Anda di halaman 1dari 16

MODERASI BERAGAMA DALAM KERAGAMAN INDONESIA

RELIGIOUS MODERATION IN INDONESIA’S DIVERSITY


Agus Akhmadi
Balai Diklat Keagamaan Surabaya agusakhmadi63@gmail.com

ABSTRACT
The Indonesian is multicultural country. It’s diversity includes differences in culture, religion, race,
language, ethnicity, tradition and others. In a such multicultural society, there are frequent tensions and
conflicts among cultural groups and have impacts on harmony in life. The purpose of this paper is to
discuss the diversity of Indonesian culture, its religious moderation in the diversity and role of religious
educators in realizing Indonesian national peace. The method used is a library research. The conclusion
of this study is that multicultural life requires multicultural understanding and awareness that respects
diversity, and willingness to interact with anyone fairly. A religious attitude of moderation is needed in
the form of recognition of the existence of other parties, being tolerant, respecting differences of
opinion and not forcing the will through violence. The role of the government, community leaders, and
religious guidance is needed to socialize, develop religious moderation to the community for the sake of
the realization of harmony and peace.
Keywords : Multicultural, Religious moderation, Religious guidance.

ABSTRAK
Bangsa Indonesia adalah masyarakat beragam budaya dengan sifat kemajemukannya. Keragaman
mencakup perbedaan budaya, agama, ras, bahasa, suku, tradisi dan sebagainya. Dalam masyarakat
multibudaya yang demikian, sering terjadi ketegangan dan konflik antar kelompok budaya dan
berdampak pada keharmonisan hidup. Tujuan penulisan ini adalah membahas keragaman budaya
bangsa Indonesia, moderasi beragama dalam keragaman dan peran penyuluh agama dalam
mewujudkan kedamaian bangsa Indonesia. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka.
Kesimpulan kajian ini adalah bahwa dalam kehidupan multikultural diperlukan pemahaman dan
kesadaran multibudaya yang menghargai perbedaan, kemajemukan dan kemauan berinteraksi dengan
siapapun secara adil. Diperlukan sikap moderasi beragama berupa pengakuan atas keberadaan pihak
lain, memiliki sikap toleran, penghormatan atas perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
dengan cara kekerasan. Diperlukan peran pemerintah, tokoh masyarakat, dan para penyuluh agama
untuk mensosialisasikan, menumbuhkembangkan moderasi beragama kepada masyarakat demi
terwujudnya keharmonisan dan kedamaian.
Kata Kunci : Multikultural, Moderasi beragama, Penyuluh agama.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang berinteraksinya beragam individu dan
Masyarakat Indonesia dalam Negara kelompok dengan membawa perilaku
Kesatuan Republik Indonesia memiliki budaya, memiliki cara hidup berlainan dan
keragaman, mencakup beraneka ragam etnis, spesifik. Keragaman seperti keragaman
bahasa, agama, budaya,dan status sosial. budaya, latar belakang keluarga, agama, dan
Keragaman dapat menjadi ”integrating force” etnis tersebut saling berinteraksi dalam
yang mengikat kemasyarakatan namun dapat komunitas masyarakat Indonesia.
menjadi penyebab terjadinya benturan antar Dalam komunikasi horizontal antar
budaya, antar ras, etnik, agama dan antar masyarakat, Mulyana menyebut, benturan
nilai-nilai hidup. antar suku masih berlangsung di berbagai
Keragaman budaya (multikultural) wilayah, mulai dari sekedar stereotip dan
merupakan peristiwa alami karena prasangka antar suku, diskriminasi, hingga ke
bertemunya berbagai budaya, konflik terbuka dan pembantaian antar suku

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13,


3 no. 2, Pebruari - Maret 2019
45
yang memakan korban jiwa (Mulyana, 2008). Konflik telah mencapai titik kekerasan dapat
Persaingan antar suku tidak hanya di kalangan dipastikan karena konflik telah tertangani
masyarakat tetapi juga dikalangan elit politik secara keliru atau konflik telah diabaikan
bahkan akademisi untuk menempati jabatan (Sutanto, 2005).
di berbagai instansi. Budaya kekerasan berfokus pada
Dalam masyarakat multikultural, anggapan bahwa konflik sebagai perusak
interaksi sesama manusia cukup tinggi atau penghancur. Konflik dipandang sebagai
intensitasnya, sehingga kemampuan sosial pergulatan yang baik dan jahat, hitam dan
warga masyarakat dalam berinteraksi antar putih, kemenangan dan kekalahan,
manusia perlu dimiliki setiap anggota keuntungan dan kerugian. Konflik dapat
masyarakat. Kemampuan tersebut menurut dianggap sebagai penyebab niscaya bagi
Curtis, mencakup tiga wilayah, yaitu : kekerasan, jika keberadaannya dipersepsikan
affiliation (kerja sama), cooperation and negatif dan diselesaikan dengan cara
resolution conflict (kerjasama dan kompetitif. Oleh karena itu perlu diusahakan
penyelesaian konflik), kindness, care and agar konflik ditangani lebih serius untuk
affection/ emphatic skill (keramahan, menciptakan ke damaian di masyarakat.
perhatian, dan kasih sayang). (Curtis, 1988). Dalam kontek kemasya-rakatan,
Keragaman suku, ras, agama, perbedaan pengendalian terhadap perilaku konflik ada
bahasa dan nilai-nilai hidup yang terjadi di yang dilakukan secara ketat tetapi ada pula
Indonesia sering berbuntut berbagai konflik. yang
Konflik di masyarakat yang terselesaikan.
Indonesia seringkali berakhir menjadi bencana kekerasan terdapat konflik yang belum teman
kemanusiaan yang cenderung berkembang sebaya (Gerstein & Moeschberger, 2003).
dan meluas baik dari jenis maupun pelakunya. Model penyelesaian konflik tersebut efektif, di
Hal ini yang menjadikan proses penanganan antaranya dapat meningkatkan pengetahuan
konflik membutuhkan waktu lama dengan pelajar dalam menyelesaikan konflik secara
dibangun dalam Negara-Bangsa konflik pelajar, yaitu : [1]
Indonesia, betapa kentalnya sebagai pelayan public pendidikan damai yang
prasangka antara kelompok dan selayaknya memiliki diintegrasikan dengan
betapa rendahnya saling kompetensi dan melakukankurikulum sekolah, [2]
pengertian antar kelompok. gerakan moderasi latihan penyelesaian konflik
Konflik berbasis kekerasan di untukmeningkatkan secara konstruktif, dan [3]
kedamaian umat. mediasi dan negosiasi oleh
kerugian sosial, ekonomi, dan politik yang luar konstruktif, lebih bersikap prososial, dan dapat
biasa. Berdasarkan masalah-masalah yang menghindari sebagai korban dari tindak
datang silih berganti ini, Indonesia bisa masuk kekerasan (Laursen, Finkelstein, Betts, 2001).
dalam situasi darurat kompleks. Bagi para penyuluh agama sebagai
Konflik dan kekerasan sudah masuk pelayan publik, maka fenomena
dalam berbagai lingkungan masyarakat. Faktor keragaman budaya mengharuskan para
pemicu tindak-tindak kekerasan yang selama penyuluh memahami pengetahuan dan
ini terjadi seringkali merupakan muara kesadaran multikultural, sehingga memiliki
terjadinya konflik yang tertangani secara kompetensi dalam menghadapi perbedaan,
keliru. Konflik merupakan penyebab bagi sekecil apapun perbedaan kelompok
kekerasan, karena dibalik setiap bentuk binaannya. Penyuluh perlu meningkatkan
Kesadaran dan pemahaman bersumber pada kekerasan
Jurnal Diklatpendekatan
antar mengembangkan Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Pebruari - Maret 2019
tentang keragaman budaya kelompok yang meledak secara
edukatif. Sebagai contoh, dalam
(multi-kultural) khususnya
46
3
sporadis di berbagai kawasan di dunia pendidikan terdapat tiga keragaman beragama
Indonesia menunjukkan betapa pendekatan edukatif yang umum
semakin dibutuhkan
rentannya rasa kebersamaan yang diterapkan untuk mengatasi
masyarakat. Penyuluh agama
persepsi mereka, mencukupkan diri dengan D. Manfaat Penulisan
pengetahuan tentang keragaman budaya, Manfaat yang diharapkan adalah
memahami adanya bentuk-bentuk tersedianya kajian tentang keragaman
diskriminasi, stereotip dan rasisme yang budaya bangsa Indonesia, sikap moderasi
sering terjadi dalam kehidupan dalam keragaman bangsa Indonesia dan
masyarakat. Dalam masyarakat peran penyuluh agama dalam kehidupan
multikultural, para penyuluh diharapkan keragaman Indonesia.
dapat menjadi fasilitator perubahan dan KAJIAN TEORI A. Multikultural
ahli dalam mengatasi konflik dan (Keragaman) bangsa Indonesia
melakukan konsultasi kepada pihak-pihak Indonesia dengan keanekaragaman
yang terkait untuk meningkatkan budaya, agama, suku, bahasa yang dimilikinya
keharmonisan kelompok binaannya. menunjukkan sebagai salah satu bangsa yang
Dengan meningkatnya kebutuhan memiliki masyarakat multikultural.
pelayanan publik terhadap beragam Keanekaragaman menjadi rahmat tersendiri
kelompok masyarakat, maka penyuluh jika dikelola dengan baik, menjadi keunikan
dihadapkan dengan jangkauan layanan yang dan kekuatan, namun pluralitas demikian
lebih luas, sehingga perlu memahami dapat menjadi tantangan jika tidak disikapi
multikultural sehingga dapat lebih efektif dengan bijak dan arif, dapat menjadi ancaman
dalam pelayanan publik. perpecahan dan perseteruan yang dapat
Berdasarkan latar belakang tersebut, mengoyak keamanan sosial.
maka fokus kajian artikel ini adalah Keragaman budaya merupakan peristiwa
kesadaran dan pemahaman tentang alami karena bertemunya berbagai perbedaan
keragaman budaya, moderasi beragama budaya di suatu tempat, setiap individu dan
dan peran yang dimainkan para penyuluh kelompok suku bertemu dengan membawa
agama untuk membangun keharmonisan perilaku budaya masing-masing, memiliki cara
beragama pada masyarakat yang khas dalam hidupnya. Konsep
Indonesia yang multikultur. multibudaya berbeda dengan konsep lintas
budaya sebagaimana pengalaman bangsa
B. Permasalahan Amerika yang beragam budaya karena
Fokus kajian ini adalah tentang hadirnya beragam budaya dan berkumpul
keragaman budaya bangsa Indonesia, dalam suatu negara. Dalam konsep
bagaimana moderasi beragama dalam multibudaya perbedaan individu meliputi
keragaman bangsa Indonesia dan cakupan makna yang luas, sementara dalam
bagaimana peran penyuluh agama dalam konsep lintas budaya perbedaan etnis yang
mewujudkan keharmonisan hidup bangsa menjadi fokus perhatian.
Indonesia. Multikulturalisme secara kebahasaan
dapat dipahami dengan paham banyak
C. Tujuan Penulisan kebudayaan. Kebudayaan dalam pengertian
Tujuan penulisan ini adalah sebagai idiologi dan sekaligus sebagai alat
memahami keragaman budaya pada bangsa menuju derajat kemanusiaan tertinggi. Maka
Indonesia, bagaimana moderasi dalam untuk itu penting melihat kebudayaan secara
keragaman bangsa Indonesia dan fungsional dan secara operasional dalam
bagaimana peran penyuluh agama dalam pranata-pranata sosial.
keragaman bangsa Indonesia. Secara istilah dikenal multikulturalisme
deskriptif dan multikulturalisme normatif.
Multikulturalisme deskriptif adalah kenyataan
sosial yang mencerminkan adanya

47
3
kemajemukan (pluralistik). Sedangkan
multikulturalisme normatif berkaitan dengan
dasar-dasar moral, yaitu adanya ikatan moral
dari para warga dalam lingkup negara/ bangsa
untuk melakukan sesuatu yang menjadi
kesepakatan bersama (Nugraha, 2008), dan
multikulturalisme normatif itulah tampaknya
yang kini dikembangkan di Indonesia.
Muzhar dalam Darlis, 2017, memandang
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Pebruari - Maret 2019

multikulturalisme mencakup mendekati konsep multikulturalisme


gagasan, cara pandang, kebijakan, yaitu dengan menyatakannya
penyikapan dan tindakan, oleh sebagai kebersediaan untuk masuk
masyarakat suatu negara, yang ke dalam perdamaian secara kaffah
majemuk dari segi etnis, budaya, (total). Makna ini berbeda dengan
agama dan sebagainya, namun makna secara literer yang
mempunyai cita-cita untuk menegaskan perbedaan secara
mengembangkan semangat sepihak, dan menafikan keberadaan
kebangsaan yang sama dan entitas lain dalam kehidupan. c]
mempunyai kebanggaan untuk Keadilan. Multikultural menekankan
mempertahankan kemajemukan berlaku adil dalam memandang dan
tersebut. bersikap terhadap orang atau
Konsep multikulturalisme kelompok lain. Al-Qur’an (Surat al-
tidak asing di dunia Islam, Maidah [5] : 8) ”Dan janganlah
setidaknya memiliki pengalaman sekali-kali kebencianmu terhadap
historis yang menguatkan bahwa sesuatu kaum mendorong kamu
Islam menghargai keragaman, untuk berlaku tidak adil ”. Ayat ini
sebagaimana dipraktikan Rasul mengajak untuk berlaku adil
dalam pemerintahan Madinah. sekalipun terhadap orang atau
Multikultralisme memiliki kelompok yang memusuhi kita.
relevansi dengan ajaran Islam antara Berlaku adil maksudnya hendaklah
lain dalam toleransi, perdamaian kita tetap berlaku ”obyektif”
dan keadilan. a] Toleransi, terhadap mereka. Jika prinsip ini
sebagaimana Al-Qur’an Surat Al menjadi ruh kehidupan kita, maka
Hujuraat : 13 yang menegaskan kehidupan multi-kultural akan dapat
bahwa Allah telah menciptakan terwujud.
manusia dengan bermacam-macam Negara Kesatuan Republik
suku bangsa agar manusia saling Indonesia merupakan negara yang
mengenal. Bahwa perbedaan tidak pluralistik dan memiliki dua modalitas
boleh menjadi ajang konflik, penting yang membentuk karakternya
karenanya harus dihargai. Dengan yang multikultural, yaitu demokrasi
saling mengenal maka jalan menuju dan kearifan lokal (local wisdom)
kehidupan multikultural akan sebagai nilai yang dipercaya dan
terbuka. b] Perdamaian. Islam dipahami dapat menjaga kerukunan
berasal dari akar kata ”al-Salam ” umat beragama.
yang berarti perdamaian. Islam Dalam keragaman bangsa
mengajak umatnya untuk Indonesia, secara historis dan
melakukan dan menyebarkan sosiologis agama Islam dianut
perdamaian di muka bumi. Dalam mayoritas bangsa Indonesia, namun
QS al-Baqarah [2] : 208, ”Udkhulu fi jika dilihat tingkat provinsi atau
al-silmi kaffah ” - yang selama ini daerah, misalnya kabupaten/ kota
sering diterjemahkan ”masuklah ke maka terdapat agama Kristen, Katolik,
dalam agama Islam secara kaffah”- Hindu, Buddha dan Konghuchu yang
jika meng-gunakan konsep menjadi mayoritas di lingkungan
multikultural ada yang melakukan tersebut.
reorentasi pemahaman yang

48
3
Fakta dan data keragaman B. Moderasi dalam keragaman
agamaagama di Indonesia Indonesia
menunjukkan bahwa keragaman Dalam masyarakat Indonesia
agama ini merupakan mozaik yang yang multibudaya, sikap
memperkaya khazanah kehidupan keberagamaan yang ekslusif yang
keagamaan di Indonesia, namun di hanya mengakui kebenaran dan
sisi lain keragaman agama juga keselamatan secara sepihak, tentu
mengandung potensi ancaman bagi dapat menimbulkan gesekan antar
persatuan Negara Republik Indonesia. kelompok agama.
Disinilah diperlukan keterlibatan Konflik keagamaan yang
seluruh warga masyarakat dalam banyak terjadi di Indonesia,
mewujudkan kedamaian. umumnya dipicu adanya sikap
Tugas untuk menyadarkan keberagamaan yang ekslusif, serta
masyarakat tentang multikultural ini adanya kontestasi antar kelompok
tidaklah mudah, bahkan membangun agama dalam meraih dukungan
kesadaran kalangan masyarakat umat yang tidak dilandasi sikap
bahwa kebhinekaan adalah sebuah toleran, karena masing-masing
keniscayaan sejarah. Menanamkan menggunakan kekuatannya untuk
sikap yang adil dalam menyikapi menang sehingga memicu konflik.
kebinekaan adalah perkara yang lebih Konflik kemasyarakatan dan
sulit, karena, penyikapan terhadap pemicu disharmoni masyarakat
kebhinekaan kerap berimpitan yang pernah terjadi dimasa lalu
dengan pelbagai kepentingan sosial, berasal dari kelompok ekstrim kiri
ekonomi, dan politik. (komunisme) dan ekstrim kanan
Indonesia sebagai sebuah (Islamisme). Namun sekarang ini
Negara multikultural dengan ancaman disharmoni dan ancaman
mayoritas penduduk muslim terbesar negara kadang berasal dari
di dunia dan memiliki keragaman globalisasi dan Islamisme, yang oleh
etnik, budaya, bahasa, dan agama Yudi (2014 : 251) disebutnya
juga menjadi masalah untuk sebagai dua fundamentalisme :
terwujudnya keharmonisan dan pasar dan agama.
kenyamanan beragama, oleh karena Dalam kontek
itu, disamping bekerja sama dengan fundamentalisme agama, maka

