Anda di halaman 1dari 26

URGENSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA

Aldira Wibiyanti Putri, Alinda Listiyani, Marwiyatur Rizkiyah, Mutiara Fajri, Selva
Melyandina, Shinta Marda Putri [Fara Diba Catur Putri]
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
aldira.wibiyanti.putri19@mhs.ubharajaya.ac.id
alinda.listiyani19@mhs.ubharajaya.ac.id
marwiyatur.rizkiyah19@mhs.ubharajaya.ac.id
mutiara.fajri19@mhs.ubharajaya.ac.id
selva.melyandina19@mhs.ubharajaya.ac.id
shinta.marda.putri19@mhs.ubharajaya.ac.id
[fara.diba@dsn.ubaharajaya.ac.id]

Abstrak kkk

Negara Indonesia termasuk kedalam negara multikultural dengan sifat masyarakat yang
mmm

membaur menjadi satu kesatuan. Hal ini adalah keuntungan yang besar bagi Indonesia untuk
lll iii hhh nn n ggg rrr iii aaa kk k

dijadikan sebagai potensi bagi kemajuan bangsa sekaligus kemunduran bangsa, tergantung
iii nnn aaa sss

pada kualitas pengelolaan heterogenitas tersebut . Sampai saat ini masih sering sekali terjadi
aaa s ss nnn sss ttt ttt iii

konflik yang di latar belakangi oleh perbedaan suku, ras, agama, dan budaya (SARA). Hal
tersebut menunjukkan bahwa pentingnya mendorong pendidikan multikultural yang dapat
memunculkan Konflik antar suku, ras, agama, dan budaya (SARA) yang masih rentan terjadi di
Indonesia. Pendidikan multikultural sangat beragam jenisnya, tujuan dari adanya pendidikan
multikultural ini adalah untuk meniadakan rasisme yang masih sering terjadi di sekolah serta
untuk menjadikan sekolah menjadi lebih baik. Dengan adanya Pendidikan Multikultural ini
diharapakan dapat memberikan peluang bagi seluruh warga masarakat dalam menghargai
keragaman dalam upaya meningkatkan potensi bangsa.

Kata kunci: Multikultural, Pendidikan, SARA

Abstract ttt

The Indonesian state is a multicultural country with the nature of society blending into one unit.
Hallll, this is a huge advantage for Indonesia, to be used as a potential for the progress of the
nation, as well as the decline of the nation, depending on the quality of the management of the
heterogeneity. Until now, there are still frequent conflicts due to differences in ethnicity, race,
religion, and culture (SARA). This shows that it is important to encourage multicultural
education that can lead to conflicts between tribes, races, religions and cultures (SARA) which
are still vulnerable to occur in Indonesia. Multicultural education is very diverse in type, the
purpose of this multicultural education is to eliminate racism that still often occurs in schools
and to make schools better. With this Multicultural Education, it is hoped that it will provide
opportunities for all citizens to appreciate diversity in an effort to increase the nation's potential.

Keywords : Multicultural, Educational, SARA

1
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan dengan yang lainnya. suatu
suatu kebutuhan manusia tanpa adanya interaksi maka manusia tidak dapat dikatakan sebagai
makhluk sosial, namun karena interaksi dapat menimbulkan suatu permasalahan atau interaksi
konflik. Konflik ini tidak dapat kita hindari lagi karena konflik dapat terjadi dari adanya sebuah
perbedaan. Sementara manusia sangat beragam jenisnya mulai dalam hal suku, ras, golongan,
warna kulit, agama, tradisi, budaya, dan sebagainya. Oleh karena itu, perbedaan juga dapat
terjadi sebagai akibat dari adanya tersebut (Kemenag, 2012: 2).

Masyarakat yang persifat pluralisme menjadi bukti diri rakyat Indonesia dalam
menyatakan kosep pluralitas. Terdapat banyak konsep multikulturalisme yang datang dalam
ppp

keanekaragaman yang bersifat heterogen. Keberagamaan ini mampu dimaknai menjadi suatu
kebudayaan, gaya hidup, kepercayaan, dan bentuk-bentuk yang terkait lainnya. Berkurangnya
keragaman dalam berbagai kesatuan rakyat bisa memancing perseteruan yang sangat merugikan
bagi pihak lain. Masalah ini bisa distimulasi dari isu-isu politik, ekonomi, kepercayaan, dan
sebagainya.

Diantara konflik multikulturalisme yang belum terselesaikan adalah konflik pada


sesame umat beragama. Konflik tersebut terjadi antara pemeluk satu agama dan pemeluk agama
yang berbeda. Misalnya, kebakaran pada tempat beribadah yang dimiliki suatu agama tertentu.
Faktanya, beberapa masalah belum sepenuhnya terselesaikan. Tulisan ini bertujuan untuk
mengingatkan kita untuk mengembangkan pendidikan multikultural di dalam batas umum agar
menyesuaikan dengan kebutuhan universal dalam mengimplementasikan pendidikan
multikultural.

Oleh karena itu pendidikan multikulturalisme yang beragam mempunyai tindakan


yang fundamental untuk mengantisipasi risiko permasalahan sosial yang mungkin terjadi.
Sruktur Sosial dalam masyarakat yang beragam semacam ini perlu dibangun demi mewujudkan
kehidupan yang harmonis. Dalam hal ini peran sekolah dalam mengimplementasikan
pendidikan multikulturalisme ini sangat penting untuk mengakui adanya keberagaman tersebut,
lalu mengabungkan keberagaman tersebut kesemua jenjang yang ada serta dapat menunjukkan
keberagaman dalam pluralitas melalui keyakinan masing- masing tiap individu bahwa
keberagaman itu tidak dapat dihindari lagi.

2
METODE

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif yakni melalui studi kepustakaan
menggunakan teknik pengumpulan dari beberapa jurnal yang bertemakan multikulturalisme
dan nasionalisme. Analisis data digali berdasarkan sumber yang telah ada lalu disusun menjadi
bentuk data naratif berupa istilah-istilah tertulis berdasarkan analisis data lalu ditarik sebuah
kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Multikulturalisme eee

Multikulturalisme merupakan sebuah pemikiran yang mengakui adanya perbedaan


eee n nn hhh nn n ggg iii nn n

baik secara pribadi maupun budaya (Suparlan, 2002). Multikulturalisme juga mencakup
kkk aaa iii nnn

pemahaman, penghargaan, dan penghargaan terhadap budaya sendiri, serta rasa hormat dan rasa
ingin tahu terhadap budaya nasional (Lawrence Blum, 2006: 174). Taylor dari Wattimena,
R.A.A. (2011) mengungkapkan, bahwa gagasan keragaman adalah konsep manajemen
perbedaan dengan prinsip diri dari perbedaan. Makna ini menyangkut penataan hubungan antar
golongan, keberadaan golongan pendatang, seperti masyarakat adat dan lain-lain. Keberragaman
pada hakikatnya merupakan ruang untuk menerima kelompok lain sebagai satu kesatuan yang
setara dalam keragaman, serta tidak memandang perbedaan budaya, gender, agama atau bahasa.
Tujuan multikulturalisme adalah untuk memahami tentang bagaimana kehidupan penuh dengan
perbedaan budaya dan hukum individu.
Dapat dikatakan bahwa multikulturalisme lahir dari keberadaan masyarakat yang
pluralistik. Keberagamaan masyarakat telah melahirkan berbagai bentuk multikulturalisme,
antara lain :

1. Terisolasinya multikulturalisme . Komunitas budaya yang berbeda hidup dengan mandiri


eee

terlibat dalam sebuah hubungan yang dapat dibilang normal. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa mereka saling menerima segala perbedaan, namun mereka juga berusaha saling
melakukan berbagai cara untuk mempertahankan budayanya.

2. Sejalan dengan multikulturalisme. Masyarakat dengan budaya dominan membuat


akomodasi yang sesuai untuk kaum yang tidak dominan. Kelompok yang tidak dominan ini
tidak budaya dominan.

3. Multikulturalisme yang memiliki multi-budaya yang memiliki sekelompok budaya yang

3
berusaha untuk menghadirkan dan memiliki kehidupan mandiri yang dapat diterima oleh ggg ttt aaa

semua orang. aaa

4. Kritikal multikulturalisme dapat terjadi dalam masyarakat di mana kelompok -kelompok


lll eee iii mmm ttt kkk kkk

yang beragam tidak ingin hidup mandiri, tetapi mengharapkan terbentuknya budaya
kolektivis yang berbeda dan beragam. Kelompok budaya yang memiliki sifat dominan
biasanya menolak dan mencoba mengadopsi budaya mereka.

5. Kosmopolitan Multikultural . Multikulturalisme berusaha menghilangkan batasan budaya


n nn lll eee

untuk menciptakan masyarakat yang terikat melalui beberapa macam budaya. Mereka
kkk ttt ttt aaa

menikmati kebebasan antar budaya dan menghargai budaya kelompok lain. nnn

Demi menjaga keutuhan warga negara multikultural, ada berbagai macam hal yang
harus kita hindari: (1) Primitifisme, sentimen suku yang melebihkan tentang kelompok etnis
yang lebih unggul. (2) Nasionalisme, pandangan yang bersumber dari budaya sendiri dan
meremehkan budaya lain. (3) Sikap diskriminatif, mendiskriminasi sesama warga negara
menurut golongan, jenis warna, ekonomi, suku dan budaya, agama dan faktor lainnhya. (4)
Prasangka, prinsip kesamaan sifat suatu kelompok berdasarkan temuan. Masalah bisa
didefinisikan dengan ketidaksepakatan, tidak mengatur antara masing-masing kelompok atau kkk uuu

gagasan yang saling berlawanan , Ini juga bisa berarti upaya untuk berada di pihak lain
nn n gg g nnn aaa aaa iii aaa aaa kkk

(Aisyah, 2014).

Tentang masalah antar pemeluk agama Yunus (2014) memberikan dua alasan utama, rrr kkk aaa sss

yaitu pernyataan kebenaran dan doktrin jihad. Kedua hal ini memicu tantangan dan konflik
antarumat beragama. Pada kenyataannya fakta bahwa lebih mencolok bahwa arogansi iii

intelektual , serta doktrin jihad , tidak perlu diperhatikan dengan konteks.


lll aaa n nn d dd kkk

Untuk mengatasi dua unsur masalah antar pemeluk agama tersebut adalah dengan rrr kkk aaa ttt hh h nnn

menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama (Yunus , 2014) . Hilangkan semua
nn n ppp iii rrr ttt aaa ss s ))) aaa

sumber intoleransi yang dapat menimbulkan konflik agama dan lainnya . Mashudi (2016)
rrr iii g gg ttt kkk aaa n nn aaa iii )))

memaparkan hasil penelitiannya tentang resolusi konflik antar umat beragama di Jepara .
lll aaa ggg kkk rrr ttt aaa iii aaa

Optimalisasi pendekatan dari hati , yang berarti komunikasi intensif dan dialog rutin antar n nn iii iii fff nnn ggg rrr

umat beragama hingga dinyatakan tuntas .


ttt aaa aaa nnn sss

PendidikaniiMultikultural
Hingga detik ini pendidikan multikultural belumiidapatiididefinisikan secaraiiutuh.
Namun, adaiibeberapa pendapatiiahli mengenaiiipendidikan lintas budaya. Diantaranya,
4
Andersen dan Cusher (1994: 320) mengartikaniimultikulturaliisebagai pendidikaniiuntuk
keragaman pendidikan. Selanjutnya James Banks (1993: 3) mendefinisikan pendidikan lintas
budaya sebagai pendidikan untuk orang kulit berwarna. Dengan kata lain, pendidikan
multikulturaliiingin menemukan perbedaaniisebagai kebutuhan (anugerah dariiiTuhan). iiDimana
dalam kondisiiitersebut kita dapat menerimaiiperbedaan denganiipenuhiitoleransi. Maka dapat
dikatakan bahwaiiPendidikaniimultikulturaliidapatiididefinisikaniisebagai pengajaraniikeragaman
budaya dalam menanggapi perubahan budaya dan komunitas tertentu atau bahkan dunia nyata.

Sementara itu Paulo Freire seni liberal, mendefinisikan pendidikan sebagai usaha yang
berasal dari realitasiisosial dan budaya. Sebaliknya, pendidikaniiharus mampuiimenciptakan
masyarakatiiyangiiberakhlak mulia dan terdidik, bukaniimasyarakat yangiihanya kelas sosial atas
kekayaan daniikemakmuran yang dinikmatinya. Pendidikaniimultikultural merupakan jawaban
atas Keragamaniipenduduk sekolahiiyang semakin meningkat, serta persamaan hak bagi setiap
kelompok. Pendidikan multikultural dapat dijangkau sebagai pendidikan yang mencakup semua
peserta didik, tanpa memandang kelompok sasaran seperti jenis kelamin, suku, ras, budaya, kelas
sosial dan agama (SARA).

Dari definisi diatas maka dapat Dari sini dapat dikatakan bahwa kepribadian aaa nnn

pengendalian diri , akhlak mulia dan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik sebagai
nnn iii kkk aaa ggg nnn aaa kkk iii

individu dan anggota masyarakat , bangsa dan negara tidak dapat dipisahkan dari pemahaman
uuu nnn aaa ttt aaa nnn aaa kkk

dan sikap yang multikultural. Pendidikan multikultural penting bagi siswa karena mereka nnn lll ggg

dapat, misalnya, memahami dan menerima perbedaan budaya sebagai perbedaan, seperti
keragaman budaya yang memengaruhi perilaku, pola pikir, dan sikap manusia yang berbeda.
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang merupakan mata pelajaran wajib pada
iii n nn n nn ggg aaa nnn bbb aaa

pendidikan formal Indonesia memiliki harapan besar untuk menyebarkan nilai-nilai


nn n lll aaa n nn rrr kkk iii

multikulturalisme di semua tingkatan. Nilai multikulturalisme diwujudkan dalam ideologi


eee iii eee mmm iii

Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika .


aaa nnn aaa lll a aa

Masih adanya konflik lintas budaya yang dipicu oleh perbedaan suku, agama dan
hhh kkk ggg n nn aaa nnn

aspek budaya lainnya, menunjukkan bahwa pendidikan multikultural di Indonesia belum


kkk aaa nnn lll iii aaa mmm

mencapai hasil yang optimal dan


iii lll nnn stabil. Penyebab belum bbb mmmnnn meratanya pendidikan aaaaaa nnnnn n

multikultural di Indonesia lll iiiiii aaaaaaa terletak pada belum meratanya pemerataan prestasi pendidikan nn n

siswa. Anak-anak dari keluarga kelas menengah ke atas dapat memperoleh manfaat dari
kkk iii aaa sss hhh eee sss

kesempatan pendidikan yang sangat berkualitas. Di sisi lain, masyarakat dari golongan rendah
hanya dapat menyekolahkan anaknya di sekolah dengan fasilitas terbatas yang tidak memerlukan

5
biaya pendidikan yang tinggi.

Selanjutnya timbul permasalahan bahwa hasil pendidikan multikultural yang maksimal


lll nnn lll ggg lll

dan adil tidak tercapai, karena pendidikan multikultural tidak tercapai, bahkan di atas dasar
n nn aaa n nn lll

kewarganegaraan. Padahal, pendidikan multikultural harus tercapai sepenuhnya. Semua mata


pelajaran merupakan dasar pembentukan nilai-nilai multikulturalisme. Selain itu, pusat generasi
pengetahuan harus berpartisipasi dalam pendidikan multikultural . Karena hakikat pendidikan
nnn lll aaa n nn

multikultural tidak dapat dipisahkan dari pendidikan karakter , dimana semua aspek
lll kkk nn n iii nnn rrr aaa aaa

pendidikan menjadi tanggung jawab semua. Namun, pendidikan multikultural lebih sesuai
nn n

dengan kebutuhan bangsa dan negara Indonesia, memperkuat persatuan daripada keragaman
masyarakat di Indonesia.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pendidikan multikultural adalah metode belajar
mengajar nilai-nilai demokrasi yang mendorong berkembangnya pluralisme budaya. Pendidikan
lintas budaya berkomitmen untuk mencapai pendidikan praktik, mengembangkan kurikulum
yang meningkatkan pemahaman kelompok etnis, dan praktik-praktik yang menindas. Ada tiga
kunci penting dalam pendidikan multikultural, yaitu; pertama, proses pengembangan sikap dan
perilaku, dan kedua, menghargai perbedaan dan Keragaman budaya. Dan terahir, menghormati
budaya lain.

Pendekatan-pendekataniidalamiiprosesiipendidikaniiMultikultural
Terdapat banyak macam proses pendekatan dalam pendidikan multikulturalisme
termasuk diantaranya, Pertama adalah perubahan pemikiran tentang pandangan terhadap
pendidikan multikulturalisme serta program-program sekolah formal. Pandangan luas terkait
pendidikan sebagai penyebaran budaya, tentunya, tenaga pendidik dari pikiran bahwa
kewajiban utama pada pengembangan kemampuan berbudaya peserta didik. Hal ini hanya ada
pada mereka, dan sepatutnya pun semakin banyak pihak yang berkewajiban karena program-
program di sekolah yang berkaitan dengan pendidikan tidak formal di luar lingkungan sekolah.

Kedua, menghindari pendapat yang menganggap bahwa kebudayaan dan kelompok


etnis adalah sama. Makna dari kata itu adalah bahwa tidak perlu ada lagi hubungan budaya
hanya dengan kelompok-kelompok tertentu seperti yang sudah banyak kejadiannya selama ini.
Berdasarkan tradisi, para tenaga pendidik menghubungkan budaya-budaya hanya dengan
kelompok yang mandiri jika dibandingkan dengan kelompok lainnya yang terus terlibat
bersama dalam satu atau lebih kegiatan. Pada situasi pembelajaran multikulturalisme,
pendekatan tersebut dapat memberikan semua pihak yang ikut serta dalam menyusun program

6
kurikulum multikulturalisme agar dapat melihat pandangan terhadap peserta didik dengan
stereotipe identitas etnis mereka, dan berusaha untuk membantu meningkatkan pemahaman
yang lebih tentang kelompok etnik dan perbedaannya.

Ketiga, karena memajukan kemampuan budaya yang baru lazimnya memerlukan


hubungan dengan pihak-pihak yang sudah memiliki kemampuan, bahkan bisa dilihat lebih
nyata bahwa segala upaya untuk membantu sekolah-sekolah yang masih terbagi secara etnik
merupakan lawan yang ingin pendidikan multikulturalisme. Upaya mendorong dan meluaskan
kesatuan kelompok merupakan kekuatan pendorong bagi budaya baru. Pendidikan pluralisme
dan multikulturalisme tidak bisa dipandang sebelah mata.

Keempat, pendidikan multikulturalisme membantu meningkatkan kemampuan dan


pengetahuan tentang kebudayaan. Mengenai budaya yang diadopsi tersebut ditentukan oleh
situasi lingkungan.

Kelima, kurikulum pembelajaran multikulturalisme, baik di lingkungan sekolah


maupun di luar lingkungan sekolah peningkatan kesadaran mengenai kemampuan dalam
kebudayaan. seperti Kesadaran ini dapat menghasilkan orang-orang dari konsep dwi budaya
atau pembagian budaya. pembagian tersebut membatasi sepenuhnya dalam mengungkapkan
keragaman budaya. Pendekatan tersebut memajukan kesadaran terhadap pluralisme sebagai
pengalaman moral. Kesadaran terhadap hal ini mengandung arti bahwa pendidikan
multikulturalisme memiliki potensi untuk menghindari pembagian dan pengembangan
penghargaan yang lebih baik melalui kompetensi kebudayaan yang terdapat dalam diri siswa-
siswi.

Dalam kajian khusus dan juga bertuju pada proses pendidikan, pendidikan
multikulturalisme diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada konsep yang bermakna
perbedaan yang unik dalam masyarakat. Kelas-kelas terdiri dari anggota yang sedikit sehingga
setiap siswa-siswi mendapatkan peluang untuk belajar yang lebih besar dan menumbuhkan
kesadaran bersama di antara para siswa-siswi. Pada tingkat selanjutnya mengembangkan
kesadaran bersama yang melampaui garis wilayah kelas dan kebangsaan, juga melampaui
wilayah keagamaan dari setiap agama.

Hal tersebut didasari oleh pemikiran bahwa setiap orang memiliki jati diri dan
pengalaman yang berbeda. Kesamaan merupakan jati diri paling penting setiap orang. Aktivitas
pembelajaran tidak ditujukan agar para siswa-siswi dapat menguasai materiiiilmu atau nilai
sebanyak-banyaknya, tetapi cara setiap siswa-siswi menerapkan ilmu tersebut daniihidup di
7
dalam ruang kelasiidan lingkunganiisekolah denganiiperbedaan di dalamnya.

Oleh karena itu, guru diciptakan tunggal dan paling penting dalam proses pembelajaran
atau pihak yang serba tahu dan bisa. Guru yang tepat dan kompeten adalah guru yang dapat
menciptakaniisituasiiisehingga setiap pesertaiididik mampu belajariidengan caraiisendiri yang
unik. Kelas disusuniibukan untukiimenutup identitas pribadi, tetapiiimemperbesariipeluang
setiapiipeserta didikiimengaplikasikan kedirinyaiimasing-masing. Pendidikaniisebagaiiitransfer
ilmuiidaniinilai tidakiimencukupi, tetapi bagaimana iisetiap peserta didikiimenemukaniidan
mengalamiiisituasi ber-iptekiidan berkehidupaniiautentik.

Masalahiiyang selalu terjadi dalamiimengimplementasikan konsep tersebut adalah


bagaimana cara menjalankan kelasiisebagai wahana kehidupan yang nyata dan mampu
membuat simulasi sehinggaiisetiap peserta didik mendapat. Guru bukan lagi sebagai gudang
(banker) ilmu dan nilai yang setiap saat siap diberikan kepada para peserta didik, tetapi sebagai
teman berdialog dan rekan yang menciptakan situasi beriptek dan bersosial. Pembelajaran di
dalam kelas disusun sebagai simulasi kehidupan yang nyata sehingga para peserta didik yang
berpengalaman sebagai warga masyarakat pada umumnya.

Dalamiiiiipendidikaniiiiimultikultural, adaiiiiidimensi-dimensiiiiiiyangiiiiiwajibiiiiidiperhatikan.
Berdasarkan James Blank, ada limaiidimensi pendidikaniimultikultural yang salingiiberkaitan,
diantaranya adalah :

1. Menyatukan berbagaiiibudaya daniikelompok agar mengilustrasikaniikonsep


yangiimendasar, generalisasi, daniiteori dalamiimata pelajaran;

2. Membawa pesertaiididik untuk memahamiiiakibat budaya keiidalam sebuahiimata pelajaran.

3. Menyesuaikaniimetodeiipengajaraniidenganiicaraiibelajariipesertaiididikiidalamiirangkaiime
mfasilitasiiiprestasiiiakademikiipeserta didik;

4. Karakteristik ras peserta didik dan metode pengajarannya;

5. Melatih kelompok agar dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, berinteraksi dengan
seluruh peserta didik dan staf yang berbeda ras dan etnisnya agar menciptakan budaya
akademik.

8
UrgensiiiPendidikaniiMultikultural di Indonesia
Pendidikaniiimultikultural sangat perlu segera dalam dunia pendidikan. iiKarena dengan
adanyaiipendidikan multikultural makaiiakan menjaga integritas itu yang berkaitan dengan
kekuatan, kekompakan dan kemajuan bangsa maupun dunia. Pendidikan multikultural juga
menjamin hak setiap individu untuk menghargai setiap keunikan yang dimiliki oleh diri sendiri
maupun orang lain. Selain itu, pendidikan yang tidak menerapkan tentang perspektif
multikultural dapat menghasilkan manusia yang tidak mudah bahkan tidak dapat berdamai
dengan orang lain, Dan akhirnya mengarah padaiiperselisihaniiyang dapatiimengganggu dan
menghancurkaniiperdamaian sertaiipersatuan negaraiidan dunia.

Multikulturalisme adalah salah satu isu penting yang terdapat di dunia iitermasuk
Indonesia dalam menghadapi perubahan global di masa depan. Multikultural itu sendiri termasuk
ke dalam proses pembudayaan. Oleh karena itu, masyarakat yang dapat menciptakan proses
multikultural hanya dapat diciptakan melalui pendidikan yang berpresfektif multikultural.
Pendidikan yang berpresfektif multikultural merupakan salah satu gerakan reformasi. Gerakan
reformasi yang dilakukan adalah berusaha menciptakan sekolah dan institusi pendidikan lainnya
menjadi sekolah yang tidak rasis, sehingga semua siswa dengan kelas sosial, jenis kelamin, ras,
maupun bahasa yang berbeda dapat memiliki kesempataniiyangiisamaiiuntuk belajar.

Kesimpulan
Pendidikaniimultikultural suatu konsep, ide, atau filosofiiiserangkaianiikeyakinan
deklarasiiiuntukiimengakui daniimengevaluasiiipentingnyaiikeragaman budayaiidan etnisiidalam
membentukiigaya hidupiipengalaman sosial, iiidentitas ptibadi, iiserta kesempatan-kesempatan
pendidikaniidiri individu, iikelompok, maupuniinegara. Pendidikaniimultikulturaliisebagaimana
tersebutiiadalahiisangat urgeniiuntuk diimplementasikaniidalam praksisiipendidikan. Haliiini
karena pendidikaniiberperspektif multikulturaliidiyakini hanyaiimampu menumbuh-kembangkan
pesertaiididikiimenjadiiipribadiiiyangiibukaniibanggaiiatasiidirinyaii (budaya, ibahasa, iidan

kekhususaniiilain yang dimilikinya), namuniiiaiijuga mampuiimengakui, iimenerima, menghormati


kekhususaniiyangiiberbeda yang dimilikiiiorang lain daniimereka siapiihidup dalamiikesajajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

10
11
URGENSI PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL DI
INDONESIA-2
by Turnitin Check

Submission date: 03-Jul-2022 12:40AM (UTC-0400)


Submission ID: 1847862920
File name: URGENSI_PENDIDIKAN_MULTIKULTURAL_DI_INDONESIA-2_1.pdf (290.49K)
Word count: 2545
Character count: 19675
5

14

13
11
3

15

8
7
6
1

1
9

2
2

10

4
1

2
12
URGENSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA-2
ORIGINALITY REPORT

12 %
SIMILARITY INDEX
11%
INTERNET SOURCES
8%
PUBLICATIONS
3%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
teoribagus.com
Internet Source 3%
2
variyaka.wordpress.com
Internet Source 2%
3
www.researchgate.net
Internet Source 2%
4
adoc.pub
Internet Source 1%
5
Al Aziz, Meyke Erlianda, Putri Ayuni Agustina,
Irfan Mubarok, Sani Aryanto. "Pemanfaatan
1%
Ecobrick Menjadi Pojok Ekoliterasi Sebagai
Upaya Menanggulangi Darurat Sampah
Selama Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar",
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UBJ,
2022
Publication

6
lib.unnes.ac.id
Internet Source 1%
7
journal.iainlangsa.ac.id
Internet Source <1 %
8
media.neliti.com
Internet Source <1 %
9
123dok.com
Internet Source <1 %
10
www.slideshare.net
Internet Source <1 %
11
docplayer.dk
Internet Source <1 %
12
docplayer.info
Internet Source <1 %
13
Bevir. Encyclopedia of Governance
Publication <1 %
14
Kurniasari Kurniasari, Abrar Hiswara, Rafika
Sari. "Sistem Informasi Reservasi Lapangan
<1 %
Futsal Berbasis Web dan Whatsapp Gateway
Pada Bee Futsal", Journal of Students‘
Research in Computer Science, 2021
Publication

15
Salkind. Encyclopedia of Educational
Psychology
<1 %
Publication

Exclude quotes Off Exclude matches Off


Exclude bibliography Off
URGENSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA-2
PAGE 1

PAGE 2

PAGE 3

PAGE 4

PAGE 5

PAGE 6

PAGE 7

PAGE 8

PAGE 9

PAGE 10

PAGE 11

Anda mungkin juga menyukai