higienis

· Pola hidup sehat

· Menutup mulut saat bersin atau batuk

· Jika sedang hamil, berhati-hati dalam memilih makanan

Banyak kasus meningitis virus dan bakteri bisa dicegah dengan berbagai macam vaksin. Bicarakan
dengan dokter jika Anda tidak yakin apakah vaksinasi Anda yang terbaru atau tidak. Vaksin yang
sudah tersedia antara lain:

· Vaksin MMR (campak, gondongan dan campak Jerman): Dapat diberikan pada umur 12 bulan,
vaksin ulangan umur 5-7 tahun

· Vaksin pneumokokus (PCV): Usia di bawah 1 tahun diberikan setiap dua bulan sekali, di atas dua
tahun cukup diberikan sekali

· Vaksinasi DTaP/IPV/Hib: Perlindungan pada bakteri Hib, difteri, batuk, tetanus dan virus polio

Vaksin meningitis belum termasuk jadwal imunisasi anak tetapi dapat didapatkan di Indonesia.
Konsultasikanlah dengan dokter Anda jika menginginkan vaksin tersebut.

Penerapan Vaksin Meningitis Untuk Perjalanan

Bakteri Neisseria meningitidis (meningokokus) jarang ditemukan di Indonesia. Sehingga banyak


orang Indonesia yang tidak memiliki kekebalan terhadap bakteri tersebut. Vaksinasi sangat
dianjurkan bagi orang Indonesia yang bepergian ke wilayah berisiko tinggi. Daerah yang berisiko
tinggi atau daerah asal bakteri ini adalah Arab Saudi dan sebagian Negara-negara di Afrika. Calon
peserta Umroh diwajibkan untuk menerima vaksin meningitis sebelum berangkat untuk mencegah
terkena meningitis.

Mengunjungi tempat dengan risiko tinggi terjangkit meningitis

Sangat disarankan untuk melakukan vaksinasi terhadap meningitis grup A, C, Y dan W135, jika
bepergian ke daerah berisiko tinggi. Terutama jika Anda membuat rencana seperti di bawah ini:

· Tinggal dengan warga setempat di area padat untuk mengikuti ibadah Haji atau Umroh di Arab
Saudi

· Melakukan aktivitas berlebih di area Haji di Arab Saudi, menjadi pekerja musiman atau sebagai
TKI

· Tinggal lebih lama dari sebulan sebagai wisatawan beransel

Pemberian Vaksinasi

Untuk bayi yang berusia antara dua bulan hingga dua tahun, dosis awal vaksin harus diikuti dengan
dosis kedua tiga bulan berikutnya. Vaksin meningitis tidak cocok untuk bayi yang berusia kurang dari
dua bulan.
Saat mereka pertama kali vaksinasi untuk anak di bawah lima tahun, vaksin memberi perlindungan
selama dua hingga tiga tahun. Satu dosis vaksin akan memberi perlindungan sekitar lima tahun bagi
orang dewasa dan anak-anak berusia di atas lima tahun.

Untuk melindungi Anda dari meningitis grup A, C, Y, dan W135 dibutuhkan vaksinasi meningokokus
ACYW135. Vaksinasi harus diberikan dua hingga empat minggu sebelum Anda bepergian sekitar.

Efek Samping dari vaksinasi

Satu dari sepuluh orang yang disuntik vaksin ACWY akan mendapatkan rasa sakit dan ruam di sekitar
luka suntikan. Biasanya efek samping ini akan bertahan selama satu sampai dua hari. Reaksi yang
gawat jarang sekali terjadi, tapi demam ringan bisa muncul. Kondisi ini lebih sering dijumpai pada
anak-anak daripada orang dewasa.

2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan terapeutik

1. Isolasi

2. Terapi antimikroba: antibiotik yang di berikan didasarkan pada hasil kultur, diberikan dengan
dosis tinggi melalui intravena.

3. Mempertahankan hidrasi optimum,: mengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan


cairan yang dapat menyebabkan edema serebral.

4. Mencegah dan mengobati komplikasi: aspirasi efusi subdural (pada bayi), terapi heparin pada
anak yang mengalami DIC.

5. Mengontrol kejang: pemberian terapi antiepilepsi

6. Mempertahankan ventilasi

7. Mengurangi meningkatnya tekanan intra kranial

8. Penatalaksanaan syok bakterial

9. Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim

10. Memperbaiki anemia

Penatalaksanaan medis meningitis :

1. Antibiotik sesuai jenis agen penyebab

2. Steroid untuk mengatasi inflamasi

3. Antipiretik untuk mengatasi demam

4. Antikonvulsant untuk mencegah kejang


5. Neuroprotector untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa dipertahankan

6. Pembedahan : seperti dilakukan VP Shunt ( Ventrikel Periton )

2.8 Prognosis

Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau meninggal
tergantung :

1. umur penderita.

2. Jenis kuman penyebab

3. Berat ringan infeksi

4. Lama sakit sebelum mendapat pengobatan

5. Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan

6. Adanya dan penanganan penyakit

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Meningitis adalah suatu reksi keradangan yang mengenai satu atau semua apisan selaput yang
membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus
atau serosa. Disebabkan oleh bakteri spesifik atau nonspesifik atau virus.

Kasus meningitis harus ditangani secepatnya karena dianggap sebagai kondisi medis darurat.
Meningitis bisa menyebabkan septikema dan ini bisa berujung pada kematian. Gejala yang biasanya
di tampakkan oleh penderita Meningitis adalah sakit kepala, demam, sakit otot-otot, dan lain-lain.

untuk mencegah agar tidak terjangkit penyakit meningitis yaitu dengan mencuci tangan, berlatih
hidup higienis, pola hidup sehat, menutup mulut saat bersin atau batuk, jika sedang hamil berhati-
hatilah dalam memilih makanan.
Banyak kasus meningitis virus dan bakteri bisa dicegah dengan berbagai macam vaksin. Bicarakan
dengan dokter jika Anda tidak yakin apakah vaksinasi Anda yang terbaru atau tidak.

3.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasiswa Program Studi S1 keperawatan stikes
mandala waluya kendari dapat memahami konsep patofisiologis Meningitis dengan baik serta
hubungannya dengan ilmu keperawatan yang tengah ditekuni.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Apa Itu Meningitis. URL : http://www.bluefame.com/lofiversion/index-


php/t47283.html (Diakses pada tanggal 20 Januari 2015, 14.05 WIB)

Japardi, Iskandar. 2002. Meningitis Meningococcus. USU digital library URL :


http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi23.pdf (Diakses pada tanggal, 20
Januari 2015, 14.10 WIB)

Quagliarello, Vincent J., Scheld W. 1997. Treatment of Bacterial Meningitis. The New England
Journal of Medicine. 336 : 708-16 URL : http://content.nejm.org/cgi/reprint/336/10/708.pdf
(Diakses pada tanggal 20 Januari 2015, 14.15 WIB)

Anda mungkin juga menyukai