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Pebruari - Maret 2019


para ahli yang mempunyai perhatian untuk menghindari disharmoni
terhadap masalah multikultural, para perlu ditumbuhkan cara beragama
penyuluh agama sebaiknya juga mulai yang moderat, atau cara ber-Islam
memikirkan untuk memberikan yang inklusif atau sikap beragama
informasi mengenai yang terbuka, yang disebut sikap
multikulturalisme kepada berbagai moderasi beragama. Moderasi itu
lembaga, badan, dan organisasi artinya moderat, lawan dari
kemasyarakatan untuk bersama-sama ekstrem, atau berlebihan dalam
membangun kesadaran multi- menyikapi perbedaan dan
kultural. keragaman.
Kata moderat dalam bahasa
Arab dikenal dengan al-wasathiyah
sebagaimana terekam dari QS.al- ini sebagai golongan konservatif.
Baqarah [2] : 143. Kata al-Wasath Kutub ekstrem yang lain, sebaliknya,
bermakana terbaik dan paling yang sering disebut kelompok liberal,
sempurna. Dalam hadis yang juga terlalu mendewakan akal pikiran
disebutkan bahwa sebaik-baik sehingga mengabaikan teks itu
persoalan adalah yang berada di sendiri.
tengah-tengah. Jadi terlalu liberal dalam
Dalam melihat dan memahami nilainilai ajaran agama
menyelesaikan satu persoalan, juga sama ekstremnya.
Islam moderat mencoba melakukan Moderat dalam pemikiran Islam
pendekatan kompromi dan berada adalah mengedepankan sikap toleran
di tengahtengah, dalam menyikapi dalam perbedaan.
sebuah perbedaan, baik perbedaan K e t e r b u k a a n m e ne r i m a
agama ataupun mazhab, Islam keberagamaan
moderat mengedepankan sikap (inklusivisme). Baik beragam dalam
toleransi, saling menghargai, mazhab maupun beragam dalam
dengan tetap meyakini kebenaran beragama. Perbedaan tidak
keyakinan masing-masing agama menghalangi untuk menjalin kerja
dan mazhab, sehingga semua dapat sama, dengan asas kemanusiaan
menerima keputusan dengan (Darlis, 2017). Meyakini agama Islam
kepala dingin, tanpa harus terlibat yang paling benar, tidak berarti harus
dalam aksi melecehkan agama orang lain.
yang anarkis. (Darlis, 2017) Sehingga akan terjadilah
Dengan demikian moderasi persaudaraan dan persatuan anatar
beragama merupakan sebuah jalan agama, sebagaimana yang pernah
tengah di tengah keberagaman terjadi di Madinah di bawah komando
agama di Indonesia. Moderasi Rasulullah SAW.
merupakan budaya Nusantara yang Moderasi harus dipahami

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Pebruari - Maret 2019


berjalan seiring, dan tidak saling ditumbuhkembangkan sebagai
menegasikan antara agama dan komitmen bersama untuk menjaga
kearifan lokal (local wisdom). Tidak keseimbangan yang paripurna, di
saling mempertentangkan namun mana setiap warga masyarakat,
mencari penyelesaian dengan apapun suku, etnis, budaya, agama,
toleran. dan pilihan politiknya mau saling
Dalam kontek beragama, mendengarkan satu sama lain serta
memahami teks agama saat ini terjadi saling belajar melatih kemampuan
kecenderungan terpolarisasinya mengelola dan mengatasi perbedaan
pemeluk agama dalam dua kutub di antara mereka.
ekstrem. Satu kutub terlalu Untuk mewujudkan moderasi
mendewakan teks tanpa tentu harus dihindari sikap inklusif.
menghiraukan sama sekali Menurut Shihab bahwa konsep Islam
kemampuan akal/ nalar. Teks Kitab inklusif adalah tidak hanya sebatas
Suci dipahami lalu kemudian pengakuan akan kemajemukan
diamalkan tanpa memahami konteks. masyarakat, tapi juga harus
Beberapa kalangan menyebut kutub diaktualisasikan dalam bentuk

49
3
keterlibatan aktif terhadap kenyataan Moderasi Internasional” (The
tersebut. Sikap inklusiv-isme yang International Year of Moderation).
dipahami dalam pemikiran Islam Penetapan ini jelas sangat relevan
adalah memberikan ruang bagi dengan komitmen Kementerian
keragaman pemikiran, pemahaman Agama untuk terus menggaungkan
dan perpsepsi keislaman. moderasi beragama.
Dalam pemahaman ini, Agama menjadi pedoman
kebenaran tidak hanya terdapat hidup dan solusi jalan tengah (the
dalam satu kelompok saja, melainkan middle path) yang adil dalam
juga ada pada kelompok yang lain, menghadapi masalah hidup dan
termasuk kelompok agama sekalipun. kemasyarakatan, agama menjadi
Pemahaman ini berangkat dari cara pandang dan pedoman yang
sebuah keyakinan bahwa pada seimbang antara urusan dunia dan
dasarnya semua agama membawa akhirat, akal dan hati, rasio dan
ajaran keselamatan. Perbedaan dari norma, idealisme dan fakta, individu
satu agama yang dibawah seorang dan masyarakat. Hal sesuai dengan
nabi dari generasi ke generasi tujuan agama diturunkan ke dunia
hanyalah syariat saja (Shihab, 1999). ini agar menjadi tuntunan hidup,
Jadi jelas bahwa moderasi agama diturunkan ke bumi untuk
beragama sangat erat terkait dengan menjawab berbagai persoalan dunia,
menjaga kebersamaan dengan baik dalam skala mikro maupun
memiliki sikap ‘tenggang rasa’, makro, keluarga (privat) maupun
sebuah warisan leluhur yang negara (publik).
mengajarkan kita untuk saling
C. Peran penyuluh agama
memahami satu sama lain yang
berbeda dengan kita. Penyuluh agama merupakan
Seruan untuk selalu salah satu jabatan fungsional di
menggaungkan moderasi, mengambil Kementerian Agama Republik
jalan tengah, melalui perkataan dan Indonesia. Penyuluh Agama adalah
tindakan bukan hanya menjadi ujung tombak pemerintah dalam
kepedulian para pelayan publik menyampaikan pesan-pesan agama
seperti penyuluh agama, atau warga maupun pesan-pesan program
Kementerian agama namun seluruh pemerintah.
warga negara Indonesia saja dan Peran penyuluh agama dalam
seluruh umat manusia, sehingga tidak masyarakat sangat penting karena
sampai menimbulkan peristiwa sebagian masyarakat masih
sebagai penembakan di masjid memandang pentingnya sosok ideal
Selandia Baru yang menewaskan 50 sebagai figur atau patron dalam
jamaah salat jum’at. kehidupan masyarakat, oleh karena
Berbagai konflik dan itu penyuluh agama memiliki potensi
ketegangan antar umat manusia untuk didudukkan sebagai figur atau
dalam keragaman agama, suku, tokoh agama di masyarakat.
faham dan sebagainya telah Menurut teori strukturisasi,
memunculkan ketetapan eksistensi penyuluh agama dapat
internasional lewat Perserikatan dilihat sebagai agen yang dapat
Bangsa Bangsa yang menetapkan membentuk struktur dalam
tahun 2019 ini sebagai ”Tahun masyarakat. Aktifitas para penyuluh
agama melalui praktik atau tindakan

50
3
yang berulangulang akan menjadi masyarakat (sebagaimana fungsi
contoh atau sebagai aktor. Penyuluh tersebut dilakukan misalnya isu
agama sebagai agen akan demografis, ekonomi, pelayanan
mengembangkan kebiasaan sehari- manusia, lingkungan dan lain-lain)
hari yang tak hanya memberikan dan kemampuan untuk
perasaan aman kepada aktor, tetapi menggunakan dan menerapkan
juga memungkinkan mereka variabel-variabel dalam
menghadapi kehidupan sosial memprioritaskan program,
mereka secara efisien. perencanaan dan penyerahan atau
Untuk menumbuhkan disebut Proses aksi sosial 2]
motivasi dan melakukan tindakan- kesadaran, komitmen dan
tindakan membangun kesadaran kemampuan termasuk rasa memiliki
dan sikap moderasi beragama terhadap berbagai budaya yang
tersebut, penyuluh agama berbeda, asumsi-asumsi, norma-

Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Pebruari - Maret 2019


diharapkan berfungsi sebagai : 1] norma, kepercayaan dan nilai-nilai
informatif dan edukatif; penyuluh multi-budaya, atau
agama memposisikan sebagai juru Keanekaragaman budaya. 3]
dakwah yang berkewajiban Kemampuan merencanakan,
mendakwahkan ajaran agamanya, mendesain, penerapan,
menyampaikan penerangan agama mengevaluasi, menghitung dan
dan mendidik masyarakat dengan menjual program penyuluhan untuk
sebaik-baiknya sesuai ajaran agama memperbaiki mutu hidup sasaran
2] Fungsi Konsultatif : penyuluh penyuluhan atau Pemograman
agama menyediakan dirinya untuk bidang penyuluhan. 4] Kemampuan
turut memikirkan dan memecah-kan untuk mengenali, memahami,
persoalan-persoalan yang dihadapi memudahkan peluang dan sumber
masyarakat, baik secara pribadi, daya yang diperlukan sebagai
keluarga maupun sebagai respon terbaik terhadap kebutuhan
masyarakat umum. 3] Fungsi dari individu dan masyarakat binaan
administratif: penyuluh agama (Perikatan). 5] Menguasai
memiliki tugas untuk keterampilan berkomunikasi baik
merencanakan, melaporkan dan lisan dan tulisan, penerapan
mengevaluasi pelaksanaan teknologi dan metode-metode
penyuluhan dan bimbingan yang penyuluhan untuk mendukung
telah dilakukannya (Amirulloh, program-program penyuluhan
2016). dalam memandu perubahan
Untuk menjalankan fungsi perilaku kelompok sasaran
penyuluh agama secara optimal, penyuluhan (Penyampaian
maka dalam naskah akademik pendidikan dan informasi). 6]
(Kementerian Agama RI, 2015) Kemampuan interaksi yang efektif
disebutkan pokok pokok kemampuan dengan individu dan kelompok
yang diperlukan, yaitu : 1] binaan yang beragam untuk
Kemampuan untuk mengidentifikasi mewujudkan kerjasama,
dan memonitor variabel-variabel dan membangun jaringan dan sistem
isu-isu penting bagi vitalitas dinamis (Hubungan antara pribadi).

51
3
7] Pemahaman sejarah, filsafat dan pada setiap kegiatan penyuluhannya.
karakteristik dari penyuluhan Bangunan masyarakat yang toleran,
(Pengetahuan tentang organisasi) 8] damai perlu dioptimalkan oleh para
Kemampuan untuk mempengaruhi penyuluh melalui kegiatan atau
individu dan kelompokkelompok tahapan : melakukan perencanaan
binaan yang berbeda secara positif, kegiatan, mengorganisir kegiatan,
atau pengelolaan organisasi melaksanakan kegiatan serta
penyuluh 9] kemampuan untuk melakukan monitoring untuk
menetapkan struktur, mengorganisir evaluasi program moderasi
proses, pengembangan, dan beragama.
memonitor sumber daya serta
memimpin perubahan untuk PEMBAHASAN
memperoleh hasil-hasil penyuluhan Bangsa Indonesia sudah terkenal
secara efektif dan efisien atau dengan
fungsi kepemimpinan. 10]
Kemampuan memperagaan perilaku
yang mencerminkan tingginya
tingkat dari kinerja penyuluh,
mencerminkan etika kerja yang
kuat, komitmen untuk pendidikan
berkesinambungan sesuai visi, misi
dan sasaran penyuluhan dalam
rangka meningkatkan efektifitas
individu dan organisasi
(Profesionalisme).
Menurut Fahrudin, 2019, dalam
upaya mewujudkan keharmonisan
hidup berbangsa dan beragama,
maka membutuhkan moderasi
beragama, yaitu sikap beragama
yang sedang atau di tengah-tengah
dan tidak berlebihan. Tidak
mengklaim diri atau kelompoknya
yang paling benar, tidak
menggunakan legitimasi teologis yang
ekstrem, tidak menggunakan paksaan
apalagi kekerasan, dan netral dan
tidak berafiliasi dengan kepentingan
politik atau kekuatan tertentu. Sikap
moderasi tersebut perlu
disosialisasikan, dididikkan,
ditumbuh-kembangkan dengan suri
teladan para penyuluh agama.
Para penyuluh dapat
memposisikan diri ikut ambil bagian
dalam moderasi beragama, yang
menghadirkan kedamaian beragama
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Pebruari - Maret 2019

keragaman budaya dan dengan Indonesia dapat terjadi akibat dari


sifat kemajemukannya. minimnya kesadaran multibudaya,
Kemajemukan bangsa Indonesia rendahnya moderasi beragama,
tampak dari keragaman budaya, serta kekurangarifan dalam
agama, ras, bahasa, suku, tradisi mengelola keberagaman
dan sebagainya sehingga masyarakat, yang menyebabkan
berpredikat sebagai bangsa yang terjadinya gesekan horizontal yang
multikultural. berujung pada perpecahan, yang
Masyarakat multikultural semuanya menjadi pengalaman
terdiri dari masyarakat negara, pahit bangsa Indonesia.
bangsa, daerah, atau lokasi Dalam upaya
geografis seperti kota atau mengantisipasi terjadinya
kampung, yang memiliki ketegangan dan konflik di tengah
kebudayaan yang berbeda-beda. masyarakat, maka perlu
Masyarakat multikultural tidak pendekatan kultural dengan mem-
bersifat homogen, namun memiliki perkuat falsafah lokal atau
karakteristik heterogen di mana kearifan lokal yang mimiliki pesan-
pola hubungan sosial antar pesan luhur tentang kedamaian.
individu di masyarakat bersifat Namun, solusi dengan pendekatan
toleran dan menerima kenyataan tersebut juga tidak selalu berhasil
untuk hidup berdampingan secara digunakan tanpa dibarengi dengan
damai satu sama lain dengan paham keagamaan yang tepat dan
perbedaan yang ada pada tiap bijak, karena masyarakat Indonesia
entitas budayanya. adalah masyarakat beragama.
Fenomena kehidupan damai Peran-pesan agama menjadi
dan harmonis tersebut ternyata sesuatu yang mendasar menjadi
tidak selalu terjadi di Indonesia, pijakan masyarakat dalam
masyarakat multikultural di bertingkah laku.
Indonesia tidak selamanya dapat Sebagai masyarakat yang
hidup berdampingan sebagaimana fanatik dengan keyakinannya, maka
yang diharpkan. Ketegangan dan pendekatan keagamaan menjadi
konflik sering muncul pada pilihan untuk membangun
masyarakat Indonesia yang keharmonisan umat. Pendekatan
memiliki keragaman kultur, agama, yang dipilih tentunya sikap beragama
bahasa, ras dan tradisi yang yang damai, yang sesuai dengan
berbeda, yang pada saat tertentu kultur masyarakat Indonesia yang
multikultur tersebut menjadi multikultural. Dengan pendekatan ini,
persoalan besar bagi moderasi beragama yang ramah,
keharmonisan bahkan toleran, terbuka, fleksibel dapat
kelangsungan bangsa. Oleh karena menjadi jawaban terhadap
itu, perlu perjuangan terus kekhawatiran konflik yang marak
menerus untuk mewujudkannya. terjadi di tengah masyarakat
Berbagai tragedi mulkultural.
ketidakharmonisan masyarakat Moderasi beragama tidak
multibudaya yang pernah terjadi di berarti bahwa mencampuradukkan

52
3
kebenaran dan menghilangkan jati Demikian juga pada kelompok
diri masing-masing. Sikap moderasi kristen, terdapat juga beberapa
tidak menistakan kebenaran, kita kelompok. Mereka yang menerima
tetap memiliki sikap yang jelas dalam pikiran-pikiran baru dalam berteologi
suatu persoalan, tentang kebenaran, ini disebut kelompok modernist dan
tentang hukum suatu masalah, atau liberal. Tetapi tidak semua
namun dalam moderasi beragama, gereja dan para pemimpin gereja,
kita lebih pada sikap keterbukaan teolog dan umat Kristen menerima
menerima bahwa diluar diri kita ada teori evolusi itu. Mereka menentang
saudara sebangsa yang juga memiliki keras ajaran itu dengan
hak yang sama dengan kita sebagai membentengi dirinya dengan
masyarakat yang berdaulat dalam berbagai argumen Alkitabiah. Mereka
bingkai kebangsaan. Masing-masing yang menentang teori evolusi
orang memiliki keyakinan di luar berargumen bahwa gereja harus
keyakinan atau agama yang mesti loyal kepada ”dasar-dasar iman
kita hormati dan akui keberadaannya, Protestan”, sebagaimana tertulis
untuk itu kita perlu terus menerus dalam Alkitab. Untuk membentengi
bertindak dan beragama dengan diri dari terpaan modernisme dan
cara moderat. teori evolusionisme itu, maka para
Moderasi dalam Islam telah pemimpin gereja dari berbagai
dicontohkan oleh para pendahulu kelompok konservatif dan evangelikal
kita, mulai dari Nabi kita, sahabat, bersatu menerbitkan sebuah buku
para ulama termasuk ulamaulama berjudul The Fundamentals : A
kita adalah berlaku adil atas sesama Testimony to the Truth, yang terbit
tanpa harus melihat latarbelakang tahun 1910.
agama, ras, suku dan bahasa. Masing-masing agama
Dalam lingkup masing-masing memiliki kelompok fundamental yang
agama, juga terdapat keragaman melihat kelompoknya yang paling
faham agama. Schwartz, 2007 benar. Latar belakang kelahiran
menyebutkan adanya dua wajah fundamentalisme sebagaimana
yang merupakan manifestasi dibuat teolog dan ahli sejarah,
sosiokultural ajaran Islam yang tidak George C. Marsden, yang
bisa dilepas dari pola epistemologis mengatakan fundamentalisme adalah
yang dilaluinya yang berbeda secara ”vangry evangelical ” adalah sangat
socio—kultural, pertama, wajah tepat dalam konteks ini.
Islam yang ramah, bersahabat, Disamping sesama agama
toleran, dan inklusif yang siap terdapat sikap fundamentalis,
berdampingan dengan para ternyata harus diakui bahwa dalam
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Pebruari - Maret 2019
penganut keyakinan yang berbeda kehidupan agama-agama yang
dan dengan sendirinya melihat beragam juga terdapat dilema yang
perbedaan sebagai rahmat dan serius yaitu ketika anggota kelompok
kedua, wajah Islam yang garang, agama berhubungan dengan
mudah marah, tidak toleran, dan kalangan di luar komunitasnya.
ekslusif, yang menjadi antagonis bagi Dalam komunitas agama, hampir
wajah Islam yang pertama. semua agama memandang pihak lain
lebih rendah, bahkan cenderung Indonesia baik oleh pemerintah,
mendiskreditkan ketika berbicara para tokoh-tokoh bangsa, dan para
komunitas di luar dirinya. Jika ini penyuluh agama yang memang
terjadi, maka ketegangan akan ditugasi memberikan penyuluhan
tercipta. agama.
Negara Indonesia adalah Bagaimana sikap moderat
negara dengan jumlah penduduk tersebut ditumbuhkembangkan di
muslim terbanyak di dunia, Islam masyarakat kita ? Setidaknya perlu
pembawa kedamaian, nilai-nilai Islam menggunakan pendekatan agama
sangat mendukung terciptanyya dan pendekatan multikultural.
kedamaian, maka selayaknyalah Pendekatan agama didahulukan,
umat Islam yang rohmatan lil alamin karena keyakinan agama sangat
menjadi penggerak kedamaian dan dominan dalam kehidupan
pengayom masyarakat. Disini seseorang.
terdapat kesadaran bahwa dalam Sikap moderat dalam
keberagaman terdapat beragam beragama berasal dari konsep
keragaman seperti perbedaan dan ”tawasuth ”, karena dalam segala
keragaman faham agama. aspek ajarannya Islam itu
Dalam mengejawantahkan berkarakter moderat. Kita
keagamaannya, masing masing dianjurkan untuk tidak berlebih-
memiliki kultur, bahasa, adat, dan lebihan dalam beragama atau
kewajiban yang sama-sama dimiliki bersikap ekstrim (ghuluw). Allah
dan perlu dihormati. Dengan memerintahkan bersikap ”tawazun
keyakinan itulah akan ” (seimbang). Dalam QS Ar-Rahman
mengantarkan kepada sikap : ”Dan langit Allah tinggikan dan
keterbukaan, toleran, dan fleksibel timbangan diletakkan. Agar kamu
dalam bertingkah. jangan melampaui timbangan
Agama Islam yang datang ke (keseimbangan)”. (Darlis, 2017).
Indonesia memang tidak dalam Dalam Risalah Jakarta
ruang yang hampa, datang disepakati bahwa konservatisme
langsung berinteraksi dengan adalah sesuatu yang lumrah dalam
budaya Indonesia, wajah Islam beragama karena pemeluk agama
Indonesia seperti saat ini adalah berkewajiban memelihara
cerminan dari hasil interaksi Islam keyakinan dan praktek
dengan budaya Indonesia yang keagamaannya.
kemudian melahirkan Islam Namun yang perlu untuk
dengan tradisi NU dan dihindarkan oleh setiap pemeluk
Muhammadiyah. agama adalah sikap yang terlalu
Dengan demikian perlu berlebihan dalam beragama (ultra-
diupayakan adanya peningkatan conservatism). Dalam Islam, sikap
kesadaran multikultural pada tidak berlebih-lebihan tersebut
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Pebruari - Maret 2019
bangsa kita, dan seklanjutnya akan berangkat dari konsep al
memupuk sikap moderasi wasathiyah yang ber-
beragama. Hal ini perlu dilakukan makna seimbang.
terhadap seluruh warga bangsa

53
3
Dalam konteks Indonesia, al Pendekatan kultural juga
wasathiyah meniscayakan dapat diterapkan. Kearifan lokal
keseimbangan antara beragama berasal dari dua kata : arif berarti
menurut teks Kitab Suci dengan cerdik, pandai dan bijaksana (Kamus
penerapannya secara kontekstual. Besar Bahasa Indonesia). Dengan
Pertimbangan konteks dalam awalan ”ke” dan akhiran ”an” maka
beragama berangkat dari prinsip berarti kearifan atau kebijaksanaan
maqashid atau tujuan ditetapkannya yang tumbuh yang berbeda antara
hukum Islam (Syari’ah). satu dengan lainnya perlu
Moderasi Islam menjadi diperhatikan.
paham keagamaan keislaman yang Kearifan lokal bermakna
mengejewantahkan ajaran Islam bijaksanaan atau nilai-nilai luhur
yang sangat esensial. Ajaran yang yang terkandung dalam kekayaan-
tidak hanya mementingkan kekayaan budaya lokal seperti
hubungan baik kepada Allah, tapi tradisi, pepatah pepitih dan
juga yang tak kalah penting adalah semboyan hidup’ juga perlu
hubungan baik kepada seluruh diperhatikan, sehingga menjadi
manusia. Bukan hanya pada saudara modal dalam membangun
seiman tapi juga kepada saudara keharmonisan. Dengan
yang beda agama. (Kementrian menggunakan pendekatan kearifan
Agama RI, 2015). lokal atau local wisdom, maka
Moderasi ini mengedepankan beragam bentuk pengetahuan,
sikap keterbukaan terhadap keyakinan, pemahaman dan
perbedaan yang ada yang diyakini wawasan serta adat kebiasaan atau
sebagai sunnatullah dan rahmat etika yang menuntun perilaku
bagi manusia. Selain itu, moderasi manusia dalam kehidupan di dalam
Islam tercerminkan dalam sikap komunitas perlu juga diperhatikan.
yang tidak mudah untuk Namun yang perlu
menyalahkan apalagi sampai pada diperhatikan, bahwa wacana
pengkafiran terhadap orang atau kearifan lokal juga bersandingan
kelompok yang berbeda pandangan. dengan wacana perubahan,
Moderasi Islam lebih modernisasi dan relevansinya. Hal ini
mengedepankan persaudaraan yang karena kearifan lokal terkait dengan
berlandaskan pada asas ekspresi kebudayaan asli dalam
kemanusiaan, bukan hanya pada konteks geografis dan kultural juga
asas keimanan atau kebangsaan. selalu dituntut untuk mampu
Pemahaman seperti itu menemukan merespon perubahan-perubahan
momentumnya dalam dunia Islam masyarakat.
secara umum yang sedang dilanda Untuk itu, upaya yang
krisis kemanusiaan dan Indonesia dilakukan sesuai pendapat Mas’ud,
secara khusus yang juga masih (2018) perlunya mengembangkan
mengisahkan sejumlah persoalan wawasan multikultural bagi segenap
kemanusian akibat dari sikap yang unsur dan lapisan masyarakat,serta
kurang moderat dalam beragama. peningkatan dialog dan kerja sama
Konsekuensinya, perkembangan intern dan antarumat beragama
hukum Islam menjadi dinamis dan dengan pemerintah dalam
sesuai zaman (Fahrudin, 2019).

54
3
pembinaan kerukunan umat satu tempat dengan tempat lainnya.
beragama. Sikap moderasi berupa pengakuan
Berbagai bentuk kearifan lokal atas keberadaan pihak lain,
moderasi beragama dapat menjadi pemilikan sikap toleran,
contoh, sebagaimana pengalaman penghormatan atas perbedaan
lokal Sumatera Barat : Adat pendapat, dan tidak memaksakan
Basandi Syarak (ABS) Syarak Basandi kehendak dengan cara kekerasan.
Kitabullah (SBK), Syarak Mangato Diperlukan peran
Adat Memakai pemerintah, tokoh masyarakat, dan
(Ulama memfatwakan, kaum Adat para penyuluh agama untuk
yang menjalankan), Raso jo Pareso mensosialisasikan,menumbuhkemb
(ulama harus memiliki raso (rasa di angkan wawasan moderasi
hati) dan pareso (teliti di otak) agar beragama terhadap masyarakat
bisa merasakan dan meneliti. Indonesia untuk terwujudnya
Disinilah dipertemukan keharmonisan dan kedamaian.
komponen agama dan budaya dalam Rekomendasi
menyelesaikan masalah. Sehingga Wawasan multibudaya bagi
tanah Minang tidak ada lagi masyarakat Indonesia menjadi
persoalan antara Islam dan adat. kebutuhan penting dalam
Kearifan Lokal inilah yang menangkal membangun keharmonisan bangsa,
ketegangan dalam beragama. sehingga perlu dilakukan pendidikan,
pelatihan dan penyuluhan terhadap
PENUTUP Simpulan
masyarakat.
Dalam kehidupan multikultural
Moderasi beragama perlu
diperlukan pemahaman dan
ditumbuhkan melalui sarasehan,
kesadaran multibudaya yang
pengajian, maupun dialog
menghargai perbedaan,
kebangsaan, sehingga menjadi sikap
kemajemukan dan sekaligus kemauan
bangsa Indonesia. Pemerintah,
berinteraksi dengan siapapun secara
melalui Kementerian
adil.
Agama, Balai Diklat Keagamaan
Menghadapi keragaman, maka
bersama penyuluh agama dapat
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Pebruari - Maret 2019
diperlukan sikap moderasi, bentuk menjadi penggerak gerakan
moderasi ini bisa berbeda antara moderasi beragama ini. []
DAFTAR PUSTAKA
Pengembangan Kompetensi Penyuluh Agama pada Ditjen Bimas Islam
Kementerian Agama RI dalam Memelihara Kerukunan Umat Beragama.
Tangerang: Young Progressive Muslim.
Darlis. (2017). Mengusung Moderasi Islam di Tengah Masyarakat Multikultural.
Rausyan Fikr, Vol.13 No. 2 Desember, 225-255.
Fahrudin. (2019). Pentingnya Moderasi Beragama bagi Penyuluh Agama.
Republika.
Kementrian Agama RI. (2015). Naskah Akademik Bagi Penyuluh Agama
Puslitbang Kehidupan Keagamaan. Jakarta.
Mas’ud, A. (2018). Strategi Moderasi Antarumat Beragama. jakarta: Kompas.

55
3
Nugraha. (2008). Wawasan Multikultural. Bandung: BDK Bandung.
Rakhmat, C. (2008). Paradigma Konseling Berbasis Budaya: Metateori yang
membumikan Konseling dalam konteks Budaya. Pidato pengukuhan Guru
Besar pada FIP UPI. Bandung : UPI.
Schwartz, S. (2007). Dua wajah Islam: moderatisme vs fundamentalisme dalam
wacana globa. Jakarta: Belantika.
Shihab, A. (1999). Islam Inklusif. Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai