Anda di halaman 1dari 33

MEMPERTAHANKAN INTEGRASI NASIONAL DENGAN

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Jackson William Harefa


Universitas Esa Unggul Tangerang
Jackson.harefa213@student.esaunggul.ac.id

Abstract
Intercultural communication has a role in solving conflicts in Indonesia which has various cultures.
Intercultural communication can enhance national integration through mutual understanding and
tolerance among each culture and cultural diversity in society. Indonesian society where national identity
as part of nation of Indonesia in the intercultural communication together can create the fabric of
brotherhood in order to realize the diversity within the unity of Indonesia's National Integration.

Keywords: Intercultural Communication, Integration, national identity

Pendahuluan bola; konflik sosial isu agama atau aliran

Saat ini bangsa Indonesia banyak kepercayaan: isu berkaitan dengan aliran

menghadapi konflik yang intensitasnya Achmadiyah, isu aliran sesat; konflik isu

cenderung meningkat. Konflik tersebut kebijakan pemerintah: bahan bakar

misalnya konflik sosial yang bernuansa Minyak (BBM), Bantuan Operasional

separatis: konflik sosial di Nanggroe Sekolah (BOS) dan Gas LPG. Belum lagi

Aceh Darusalam, Maluku dan Papua; permasalahan korupsi yang sudah

konflik sosial yang bernuansa etnis: sedemikian parah dengan berbagai

konflik di Sambas, Sampit, Sanggauledo, penyimpangan yang tidak saja dilakukan

Poso dan Maluku; konflik sosial oleh aparat birokrasi tetapi juga oleh

bernuansa ideologis: isu paham komunis, wakil rakyat. Pelaksanaan penegakan

faham radikalisme; konflik sosial hukum

bernuansa politis: konflik akibat isu


kecurangan pilkada, isu pemekaran
wilayah di beberapa wilayah yang
berakibat penyerangan dan perusakan;
konflik sosial bernuansa ekonomi: konflik
antar kelompok nelayan di selat Madura,
antar kelompok preman, antar kelompok
pengemudi, antar kelompok pedagang;
konflik sosial lainnya: konflik antar anak
sekolah, mahasiswa; konflik bernuansa
solidaritas liar: tawuran antar wilayah,
antar gang motor, antar supporter sepak
permasalahan pluralitas dan kondisi
masih jauh dari harapan, kualitas masyarakat Indonesia yang rawan
pelayanan kesehatan dan pendidikan disintegrasi nasional, ternyata ada
masyarakat yang semakin persoalan lain yang bisa menjadi
memprihatinkan akhirnya menyebabkan hambatan dalam penyelesaian disintegrasi
kemiskinan dimana-mana. Seperti inilah nasional, seperti: (1) Masih banyak
gambaran Negara Indonesia. masyarakat Indonesia yang tingkat
Setiap warga Negara tentunya pendidikannya rendah, akses terhadap
tidak menghendaki berbagai konflik dan fasilitas komunikasi masih kurang
persoalan sosial kemasyarakatan yang terjangkau sehingga penyerapan dan
berdimensi kekerasan akan menjadi pengembangan nilai-nilai baru yang
pemicu timbulnya kerusakan sosial, positif terbatas dan mudah terprovokasi
perpecahan bangsa dan terjadi isu- isu negatif. (2) Peran media
disintegrasi bangsa ini terus berlangsung. komunikasi kurang maksimal. (3)
meningkatnya gejala “social crisis on
Masyarakat Indonesia secara
caring” (krisis pengasuhan dan
demografis maupun sosiologis
kepedulian di dalam masyarakat)
merupakan perwujudan masyarakat yang
sehingga masyarakat menjadi tidak peduli
pluralis. Indonesia memiliki semboyan
terhadap lingkungan sekitarnya.
Bhineka Tunggal Ika yang mengharuskan
kita untuk mengakui dan menghormati Perbedaan atau pluralitas budaya
keberagaman sebagai sebuah kekayaan ini justru seringkali menjadi pemicu
bangsa dan memahami perbedaan munculnya konflik suku bangsa, agama,
budaya, agama, politik, ideologi dan ras dan antar golongan (SARA),
lain-lain sehingga muncul sifat toleransi, walaupun sebenarnya faktor-faktor
tolong menolong dan gotong royong antar penyebab dari konflik tersebut adalah
umat beragama. persoalan-persoalan politik, kemiskinan,
ketidakadilan sosial dan kesenjangan
Namun kondisi masyarakat
ekonomi. Komunikasi dalam konteks
Indonesia yang plural/berbeda-beda
keragaman budaya seringkali mengalami
cenderung mempermudah munculnya
hambatan dan kendala. Misalnya:
disintegrasi nasional. Sehingga
penggunaan bahasa, lambang-lambang,
masyarakat Indonesia harus benar- benar
nilai atau norma-norma masyarakat dan
siap menghadapi situasi atau peristiwa
lain sebagainya. Padahal syarat untuk
baru dalam keragaman kebudayaan yang
terjalinnya hubungan itu tentu saja harus
bisa memicu pergesekan diantara anggota
ada saling pengertian dan pertukaran
masyarakat Indonesia.
informasi atau makna antara satu dengan
Apabila kita mencermati lainnya. Komunikasi dan budaya
mempunyai hubungan timbal balik,
seperti dua sisi mata uang. Budaya
menjadi bagian dari perilaku komunikasi
dan pada gilirannya komunikasi pun turut
menentukan memelihara,
mengembangkan atau mewariskan
budaya seperti yang dikatakan
Teori Negosiasi Prinsip menganggap
Edward T. Hall bahwa komunikasi adalah bahwa konflik disebabkan oleh posisi-
budaya dan budaya adalah komunikasi, posisi yang tidak selaras dan perbedaan
yang kesemuanya dapat diarahkan untuk pandangan tentang konflik oleh pihak-
mewujudkan terciptanya integrasi pihak yang mengalami konflik. Sasaran
nasional. Tulisan ini akan membahasnya yang ingin dicapai teori ini adalah: a)
dari sisi komunikasi antar budaya maka Membantu pihak-pihak yang mengalami
kita bisa melihatnya dari sisi konflik konflik untuk memisahkan perasaan
sosial yang bernuansa etnis: konflik di pribadi dengan berbagai masalah dan isu,
Sambas, Sampit, Sanggauledo, Poso dan dan memampukan mereka untuk
Maluku. Konflik etnis yang terjadi di melakukan kepentingan-kepentingan
beberapa daerah ini dapat mengakibatkan mereka daripada posisi tertentu yang
disintegrasi bangsa atau perpecahan di sudah tetap. b) Melancarkan proses
Negara kita. Lalu yang jadi pertanyaan pencapaian kesepakatan yang
adalah: Apakah pendekatan komunikasi menguntungkan kedua belah pihak atau
antar budaya dapat menyelesaikan konflik semua pihak. (3) Teori Kebutuhan
antar etnis? Apakah pendekatan Manusia berasumsi bahwa konflik yang
komunikasi antar budaya dapat mencegah berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan
terjadinya dis-integrasi nasional? dasar manusia – fisik, mental, dan sosial –
yang tidak terpenuhi atau dihalangi.
Keamanan, identitas, pengakuan,
Pembahasan
partisipasi, dan otonomi sering
Sebelumnya penulis menguraikan merupakan inti pembicaraan. Sasaran
mengenai konflik. Menurut Fisher (2000) yang ingin dicapai teori ini adalah: a)
konflik dapat dijelaskan dari beberapa Membantu pihak-pihak yang mengalami
teori, yaitu: (1) Teori Hubungan konflik untuk mengidentifikasi dan
Masyarakat yang menganggap bahwa mengupayakan bersama keutuhan mereka
konflik disebabkan oleh polarisasi yang yang tidak terpenuhi, dan menghasilkan
terus terjadi, ketidakpercayaan dan pilihan-pilihan untuk memenuhi
permusuhan diantara kelompok yang kebutuhan-kebutuhan itu. b) Agar pihak-
berbeda dalam suatu masyarakat. Sasaran pihak yang mengalami konflik mencapai
yang ingin dicapai teori ini adalah: a) kesepakatan untuk memenuhi kebutuhan
Meningkatkan komunikasi dan saling dasar semua pihak. (3) Teori Identitas
pengertian antara kelompok-kelompok berasumsi bahwa konflik disebabkan
yang mengalami konflik, b) karena identitas yang terancam, yang
Mengusahakan toleransi dan agar sering berakar pada hilangnya sesuatu
masyarakat lebih bisa saling menerima atau penderitaan di masa lalu yang tidak
keragaman yang ada di dalamnya. (2)
diselesaikan. Sasaran yang ingin dicapai
teori ini adalah: a) Melalui fasilitasi
lokakarya dan dialog antara pihak-pihak
yang mengalami konfli
mereka diharapkan dapat mengidentifikasi komunikasi antar budaya, oleh karena itu,
ancaman-ancaman dan ketakutan yang melalui pengaruh budayalah orang-orang
mereka rasakan masing-masing dan untuk belajar berkomunikasi. Perilaku mereka
membangun empati dan rekonsiliasi antara dapat mengandung makna, sebab perilaku
mereka. b) Meraih kesempatan bersama tersebut dipelajari dan diketahui; dan
yang mengakui kebutuhan identitas pokok perilaku itu terikat oleh budaya. Orang-
semua pihak. (4) Teori Kesalahpahaman orang memandang dunia mereka melalui
Budaya berasumsi bahwa konflik yang kategori- kategori, konsep-konsep dan
disebabkan oleh ketidakcocokan dalam label-label yang dihasilkan budaya
cara-cara komunikasi diantara berbagai mereka.
budaya yang berbeda. Sasaran yang ingin Kemiripan budaya dalam persepsi
dicapai teori ini adalah: a) Menambah memungkinkan pemberian makna yang
pengetahuan pihak-pihak yang mengalami mirip pula terhadap suatu objek sosial
konflik mengenai budaya pihak lain, b) atau suatu peristiwa. Cara-cara kita
Mengurangi stereotip negatif yang mereka berkomunikasi, keadaan-keadaan
miliki tentang pihak lain, c) Meningkatkan komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa
keefektifan komunikasi antar budaya. (5) yang kita gunakan, dan perilaku-perilaku
Teori Transformasi Konflik berasumsi nonverbal kita, semua itu merupakan
bahwa konflik disebabkan oleh masalah- respon terhadap dan fungsi budaya kita.
masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan Komunikasi itu terikat budaya.
yang muncul sebagai masalah-masalah Sebagaimana budaya berbeda antara satu
sosial, budaya dan ekonomi. Sasaran yang dengan yang lainnya, maka praktek dan
ingin dicapai teori ini adalah: a) Mengubah perilaku komunikasi individu-individu
berbagai struktur dan kerangka kerja yang yang diasuh dalam budaya-budaya
menyebabkan ketidaksetaraan dan tersebut pun akan berbeda pula.
ketidakadilan, termasuk kesenjangan
Budaya adalah suatu pola hidup
ekonomi, b) Meningkatkan jalinan
menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
hubungan dan sikap jangka panjang
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
diantara pihak-pihak yang mengalami
turut menentukan perilaku komunikatif.
konflik, c) Mengembangkan berbagai
Unsur-unsur sosio budaya ini tersebar dan
proses dan sistem untuk mempromosikan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
pemberdayaan, keadilan, perdamaian,
Unsur-unsur sosio budaya ini merupakan
pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan.
bagian dari komunikasi antar budaya.
Tulisan ini akan membahas konflik dengan
Bila kita memadukan unsur-unsur
pendekatan komunikasi antar budaya.
tersebut sebagaimana yang kita lakukan
Hubungan antara budaya dan ketika kita berkomunikasi, unsur-unsur
komunikasi penting untuk memahami tersebut bagaikan
komponen-komponen suatu sistem stereo orang lain, kita harus memahami
setiap komponen berhubungan dengan dan kerangka persepsinya. Kita harus belajar
membutuhkan komponen lainnya. Unsur- memahami bagaiman mempersepsi dunia.
unsur tersebut tidak terisolasi dan tidak Dalam komunikasi antar budaya yang
berfungsi sendiri-sendiri, mereka membentuk ideal kita akan mengharapkan banyak
suatu matriks yang kompleks mengenai persamaan dalam pengalaman dan
unsur-unsur yang sedang berinteraksi yang persepsi. Tetapi karakter budaya
beroperasi bersama-sama, yang merupakan cenderung memperkenalkan kita kepada
fenomena kompleks yang disebut komunikasi pengalaman-pengalaman yang tidak
antar budaya (Mulyana, 1996). sama, dan oleh karenanya, membawa kita
kepada persepsi yang berbeda-beda atas
Perilaku-perilaku ini dipelajari
dunia eksternal.
sebagai bagian dari pengalaman budaya
mereka. Baik dalam menilai kecantikan Tiga unsur sosio-budaya
atau melukiskan salju, kita memberikan mempunyai pengaruh yang besar dan
respons kepada stimuli tersebut langsung atas makna- makna yang kita
sedemikian rupa sebagaimana yang bangun dalam persepsi kita. Unsur-unsur
budaya kita telah ajarkan kepada kita. tersebut adalah sistem-sistem
Kita cenderung memperhatikan, kepercayaan(belief), nilai (value), sikap
memikirkan dan memberikan respons (attitude); pandangan dunia (worlds view)
kepada unsur-unsur dalam lingkungan dan organisasi sosial (social
kita yang penting bagi kita. Di Amerika organization). Ketika ketiga unsur utama
Serikat, orang mungkin merespons ini mempengaruhi persepsi kita dan
terutama ukuran dan harga sesuatu, makna yang kita bangun dalam persepsi,
sedangkan bagi orang Jepang, warna unsur-unsur tersebut mempengaruhi
mungkin merupakan kriteria lain yang aspek-aspek makna yang bersifat pribadi
penting. Budaya cenderung menentukan dan subjektif. Kita semua mungkin
kriteria mana yang penting ketika kita melihat entitas sosial yang sama dan
mempersepsi sesuatu. menyetujui entitas sosial tersebut dengan

