Anda di halaman 1dari 6

REVIEW SEMINAR

Merawat Kebhinekaan & Memperkuat Integrasi Bangsa:

Multikulturalisme Sebagai Kekuatan Bersama Menghadapi Gempuran


Politik Identitas

A.Pendahuluan

Pembahasan pentingnya merawat keberagaman dan memperkuat integrasi nasional


melalui multikulturalisme sebagai kekuatan kolektif dalam menghadapi politik identitas.
Politik identitas dapat memicu konflik, polarisasi, dan perpecahan di dalam masyarakat. Oleh
karena itu, diperlukan pendekatan multikultural yang mengedepankan pengakuan,
penghargaan, dan penerimaan terhadapa keberagaman budaya, agama, dan etnis dalam
masyarakat. Moderasi beragama juga penting dalam mengelola perbedaan dan membangun
persatuan.

Beberapa ilmuan berpendapat

Benedict Anderson: Menyebut politik identitas sebagai "konstruksi sosial dan budaya dari
pengertian tentang siapa kita dan siapa orang lain, terkait dengan kategori-kategori seperti
etnisitas, agama, bahasa, dan kebangsaan.
Stuart Hall: Mengartikan politik identitas sebagai "upaya untuk menentukan cara-cara di
mana orang memahami diri mereka sendiri dalam hubungannya dengan orang lain, dengan
menggunakan kategori-kategori yang memberikan identitas kolektif, baik itu etnis, agama,
atau budaya.
Iris Marion Young: Mengemukakan bahwa politik identitas melibatkan "upaya kelompok
untuk mendefinisikan dan menegaskan hak-hak khusus mereka sebagai kelompok dengan
karakteristik atau kepentingan tertentu.Charles Taylor: Menyatakan bahwa politik identitas
adalah "upaya kelompok-kelompok untuk mempertahankan dan mengembangkan identitas
budaya unik mereka di tengah tekanan asimilasi atau homogenisasi.
Michel Foucault: Menekankan bahwa politik identitas merupakan "strategi strategis untuk
membangun dan mempertahankan kekuasaan dalam suatu masyarakat, dengan menggunakan
konsep-konsep seperti gender, etnisitas, dan seksualitas.
Anthony D. Smith: Mengartikan politik identitas sebagai "proses di mana kelompok-
kelompok manusia mencari atau menciptakan identitas kolektif, sering kali berdasarkan pada
sejarah, budaya, bahasa, atau agama mereka sendiri.
B.Ringkasan Materi

Politisasi SARA merupakan upaya untuk menumbuhkan sentimen politik dengan cara
mengeksploitasi identitas sehingga menimbulkan kebencian & permusuhan terhadap yang
berbeda dan berdampak mendegradasi identitas. Suatu identitas disebut politisasi SARA
(identitas), jika memenuhi 3 Unsur, yaitu menumbuhkan sentimen politik, menimbulkan
kebenciaan dan permusuhan dan berdampak pada degradasi kesetaraan. Dalam
Pemilu/Pilkada penggunaan isu SARA merupakan saran dari konsultan politik dan
merupakan bagian dari strategi politik untuk memenangkan suatu pemilihan. Untuk itu
diperlukan bagi masyarakat untuk bersikap dan berpikir lebih cermat dan menjadi seseorang
toleran dalam perbedaan. Untuk itu dibutuhkan konsep multikulturalisme yang mengajukan
bahwa masyrakat yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama, dan latar
belakang dapat hidup bersama harmonis dan menghormati antara anggota yang memiliki
perbedaan. Dalam implementasinya, multikulturalisme dapat diwujudkan melalui kebijakan
publik, undang – undang, dan pendekatan pendidikan yang memastikan kesetaraan hak dan
perlakuan yang adil bagi semua.

Selainn itu juga ada sebuah pertanyaan yang dapat ditanyakan :

1. Bagaimana multikulturalisme dapat mendorong pengakuan dan penerimaan keragaman


budaya dalam masyarakat?

2. Apa peran moderasi agama dalam mengelola perbedaan dan membangun persatuan?

3. Apa saja prinsip-prinsip penting dalam mengatur kehidupan beragama dan melindungi
kelompok-kelompok minoritas?

Jawaban :

1.Multikulturaslime dapat melakukan promosi pengakuan dan penerimaan


keanekaragaman budaya dalam Masyarakat,dengan melakukan mengadvokasi pengakuan,
penghargaan, dan penyertaan berbagai latar belakang budaya, agama, dan etnis. Hal ini
berupa penekanan dalam pentingnya persamaan hak dan perlakuan yang adil bagi semua
individu, terlepas dari latar belakang budaya atau etnis mereka, melalui kebijakan publik,
hukum, dan pendekatan pendidikan . Konsep dari multikulturalisme dapat dilihat
Masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama, dan latar belakang
dapat hidup berdampingan secara harmonis ,menghormati hak-hak ,dan kebebasan masing-
masing kelompok. Dengan mendorongnya inklusivitas, toleransi, pemahaman, dan saling
menghormati di antara anggota masyarakat, multikulturalisme bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang lebih bersahabat dan tidak terlalu tegang secara sosial.

Materi diambil dari Gambar :19,20,21,22,23,24,25


2. Moderasi beragama sangat berperan penting dalam mengelola perbedaan dan
membangun persatuan dalam masyarakat. Hal ini untuk mendorong pemahaman agama
yang seimbang, menghindari ekstremisme dan interpretasi yang berlebihan. Dengan
mengadopsi pendekatan moderat terhadap praktik dan keyakinan agama, individu dapat
menjembatani kesenjangan antara kelompok-kelompok agama yang berbeda dan
menumbuhkan rasa saling menghormati dan memahami.

Moderasi agama membantu menjaga ketertiban dan keharmonisan sosial dengan


mempromosikan keadilan, kesetaraan, dan rasa hormat kepada semua individu, terlepas
dari latar belakang agama mereka . Pendekatan ini mendorong dialog, kerja sama, dan
kolaborasi di antara berbagai komunitas agama, yang mengarah pada pengembangan nilai-
nilai bersama dan tujuan bersama. Pendekatan ini membantu mengurangi ketegangan,
konflik, dan kesalahpahaman yang mungkin timbul dari perbedaan agama.

Selain itu, moderasi beragama berkontribusi pada pelestarian persatuan nasional dan kohesi
sosial . Hal ini mengakui pentingnya persatuan dan keragaman, menekankan perlunya
mencapai keseimbangan di antara keduanya. Dengan mengakui dan menghormati
perbedaan di antara berbagai kelompok agama, sekaligus memupuk rasa identitas dan
tujuan bersama, moderasi beragama membantu membangun masyarakat yang lebih inklusif
dan kohesif.

Dalam mengelola perbedaan dan membangun persatuan, moderasi beragama juga


berperan dalam melawan politik identitas dan mempromosikan toleransi. Hal ini mencegah
pemahaman agama yang sempit dan dangkal yang dapat menyebabkan diskriminasi,
kebencian, dan intoleransi terhadap kelompok lain. Sebaliknya, moderasi beragama
mendorong individu untuk merangkul keragaman, terlibat dalam dialog konstruktif, dan
bekerja untuk mencapai tujuan bersama yang bermanfaat bagi masyarakat secara
keseluruhan.

Singkatnya, moderasi beragama memainkan peran penting dalam mengelola perbedaan dan
membangun persatuan dengan mempromosikan pemahaman agama yang seimbang,
menumbuhkan rasa saling menghormati dan memahami, menjaga ketertiban dan
keharmonisan sosial, menjaga persatuan nasional, melawan politik identitas, dan
mempromosikan toleransi.

Materi diambil dari Gambar 6,7,8,9,10,17,18,19,26,27,28,29,30,31,32,33,34,41


3. Beberapa prinsip penting dalam mengatur kehidupan beragama dan melindungi
kelompok minoritas antara lain:

A. Kepekaan terhadap kelompok minoritas: Peraturan harus dirancang dengan kepekaan


terhadap Perlindungan,komunitas, dan hak agama minoritas yang harus dipunyain.

B. Penekanan pada kewajiban negara: Peraturan harus menekankan tanggung jawab negara
untuk melindungi dan menjamin kebebasan beragama, dan bukannya menjadi ancaman
baru bagi komunitas minoritas .

C. Sanksi yang ditujukan kepada aparat negara: Sanksi harus diarahkan kepada aparat
negara yang gagal menjamin dan melindungi kebebasan beragama, bukannya menyasar
kelompok minoritas itu sendiri .

D. Perlindungan terhadap korban: Peraturan harus memprioritaskan perlindungan korban


diskriminasi agama dan memastikan hak-hak mereka ditegakkan .

E. Pelestarian keberagaman: Peraturan harus bertujuan untuk menjamin dan melestarikan


keragaman penduduk, mengakui pentingnya mempertahankan masyarakat yang majemuk.

Prinsip-prinsip ini penting untuk memastikan bahwa peraturan yang mengatur kehidupan
beragama bersifat adil, inklusif, dan menghormati hak-hak dan kebebasan semua individu,
terutama kelompok minoritas .

Materi diambil dari Gambar 41

C.Kesimpulan

Menjadi orang yg bermoderat dalam beragama adalah salah satu pilihan terbaik yang
dapat kita lakukan dalam politisasi agama yang terjadi. Orang moderat yaitu harus berada di
tengah, berdiri di antara dua kutub ekstrim, ia tidak berlebihan dalam beragama, tapi juga
tidak berlebihan menyepelekan agama. Tidak ekstrim mengagungkan teks keagamaan tanpa
menghiraukan akal/nalar tetapi juga tidak berlebihan mendewakan akal sehingga
mengabaikan teks. Moderasi bergama bertujuan untuk menengahi serta mengajak kedua
kutup ekstrim (kiri & kanan) dalam beragama untuk bergerak ke tengah, kembali kepada
esensi ajaran agama, yaitu memanusiakan manusia.

Sekian terima kasih mohon maaf jika ada kesalahan Pengetikan atau kekurangan
pembahasan yang Saya sampaikan dalam reviuw seminar yang telah disampaikan oleh Bpk
Jeirry Sumampow.
D.Refensi

Pemahaman Materi Merawat Kebhinekaan dan Memperkuat Intregasi Bangsa, Oleh Bapak
Jeirry Sumampow,Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai