Anda di halaman 1dari 25

Jurnal Fakultas Hukum, Juni 2022, hlm 1-67

TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP PEMBUNUHAN ANAK KEMBAR


OLEH IBU KANDUNG DI KELURAHAN OESAPA BARAT KECAMATAN
KELAPA LIMA KOTA KUPANG

Adrian Wiliem Edfry Maramis 1502010130


Fakultas Hukum, Universitas Nusa Cendana (UNDANA)- Kupang

ABSTRAK

Adrian W.E. Maramis. Tinjauan Kriminologi Terhadap Pembunuhan


Anak Kembar oleh Ibu Kandung di Kelurahan Oesapa Barat Kecamatan
Kelapa Lima Kota Kupang. Dibimbing oleh Debi F. Ng. Fallo, selaku
Pembimbing I dan Rosalind A. Fanggi, selaku Pembimbing II.
Beberapa tahun belakangan ini juga terjadi fenomena-fenomena sosial yang
muncul di dalam masyarakat, dimana kejahatan-kajahatan tindak
pidanapembunuhan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya sangat
memprihatinkan di dalam masyarakat.Sejalan dengan hal tersebut, penulis
menguraikan kronologis kasus pembunuhan oleh ibu kandung terhadap anak
kandung di Oesapa Kota Kupang, Angga dan Anggi bocah kembar yang berumur
lima tahun di Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang
diemukan tewas dikediamannya.Belakangan diketahui keduanya dibunuh oleh ibu
kandungnya bernama Dewi Regina Ano dengan menggunakan parang. Motif
pembunuhan sadis bocah kembar yang dilakukan pelaku selaku ibu kandung
tersebut karena pelaku menaruh dendam terhadap suaminya, Obir Masus.
Berdasarkan uraian diatas penulis menarik rumusan masalah (1) faktor apakah
yang menjadi penyebab pembunuhan anak kembar oleh ibu kandung di Kelurahan
Oesapa Barat Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang?, dan (2) bagaimanakah
upaya penanggulangan yang dilakukan terhadap pembunuhan anak kembar oleh
ibu kandung di Kelurahan Oesapa Barat Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang?
Tujuan penelitian untuk mengetahui faktorpenyebab pembunuhan anak
kembar oleh ibu kandung di Kelurahan Oesapa Barat Kota Kupang dan untuk
mengetahui upaya penanggulangan terhadap pembunuhan anak kembar oleh ibu
kandung di Kelurahan Oesapa Barat Kota Kupang.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian yuridis
empiris yakni mengkaji dan menganalisis data yang diperoleh dari lokasi
penelitian. Dengan lokasi penelitian di Polres Kupang Kota dan PengadilanNegeri
Kupang.Dalam penelitian ini analisis data menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil peneltitan menyimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab
pembunuhan anak kembar yang dilakukan oleh ibu kandung di wilayah hukum
Polres Kota Kupang terdiri dari faktor internal yaitu faktor stress atau gangguan
psikologis karena kurangnya perhatian dari suami dan keluarga dari suami. Dan
faktor eksternal yaitu faktor ekonomi karena kurangnya biaya yang diberikan
suami untuk memenuhi kebutuhan hidup terdakwa dan kedua anaknya.
Saran dari penulis untuk menghindari terjadinya tindak pidana pembunuhan
hendaknya masyarakat lebih meningkatan kualitas hidup terutama dalam keluarga
dengan lebih memprioritaskan faktor-faktor penunjang dalam kehidupan seperti
faktor ekonomi, faktor kebahagian dan lebih meningkatkan hubungan sosial
dengan masyarakat lainnya. Kepada pihak kepolisian haruslebih giat lagi dalam
melakukan penyuluhan melalui upaya pre-emtif dan preventif karena bersifat
mencegah.
Kata Kunci : Kriminologi, Pembunuhan, Ibu dan anak.
ABSTRACT

Adrian W.E. Maramis. A CRIMINOLOGICAL REVIEW OF THE MURDER


OF TWINS by a BIOLOGICAL MOTHER in THE WEST OESAPA SUB-
DISTRICT, KELAPA LIMA SUB-DISTRICT, KUPANG CITY.
Supervised by Debi F.Ng.Fallo, as Supervisor I and Rosalind A. Fanggi, as
Supervisor II.
In recent years there have also been social phenomena that have emerged in
society, where crimes of murder committed by parents against their children are
very concerning in society. In line with this, the author describes the chronology
of the murder case by a biological mother against a biological childin Oesapa,
Kupang City, Angga and Angki, five-year-old twins in Oesapa Barat Village,
Kelapa Lima District, Kupang City, were found dead at their home. Itwas
later discovered that both of them were killed by their biological mother,
Dewi Regina Ano, using a machete. The motive for the sadistic murder of twins
carried out by the perpetrator as the biological mother was because the
perpetrator held a grudge against her husband, Obir Masus. Based on the
description above, the writer draws the formulation of the problem (1) what are
the factors causing the murder of twins by the biological mother in Oesapa Barat
Village, Kelapa Lima District, Kupang City?, and (2) how are the efforts to
overcome the murder of twins by biological mothers in Oesapa Barat Village?
Kelapa Lima District, Kupang City?
The purpose of the study was todetermine the factors causing the murder
of twins by biological mothers in Oesapa Barat Village, Kupang City and to
determine the efforts to prevent the killing of twins by biological mothers in
Oesapa Barat Village, Kupang City. The research method used by the author is
empirical juridical research, namely examining and analyzing data obtained from
the research location. With theresearch location at the Kupang City Police
Station and the Kupang District Court. In this study, the data analysis used
descriptive qualitative.
From the results of the research, it can be concluded that the factors
causing the crime of killing twins committed by the biological mother in the
Kupang City Police jurisdiction consist of internal factors, namely stress factors
or psychological disorders due to lack of attention from husbands and husbands'
families. And external factors, namely economic factors due to the lack of funds
provided by the husband to meet the living needs of the defendant and his two
children.
Suggestions from the author to avoid the occurrence of the crime of
murder, the community should further improve the quality of life, especially in the
family by prioritizing supporting factors and further improving social relation
with communities. The police must be even more active in conducting counceling
through pre-emtive and preventive efforts because the are preventif in nature.

Keywords : Criminilogiy, Homicide, Mother and Child


Jurnal Fakultas Hukum, Juni 2022, hlm 1-67

Masalah kejahatan dalam ditemani Kanit PPA di Mapolres


masyarakat mempunyai gejala yang Kupang Kota.
sangat kompleks dan rawan serta Motif pembunuhan sadis
senantiasa menarik untuk bocah kembar yang dilakukan pelaku
dibicarakan. Hal ini dapat dipahami selaku ibu kandung tersebut karena
karena persoalan kejahatan itu pelaku menaruh dendam terhadap
sendiri dalam tindakan yang suaminya Obir Masus.Kepada pihak
merugikan dan bersentuhan langsung kepolisian pelaku mengaku suaminya
dengan kehidupan manusia, oleh sering melakukan penganiayaan
karena itu upaya dan langkah- (KDRT) dan kurang
langkah untuk memberantas memperhatikannya. Bahkan
kejahatan perlu senantiasa dilakukan permintaan pelaku kepada suami
dalam hubungan tersebut kendati untuk membelikannya pembalut
kejahatan pembunuhan akhir-akhir guna kebutuhan bulananya seringkali
ini menunjukkan perkembangan tidak dipenuhi.
yang cukup meningkat. Banyaknya Berdasarakan uraian latar belakang
kejahatan yang terjadi dapat di atas penulis tertarik untuk
diketahui melalui media massa mengangkat judul penelitian tentang
dengan mengungkap beberapa kasus Tinjauan Kriminologis terhadap
pembunuhan yang terjadi dan Pembunuhan Anak Kembar oleh
pelakunya adalah keluarga atau Ibu Kandung di Kelurahan
kerabat dekat korban, dimana Oesapa Barat Kecamatan Kelapa
terdapat banyak faktor yang Lima Kota Kupang.
menyebabkan kejadian itu terjadi.
Korban pertama kali ditemukan oleh Rumusan Masalah
suaminya, Obir Masus. Saat Dari uraian latar belakang
ditemukan, pelaku dalam keadaan yang telah dijelaskan di atas maka
sekarat dan kedua anaknya tewas penulis mengangkat 2 (dua) rumusan
bersimbah darah di dalam kamar. masalah yaitu :
Kemudian pelaku yang kritis 1. Faktor apakah yang menjadi
langsung dilarikan ke Rumah Sakit penyebab pembunuhan anak
SK Lerik untuk menjalani perawatan. kembar oleh ibu kandung di
Keadaan pelaku yang berangsur Kelurahan Oesapa Barat,
membaik dimanfaatkan pihak Kecamatan Kelapa Lima, Kota
kepolisian untuk meminta keterangan Kupang?
demi pengungkapan kasus tersebut. 2. Bagaimanakah upaya
Saat diperiksa polisi Dewi Regina penanggulangan yang dilakukan
Ano mengakui perbuatanya. terhadap pembunuhan anak
Berdasarkan hasil interogasi yang kembar oleh ibu kandung di
bersangkutan mengakui bahwa dia Keluarahan Oesapa Barat,
yang melakukan pembunuhan Kecamatan Kelapa Lima, Kota
terhadap kedua anaknya, kata Kasat Kupang?
Reskrim Polres Kupang Kota
1.1 Keaslian Penelitian terhadap pembunuhan anak oleh
Terkait yang pernah diteliti orang tua kandung.
adalah penelitian yang dilakukan oleh Tujuan dan Manfaat Penelitian
Fadjriana Burhanuddin dengan judul 1. Tujuan
“Tindak Pidana Pembunuhan a. Untuk mengetahui faktor
Terhadap Anak oleh Orang Tua penyebab pembunuhan anak
Kandung Perspektif Hukum Pidana kembar oleh ibu kandung di
Islam (Studi Kasus di Polsek Kelurahan Oesapa Barat Kota
Bontomarannu Gowa)” dengan Kupang
rumusan masalah : Faktor-faktor apa b. Untuk mengetahui upaya
yang menyebabkan terjadinya penanggulangan terhadap
pembunuhan terhadap anak oleh pembunuhan anak kembar
orang tua kandung, Apa saja oleh ibu kandung di
hambatan-hambatan yang dihadapi Kelurahan Oesapa Barat Kota
penyidik dalam menyelidiki kasus Kupang
tindak pidana pembunuhan terhadap 2. Manfaat
anak dengan pelaku orang tua a. Manfaat Teoretis
kandung, Bagaimana tinjauan hukum Melalui hasil penelitian ini
pidana islam terhadap diharapkan dapat memberi
pembunuhananak oleh orang tua informasi ilmiah bagi
kandung sedangkan judul saya pengembangan ilmu hukum
“Tinjauan Kriminologis Terhadap khususnya mengenai
Pembunuhan Anak Kembar oleh Ibu penyebab pembunuhan oleh
Kandung Di Kelurahan Oesapa Barat, ibu kandung terhadap anak
Kecamatan Kelapa Lima, Kota kandung di Keluarahan
Kupang” dengan rumusan masalah Oesapa Barat Kota Kupang.
yaitu Apa faktor penyebab b. Manfaat Praktis
pembunuhan anak kembar oleh ibu Malalui hasil penelitian ini,
kandung di Kelurahan Oesapa Barat, diharapkan dapat berguna dan
Kecamatan Kelapa Lima, Kota bermanfaat bagi masyarakat
Kupang dan Bagaimana upaya yakni sebagai bahan referensi
penanggulangan yang dilakukan bagi penulis lainnya di
terhadap pembunuhan anak kembar Fakultas Hukum Universitas
oleh ibu kandung di kelurahan oesapa Nusa Cendana.
barat, kecamatan kelapa lima, kota TINJAUAN PUSTAKA
kupang. 2.1 Teori Kriminologi
Dengan demikian Menurut Kamus Besar Bahasa
perbedaannya terletak pada lokasi Indonesia, kriminologis diartikan
penelitian. Di samping itu saya lebih sebagai Ilmu atau pengetahuan
memfokuskan pada rumusan masalah tentang kejahatan dan tindak pidana.
dengan upaya penanggulangan yang Kriminologi merupakan suatu ilmu
dilakukan terhadap pembunuhan anak pengetahuan yang mempelajari
kembar. Pada penelitian terdahulu, tentang penjahat dan kejahatan, serta
peneliti lebih memfokuskan mempelajari cara-cara penjahat
penelitiannya pada hambatan- melakukan kejahatan, kemudian
hambatan yang di hadapi penyidik berusaha semaksimal mungkin untuk
dan tinjauan hukum pidana islam mengetahui faktor yang
menyebabkan terjadinya kejahatan
dan bagaimana upaya untuk mencari sopan yang
dan menemukan cara untuk dapat menyebabkan adanya
mencegah dan menanggulangi teguran dan tantangan.
terjadinya kejahatan. Kriminologi d. Frij mengatakan
teoritis merupakan suatu ilmu kriminologi adalah
pengetahuan yang berdasarkan ilmu pengetahuan
pengalaman seperti ilmu pengetahuan yang mempelajari
lainnya yang sejenis, memperhatikan kejahaan, bentuk,
gejala-gejala dan mencoba sebab dan akibatnya.
menyelidiki sebab-sebab dari gejala e. Wood mengatakan
tersebut degan cara-cara yang ada kriminologi ialah ilmu
padanya. yang meliputi segala
Nama kriminologi yang pengetahuan yang di
ditemukan oleh P. Topinard (1830- peroleh baik oleeh
1911) seorang ahli antropologi pengalaman, maupun
perancis, serta secara harafiah berasal teori-teori tentang
dari kata “crimen” yang berarti kejahatan dan penjahat
kejahatan atau penjahat dan “logos” serta pengetahuan
yang berarti ilmu pengetahuan, maka yang meliputi reaksi-
diartikan kriminologi merupakan reaksi masyarakat
ilmu pengetahuan yang mempelajari terhadap penjahat dan
tentang kejahatan. kejahatan itu.
Beberapa para sarjana Faktor internal yaitu faktor yang
kriminologi mengemukakan definisi menjadi penyebab manusia
atau batasan serta pengertian tentang melakukan suatu kejahatan yang
kriminologi antara lain : dimana faktor tersebut berasal dari
a. Sutherland dalam dirinya sendiri. Faktor internal
berpendapat merupakan faktor yang paling
kriminologi adalah dominan yang mempengaruhi
keseluruhan ilmu seseorang melakukan kejahatan.
mengenai kejahatan Abdul Syani mengatakan, salah satu
sebagai gejala faktor internal yang menjadi
masyarakat. penyebab orang melakukan adalah
b. Bonger berpendapat rendahnya moralitas orang tersebut.
kriminologi adalah Moral seseorang dibentuk sejak saat
ilmu pengetahuan dia masih berusia anak-anak. Pada
yang bertujuan usia anak-anak, pendidikan dari
menyelidiki kejahatan orangtua adalah aspek yang paling
seluas-luasnya. dominan berpengaruh. Di usia anak-
c. Van Bemelen anak pendidikan moral dari orangtua
berpendapat akan berpengaruh sebesar 70%
kriminologi adalah sedangkan lingkungan sosial hanya
ilmu yang 30%. Selanjutnya moral akan
mempelajari berkembang dengan sendirinya
kejahatan, yaitu sesuai umur orang tersebut dan
perbuatan yang dipengaruhi perkembangannya oleh
merugikan dan kehidupan yang dia jalani.
kelakuan yang tidak Sebaliknya, selepas dari masa anak-
anak, pendidikan moral orang tua diharuskan, sehingga jika
hanya akan berpengaruh sebesar 30% manusia benar-benar
sedangkan lingkungan sosial tempat mendalami dan mengerti
seseorang bergaul akan berpengaruh tentang isi agamanya, maka
sebesar 70%. Moralitas seseorang senantiasa akan menjadi
merupakan kunci bagi kehidupan manusia yang baik pula,
orang tersebut. Rendahnya moral tidak akan berbuat hal-hal
seseorang akan berdampak pada yang merugikan orang lain
perilakunya yang cenderung kepada termasuk tindakan
tindakan kriminalitas. kejahatan. Sebaliknya, jika
1. Faktor Eksternal agama itu tidak berfungsi
Faktor-faktor ini bagi manusia, hanya sekedar
berpokok pangkal pada lambang saja, maka tidak
lingkungan di luar dari diri berarti sama sekali, bahkan
manusia (ekstern) terutama iman manusia akan menjadi
hal yang mempunyai lemah. Kalau sudah
hubungan dengan timbulnya demikian keadaanya, maka
kriminalitas. orang mudah sekali untuk
a. Faktor Ekonomi melakukan hal-hal yang
Pada umumnya faktor buruk karena kontrol
ekonomi mempunyai sosialnya tadi tidak kuat, dan
hubungan dengan timbulnya mudah melakukan tindak
kejahatan. Perkembangan kejahatan. Norma-norma
perekonomian di abad yang terkandung di dalam
modern, ketika tumbuh agama semua mengajarkan
persaingan bebas, kebenaran dan kebaikan, dan
menghidupkan daya minat agama itusenantiasa baik dan
konsumen dengan membimbing manusia
memasang iklan-iklan dan kearah jalan yang
sebagainya. Hal ini diharuskan, sehingga jika
cenderung menimbulkan manusia benar-benar
keinginan-keinginan untuk mendalami dan mengerti
memiliki barang atau uang tentang isi agamanya, maka
sebanyak-banyaknya senantiasa akan menjadi
sehingga dengan demikian, manusia yang baik pula,
seseorang mempunyai tidak akan berbuat hal-hal
kecenderungan pula untuk yang merugikan orang lain
mempersiapkan diri dalam termasuk tindakan
berbagai cara penipuan dan kejahatan. Sebaliknya, jika
sebagainya. agama itu tidak berfungsi
b. Faktor Agama bagi manusia, hanya sekedar
Norma-norma yang lambang saja, maka tidak
terkandung di dalam agama berarti sama sekali, bahkan
semua mengajarkan iman manusia akan menjadi
kebenaran dan kebaikan, dan lemah. Kalau sudah
agama itu senantiasa baik demikian keadaanya, maka
dan membimbing manusia orang mudah sekali untuk
kearah jalan yang melakukan hal-hal yang
buruk karena kontrol ekstern, dan kejahatan yang
sosialnya tidak kuat, dan terjadi bisa diakibatkan oleh
mudah melakukan tindak karena banyak hal.
kejahatan. 2.2 Ruang Lingkup Kriminologi
c. Faktor Bacaan Berbicara mengenai ruang
Faktor yang dapat lingkup kriminologi, tentunya setiap
menimbulkan kriminalitas ahli hukum mempunyai pandangan
yaitu faktor bacaan yang yang berbeda-beda satu sama lain
buruk, pornografi, kriminal mengenai ruang lingkup dari
contohnya mulai dari cerita- kriminologi. Dibawah ini akan
cerita, gambar erotic, dan dipaparkan mengenai ruang lingkup
yang berhubungan dengan kriminologi dari beberapa ahli.
seks, sehingga cenderung Alam dan Ilyas membagi
dapat memberikan dorongan kriminologi dalam dua golongan,
terhadap yaitu kriminologi teoritis dan
perbuatanperbuatan yang kriminologi praktis. Selanjutnya dari
melanggar hukum atau masing-masing pembagian tersebut,
kejahatan. masih terbagi-bagi lagi sebagaimana
d. Faktor Film (termasuk diuraikan berikut ini.
televisi) 1. Kriminologi Teoritis
Pengaruh film terhadap Secara teoritis kriminologi ini
timbulnya kriminalitas dapat dipisahkan di dalam 5
hampir sama dengan cabang pengetahuan. Tiap-
pengaruh bacaan, hanya tiap bagiannya memperdalam
bedanya terletak pada pengetahuannya mengenai
khayalan si pembaca atau sebab-sebab kejahatan secara
penonton. Bacaan dapat teoritis.
menimbulkan khayalan a. Antropologi Kriminal
secara tidak langsung Yaitu ilmu pengetahuan
tentang kejadian yang yang mempelajari tanda-
dibacanya, sedangkan tanda fisik yang menjadi
penonton dapat langsung ciri khas dari seorang
menganologikan dirinya penjahat.
pada film yang sedang b. Sosiologi Kriminal
ditontonnya. Dapat Yaitu ilmu pengetahuan
dikatakan bahwa film tidak yang mempelajari
kalah besar pengaruhnya kejahatan sebagai gejala
terhadap timbulnya social. Pembagian
kriminalitas dibandingkan kategori social criminal
bacaan.1 meliputi:
Berdasarkan pendapat 1) Etiologi sosial: ilmu
di atas, dapat disimpulkan yang mempelajari
bahwa pada dasarnya tentang sebab-sebab
penyebab timbulnya timbulnya suatu
kejahatan hanya diakibatkan kejahatan.
oleh factor intern dan
1
Emilia Susanti dan Eko Rahardjo, 2018.
Hukum dan Krimonologi. hlm. 127-129
2) Geografis: ilmu yang diamalkan (applied
mempelajari pengaruh criminology). Berikut ini akan
timbal balik antara diuraikan cabang-cabang dari
letak suatu daerah dan kriminologi praktis.
kejahatan: a. Hygiene Kriminal
3) Klimatologis: ilmu Yaitu cabang kriminologi
yang mempelajari yang berusaha untuk
hubungan timbal balik memberantas faktor
antara cuaca dan penyebab timbulnya
kejahatan: kejahatan. Misalnya
c. Psikologi Kriminal meningkatkan
Yaitu ilmu pengetahuan perekonomian rakyat,
yang mempelajari penyuluhan (guidance and
kejahatan dari sudut ilmu counceling) penyediaan
jiwa. Psikologi sarana olahraga, dan lainnya.
kriminologi terbagi atas: b. Poitik Kriminal
1) Tipologi: ilmu Yaitu ilmu pengetahuan
pengetahuan yang yang mempelajari tentang
mempelajari bagaimanakah caranya
golongan-golongan menetapkan hukum yang
penjahat: sebaik-baiknya kepada
2) Psikologi sosial terpidana agar ia dapat
kriminal: ilmu menyadari kesalahannya
pengetahuan yang serta berniat tidak
mempelajari kejahatan melakukan kejahatan lagi.
dari segi ilmu jiwa Untuk dapat menjatuhkan
sosial hukuman seadil-adilnya,
d. Psikologi dan maka diperlukan keyakinan
Neuropatologi Criminal serta pembuktian: sedangkan
Yaitu ilmu pengetahuan untuk mendapatkan
yang mempelajari tentang semuanya itu diperlukan
penjahat yang sakit jiwa penyelidikan tentang
atau gila bagaimanakah Teknik si
e. Penologi penjahat melakukan
Yaitu ilmu pengetahuan kejahatan
yang mempelajari tentang c. Kriminalistik (police
sejarah, arti, dan faedah scientific)
hukum. Ilmu tentang penyelidikan
2. Kriminologi Praktis Teknik kejahatan dan
Yaitu ilmu pengetahuan yang penangkapan pelaku
berguna untuk memberantas kejahatan.2
kejahatan yang timbul dalam Lain halnya dengan pendapat
masyarakat. Dapat pula Noach mengenai kajian kriminologi.
disebutkan bahwa kriminologi Noach membagi kriminologi menjadi
praktis adalah merupakan 2 (dua) pengertian yakni kriminologi
ilmu pengetahuan yang dalam arti luas dan kriminologi dalam
2
A. S. Alam dan Amir Ilyas, 2018.
Kriminologi Suatu Pengantar. hlm. 5-9
arti sempit. Kriminologi dalam arti Sajana lain selain yang
sempit merupakan suatu ilmu disebutkan di atas juga
pengetahuan tentang bentuk-bentuk, memberikan pendapatnya
perwujudan, sebab-sebab, dan akibat mengenai ruang lingkup
kriminalitas. Jadi sesuai dengan kriminologi, yang meliputi:
pengertian diatas bahwa kriminologi A. Etimologi Kriminal atau
menurut Noach dibagi menjadi 3 kriminologi dalam arti
(tiga) dapat diperjelas dengan adanya sempit
unsur-unsur yakni sebagai berikut: Ilmu pengetahuan ini
a. Bentuk-bentuk gejala mempelajari dan meneliti
(fenomena), bentuk-bentuk sebab musabab timbulnya
gejala yang mudah diketahui suatu kejahatan.
ialah yang berdasarkan pada B. Politik Kriminal
norma-norma dari ilmu-ilmu Sudarto memberi tiga
pengetahuan lainnya seperti pengertian pada istilah
hukum pidana dan etika; politik kriminal, yaitu:
b. Sebab-sebab kriminalitas 1) Dalam arti sempit,
(etiologi) yang berhubungan keseluruhan asas dan
dengan lain-lain gejala dalam metode yang menjadi
kehidupan individu, dasar dan reaksi
masyarakat dan alam; terhadap pelanggaran
c. Akibat-akibat kriminalitas hukum yang berupa
sampai berapa jauh dapat pidana;
dianggap masih meliputi oleh 2) Dalam arti luas,
kriminologi. keseluruhan fungsi
Selanjutnya Noach dalam aparatur
membagi kriminalistik menjadi: penegak hukum,
pengetahuan tentang lacak-lacak termasuk didalamnya
yakni bekas tanda-tanda yang cara kerja dari
ditinggalkan penjahat, termasuk pengadilan dan
bekas persiapan dan pelaksanaan polisi;
serta perbuatan sesudahnya untuk 3) Dalam arti paling
menutupi perbuatan luas diambil dari
sesungguhnya. Dengan demikian pendapat Jorgen
meliputi penyidikan tentang: Jepsen, ialah
1. Identitas si penjahat keseluruhan
(dactilosophy: kebijakan yang
pemeriksaan tulisan dan dilakukan melalui
perbandingannya, dan perundang-undangan
ciri-ciri lain); dan badan-badan
2. Alat-alat (umpamanya resmi, yang
senjata api) bertujuan untuk
3. Pemeriksaan tentang menegakkan norma-
uang kertas/uang logam norma sentral
palsu, hal-hal mana yang masyarakat.
membutuhkan
pertolongan ahli-ahli
kimia.
Teori Kejahatan Pengertian utuh, atau tidak bisa dinyatakan
Kejahatan sebagai kejahatan, karena orang
Kejahatan seringkali diartikan dengan gangguan mental tidak dapat
sebagai suatu perilaku yang dimintai pertanggungjawaban atas
melakukan pelanggaran aturan- perilakunya.4 Bagaimanapun juga
aturan hukum, akibatnya seseorang kejahatan dalam arti hukum adalah
dapat dijerat hukuman. Kejahatan yaitu perbuatan manusia yang dapat
menurut Kamus Besar Bahasa dipidana oleh hukum pidana. Tetapi
Indonesia yaitu perilaku yang kejahatan bukan hanya semata – mata
bertentangan dengan nilai- nilai dan merupakan batasan undang – undang,
norma-norma yang berlaku yang artinya ada perbuatan tertentu yang
telah disahkan oleh hukum tertulis oleh masyarakat dipandang sebagai
(hukum pidana). R. Soesilo jahat, tetapi oleh undang – undang
membedakan pengertian kejahatan tidak menyatakan sebagai kejahatan
secara yuridis dan pengertian begitu pula sebaliknya.5
kejahatan secara sosiologis. Jenis–jenis Kejahatan dapat
digolongkan atas beberapa
Ditinjau dari segi yuridis, pengolongan sebagai berikut: 6
pengertian kejahatan adalah suatu 1. Pengolongan kejahatan
perbuatan tingkah laku yang yang didasarkan pada
bertentangan dengan undang-undang. motif pelaku. Hal ini
Ditinjau dari segi sosiologis, maka dikemukakan menurut
yang dimaksud dengan kejahatan pandangan Bonger :
adalah perbuatan atau tingkah laku a. Kejahatan
yang selain merugikan si penderita, ekonomi
juga sangat merugikan masyarakat (economic
yaitu berupa hilangnya crimes) misalnya
keseimbangan, ketentraman dan penyelundupan.
ketertiban.3 b. Kejahatan
Sebuah perilaku yang dapat Seksual (sexual
disebut sebagai kejahatan hanya jika crime), misalnya
memiliki 2 (dua) faktor yaitu : perbuatan zina
Pasal 284 KUHP.
1. Mens Rea ( adanya niatan dari c. Kejahatan politik
pelaku ), dan (politic crime),
2. Actus Reus ( perilaku terpaksa misalnya
tanpa paksaan dari orang lain pemberontakan
) Partai komunis
Jika pelaku ternyata memiliki Indonesia.
gangguan mental yang menyebabkan d. Kejahatan diri
niatnya terjadi diluar kesadaran, maka (moscellaneus
faktor mens rea-nya dianggap tidak crimes), misalnya

3 http://nugroho.com. diakses, tanggal 4


Syahruddin. 2003. Kejahatan dalam
Masyarakat dan Upaya Januari 2020.
5
Penanggulangannya. Fakultas Hukum Ibid.
Universitas Sumatera Utara. hlm 1 6
A.S Alam. 1985, Kejahatan dan Sistem
4
Nugroho. 2015. “ Mengapa Orang Pemidanaan. Ujung Pandang. Fakultas
Melakukan Kejahatan ”. Hukum. UNHAS. hlm 5.
penganiayaan person)
yang motif misalnya
dendam. pembunu
2. Penggolongan kejahatan han,
yang didasarkan kepada penganiay
berat ringannya suatu aan dan
ancaman pidana yang lain - lain.
dapat dijatuhkan, yaitu : 2) Kejahatan
a. Kejahatan, yakni terhadap
semua Pasal - harta
Pasal yang benda
tersebut di dalam (crimes
buku KUHP, against
seperti property)
pembunuhan, misalnya
pencurian dan pencurian
lain-lain. ,
b. Pelanggaran, perampok
yakni semua an dan
Pasal - Pasal yang lain – lain.
di sebut dalam 3) Kejatan
buku III KUHP, terhadap
misalnya saksi kesusilaan
didepan umum
persidangan (crime
memakai jimat against
pada waktu ia public
harus decency)
memberikan misalnya
keterangan perbuatan
dengan sumpah, cabul.
dihukum dengan 3. Penggolongan Kejahatan
hukuman kurung untuk membentuk teori.
selama-lamanya Penggolongan didasarkan
sepuluh hari hari akan adanya kelas - kelas
dan denda tujuh kejahatan dan beberapa
ratus lima puluh menurut proses penyebab
rupiah. kejahatan itu, yaitu cara
c. Penggolongan melakukan kejahatan
kejahatan untuk teknik - teknik dan
kepentingan organisasinya dan timbul
statistik, sebagai kelompok - kelompok
berikut : yang mempunyai nilai
1) Kejahatan tertentu. Kelas - kelas
terhadap tersebut sebagai berikut :
orang a. Profesional
(crimes crimes, yaitu suatu
against kejahatan yang
dilakukan sebagai kesepakatan,
mata pencaharian misalnya
tetapnya dan pencurian
mempunyai kendaraan
keahlian tertentu bermotor,
untuk profesi itu, pencurian di toko -
misalnya toko besar.
pemalsuan uang. c. Occupational
b. Organized crimes, crimes, yaitu
yaitu suatu kejahatan karena
kejahatan yang kedudukan atau
terorganisir, jabatan, misalnya
misalnya korupsi.
pemerasan, d. Politic crime,
perdagangan yaitu kejahatan
narkotika dan politik, misalnya
obat-obatan pemberontakan,
terlarang. sabotase, perang
c. Occasional gerilya dan lain –
crimes, yaitu suatu lain.
kejahatan karena e. Public order
adanya suatu crime, yaitu
kesepakatan, kejahatan terhadap
misalnya ketertiban umum
pencurian di yang biasa disebut
rumah secara dengan kejahatan
bersama. tanpa korban,
4. Penggolongan kejahatan misalnya
yang dilakukan oleh nilai- pemabukan,
nilai sosiologi yang wanita melacurkan
dikemukakan oleh sebagai diri.
beikut : f. Convensional
a. Violent personal crime, yaitu
criems, yaitu kejahatan
kejahatan konvensional,
kekerasan misalnya
terhadap orang, perampokan
misalnya (robbery)
pembunuhan pencurian kecil -
(murder), kecilan (larceny)
pemerkosaan dan lain – lain.
(rape), dan g. Organized crime,
penganiayaan yaitu kejahatan
(assault). yang terorganisir,
b. Occasio property misalkan
crimes, yaitu perdagangan
kejahatan harta wanita untuk
benda karena pelacuran,
perdangangan obat memberikan kasih sayang,
bius. menjamin keamanan dan
h. Provesional crime, ketentraman, serta memberi
yaitu kejahatan harapan kehidupan yang
yang dilakukan mendatang yang lebih baik,
sebagai sebaiknya juga, istri tidak hanya
profesinya, cukup dengan tugasnya melayani
misalkan suami, tetapi juga memberikan
pemalsuan uang, kasih sayang dan suasana nyaman
pencopet dan lain dalam keluarga.7
– lain.
Salah satu tindakan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN sering terjadi adalah tindakan
kekerasan terhadap perempuan
4.1 Faktor Penyebab Terjadinya dan anak kekerasan domestik ini
Pembunuhan oleh Ibu Kandung ialah perbutan dalam Undang-
Terhadap Anak Kembar. undang tidak merumuskan sesuatu
ketentuan dalam KUHP mengenai
Ketika usia perkawinan sebab dan akibat. Tetapi dalam
masih muda, suami dan istri beberapa pasal tertentu dalam
dihadapkan masalah hidup Undang-undang hukum pidana,
bersama dalam perbedaan yang dirumuskan dalam kelakuan-
selama masih remaja belum kelakuan (gedragingen) tertentu
pernah dialaminya. Semua yang merupakan sebab oorzaak,
perbedaan yang ada pada causa dari suatu akibat tertentu.8
pasangannya bila diartikan
sebagai pelengkap kerja sama Berdasarkan hasil
dalam menjalanai kehidupannya, wawancara pada tanggal 19
kehidupan akan merasa ringan Desember 2021 dengan Bripka
dan menyenangkan. Akan tetapi Bregitha N. Usfinit, S.H., selaku
apabila perbedaan dartikan Kepala Unit Pelayanan Perempuan
sebagai faktor pengganggu yang dan Anak (PPA) makan diperoleh
harus selalu disesuaikan dengan informasi mengenai kronologi
dirinya, ini akan menjadi sumber terjadinya pembunuhan yang
berbagai masalah yang akan dilakukan oleh ibu kandung
dihadapi selama hidupnya. terhadap anak kembar di Polres
Masalah akan bertambah seiring Kota Kupang. Pembunuhan anak
dengan hadirnya anak. Untuk kembar yang dilakukan oleh ibu
mendidik, mengasuh, dan kandung terjadi pada tanggal 5
memperbesarkan anak diperlu kan September 2019 di jalan Timor
kekompakan suami dan istri. Raya Kelurahan Oesapa Barat,
Suami tidak cukup hanya bertugas Kecamatan Kelapa Lima, Kota
memenuhi kebutuhan ekonomi Kupang tepatnya di rumah mes
keluarga. Suami berkewajiban tukang yang bekerja di Hotel IMA.

7
Edy Aris Munandar, Stop Kekerasan, Penerapanmya, Storia Grafika, Jakarta.
Mancanan Jaya Cemerlang, Klaten, 2013, 2002, hlm, 121.
hlm,33.
8
E. Y Kanter dan S. R Sianturi, Asas-asas
Hukum Pidana di Indonesia dan
Bripka Bregitha N. Usfinit menggunakan Pasal 80 ayat (3)
mengemukakan bahwa dan ayat (4) UU No.35 Tahun 2014
pembunuhan anak kembar ini tentang perubahan atas UU No.23
dilakukan oleh ibu kandungnya, Tahun 2002 tentang perlindungan
maka selama proses penyidikan anak jo Pasal 351 KUHP ayat (3).
oleh pihak kepolisian melakukan Berdasarkan hasil
pemeriksaan psikologi terhadap wawancara dengan Bripka
pelaku. Berdasarkan hasil Bregitha N. Usfinit, faktor-faktor
pemeriksaan psikologi diketahui penyebab terjadinya pembunuhan
bahwa kemampuan daya ingat, anak kembar oleh ibu kandung
halusinasi, dan persepsi yang dibagi dalam dua jenis faktor
disampaikan pelaku tidak yaitu:
ditemukan adanya gejala 1. Faktor internal (stress
halusinasi, pendengaran dan berkepanjangan)
penglihatan terhadap dirinnya. Berdasarkan data yang
Gangguan psikologi yang dimiliki penulis dapatkan untuk
pelaku akibat tekanan batin dan menjelaskan faktor-faktor
stress berkepanjangan masih terjadinya pembunuhan yang
dalam tingkat yang wajar, jadi dilakukan oleh ibu kandung
pada saat melakukan pembunuhan terhadap anak kembarnya di
terhadap kedua anaknya kemudian wilayah hukum Polres Kupang
percobaan bunuh diri berdasarkan Kota yaitu kurangnya perhatian
emosi yang tengah memuncak. dari sang suami dan keluarga
Modus yang dilakukan oleh ibu menjadi alasan terjadinya kasus
kandung yang telah membunuh pembunuhan yang dilakukan
kedua anak kembar tersebut yakni oleh ibu kandung terhadap anak
awalnya pelaku memberikan kembarnya. Dalam Putusan
makan kepada anaknya setelah itu Nomor 8/Pid.Sus/2020/PN
pelaku menutup pintu dan jendela Kupang, terdakwa melakukan
kemudian pelaku menganiaya pembunuhan terhadap kedua
anaknya lalu pelaku mencoba anak kembarnya karena
melakukan bunuh diri. Adapun terdakwa stress dan tertekan
barang bukti yang disita oleh pihak oleh perlakuan dari keluarga
kepolisian yakni pakaian yang suami terdakwa yang tidak mau
dikenakan oleh korban, sebilah berbicara dengan terdakwa dan
parang yang digunakan oleh menganggap terdakwa bukan
pelaku untuk membunuh kedua siapa-siapa, kemudian pelaku
anaknya dan sebilah pisau yang juga sakit hati dengan sikap
digunakan oleh pelaku untuk suami terdakwa yang sering
menusuk perut dan lehernya mendiamkan terdakwa.
sendiri hingga jatuh tidak sadarkan 2. Faktor eksternal (faktor
diri bersama kedua anak ekonomi)
kembarnya. Faktor ekonomi
Mengenai ancaman pidana juga menjadi sebab dari kasus
yang digunakan dalam kasus pembunuhan tersebut, dimana
pembunuhan anak kembar oleh ibu dalam Putusan Nomor
kandung ini, dalam kasus ini 8/Pid.Sus/2020/PN Kupang,
Bripka Bregita N. Usfinit terdakwa melakukan
pembunuhan terhadap kedua 4.2 Upaya Penanggulangan Kasus
anak kembarnya karena Pembunuhan Anak Kembar oleh
berdasarkan keterangan Ibu Kandung
terdakwa uang yang diberikan Kebijakan penanggulangan
oleh suami terdakwa setiap kejahatan atau yang biasa disebut
bulan sebesar Rp.250.000.00-, dengan istilah politik kriminal
dan itu tidak cukup untuk merupakan usaha yang rasional
memenuhi kebutuhan dari masyarakat untuk
hidupmya serta kedua anak menanggulangi kejahatan.
korban, sehingga terdakwa Menanggulagi berarti usaha untuk
melakukan pembunuhan mengendalikan kejahatan agar
terhadap kedua anaknya. berada dalam batas-batas toleransi
Teori kriminologi yang masyarakat.
penulis pakai dalam hubungan Pihak kepolisian
dengan kedua faktor diatas khususnya Unit Pelayanan
yaitu teori tegang (strain Perempuan dan Anak (PPA) sesuai
theory) dan teori kontrol sosial tugasnya menurut Peraturan
(social control theory). KAPOLRI NO.Pol: 10 Tahun
Menurut analisis penulis teori 2007 tentang Organisasi dan Tata
ini cenderung bertentangan dengan Kerja Unit Pelayanan Perempuan
teori tegang yang diprakarsai oleh dan Anak (Unit PPA) diwilayah
Emile Durkheim. Teori Kontrol Kepolisian Negara Republik
Sosial lebih menitik beratkan kepada Indonesia yaitu memberikan
pengendalian sosial dimana setiap pelayanan dalam bentuk
individu harus berupaya untuk tidak perlindungan terhadap perempuan
melakukan suatu kejahatan atau dan anak yang menjadi korban
tindak pidana, yang dapat disimpukan kejahatan dan penegakan hukum
bahwa setiap orang terlahir dengan terhadap pelakunya. Oleh karena
kecenderungan untuk berbuat jahat. itu Unit PPA Polres Kupang yang
Dalam teori ini terdapat beberapa dipimpin oleh Bripka Bregitha N.
unsur kunci yang berkaitan dengan Usfinit,S.H., sebagai kepala unit
emosional atau perasaan yang jika melakukan beberapa upaya untuk
dikaitkan dengan kejahatan yang menanggulangi kejahatan
dilakukan oleh pelaku bahwa adanya pembunuhan anak kembar oleh ibu
unsur-unsur yang tidak dipenuhi oleh kandung di Kota Kupang. Upaya
orang-orang terdekat pelaku, seperti yang dilakukan terbagi dalam
kurangya kasih sayang, komitmen, upaya secara Pre-emtif, Preventif,
keterlibatan sosial dan kepercayaan dan Represif.
kepada pelaku. 1. Upaya secara Pre-emtif
Berdasarkan teori di atas
penulis berpendapat bahwa pelaku Upaya pre-emtif adalah
melakukan tindak kejahatannya pembinaan kegiatan-kegiatan
karena tidak terpenuhinya unsur- positif bagi masyarakat.
unsur tersebut yang mengakibatkan Masyarakat harus dapat
tidak adanya kontrol sosial yang berkomunikasi dan mendapatkan
didapat oleh pelaku. pengertian dari golongan dan
sasaran, di samping mampu
membawakan atau menjalankan
peranan yang dapat diterima oleh merupakan pasangan
mereka. Kecuali itu maka koservatif
golongan panutan harus dapat
memanfaatkan semua unsur-unsur Hambatan-hambatan tersebut
tradisional tertentu, sehingga selanjutnya disebutkan dapat
dapat menggerakan partisipasi diatasi dengan cara pendidikan,
darigolongan sasaran atau pelatihan dan membiasakan diri
masyarakat luas. Golongan untuk mempunyai sikap-sikap
panutan juga harus dapat memilih sebagai berikut:
waktu dan lingkungan yang tepat Upaya preventif yang
di dalam memperkenalkan norma- dapat dilakukan untuk
norma atau kaidah-kaidah hukum mencegah terjadinya
yang baru, serta memberikan kejahatan antara lain:
keteladanan yang baik.
Hambatan-hambatan yang akan 1. Menanamkan pendidikan
dijumpai pada penerapan peranan agama sejak masih
yang seharusnya dari para kanak-kanak sebagai
penegak hukum atau golongan dasar keimanan untuk
panutan, yang mungkin berasal memperteguh moral dan
dari dirinya sendiri atau dari mental (disini yang harus
lingkungan. berperan utama adalah
kelompok masyarakat).
Hambatan-hambatan yang 2. Memberikan pendidikan
memerlukan penanggulangan formal dengan tujuan
tersebut antara lain dapat berupa:9 menanamkan rasa
1. Keterbatasan kemampuan tanggung jawab dan
untuk mendapatkan diri memperluas wawasan,
dalam peranan pihak lain sehingga mempengaruhi
dengan siapa mereka cara berfikir.
berinteraksi; Tingkat 3. Memberikan penyuluhan-
aspirasi yang belum tinggi; penyuluhan hukum
2. Kegairahan yang sangat melalui penerangan atau
terbatas untuk memikirkan media komunikasi seperti
masa depan, sehingga sulit radio, televisi, surat
sekali untuk membuat kabar, dengan tujuan
proyeksi; mempertinggi kesadaran
3. Belum adanya kemampuan hukum masyarakat.
untuk menunda 4. Meningkatkan tingkat
pengawasan suatu ekonomi masyarakat
kebutuhan tertentu, dengan memberdayakan
terutama kebutuhan berbagai potensi ekonomi
materiil; yang dapat
4. Kurangnya daya inovatif dikembangkan sehngga
yang sebenarnya membuka lowongan
kerja.

9
Soesilo R, Kitab Undang-Undang Hukum Komentarnya Pasal demi Pasal,Politea,
Pidana (KUHP)serta Komentar- Bogor,1994.
5. Meningkatkan memahami cara mendidik anak
pembinaan mental, yang benar sesuai pola pikir anak.
spiritual masyarakat dan Upaya preventif ini
memberikan penerangan merupakan upaya lanjut dari
hukum serta pendekatan tindakan pre-emtif yang masih
budaya terhadap dalam tataran pencegahan sebelum
masyarakat.10 terjadinya kejahatan, dalam upaya
Upaya penanggulangan preventif lebih ditekankan untuk
kejahatan pembunuhan anak menghilangkan kesempatan agar
kembar oleh ibu kandung kejahatan tidak terjadi.
merupakan upaya pencegahan agar 2. Upaya secara Represif
tidak terjadi pembunuhan terhadap
anak yang dilakukan oleh orang Merupakan tindakan untuk
tua. Pihak kepolisian khususnya memperbaiki pelaku kejahatan
Unit PPA memilih untuk dengan memberikan hukuman
melakukan koordinasi dengan yang telah ditentukan oleh hukum
tokoh agama, tokoh masyarakat, yang berlaku. Upaya represif ini
pemerintah dan LSM terkait untuk bersifat penindakan dan
mengadakan sosialisasi kepada pemberian pidana bagi pelanggar
masyarakat agar mencegah hukum dan demi keamanan dalam
terjadinya tindak pidana yang masyarakat agar keseimbangan
sama. Kegiatan sosialisasi tersebut masyarakat yang telah terganggu
dilakukan berdampingan bersama dapat dipulihkan kembali.
Dinas Pemberdayaan Maksud dari upaya ini adalah
Perlindungan Perempuan dan pembinaan pelaku kejahatan
Anak (DP3A) dan dilakukan tindak pidana dalam lembaga
secara menyeluruh di wilayah pemasyarakatan. Upaya preventif
Hukum Unit PPA Kota Kupang. memang lebih diutamakan karena
Kegiatan sosialisasi tersebut menanggulangi kejahatan lebih
dilakukan di gereja-gereja dan baik daripada menghukum pelaku
Kelurahan-Kelurahan, yang sebab dapat mengurangi dan
diharapkan orang tua dapat menghindari adanya korban
mengetahui dan memahami kejahatan.
perbuatan-perbuatan apa saja yang Penanggulangan kejahatan
dilarang untuk dilakukan orang tua secaragaris besar ada dua macam :
dalam mendidik anaknya menurut
undang-undang. 1. Treatment (Perlakuan)
Menurut Kepala Unit Sebagai salah satu
PPA Bripka Bregitha N. Usfinit, penerapan hukuman
S.H., sosialisasi mengenai cara terhadap pelaku kejahatan
mendidik anak kepada orang tua atau pelanggaran hukum.
ini sangat penting karena Perlakuan berdasarkan
kebanyakan kekerasan atau penerapan hukuman
penganiayaan terhadap anak secara umum dibedakan
karena orang tua kurang menjadi dua bagian
menurut jenjang berat dan

10
Ibid.
ringan suatu perbuatan, perihal kekerasan dan
yaitu: penganiayaan anak
a. Perlakuan yang hingga mengakibatkan
merupakan sanksi anak meninggal dunia
pidana artinya yang dilakukan oleh
perlakuan yang orang tua kandung.
paling ringan yang 2. Dalam proses
diberikan kepada penyelidikan dan
orang yang belum penyidikan terhadap
terlanjur melakukan tersangka pembunuhan
kejahatan. anak kembar yang
b. Perlakuan yang merupakan ibu kandung
memberikan sanksi korban, Unit PPA Kota
pidana secara tidak Kupang berkoordinasi
langsung artinya dengan Psikologi Biro,
tidak berdasarkan SDM, Polda NTT untuk
putusan-putusan memberikan
yang menyatakan pendampingan psikologis
suatu hukuman serta mengetahui keadaan
terhadap si pelaku. kejiwaan tersangka untuk
2. Punisment mendapatkan informasi
(penghukuman) yang jujur dan
Dimaksudkan sebagai bertanggungjawab.
suatu rangkaian 3. Menerapkan sanksi tegas
pembalasan atas dengan peraturan
perbuatan si pelanggar perundang-undangan
hukum. Penghukuman yang terkait dengan
merupakan tindakan kekerasan dan
untuk memberikan penganiayaan anak
penderitaan terhadap hingga mengakibatkan
pelaku kejahatan yang meninggal dunia yang
sebanding atau mungkin dilakukan oleh orang tua
lebih beratdari akibat kandung.
yang di timbulkan oleh 4. Ancaman pidana yang
perbuatan kejahatan digunakan oleh
tersebut, apakah ia berupa kepolisian dalam
hukuman pemenjaraan menangani kasus ini
ataukah hukuman yang adalah Pasal 80 ayat (3)
bersifat pendendaan. dan ayat (4) Undang-
Adapun upaya Undang Nomor 35 Tahun
represif yang dilakukan oleh 2014 tentang perubahan
Unit PPA Polres Kota atas Undang-Undang
Kupang sebagai berikut: Nomor 23 Tahun 2002
1. Upaya penyelidikan dan tentang perlindungan
penyidikan yang cepat anak subsider Pasal 338
dan tanggap terhadap KUHP;
laporan masyarakat dan 1) Setiap orang yang
keluarga mengenai melakukan
kekejaman, (1), ayat (2) dan
kekerasan atau ayat (3) apabila
ancaman yang melakukan
kekerasan, atau penganiayaan
penganiayaan tersebut orang
terhadap anak tuanya.
dipidana dengan Pasal 351 KUHP
pidana penjara ayat (3); “ Jika
paling lama 3 (tiga) mengakibatkan
tahun 6 (enam) mati, diancam
bulan dan atau dengan pidana
denda paling penjara paling lama
banyak Rp. tujuh tahun”
72.000.000,00,- Pasal 338 “
(tujuh puluh dua Barangsiapa
juta rupiah). sengaja merampas
2) Dalam hal anak nyawa orang lain,
sebagaimana diancam, karena
dimaksud dalam pemunuhan dengan
ayat (1) luka berat, pidana penjara
maka pelaku paling lama 15
dipidana penjara Tahun.
paling lama 5 Upaya penanggulangan
(lima) tahun dan dengan cara represif untuk menindak
atau denda paling para pelaku sesuai dengan
banyak Rp. perbuatannya serta memperbaikinya
100.000.000,00,- kembali supaya mereka sadar dan
(seratus juta tidak mengulangi perbuatannya lagi,
rupiah). dengan kata lain upaya represif
3) Dalam hal anak dipakai untuk memberikan efek jera
sebagaimana bagi pelaku dan orang lain. Upaya
dimaksud pada ayat represif wajib diberikan kepada
(2) mati maka pelaku tindak pidana pembunuhan
pelaku dipidana agar masyarakan lebih takut akan
dengan pidana hukum. Aspek kriminologis dalam
penjara paling lama penanggulangan kejahatan yaitu tidak
15 (lima belas) seorangpun mengehendaki adanya
tahun dan atau kejahatan dalam lingkungan
denda paling masyarakatnya, karena adanya
banyak Rp. kejahatan akan merasakan dan
3.000.000.000,00 ,- merugikan masyarakat, dan tidak
( tiga miliar hanya meresahkan ataupun
rupiah). merugikan harta benda, tetapi dapat
4) Pidana ditambah mengancam keselamatan jiwa
sepertiga dari anggota masyarakat. Oleh karena itu
ketentuan kejahatan harus diberantas dan
sebagaimana ditanggulangi dan salah satu cara
dimaksud pada ayat
penanggulangan kejahatan ini melalui e. Partisipasi masyarakat
penegakan hukum. dalam usaha
Usaha penanggulangan penggolongan
masalah kejahatan telah banyak kejahatan.
dilakukan dengan berbagai cara, Dari apa yang telah diuraikan
namun hasilnya belum memuaskan. tentang usaha penanggulangan
Sebagaimana apa yang dikemukakan kejahatan telah jelas bahwa usaha
oleh Habib-Ur-Rahman Khan dalam crime prevention, ini meliputi dua
tulisannya yang berjudul Prefention segi penggarapan yakni:
of Crime-It Ish Society Wich Needs th a. Mencari faktor-faktor
Treathmen and Not the Ciriminal, yang dapat
sebagai berikut; salah satu usaha menimbulkan
penanggulangan kejahatan ialah kejahatan, yang
menggunakan hukum pidana dengan dimulai dengan
sanksinya yang berupa pidana. penelitian kejahatan
Menurut Herbert El. Packer usaha atau kenakalan dalam
pengendalian perbuatan anti sosial lingkungan remaja,
dengan menggunakan pidana pada dan tentunya dalam
seseorang yang bersalah melanggar berbagai pola-pola
peraturan pidana, merupakan suatu kriminalitas khusus,
problem sosial yang mempunyai sehingga dengan
dimensi hukum yang penting. penemuan faktor-
Dalam usaha penanggulangan faktor tertentu yang
kejahatan dengan aspek dihubungkan dengan
kriminologisnya (crime prevention) berbagai faktor dapat
maka hasil-hasil penelitian menimbulkan
merupakan bahan-bahan bermanfaat kejahatan dapat
sekali bagi penyusunan program memberi bahan untuk
pencegahan kejahatan oleh para menyusun program
penegak hukum. penanggulangan
Walter C. Reckless11 kejahatan yang
mengemukakan beberapa syarat yang diantaranya diarahkan
perlu diperhatikan oleh pemerintah kepada penggarapan
agar menanggulangi kejahatan dapat faktor-faktor yang
lebih berhasil, syarat-syarat tersebut bersangkutan.
adalah: Dalam pencegahan
a. Sistem dan organisasi kejahatan yang
Kepolisian yang baik ditujukan kepada
b. Pelaksanaan peradilan faktor-faktor yang
yang efektif memungkinkan
c. Hukum yang timbulnya kejahatan,
berwibawa atau dengan kata lain
d. Pengawasan dan yang ditujukan kepada
pencegahan kejahatan objek yang menjadi
yang terkoordinir sasaran
penanggulangan
11
Soedjono Dirdjosisworo, 1984, Sosiologi studi kejahatan) Sinar Baru, Bandung, hlm.
Kriminologi (amalan ilmu-ilmu sosial dana 138.
terdapat dua cara masyarakat
yakni: secara
1. Cara yang keseluruhan
khusus yang dengan tujuan
sasaran menebalkan
penggarapann iman dan
ya terarah pada kesadaran
suatu faktor untuk tidak
tertentu yang berbuat
telah diteliti, kejahatan.
bahwa faktor Cara ini
tersebut dinamakan
sebagai faktor sistem
kriminogen. moralistik,
Cara ini yaitu
dinamakan penanggulanga
sistem n kejahatan
abolisionistik melalui
yaitu penerangan-
penanggulanga penerangan
n kejahatan keagamaan
dengan seperti
menghilangka khotbah-
n faktor-faktor khotbah dan
yang menjadi lain-lain.
sebab- b. Meningkatkan
musabab kemantapan
kejahatan. pembinaan hukum dan
Cara ini sangat aparatur penegak
berhubungan hukum dalam rangka
dengan Law and Forcement,
perkembangan yakni suatu upaya
studi tentang memelihara dan
sebab-sebab membina hukum yang
kejahatan berlaku dalam
(etiologi masyarakat serta
kriminal), yang meningkatkan
memerlukan kemampuan dan
pengembangan kemantapan aparatur
teori dan penegak hukum, yang
penelitian- akan menegakan
penelitian hukum yang berlaku
lapangan. dalam masyarakat.
2. Cara yang Dengan kata lain
umum, yang ditinjau dari subjek
ditujukan yaitu penegak hukum.
kepada Menurut Baharuddin Lopa,
anggota mengutip pendapat Kaiser didalam
buku Crime Prevention strategies in Kesimpulan
Europe and North America yang Berdasarkan latar belakang
disusun Jhon Graham, mengatakan permasalahan dan pembahasan
bahwa strategi pokok untuk yang telah diuraikan dalam setiap
mencegah kejahatan dapat dibagi babnya, maka dapat ditarik
menjadi tiga kelompok yaitu kesimpulan yakni sebagai berikut:
Primary,secondary, dan thertiary 1. Faktor-faktor penyebab
prevention. Yang dimaksud dengan timbulnya tindak pidana
Primary prevention, ialah sebuah pembunuhan anak kembar
strategi yang melalui bidan sosial, yang dilakukan oleh ibu
ekonomi dan kebijakan publik kandung di kelurahan
lainnya sedangkan secondary oesapa barat, kecamatan
prevention ialah langkah-langkah kelapa lima kota kupang,
yang berkaitan dengan kebijakan terdiri dari dua faktor yaitu
peradilan pidana atau (criminal faktor internal (faktor yang
justice policy). Kemudian thertiary berasal dari dalam
prevention merupakan langkah- individu) dan faktor
langkah kongkret yang diambil eksternal (faktor yang
kepolisian untuk mencegah terjadinya terdapat diluar individu).
kejahatan, termasuk yang dilakukan Faktor internal penyebab
para penjahat kambuhan. terjadinya tindak pidana
Selanjutnya, Baharuddin Lopa pembunuhan anak kembar
mengatakan bahwa dari ketiga oleh ibu kandung yaitu
kelompok pengegahan kejahatan ini, faktor stress atau gangguan
langkah Primary prevention paling psikologis karena
efektif. Karena tak dapat dipungkiri kurangnya perhatian dari
sesungguhnya jika kita ingin suami dan keluarga dari
mencegah kejahatan akar suami. Faktor eksternal
penyebabnyalah yang perlu tindak pidana pembunuhan
dieliminasi terlebih dahulu. Masih anak kembar oleh ibu
terlalu banyak bukti bahwa kandung disebabkan oleh
ketimpangan sosial ekonomi faktor ekonomi karena
merupakan salah satu penyebab kurangnya biaya yang
terjadinya kejahatan. diberikan suami untuk
Dengan upaya preventif memenuhi kebutuhan
menitikberatkan pada tindakan hidup terdakwa dan kedua
sebelum tindak pidana terjadi. anaknya.
Mengingat upaya penanggulangan 2. Upaya penanggulangan
tindak pidana lewat upaya preventif tindak pidana pembunuhan
lebih bersifat pencegahan sebelum yang dilakukan ibu
terjadinya kejahatan, maka sasaran kandung terhadap anak
utamanya adalah menangani faktor- kembarnya oleh Polres
faktor kondusif antara lain berpusat Kota Kupang dilakukan
pada masalah atau kondisi-kondisi dalam tiga upaya yaitu
sosial yang secara langsung atau tidak upaya secara pre-emtif,
langsung dapat menimbulkan atau preventif dan represif.
menumbuh suburkan kejahatan. Adapun upaya
PENUTUP penanggulangan pre-emtif
yang dilakukan oleh Polres Kupang beserta jajaran
Kota Kupang yaitu dengan terkait dalam
melakukan pembinaan melaksanakan upaya
kegiatan-kegiatan positif, penanggulangan tindak
upaya preventif yaitu pidana pembunuhan
pengendalian dan melalui upaya pre-emtif,
pengawasan untuk preventif dan represif
mencegah agar tidak hendaknya lebih baik dan
terjadi lagi kasus yang lebih menekankan pada
sama dan upaya represif upaya pre-emtif dan
yaituupaya penindakan dan preventif karena bersifat
penegakan hukum terhadap mencegah, jadi akan lebih
pelaku dalam hal ini orang baik diterapkan untuk
tua yang menganiaya mencegah tindak pidana
anaknya hingga meninggal pembunuhan dalam
dunia dengan sanksi tegas keluarga melalui kegiatan
yang dapat membuat jera sosialisasi masyarakat dan
para pelaku. takut akan sanksi yang
diberikan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai tinjauan Buku
kriminologis terhadap pembunuhan
anak kembar oleh ibu kandung Abdulsyani. 1987. Sosiologi
penulis ingin menyampaikan sedikit Kriminalitas. Bandung.
saran sebagai berikut. Remaja Rosda Karya.
1. Menghindari terjadinya hlm 44.
tindak pidana pembunuhan A.S Alam, 1985, Kejahatan dan
hendaknya masyarakat Sistem Pemidanaan. Ujung
lebih meningkatan kualitas Pandang. Fakultas Hukum.
hidup terutama dalam UNHAS. hlm 5.
keluarga dengan lebih A.S. Alam, 2010. Pengantar
memprioritaskan faktor- Kriminologi. Makassar.
faktor penunjang dalam Pustaka Refleksi Books. hlm
kehidupan seperti faktor 21.
ekonomi, faktor Alam, A.S. 2010. Pengantar
kebahagian dan lebih Kriminologi. Makassar.
meningkatkan hubungan Pustaka Refleksi Books. hlm
sosial dengan masyarakat 45
lainnya. Alam, A. S. Kriminologi Suatu
2. Polres Kota Kupang Pengantar, Edisi Pertama.
hendaknya dalam Jakarta: Kencana, 2018.
menjalankan peraturan Bawengan,G.W. 1977.Hukum
perundang-undangan harus Pidana Dalam Teori dan
lebih tegas dan tertata baik, Praktek. Jakarta.Prada
sesuai dengan prosedur Paramita. hlm 90.
yang berlaku. Polres Kota
Bonger, W.A. 1995.Pengantar
Tentang Kriminologi.
Jakarta. Ghalia. hlm 76.
Dirdjosisworo, Soedjono 1984,
Sosiologi

Jurnal
Airlangga, Pembuangan Bayi
dalam Pesrpektif
Penelantaran Anak. Vol 3
No.1, 2018.
I Gusti Ngurah Parwata, Tinjauan
Kriminologis Terhadap
Tindak Pidana Pembunuhan
Dalam Keluarga, 2019.
UIN Suska Riau, Tinjauan
Teoritis, hlm.40-42.

Peraturan Perundang-Undangan

 Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
 Undang-Undang Nomor 73
Tahun 1958 tentang
menyatakan berlakunya
Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1946 Republik
Indonesia tentang
Peraturan Hukum Pidana
untuk seluruh Wilayah
Republik Indonesia dan
mengubah Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana
(Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun
1958 nomor 127, tambahan
Lembaran Negara 1660).

Anda mungkin juga menyukai