Komunikasi antar budaya akan menggunakan istlah-istilah yang objektif,

lebih dapat dipahami sebagai perbedaan tetapi makna objek atau peristiwa tersebut

budaya dalam mempersepsi objek-objek bagi kita sebagai individu mungkin

sosial dan kejadian-kejadian. Suatu sangat berbeda. Seorang Arab dan

prinsip penting dalam pendapat ini adalah seorang Amerika akan setuju secara

bahwa masalah-masalah kecil dalam objektif bahwa seseorang tertentu adalah

komunikasi sering diperumit oleh wanita. Tetapi kemungkinan besar

perbedaan- perbedaan persepsi ini. Untuk mereka tidak akan setuju tentang apa

memahami dunia dan tindakan-tindakan arti seorang wanita secara


disebut komunikasi antar budaya.
sosial. Masing-masing dari ketiga unsur Menurut Mulyana (1996) komunikasi
utama sosio-budaya tersebut akan dibahas antar budaya adalah komunikasi yang
untuk menunjukkan bagaimana unsur- terjadi antara orang-orang yang berbeda
unsur tersebut mempengaruhi persepsi bangsa, ras, bahasa, agama, tingkat
(Mulyana, 1996). pendidikan, status sosial atau bahkan
Larry A. Samovar dan Richard E. jenis kelamin.
Porter mengemukakan enam unsur Sementara Gudykunst dan Kim
budaya yang secara langsung berpendapat pengaruh budaya meliputi
mempengaruhi persepsi kita ketika faktor-faktor yang menjelaskan kemiripan
berkomunikasi dengan orang dari budaya dan perbedaan budaya, misalnya
lain, yakni: Kepercayaan (beliefs), nilai pandangan dunia (agama), bahasa, juga
(Values) dan sikap (attitudes); Pandangan sikap kita terhadap manusia, misalnya
dunia (worldview); Organisasi Sosial apakah kita harus peduli terhadap
(Social Organization); Tabiat manusia individu (individualisme) atau terhadap
(Human Nature); Orientasi Kegiatan kolektivitas (kolektivisme). Faktor-faktor
(Activity Orientation); Persepsi tentang tersebut mempengaruhi nilai, norma dan
diri dan orang lain (perception of self and aturan yang mempengaruhi perilaku
others). komunikasi kita. Pengaruh sosiobudaya
Kita dapat mengalami peristiwa adalah pengaruh yang menyangkut proses
yang sama dan sepakat mengenai apa penataan sosial (social ordering process).
yang kita lihat secara fisik. Namun kita Penataan sosial berkembang berdasarkan
sering berbeda dalam memaknai peristiwa interaksi dengan orang lain ketika pola-
atau objek yang kita lihat. Berbagai orang pola perilaku menjadi konsisten dengan
dari berbagai budaya dapat setuju bahwa berjalannya waktu. Sosiobudaya ini
seseorang tertentu adalah perempuan, terdiri dari empat faktor utama: (1).
namun kemungkinan besar tidak sepakat Keanggotaan kita dalam kelompok sosial,
apakah perempuan itu secara sosial dan konsep diri kita, ekspektasi peran kita dan
juga bagaimana bereaksi terhadap definisi kita mengenai hubungan antar
makhluk tersebut. pribadi. Dimensi psikobudaya mencakup
proses penataan pribadi (personal
Komunikasi antar budaya
ordering process). Penataan pribadi ini
(intercultural communication) adalah
adalah proses yang memberi stabilitas
proses pertukaran pikiran dan makna
pada proses psikologis. Faktor-faktor
antara orang-orang berbeda budaya.
psikobudaya ini meliputi stereotip dan
Ketika komunikasi terjadi antara orang-
sikap (misalnya etnosentrisme dan
orang berbeda bangsa, kelompok, ras atau
prasangka) terhadap kelompok lain.
komunitas bahasa, komunikasi tersebut
Stereotip dan sikap kita menciptakan
pengharapan mengenai bagaimana orang
lain akan berperilaku. Pengharapan kita
itu pada gilirannya mempengaruhi cara
kita menafsirkan rangsangan yang datang
dan prediksi yang kita
mengenai dunia, kita terlibat dalam
buat mengenai perilaku orang lain. komunikasi lintas budaya.”
Etnosentrisme, misalnya, mendorong kita
Komunikasi lintas budaya terjadi
menafsirkan perilaku orang lain
bila produsen pesan adalah anggota suatu
berdasarkan kerangka rujukan kita sendiri
budaya dan penerimanya adalah anggota
dan mengharapkan orang lain berperilaku
suatu budaya lainnya. Kita segera
sama seperti kita. Hal ini akan membuat
dihadapkan kepada masalah- masalah
kita salah menafsirkan pesan orang lain
yang ada dalam suatu situasi dimana
dan meramalkan perilakunya yang akan
suatu pesan disandi dalam suatu budaya
datang secara salah pula.
dan harus disandi balik dalam budaya
Komunikasi antar budaya pertama lain, budaya mempengaruhi orang yang
kali diperkenalkan oleh antropolog berkomunikasi. Budaya bertanggung
Edward Hall (Mulyana, 1996) lebih dari jawab atas seluruh perbendaharaan
empat dekade lalu. Komunikasi antar perilaku komunikatif dan makna yang
budaya pada dasarnya mengkaji : dimiliki setiap orang. Konsekuensinya,

