Anda di halaman 1dari 3

TOLERANSI BERAGAMA

Toleransi beragama, kata yang yang sering kita dengar di kehidupan sehari-hari.
Toleransi beragama adalah sikap saling menghargai dan menghormati kepercayaan agama lain
serta sikap untuk saling menerima dan terbuka terhadap umat dengan agama yang beragam. Tak
peduli dengan agama apa yang dianut, setiap orang dapat saling menghargai satu sama lain tanpa
membedakan penganut agama satu dengan penganut agama yang lain.
Konsep dari toleransi sendiri, mengarah pada sikap terbuka dan mau mengakui adanya
berbagai macam perbedaan baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, ras, bahasa, budaya, adat-
istiadat, dan agama. Tujuan toleransi beragama yaitu membuat kondisi yang harmonis dan
menciptakan kerja sama yang bai kantar umat beragama di masyarakat. Untuk mengembangkan
sikap toleransi beragama dapat dimulai dengan cara membangun kebersamaan atau
keharmonisan dan menyadari perbedaan antar umat beragama. Bentuk kerja sama antar umat
beragama dapat dilakukan dalam berbagai hal. Bentuk kerja sama yang dapat dilakuakan antar
umat beragama untuk meningkatkan sikap toleransi beragama yaitu menghormati dan
menghargai hak dan kewajiban antar umat agama lain, berteman dengan teman teman tanpa
membeda-bedakan antar agama satu dan agama yang lain, tidak menghalangi umat agama lain
saat beribadah, tidak mengolok agama lain, tidak memaksakan agama kita kepada umat agama
lain, menghargai hari besar agama lain, dan masih banyak lagi.
Dalam hal apapun selalu ada faktor pendorong dan faktor penghambat terjadinya suatu
hal. Yang menjadi faktor pendorong meningkatnya sikap toleransi beragama dalam kehidupan
antar umat beragama adalah kesadaran dalam beragama, keikutsertaaan dalam kegiatan sosial,
dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Kesadaran dalam beragama menjadi salah satu
faktor pendorong toleransi bergama karena agama pasti selalu mengajarkan hal hal yang baik
bagi setiap umatnya dan orang yang beragam akan sebisa mungkin berusaha untuk berperilaku
sebaik mungkin sesuai dengan ajaran yang dipeluknya. Orang yang beragama akan selalu
berusaha untuk bersikap baik dalam lingkungan keluarga atau lingkup pribadinya sendiri
maupun saat dia berada di lingkungan masyarakat atau lingkup luar. Faktor pendorong sikap
toleransi lainnya adalah keikutsartaan dalam kegiatan kegiatan sosial yang ada disekitarnya.
Dalam kegiatan kita diajarkan untuk saling menghormati, menghargai, menyebarkan kasih
sayang, kepedulian serta gotong royong terhadap orang lain. Dengan keikutsertaan dalam
kegiatan kegiatan sosial, akan meningkatkan kerja sama dan keharmonisan antar umat beragama.
Sehingga hal tersebut dapat memupuk sikap toleransi beragama. Faktor pendorong sikap
toleransi beragam yang ketiga adalah kebijakan atau aturan aturan yang dibuat oleh pemerintah.
Sikap toleransi beragama dan kerukunan beragam tidak hanya karena adanya agama dan
penganutnya saja. Tapi pemerintah juga ikut andil dalam memfasilitasi dalam hal peraturan
peraturan yang mendorong kerukunan dan timbulnya sikap toleransi beragama. Salah satu
peraturan pemerintah tentang kebebasan beragama, yaitu pada UUD 1945 pasal 28E ayat satu
menegaskan bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya. Selain
itu, hak kebebasan beragama juga dijamin dalam Pasal 29 ayat dua UUD NRI 1945, yang
menyatakan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing, dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dengan adanya
peraturan peraturan yang mengatur tentang toleransi beragama ataupun kebebasan dalam
memeluk suatu agama dapat membantu dalam meningkatkan sikap toleransi beragama.
Selain faktor pendorong sikap toleransi beragama, tentu saja terdapat faktor penghambat
sikap toleransi beragama. Terdapat beberapa faktor penghambat sikap toleransi beragama, yaitu
semangat kekeluargaan yang menurun, fanatisme dalam beragama, cara penyebaran agama yang
agresif dan salah serta situjukan kepada orang yang sudah beragama. Semangat kekeluargaan
yang menurun akan mengubah seorang individu menjadi seorang yang memiliki sifat
individualis yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri diatas kepentingan bersama baik
di lingkungan keluarganya maupun lingkungan masyarakat dimana dia tinggal. Hal tersebut
tentu dapat menurunkan sikap toleransi beragama antar umat beragama. Faktor penghambat
sikap toleransi beragama yang kedua adalah fanatisme beragama. Fanatisme beragama adalah
sikap meyakini suatu agama secara dalam dan sangat kuat dan biasanya mengarah pada hal yang
bersifat negatif. Adanya fanatisme beragama tentu dapat menimbukann konflik pada masyarakat
dan pasti akan menurunkan sikap toleransi antar umat beragama yang ada di masyarakat. Suka
dan cinta pada suatu agama tentu saja adalah yang diperbolehkan, tapi juga tidak boleh
berlebihan. Jika berlebihan, kita tidak akan melihat perbedaan di sekitar kita dan menutup diri
terhadap adanya kebenaran yang lain. Dan hal itu dapat menghambat dan menurunkan sikap
toleransi beragam antar umat beragama di masyarakat.
Bila kita mempelajari sejarah berbagai agama yang ada di dunia dan pengaruhnya yang
besar dalam peradaban manusia, maka kita akan melihat perkembangan sikap toleransi dalam
kehidupan beragama dari masa ke masa. Toleransi dan rasa hormat merupakan dua kata yang
sangat penting, yang harus diingat bagi kita yang hidup dalam masyarakat yang multi religious.
Seseorang tidak boleh hanya mengkhotbahkansikap tenggang rasa tetapi harus berusaha pada
setiap kesempatan yang memungkinkanuntuk selalu melaksanakan semangat keramahan
toleransi. Kita mungkin tidak dapat memahami dan mengerti nilai nilai intrinsik dalam setiap
upacara atau kebiasaan tertentuk yang dilakukan oleh suatu kelompok agama tertentu. Begitu
juga orang lain, mereka mungkin juga tidak bisa mengerti dan memahami upacara atau kebiasaan
yang kita lakukan. Saling menghargai satu sama lain karena jika kita tak menghendaki orang lain
mengolok kita, maka janganlah kita mengolok orang lain. Sikap seperti ini akan mendukung
tewujudnya lingkungan yang aman dan ramah untuk semua umat beragama dalam suatu wilayah
masyarakat.
Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi hal yang sangat mutlak dengan adanya
berbagai agama yang ada dimasyarakat. Membangun hubungan baik antar umat beragama hanya
bisa dilakukan jika masing masing pihak dapat menghargai pihak lain tanpa adanya tekanan atau
atas dasar kesadaran masing masing pihak untuk saling menghargai dan membangun sikap
toleransi beragama. Mengembangkan sikap toleransi beragama bahwa setiap penganut agama
boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Dan generasi
milenial merupakan aktor strategis yang dapat mendorong dan merawat toleransi serta
memerangi intoleransi. Nilai nilai toleransi harus ditanamkan dan dipupuk pada generasi muda
karena generasi muda inilah yang akan menanggung dan membawa arah masa depan bangsa.
Dengan menanamkan dan memupuk sikap toleransi maka di masa depan kasus kasus atau
masalah masalah berkaitan tentang intoleransi dalam kehidupan beragama dapat berkurang atau
bahkan dapat dihindari. Menanamkan dan memupuk sikap toleransi dalam kehidupan beragama
harus ditanamkan mulai dari lingkungan terkecil. Generasi muda harus memiliki bekal yang
cukup dari lingkungan terkecil yakni keluarga untuk melihat dan merespons perbedaan yang
mereka lihat di luar rumah.

Anda mungkin juga menyukai