Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cita Raras Nindya Pangesti

Kelas : Bahasa Indonesia A

Mata Kuliah : Pendidikan Moderasi dan Berkemajuan

Eksplorasi Konsep - Topik 1 - LK Individu

Moderasi Berkemajuan Upaya Damai dalam Masyarakat yang Majemuk

Masyarakat Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki


keragaman, mencakup beraneka ragam etnis, bahasa, agama, budaya, dan status sosial.
Keragaman dapat menjadi integrating force yang mengikat kemasyarakatan namun dapat
menjadi penyebab terjadinya benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama dan antar nilai-
nilai hidup. Keragaman budaya (multikultural) merupakan peristiwa alami karena
bertemunya berbagai budaya, berinteraksinya beragam. Individu dan kelompok dengan
membawa perilaku budaya, memiliki cara hidup berlainan dan spesifik. Keragaman seperti
keragaman budaya, latar belakang keluarga, agama, dan etnis tersebut saling berinteraksi
dalam komunitas masyarakat Indonesia.

Keragaman suku, ras, agama, perbedaan bahasa dan nilai-nilai hidup yang terjadi di
Indonesia sering berbuntut berbagai konflik. Konflik di masyarakat yang bersumber pada
kekerasan antar kelompok yang meledak secara sporadis di berbagai kawasan di Indonesia
menunjukkan betapa rentannya rasa kebersamaan yang dibangun dalam Negara-Bangsa
Indonesia, betapa kentalnya prasangka antara kelompok dan betapa rendahnya saling
pengertian antar kelompok.

Konflik berbasis kekerasan di Indonesia seringkali berakhir menjadi bencana


kemanusiaan yang cenderung berkembang dan meluas baik dari jenis maupun pelakunya. Hal
ini yang menjadikan proses penanganan konflik membutuhkan waktu lama dengan kerugian
sosial, ekonomi, dan politik yang luar biasa. Berdasarkan masalah-masalah yang datang silih
berganti ini, Indonesia bisa masuk dalam situasi darurat kompleks.

Masyarakat Indonesia yang Multi budaya, sikap keberagamaan yang eksklusif yang
hanya mengakui kebenaran dan keselamatan secara sepihak, tentu dapat menimbulkan
gesekan antar kelompok agama. Konflik keagamaan yang banyak terjadi di Indonesia,
umumnya dipicu adanya sikap keberagamaan yang eksklusif, serta adanya kontestasi antar
kelompok agama dalam meraih dukungan umat yang tidak dilandasi sikap toleran, karena
masing-masing menggunakan kekuatannya untuk menang sehingga memicu konflik.

Konteks fundamentalisme agama, maka untuk menghindari disharmoni perlu


ditumbuhkan cara beragama yang moderat, atau cara berislam yang inklusif atau sikap
beragama yang terbuka, yang disebut sikap moderasi beragama. Moderasi itu artinya
moderat, lawan dari ekstrem, atau berlebihan dalam menyikapi perbedaan dan keragaman.
moderasi beragama merupakan sebuah jalan tengah di Tengah keberagaman agama di
Indonesia. Moderasi merupakan budaya Nusantara yang berjalan seiring, dan tidak saling
menegasikan antara agama dan kearifan lokal (local wisdom). Tidak saling
mempertentangkan namun mencari penyelesaian dengan toleran.

Moderasi harus dipahami ditumbuhkembangkan sebagai komitmen Bersama untuk


menjaga keseimbangan yang paripurna, di mana setiap warga masyarakat, apapun suku, etnis,
budaya, agama, dan pilihan politiknya mau saling mendengarkan satu sama lain serta saling
belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka.

Pendidikan Bermoderasi: Menumbuhkan Generasi Toleran dan Berwawasan Luas.


Pendidikan bermoderasi merupakan sebuah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk
menumbuhkan generasi yang toleran, berwawasan luas, dan mampu hidup damai dalam
masyarakat yang majemuk. Pendekatan ini menekankan pada pemahaman agama yang
moderat, yang mengedepankan nilai-nilai seperti toleransi menghormati perbedaan dan
keragaman, baik dalam hal agama, suku, budaya, maupun pendapat. Penghargaan dalam
menghargai hak dan kebebasan orang lain, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Keterbukaan bersikap terbuka terhadap pemikiran dan gagasan baru, serta mau menerima
perbedaan. Kritis mampu berpikir kritis dan analitis dalam menghadapi berbagai informasi
dan situasi. Peaceful menjunjung tinggi perdamaian dan menghindari segala bentuk
kekerasan.

Pendidikan bermoderasi memiliki beberapa tujuan utama, antara lain membangun


generasi yang toleran dan damai pendidikan bermoderasi diharapkan dapat melahirkan
generasi yang mampu hidup berdampingan dengan damai dalam masyarakat yang majemuk.
Mencegah radikalisme dengan memahami agama secara moderat, diharapkan generasi muda
dapat terhindar dari pengaruh radikalisme dan ekstremisme.

Memperkuat persatuan bangsa pendidikan bermoderasi dapat membantu memperkuat


persatuan bangsa dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme di kalangan
generasi muda. Pendidikan bermoderasi dapat diterapkan di berbagai jenjang pendidikan,
mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Berikut beberapa contoh penerapannya
mengintegrasikan nilai-nilai moderasi dalam kurikulum pendidikan: Materi tentang toleransi,
penghargaan terhadap perbedaan, dan perdamaian dapat dimasukkan ke dalam kurikulum
pendidikan.

Mengadakan kegiatan yang mempromosikan moderasi kegiatan seperti seminar,


workshop, dan dialog anta rumat beragama dapat diadakan untuk meningkatkan pemahaman
tentang moderasi. Menjadi contoh bagi generasi muda guru, dosen, dan orang tua dapat
menjadi contoh bagi generasi muda dalam berperilaku dan bersikap moderat. Pendidikan
bermoderasi merupakan sebuah upaya penting untuk membangun masa depan bangsa yang
toleran, damai, dan sejahtera. Dengan menumbuhkan generasi yang moderat, diharapkan
Indonesia dapat menjadi negara yang maju dan bersatu padu.

Anda mungkin juga menyukai