 Bagaimana budaya berpengaruh perbendaharaan yang dimiliki dua orang


terhadap aktivitas komunikasi, yang berbeda budaya akan berbeda pula,

 Apa makna pesan verbal dan yang dapat menimbulkan segala macam
nonverbal menurut budaya- kesulitan. Namun melalui studi dan
budaya yang bersangkutan,
pemahaman atas komunikasi lintas
 Apa yang layak dikomunikasikan, budaya, kita dapat mengurangi atau
 Bagaimana cara hampir menghilangkan kesulitan-
mengkomunikasikannya (verbal kesulitan ini.
dan nonverbal)
Kehidupan majemuk bangsa
 Kapan mengkomunikasikannya,
dan sebagainya. Indonesia yang kompleks ditandai dengan
kenyataan latar belakang sosial budaya
Komunikasi lintas budaya (cross
etnis yang berbeda-beda. Dengan
cultural communication) secara
kenyataan tersebut tidaklah mudah bagi
tradisional membandingkan fenomena
bangsa Indonesia untuk mewujudkan
komunikasi dalam budaya-budaya
suatu integrasi dan menghindari konflik
berbeda. Misalnya bagaimana gaya
atau bahkan perpecahan (DeVito, 1997).
komunikasi pria atau gaya komunikasi
Komunikasi antar budaya menjadi
wanita dalam budaya Amerika dan
semakin penting karena meningkatnya
budaya Indonesia. Menurut Trenholm dan
mobilitas orang di seluruh dunia, saling
Jensen: ”Kapanpun kita berinteraksi
ketergantungan ekonomi diantara banyak
dengan orang lain yang telah dibekali
seperangkat pemahaman yang berbeda
pemnting dalam komunikasi antar
negara, kemajuan teknologi komunikasi, budaya: Identitas sosial dapat berdasarkan
perubahan pola imigrasi dan politik keanggotaan kita dalam kategori
membutuhkan pemahaman atas kultur demografis (misalnya: kewarganegaraan,
yang berbeda-beda (DeVito, 1997). etnis, gender, umur, kelas sosial), peranan
Komunikasi antara budaya sendiri lebih kita (misalnya: pelajar, dosen, orang tua),
menekankan aspek utama yakni keanggotaan kita dalam organisasi formal
komunikasi antar pribadi diantara dan informal (misalnya partai politik,
Komunikator dan Komunikan yang klub sosial), perkumpulan atau pekerjaan
kebudayaannya berbeda (Mulyana, 1996). kita (misalnya ilmuwan, pekerja seni,
Potensi konflik yang besar pada tukang kebun) atau keanggotaan kita
masyarakat Indonesia disebabkan oleh dalam kelompok cacat (misalnya
terpecah- pecahnya masyarakat kedalam gelandangan, pengidap AIDS) (Samovar,
kelompok-kelompok berdasarkan Porter, McDaniel, 2010).
identitas cultural mereka. Identititas Sementara menurut Ting-Toomey
cultural berasal dari identitas sosial yang (1999:30) identitas cultural sebagai
ada dalam diri masing-masing individu. perasaan (emotional significance) dari
Setiap orang memiliki tiga level identitas individu-individu yang ikut memiliki
yang tergantung dari konteksnya, (sense of belonging) atau bergabung
mungkin atau tidak mungkin menonjol dalam kelompok budaya tertentu. Pada
dalam hubungan kita dengan yang masyarakat Indonesia banyak terdapat
lainnya. Tiga level tersebut adalah pemukiman-pemukiman warga
pribadi, hubungan dan komunal. Identitas berdasarkan kelompok budaya masing-
pribadi merupakan hal-hal yang membuat masing. Misalnya: Kampung Jawa,
anda unik dan berbda dari orang lain. Kampung Arab, Kampung Bali, Pecinan
Identitas hubungan merupakan hasil dari dan lain-lain. Hal ini ada sisi positif dan
hubungan anda dengan orang lain seperti negatifnya. Di satu sisi, permukiman
suami/istri, guru/murid atau yang terpusat pada satu budaya ini akan
eksekutif/manajer. Identitas komunal menciptakan rasa aman sekaligus nyaman
biasanya dihubungkan dengan komunitas bagi para penghuninya. Namun di sisi
berskala besar seperti kewarganegaraan, lain akan menimbulkan konflik ketika
etnis, gender atau agama dan aliran dihadapkan dengan karakteristik
politik (Samovar, Porter, McDaniel, masyarakat Indonesia yang pluralis. Pada
2010:186). masyarakat yang seperti ini akan terjadi
Identitas komunal menurut Hall adanya ketidaktulusan dari kedua belah
sama dengan identitas sosial menurut pihak. Komunikasi yang terjadi dalam
Taylor dan Gudykunst yang dianggap interaksi tersebut hanya sekedar untuk
berbasa basi. Komunikasi tidak
menyampaikan pesan yang sebenarnya.
Serikat menganggap bahwa menunjukan
Sebagaimana budaya dan etnis perbedaan diantara dua orang sebagai hal
mempengaruhi identitas diri, cara dimana yang penting; sementara budaya lain
individu memproyeksikan identitas yakin bahwa konflik harus ditangani
dirinya juga bervariasi dalam budaya secara diam-diam.
yang berbeda. Rasa akan diri seseorang
Pada konteks komunikasi antar
merupakan hal yang sadar maupun tidak
budaya, ketidaktulusan dalam menjalin
sadar. Maksudnya, dalam banyak budaya
interaksi disebut dalam konsep
yang berbeda, orang-orang membawa
mindlessness, yaitu orang yang sangat
citra yang mereka presentasikan kepada
percaya pada kerangka referensi yang
orang lain secara kebiasaan atau strategis.
sudah dikenal, kategori-kategori yang
Ting Toomey percaya bahwa bagaimana
bersifat rutin dan cara-cara melakukan
kita mempersepsikan rasa akan diri kita
sesuatu yang lazim (Ting- Toomey,
dan bagaimana kita ingin orang lain untuk
1999:46). Ketika seseorang melakukan
mempersepsikan kita merupakan hal yang
kontak budaya dengan orang asing, maka
sangat penting dalam pengalaman
individu yang berada dalam keadaan
komunikasi kita (West and Turner, 2008).
mindlessness menjalankan
Asumsi dari teori Face komunikasinya seperti kegiatan rutinitas
negotiation dari Ting Toomey ini salah yang tidak dilandasi dengan kesadaran
satunya adalah mengenai konflik yang berfikir. Individu seperti ini lebih bersifat
bekerja sama dengan budaya dan face. resktif daripada proaktif.
Konflik dapat merusak muka sosial
Perilaku komunikasi yang
seseorang dan dapat mengurangi
mindlessness disebabkan oleh
kedekatan hubungan antara dua orang.
ketidakpastian (uncertainty) dan
Konflik adalah “forum” bagi kehilangan
kecemasan (anxiety) yang dialami
muka dan penghinaan terhadap muka.
seseorang. Menurut Griffin, (2000:396-
Konflik mengancam muka kedua pihak
397); Gudykunst & Kim, (1997:14)
dan ketika terdapat negosiasi yang tidak
ketidakpastian dipahami sebagai
bersesuaian dalam bagaimana
ketidakmampuan seseorang untuk
menyelesaikan konflik tersebut (seperti
memprediksikan atau menjelaskan
menghina orang lain, memaksa kehendak
perilaku, perasaan, sikap atau nilai-nilai
dan seterusnya), konflik dapat
yang diyakini orang lain. Sedangkan
memperparah situasi. Cara manusia
kecemasan merupakan perasaan gelisah,
disosialisasikan ke dalam budaya mereka
tegang, khawatir, atau cemas tentang
mempengaruhi bagaimana mereka akan
seseuatu yang akan terjadi.
mengelola konflik. Maksudnya, dalam
Ketidakpastian merupakan pikiran
beberapa budaya, seperti Amerika
(thought) dan kecemasan merupakan
perasaan (feeling). Ketidakpastian dan
kecemasan merupakan faktor-faktor
penyebab dari kegagalan komunikasi
dalam situasi antar kultural.
Ketidakpastian dan kecemasan yang
relatif tinggi dari masing-masing
individu ketika berusaha melakukan
komunikasi antar budaya
yang berbeda.
pada saatnya akan menyebabkan 2) Manajemen konflik dimediasi oleh
munculnya tindakan atau perilaku yang muka dan budaya. 3) Tindakan-tindakan
tidak fungsional atau memicu terjadinya tertentu mengancam citra diri seseorang
konflik. yang ditampilkan.
Konflik pada dasarnya merupakan Budaya menurut Ting Tomey
situasi yang melibatkan paling tidak dua (2008) dapat dibagi menjadi dua, yaitu
pihak, karena itu konsep pertama yang individualistik dan kolektivitas. Budaya
harus dibahas adalah pihak-pihak yang individualistik adalah budaya
terlibat dalam konflik. Setiap pihak kemandirian dan budaya kolektivitas
(partai) pada dasarnya harus dilihat adalah budaya saling ketergantungan.
sebagai satuan perilaku (behavior unit), Kedua budaya ini memainkan peranan
yaitu suatu jumlah atau organisasi yang penting dalam cara bagaimana facework
walaupun di dalamnya ada kedudukan dan konflik dikelola.
yang berbeda-beda, tetap bisa
Seluruh proses komunikasi pada
didentifikasi jati diri dan batas-batas
akhirnya menggantungkan keberhasilan
umumnya. Satuan perilaku bisa berbentuk
pada tingkat ketercapaian tujuan
pribadi, keluarga, spesies binatang atau
komunikasi, yakni sejauh mana para
kelas ekonomi (Boulding dalam Habib,
partisipan memberikan makna yang sama
2007).
atas pesan yang dipertukarkan. Itulah
Sedangkan pertikaian dapat yang dikatakan sebagai komunikasi antar
diartikan sebagai suatu situasi persaingan budaya yang efektif, sering disebut pula
dimana kelompok bertikai sadar ada dengan efektivitas komunikasi antar
ketidakcocokan kedudukan potensial di budaya. Berikut ini ditunjukkan beberapa
masa depan dimana masing-masing konsep yang berkaitan dengan efektivitas
kelompok bertikai berharap memperoleh komunikasi (antar budaya). Charley H.
kedudukan yang tidak cocok dengan Dodd (1991:272) menjelaskan beberapa
harapan kelompok lain. Jadi, pengertian aspek yang patut dikaitkan dengan
konflik ini menyertakan dua kata pokok, efektivitas komunikasi antar budaya,
yaitu kesadaran dan harapan. yaitu: Variabel kognitif dan personal
Menurut Ting Tomey (2008) yang dipakai untuk menerangkan
konflik antar budaya dapat diatasi komunikasi antar budaya yang efektif
dengan Face Negotiation. Asumsi dari terinci atas: (1) variabel yang berorientasi
teori ini: 10 identitas diri penting dalam pada perilaku kerja antar budaya, (2)
interaksi interpersonal dan individu- perilaku yang berorientasi pada diri
individu menegosiasikan identitas sendiri,(3) etnosentrisme, (4) toleransi
mereka secara berbeda dalam budaya terhadap situasi yang ambigu, (5) empati,
(6) keterbukaan, (7) kompleksitias
kognitif, (8) menyenangkan hubungan
antar pribadi, (9) control personal, (10)
kemampuan inovatif, (11) harga diri, dan
(12) daya serap informasi.
berbeda.
Pengaruh budaya atas individu
Penyandian dan penyandian balik
dan masalah-masalah penyandian dan
pesan lintas budaya dilukiskan oleh
penyandian balik pesan dapat
panah-panah yang menghubungkan
digambarkan dalam model menurut
budaya-budaya itu. Panah-panah ini
Porter dan Samovar (2010) di bawah ini:
menunjukan pengiriman pesan dari

budaya yang satu ke budaya yang

lainnya. Ketika suatu pesan


Tiga budaya diwakili dalam meninggalkan budaya dimana ia di sandi,
model ini oleh tiga bentuk geometrik pesan itu mengandung makna yang
yang berbeda. Budaya A dan budaya B dikehendaki oleh penyandi (encoder).
relatif sama dan masing-masing diwakili Hal Ini ditunjukan oleh panah yang
oleh segi empat dan suatu segi delapan meninggalkan suatu budaya yang
yang tidak beraturan yang hapir mengandung pola yang sama seperti pola
menyerupai segi empat. Budaya C sangat yang ada dalam individu penyandi.
berbeda dari budaya A dan budaya B. Ketika suatu pesan sampai pada budaya
Pada setiap budaya ada bentuk lain yang dimana pesan itu harus di sandi balik,
agak serupa dengan bentuk budaya. Ini pesan itu mengalami perubahan dalam
menunjukan individu yang telah dibentuk arti pengaruh budaya penyandi balik
oleh budaya yang mempengaruhinya. Hal (decoder) telah menjadi bagian dari
ini menunjukan dua hal. Pertama, ada makna pesan. Makna yang terkandung
pengaruh-pengaruh lain disamping dalam pesan yang asli telah berubah
budaya yang membentuk individu. selama fase penyandian balik dalam
Kedua, meskipun budaya merupakan komunikasi antar budaya, oleh karena
kekuatan dominan yang mempengaruhi pembendaharaan perilaku komunikatif
individu, orang-orang dalam suatu dan makna yang dimiliki decoder tidak
budaya pun mempunyai sifat-sifat yang mengandung makna-makna budaya yang
sama seperti yang dimiliki encoder.
budaya tergantung pada keunikan sosial
Derajat pengaruh budaya dalam kelompok-kelompok budaya yang
situasi-situasi komunikasi antar budaya dibandingkan. Walaupun skala ini
merupakan fungsi perbedaan antara sederhana, skala tersebut memungkinkan
budaya-budaya yang bersangkutan. Ini kita memeriksa suatu aksi komunikasi
ditunjukan pada model oleh derajat antar budaya dan meneropong efek
perubahan pola yang terlihat pada panah- perbedaan-perbedaan budaya. Untuk
panah pesan. Perubahan antara budaya A memahami skala ini, kita akan melihat
dan budaya B lebih kecil daripada beberapa contoh perbedaan budaya yang
perubahan antara budaya A dan budaya berada pada skala tersebut.
C. Ini disebabkan oleh kemiripan yang
Contoh pertama menunjukan
lebih besar antara budaya A dan budaya
suatu perbedaan yang maksimum antara
B. Pembendaharaan perilaku komunikatif
budaya Asia dan budaya Barat. Ini
dan makna keduanya mirip dan usaha
dilambangkan dalam suatu percakapan
penyandian balik yang terjadi, oleh
antara dua orang petani, seorang dari
karenanya, menghasilkan makna yang
suatu ladang dipinggiran kota Beijing dan
mendekati makna yang dimaksudkan
seorang lainnya dari suatu ladang luas
dalam penyandian pesan asli. Tetapi oleh
dan modern dekat kota Des Moines.
karena budaya C tampak sangat berbeda
Dalam contoh ini, jumlah faktor budaya
dengan budaya A dan budaya B
berbeda yang dapat kita temukan adalah
penyandian baliknya juga sangat berbeda
jumlah terbesar. Penampakan fisik,
dan lebih menyerupai pola budaya C.
agama, filsafat, sikap-sikap sosial,
Model tersebut menunjukkan bahasa, pusaka, konsep-konsep dasar
bahwa bisa terdapat banyak ragam tentang diri sendiri dan alam semesta, dan
perbedaan budaya dalam komunikasi derajat perkembangan teknologi, adalah
antar budaya. Komunikasi antar budaya sebagian saja diantara faktor-faktor
terjadi dalam banyak ragam situasi yang budaya yang berbeda tajam. Kita pun
berkisar dari interaksi–interaksi antara harus mengetahui bahwa kedua petani ini
orang-orang yang berbeda budaya secara punya beberapa persamaan dalam bertani
ekstrim hingga interaksi-interaksi antara dan gaya hidup perdesaan. Dalam
orang-orang yang mempunyai budaya beberapa aspek pola budaya, mereka
dominan yang sama tetapi mempunyai mungkin lebih mirip daripada bila
subkultur atau subkelompok yang dibandingkan dengan orang-orang dari
berbeda. Bila kita melihat perbedaan- budaya mereka sendiri yang tinggal di
perbedaan yang berkisar pada suatu skala suatu kota metropolitan. Dengan kata
minimum-maksimum, tampaklah bahwa lain, petani asal Iowa tersebut mungkin
besarnya perbedaan dua kelompok punya lebih banyak persamaan dengan
petani Cina daripada dengan seorang
pedagang saham di New York.
tatanan- tatanan perseptual yang
Perbandingan antara budaya yang bergantung pada budaya. Tatanan-tatanan
terpisah tapi serupa atau antara perseptual ini tidak saja mempengaruhi
subbudaya atau subkelompok – anggota- stimuli mana yang mencapai kesadaran
anggota setiap kelompok budaya kita, tetapi lebih penting lagi,
mempunyai lebih banyak persamaan mempengaruhi penilaian kita terhadap
daripada kelompok-kelompok yang stimuli – pemberian makna terhadap
dibandingkan dalam contoh-contoh pada stimuli. Komunikasi antarbudaya akan
ujung skala maksimum. Mereka mungkin lebih dapat dipahami sebagai perbedaan
berbicara bahasa yang sama, menganut budaya dalam mempersepsi objek- objek
agama yang sama, pergi ke sekolah- sosial dan kejadian-kejadian. Hambatan
sekolah yang sama dan tinggal di daerah komunikasi yang disebabkan perbedaan
geografis yang sama. Namun kelompok- persepsi ini dapat dikurangi dengan
kelompok masih memiliki budaya yang pengetahuan dan pemahaman atas faktor-
agak berbeda; mereka tidak memiliki faktor budaya yang dapat berbeda yang
pengalaman- pengalaman yang sama dan harus disertai dengan keinginan yang
tidak pula memiliki persepsi-persepsi tulus untuk berkomunikasi antar budaya
yang sama. Mereka memandang dunia yang berhasil. Apabila hal ini tidak dapat
dengan cara yang berbeda. Gaya hidup diatasi maka akan menimbulkan konflik
mereka mungkin berbeda, dan atau perpecahan.
kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, dan
Suatu keinginan yang tulus untuk
sikap-sikap mereka tak semuanya sama.
melakukan komunikasi yang efektif
Oleh karena mereka mempunyai budaya
adalah penting, sebab komunikasi yang
yang serupa, perbedaan mereka terutama
berhasil mungkin tidak hanya terhambat
terletak pada aspek-aspek persepsi sosial
oleh perbedaan-perbedaan budaya, tetapi
mereka yang terbatas. Apabila hal ini
juga oleh sikap-sikap yang tidak
tidak dapat dipahami bersama atau
bersahabat atau bermusuhan. Prasangka-
mendapatkan pemahanan bersama maka
prasangka rasial dan kesukuan dapat
akan menimbulkan konflik diatara dua
menghambat komunikasi antar budaya.
budaya yang berbeda tersebut.
Bila terdapat maslah-masalah ini,
Persepsi sosial adalah proses pengetahuan budaya dan keterampilan
pemberian makna kepada objek-objek berkomunikasi tidak akan menolong.
sosial dan peristiwa yang kita temukan di Perhatian kita terutama tertuju pada
lingkungan kita dan merupakan suatu situasi-situasi dimana terdapat perbedaan-
aspek komunikasi yang sangat penting. perbedaan budaya dalam penyandian dan
Budaya mempengaruhi proses persepsi penyandian balik atas pesan-pesan verbal
sedemikian rupa sehingga kita memiliki dan non-verbal selama interaksi
antarbdaya serta masalah-masalah yang
melekat pada situasi-situasi tersebut. Hal
ini akan terasa sekali apabila komunikasi
ini terjadi dalam level interaksi hubungan
antar pribadi.
bersikaplah terbuka terhadap perbedaan
Menurut Billie J. Watstroom nilai, kepercayaan, dan sikap, selain juga
(1992:133), efektivitas komunikasi antar terhadap perilaku. Tidaklah berarti anda
personal ditentukan oleh beberapa faktor, harus mengikutinya, cukup asal anda
yaitu (1) menghormati pribadi orang lain, menyadari bahwa orang itu berbeda. (2)
(2) mendengarkan dengan senang hati, (3) Empati. Tempatkanlah diri anda pada
mendengarkan tanpa menilai, (4) posisi lawan bicara yang berasal dari
keterbukaan terhadap perubahan dan kultur yang berbeda. Cobalah melihat
keragaman, (5) empati, (6) bersikap tegas dunia dari sudut pandang yang berbeda
dan (7) kompetensi komunikasi. ini. Cara ini akan memungkinkan anda
Sementara menurut Mulyana berkomunikasi secara lebih efektif dan
(1996) ada karakteristik interaksi antar memberikan perspektif baru bagi anda
pribadi yang efektif yang diturunkan dari dalam melihat kultur sendiri dan
model humanistik dan yang diturunkan biarkanlah lawan bicara anda tahu bahwa
dari model pragmatik. Kesepuluh anda merasa seperti yang mereka rasakan.
karakteristik ini khususnya penting dalam Isyaratkanlah empati ini dengan ekspresi
komunikasi antar budaya dan dapat wajah, gerak-gerik yang penuh minat dan
bermanfaat dalam konteks kultural. perhatian, serta tanggapan yang
Dalam menelaah karakteristik- mencerminkan pengertian dan
karakteristik ini sadarilah bahwa mereka kesependapatan.
belum tentu efektif untuk semua kultur. (3) Sikap mendukung. Deskriptif, jangan
Begitu juga, tidak semua perilaku verbal evaluatif; spontan, jangan strategik;
dan non-verbal mempunyai makna yang provisional, jangan memastikan. (4) Sikap
sama dalam semua kultur. Sebagai positif. Komunikasikan sikap positif. Ini
contoh, Maria Rodriguez (1988) khususnya penting dalam situasi antar
membutikan bahwa kaum kulit hitam dan budaya karena begitu banyak hal yang
kaum Hispannik menilai sikap tegas tidak dikenal atau diketahui. Sebagai
(assertiveness) secara berbeda. Begitu akibatnya, anda tidak mampu
pula, Hecht dan Ribeau (1984) memperkirakan apa yang dipikirkan dan
membuktikan bahwa kaum kulit putih, dirasakan orang lain. Karenanya, buatlah
kulit hitam dan Hispanik mendefinisikan lawan bicara merasa nyaman dengan
apa yang dinamakan komunikasi yang mengkomunikasikan sikap yang positif.
memuaskan secara berbeda. Kesepuluh (5) Kesetaraan. Warganegara dari negara-
karakteristik komunikasi yang efektif negara industri maju (khususnya
tersebut, yaitu: (1) Keterbukaan. Amerika) mempunyai reputasi sebagai
Bersikaplah terbuka terhadap perbedaan orang yang merasa dirinya lebih unggul.
yang ada di antara orang-orang. Terutama Hilangkanlah reputasi ini dengan selalu
bersikap bahwa kita berkomunikasi
dengan pihak yang setara. (6) Percaya
diri. Satu keterampilan penting dalam
komunikasi antar budaya adalah
mentoleransi ambiguitas – tetap percaya
diri dan tenang dalam setiap situasi yang
belum pernah anda alami. Tentu saja,
hindari sikap sombong. (7) Kedekatan
(immediacy). Kedekatan menyatukan
orang. Kedekatan
lawan bicara.
membantu mengatasi perbedaan. Dalam
Konflik komunikasi antar budaya
komunikasi antar budaya kualitas ini
dapat diselesaikan melalui dialog yang
menjadi sangat penting karena besarnya
baik. William Powers dan David Lowrey
perbedaan antara anda dan lawan bicara.
menyatakan bahwa komunikasi yang
Komunikasikanlah rasa kebersamaan
efektif adalah dasar dari komunikasi yang
untuk mengatasi adanya perbedaan antar
jitu, yaitu komunikasi yang sejalan
budaya. (8) Manajemen interaksi.
dengan kognisi (apa yang dipikirkan) dari
Khususnya bersikaplah sensitif terhadap
dua atau tiga individu yang
perbedaan dalam cara mengambil alih
berkomunikasi. Harry Triandis (1997)
pembicaraan. Banyak orang Amerika,
menegaskan bahwa efektivitas
terutama mereka yang berasal dari kota-
komunikasi itu meliputi isomorphic
kota besar, mempunyai kebiasaan
attributions, yaitu bagaimana
memotong pembicaraan orang lain.
‘menggambarkan’ (description) sesuatu
Beberapa kultur menganggap ini tidak
menjadi sama (Powers dan Lowrey,
sopan. Kultur lain memandang ini sebagai
1984:84).
pertanda interaksi yang menyenangkan.
Everet Rogers dan Lawrence
(9) Daya ekspresi. Bila perbedaan cukup
Kincaid (dalam Figueroa, Kincaid, et all,
besar, beberapa orang merasa tidak
2002:5) mengatakan bahwa komunikasi
nyaman dan tidak yakin akan diri mereka
antar budaya yang efektif terjadi jika
sendiri. Tanggulangilah keadaan ini
muncul mutual understanding atau
dengan mengkomunikasikan keterlibatan
komunikasi yang saling memahami. Yang
tulus dalam interaksi. Biarkanlah lawan
dimaksudkan dengan saling memahami
bicara bahwa anda menikmati interaksi
adalah keadaan dimana seseorang dapat
ini: Tersenyumlah!
memperkirakan bagaimana orang lain
(10) Berorientasi kepada Pihak lain.
memberi makna atas pesan yang dikirim
Sadarilah bahwa setiap orang mempunyai
dan menyandi baik pesan yang diterima.
andil dalam interaksi. Jangan
Mutual understanding akan terjadi dalam
memonopoli percakapan dengan hanya
komunikasi dialog. Satu hal yang patut
membicarakan diri sendiri, memilihkan
diingat bahwa pemahaman timbal balik
topik pembicaraan dan hanya
itu tidak sama dengan pernyataan setuju,
membicarakan pengalaman anda sendiri.
tapi hanya menyatakan dua pihak sama-
Sebaliknya, arahkan percakapan kepada
sama mengerti makna dari pesan yang
lawan bicara. Ajukan pertanyaan,
dipertukarkan itu
gunakan keterampilan mendengarkan
yang efektif dan aktif, dan perlihatkan Mengenai pengelolaan konflik,
minat terhadap hal-hal yang menarik Ting Tomey (2008) menawarkan
beberapa gaya, yaitu menghindar,
menurut, kompromi, mendominasi dan
mengintegrasikan. Gaya menghindar,
orang tersebut akan berusaha menjauhi
dan menghindari pertukaran yang tidak
menyenangkan dengan orang lain (Saya
sibuk atau saya tidak ingin
membicarakannya). Gaya menurut
mencakup
muka diri yang tinggi serta kebutuhan
akomodasi pasif yang berusaha akan kontrol terhadap konflik, sementara
memuaskan kebutuhan orang lain atau gaya manajemen mengintegrasikan
sepakat dengan saran- saran dari orang mengindikasikan tingkat kebutuhan muka
lain (Apapun yang ingin anda lakukan diri atau muka lain dalam resolusi
saya tidak keberatan). Gaya kompromi, konflik. Hasil penelitian Ting Toomey
individu berusaha untuk menemukan pada lima budaya yang berbeda (Jepang,
jalan tengah untuk mengatasi jalan buntu Cina, Korea Selatan, Taiwan dan
dan menggnakan pendekatan memberi- Amerika Serikat) menujukkan bahwa (1)
menerima sehingga kompromi dapat anggota-anggota dari budaya Amerika
dicapai (Saya akan mengorbankan Serikat menggunakan lebih banyak gaya
minggu pertama liburan saya; Anda juga mendominasi dalam manajemen konflik.
melakukan yang sama). Gaya (2) Orang Taiwan menyatakan bahwa
mendominasi mencakup perilaku-perilaku mereka lebih banyak menggunakan gaya
yang menggunakan pengaruh, wewenang mengintegrasikan dalam manajemen
atau keahlian untuk menyampaikan ide konflik. (3) Orang Cina dan Taiwan
atau untuk mengambil keputusan (Saya menggunakan lebih banyak gaya
sedang dalam posisi yang terbaik untuk manajemen menurut. (4) Orang Cina
membicarakan masalah ini). Terakhir, lebih banyak menggunakan tingkat
Gaya mengintegrasikan digunakan untuk manajemen menghindar yang tinggi
menemukan solusi masalah (Saya rasa sebagai gaya manajemen konflik
kita harus menyelesaikan masalah ini dibandingkan kelompok budaya lainnya.
bersama-sama). Dalam masalah integrasi, (5) Orang Cina menggunakan tingkat
setiap individu membutuhkan perhatian berkompromi yang lebih tinggi dari
yang tinggi untuk diri sendiri dan orang budaya-budaya yang lain. (6) Budaya
lain. kolektivistik (Cina, Korea dan Taiwan)
Ting Toomey menyatakan bahwa memiliki tingkat perhatian terhadap muka
terdapat beberapa hubungan antara gaya lain yang lebih tinggi.
konflik dan facework (West and Turner, Berdasarkan penelitian Ting
2008). Pertama, baik gaya manajemen Toomey ini membuktikan bahwa dengan
menghindar dan menurut mencerminkan adanya keanekaragaman budaya
pendekatan pasif dalam menghadapi mempengaruhi bagaimana konflik
konflik. Gaya manajemen berkompromi dikelola. Hal ini juga akan terjadi di
menunjukan kebutuhan muka bersama negara kita Indonesia. Indonesia yang
dengan menemukan jalan tengah dari memiliki keragaman budaya akan
sebuah konflik. Terakhir gaya mempengaruhi bagaimana konflik
mendominasi menunjukan kebutuhan dikelola. Masing-masing budaya akan
membedakan bagaimana mereka
mengelola konfliknya. Hal ini harus
dipahami oleh masyarakat Indonesia
secara keseluruhan, karena akan dapat
mempertahankan integrasi bangsa
Indonesia.
berbeda dalam hal jarak antar pribadi
Mulyana (1996) menyarankan dalam komunikasi. Pekalah terhadap
langkah pertama dalam mengidentifikasi adat kebiasaan yang diikuti lawan
pintu masuk atau pedoman komunikasi bicara. Hati-hatilah jangan sampai
antar budaya adalah menyadari bahwa anda menganggap bahwa adat andalah
hambatan-hambatan yang ada perlu yang benar.
dihindari. Sebagai pedoman, dapat dibaca
5. Hindari evaluasi negatif terhadap
beberapa saran berikut:
perbedaan kultur, baik secara verbal
1. Sadarilah perbedaan antara anda dan maupun nonverbal. Pandanglah adat
orang yang kulturnya berbeda. Bila kebiasaan budaya (kultur anda
ragu, bertanyalah; jangan maupun kultur yang lain) sebagai
mengasumsikan kesamaan. Tetapi, bersifat arbitrer dan menyenangkan
pada waktu yang sama, sadarilah pula bukan sebagai sesuatu yang natural
manfaat mencari kesamaan dan dan logis.
menekankannya pada saat
6. Hindari kejutan budaya dengan
berkomunikasi.
mempelajari sebanyak mungkin
2. Sadarilah bahwa perbedaan selalu ada kultur yang akan anda masuki.
dalam kelompok apa pun. Jangan Bacalah, berbicaralah dengan
bersikap stereotipe, terlalu penduduk asli dan mereka yang
menggeneralisasi atau mempunyai pengalaman, dan
mengasumsikan bahwa perbedaan saksikanlah film, misalnya.
dalam satu kelompok tidak penting.
Dibalik semua kendala yang ada,
3. Ingatlah bahwa makna ada pada orang maka upaya penyelesaian permasalahan
dan bukan pada kata-kata atau gerak- pluralitas budaya sekaligus menunjukkan
gerik. Ceklah makna yang anda peran komunikasi antar budaya dalam
berikan dengan maksud lawan bicara. terwujudnya integrasi nasional, yakni
Pastikanlah bahwa setiap kesamaan dapat dilakukan dengan cara: (1) menjadi
atau perbedaan dalam makna yang manusia antar budaya atau manusia
anda asumsikan memang benar-benar multicultural yang dapat memahami dan
ada. toleran dengan keberagaman budaya yang

4. Ingatlah akan adat kebiasaan budaya dimiliki Negara Indonesia. (2)

yang berlaku dalam sebarang konteks Menciptakan kehidupan masyarakat multi

komunikasi antar- budaya. Ingatlah kultural; dilakukan dengan meningkatkan

contoh mengenai orang Amerika dan toleransi dan apresiasi antar budaya.

orang Arab yang masing-masing Proses ini dapat diawali dengan

mengikuti adat kebiasaan yang peningkatan pengetahuan masyarakat


tentang kebhinekaan budaya. (3)
Peningkatan peran media komunikasi,
terutama untuk melakukan sensor secara
substantif yang berperan sebagai korektor
terhadap penyimpangan norma sosial
yang dominan. Salah satu caranya
dengan melancarkan tekanan
yang bisa mengelola konflik, menghargai
korektif terhadap subsistem yang kemajemukan, serta dapat tegar
mungkin keluar dari keseimbangan menghadapi arus perubahan. Caranya
fungsional. Eksposure perbuatan yang dengan mempertajam sense of belonging,
merugikan kepentingan umum dan self of integrity, sence of participation
melecehkan nilai-nilai yang dijunjung dan sence of responsibility sebagai
tinggi oleh masyarakat, harus disiarkan benteng terhadap pengaruh faktor
dengan fungsi sebagai pemeliharaan eksternal tersebut. Transformasi budaya
kestabilan. Sedang kontrol secara harus dipandu secara pelan-pelan, jadi hal
distributif, berfungsi memelihara ini bukanlah merupakan revolusi yang
keseimbangan sistem melalui diseminasi dipaksakan.
selektif dan berbagai ragam teknik-teknik
penyebaran maupun penyaringan
informasi, yang mungkin dapat Kesimpulan dan Saran

mengundang kemelut dalam masyarakat Pendekatan komunikasi antar


atau menimbulkan perpecahan, justru budaya dapat menyelesaikan konflik yang
media komunikasi dituntut untuk dapat terjadi dalam masyarakat Indonesia yang
menampilkan berbagai informasi yang beragam budaya atau etnis. Komunikasi
bersifat apresiatif terhadap budaya antar budaya dapat meningkatkan
masyarakat lain. (4) Pelaksanaan integrasi nasional melalui pemahaman,
pendidikan yang berbasis budaya dapat saling pengertian dan toleransi pada
menjadi pilihan karena pendidikan masing-masing budaya dan kebhinekaan
berbasis adat tidak akan melepaskan diri budaya dalam masyarakat Indonesia.
dari prinsip bahwa manusia adalah faktor Masyarakat Indonesia dengan
utama, sehingga manusia harus selalu keberagaman etnis yang disatukan dalam
merupakan subyek sekaligus tujuan identitas nasional sebagai bangsa
dalam setiap langkah dan upaya Indonesia menurut pendekatan
perubahan. Nilai-nilai budaya tradisional komunikasi antar budaya bersama-sama
dapat terinternalisasi dalam proses menciptakan jalinan persaudaraan guna
pendidikan baik di lingkungan keluarga, mewujudkan keberagaman dalam satu
pendidikan formal maupun non formal. kesatuan Integrasi Nasional Indonesia.
Khususnya pendidikan di sekolah
diperlukan adanya paradigma baru yang
dapat menyajikan model dan strategi
pembelajaran yang dapat
menseimbangkan proses homonisasi.
Tujuannya agar dapat terbentuk manusia
Salemba Humanika, Jakarta
Daftar Pustaka
Ting-Toomey, Stella, 1999,
Devito, Joseph., 1997, Komunikasi Antar Communicating Across Cultures,
Manusia, Profesional Books, Jakarta
The Guilford Publications, New
Figueroa, Maria Elena, D. Lawrence York
Kincaid, Manju Rani, Gari Lewis,
West, Richard, Lynn H. Turner, 2008,
2002, Communication for Social
Pengantar Teori Komunikasi,
Change: An Integrated Model for
Analisis dan Aplikasi,
Measuring the Process and Its
Terjemahan, Buku 2, Salemba
Outcomes, The Rockefeller
Humanika, Jakarta
Foundation, New York

Fisher, Simon, (2001) Mengelola Konflik,


Ketrampilan dan Strategi untuk
Bertindak, Jakarta:The British
Council

Griffin, Em, 2000, A First Look At


Communication Theory (Fourth
Edition), McGraw Hill, New York

Gudykunst, William B., 2002, Handbook


of International and Intercultural
Communication, (Second Edition),
Thousan Oaks, California, SAGE
Publications

Gudykunst, William B. & Young Yun


Kim, 1997, Communication With
Strangers, An Approach to
Intercultural Communication,
(Third Edition), McGraw-Hill,
New York

Mulyana, Deddy, 1996, Komunikasi Antar


Budaya, RosdaKarya, Bandung

Samovar, Larry A., Richard E Porter,


Edwin R. McDaniel, 2010,
Komunikasi Lintas Budaya
(Communication Between
Cultures), Edisi 7, Penerbit
56 Suraya, Mempertahankan Integrasi Nasional dengan Komunikasi Antar
Budaya

Anda mungkin juga menyukai