Anda di halaman 1dari 22

Deskripsi Isu

1. Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan


Kekerasan terhadap perempuan dapat didefenisikan secara sederhana sebagai segala
bentuk perilaku yang dilakukan kepada perempuan yang memunculkan akibat psikis berupa
perasaan tidak nyaman dan perasaan takut hingga akibat berupa perlukaan fisik. Sexsual abuse
(Kekerasan seksual), meliputi: pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang
menetap dalam rumah tangga, pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam
lingkup rumah tangganya denga orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu
Kekerasan berbasis gender terhadap perempuan di lingkungan pendidikan paling banyak
terjadi di perguruan tinggi. Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi, mengatakan
pada periode tahun 2015-2021 ada 67 kasus kekerasan terhadap perempuan di lingkungan
pendidikan. Kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan yakni kekerasan seksual 87,91
persen, psikis dan diskriminasi 8,8 persen. Lalu, kekerasan fisik 1,1 persen. Perguruan tinggi
menempati urutan pertama untuk kekerasan seksual di lingkungan pendidikan dengan 35 kasus
pada tahun 2015 hingga 2021.
Berdasarkan data dari Komnas Perempuan, pelaku kekerasan berbasis gender terhadap
perempuan di lembaga pendidikan bervariasi. Data dari Komnas Perempuan dari tahun 2015-
2021 ada 67 pelaku – yaitu guru 28 orang, dosen 15 orang, peserta didik 10 orang, kepala sekolah
9 orang, pelatih 2 orang, dan lain-lain 3 orang.
(Sumber: https://www.voaindonesia.com/a/komnas-perempuan-kasus-kekerasan-seksual-di-
lingkungan-pendidikan-paling-tinggi-di-universitas/6525659 ).

Disamping perguruan tinggi, kasus kekerasan seksual juga sering terjadi di lingkungan
pesantren. Kali ini terjadi di sebuah pesantren di Depok, Jawa Barat. Belasan santriwati dikabarkan
menjadi korban ulah sejumlah ustad dan santri senior.Pimpinan yayasan pondok pesantren itu,
Ahmad Riyadh Muchtar mengatakan, telah dipanggil oleh tim penyidik Polda Metro Jaya untuk
diperiksa sebagai saksi dalam kasus itu pada 5 Juli 2022. Dia pun turut dimintai keterangan ihwal
4 orang terlapor yang telah ditetapkan sebagai tersangka pelaku kekerasan seksual 11
santriwatinya.

(Sumber:https://fokus.tempo.co/read/1609882/ustad-dan-santri-senior-jadi-tersangka-
kekerasan-seksual-di-pesantren-di-depok)

Juga terungkap berbagai kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan pondok
pesantren. Terbaru yang heboh adalah kasus pencabulan yang diduga dilakukan anak kiai
pengasuh ponpes Shiddiqiyah Ploso, Jombang. Bagaimana tidak, aparat kepolisian sampai harus
mengepung dan menyisir area Pesantren Shiddiqiyah Ploso, untuk mencari tersangka pencabulan
santriwati berinisial MSAT atau Mas Bechi.
https://www.tvonenews.com/berita/nasional/52310-tak-hanya-kasus-pencabulan-mas-
bechi-jombang-ini-3-kasus-pelecehan-seksual-yang-pernah-terjadi-di-lingkungan-pesantren
Kasus Kekerasan Seksual merupakan salah satu kasus yang menentang nilai-nilai bela
Negara diantaranya yaitu setia pada pancasila sebagai ideologi Negara dimana oknum belum
memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga isu
tersebut perlu diangkat dan ditelusuri alasan mengapa maraknya peristiwa tersebut.

2. Khilafataul Mulimin bentuk Radikalisme Agama


Radikal adalah gerakan keagamaan berorientasi paham fundamental yang mengambil
jalan kekerasan dalam bertindak. Untuk memperoleh dan mendapatkan apa yang mereka pahami
dilakukan dengan aksi nyata termasuk dengan cara kekerasan. Kelompok ini menjadikan identitas
dan paham keagamaan sebagai legitimasi tindakan yang mereka lakukan. Jihad adalah kata yang
mereka gunakan untuk menjadi isu yang penting dalam tindakan mereka.
Radikalisme merupakan sebuah kondisi seseorang atau kelompok tertentu yang
menghendaki perubahan secara cepat dan menyeluruh dari berbagai aspek kehidupan seperti
sosial dan politik, dan perbuahan yang dikehendaki dilakukan secara paksa tanpa kompromi
bahkan dengan cara-cara kekerasan. Dengan demikian radikalisme agama merupakan upaya
penerapan paham keagamaan yang diyakininya dengan cara memaksakan keadaan bila perlu
dilakukan dengan kekerasan dan anarkisme dan tanpa kompromi.
Radikalisme dalam agama disebabkan oleh banyak faktor. Yusuf Al-Qaradawi
menyebutkannya sebagai berikut; Pertama, pengetahuan agama yang setengah-setengah melalui
proses belajar yang doktriner dan literal dalam memahami teks-teks agama
Pew Research, sebuah lembaga riset terkemuka yang berpusat di Washington D.C.,
Amerika Serikat, pada awal tahun 2016 telah memaparkan hasil penelitian yang menjelaskan
bahwa Negara Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan penduduk yang setuju dan
mendukung pandangan-pandangan dan gerakan yang dilakukan oleh Islamic State of Iraq and
Syiria (ISIS). Disebutkan bahwa ada sekitar empat persen atau sekitar 10 juta orang penduduk
Indonesia mendukung pandangan dan gerakan ISIS. Ironisnya, pendukung tersebut mayoritas
dari kalangan anak muda dengan usia produktif.
Selain itu pula paham radikalisme juga terpapar dalam dunia pendidikan. Analitical
and Capacity Development Partnership (ACDP) tahun 2015 yang bekerja sama dengan
Kementerian Agama merilis hasil penelitian, yang menunjukkan bahwa 30% sekolah dasar
hingga menengah di Indonesia terpengaruh nilai-nilai radikalisme.
Terkhir ini yang menjadi perhatin publik dengan adanaya Khilafatul Muslimin (KM).
KM merupakan organisasi Islam berideologi khilafah yang berpusat di Lampung. Organisasi ini
didirikan tahun 1997 oleh Abdul Qodir Hasan Baraja, ex pimpinan DI/TII wilayah Lampung.
Abdul Qadir Baraja dibai’at sebagai khalifah dalam KM hingga saat ini. Sekitar tahun 2015,
Jamaah KM Kebon Pedes menolak untuk membayar pajak dan mengikuti pemilihan umum. hal
ini dikaitkan dengan adanya dugaan dari pemerintah mengenai keterlibatan warganya dalam
beberapa aksi terror.
Shidiq, Gulam, Kembalinya Khilafah di Kampung Teroris, dalam
http://www.khilafatulmuslimin.com/diakses pada 5 mei 2018.

3. Pembunuhan Brigadir J oleh Mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo

Dalam Pasal 340 KUHP, yaitu: “Barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
Tahun Penjara. Dalam kasus Alm. Brigadir J ini, melibatkan banyak pihak , Kasus kematian
Brigadir J yang menyita perhatian publik hingga Presiden Jokowi memberi himbauan kepada
Kaplori agar kasus diusut tuntas dan dibuka terang benderang. Terbaru ditelusuri soal motif dan
perpindahan TKP, begini pernyataan Susno Duadji soal ungkap motif pembunuhan berencana
Ferdy Sambo.

Motif pembunuhan awalnya dikatakan laporkan di Jakarta perbuatan pelecehan seksual,


tapi tidak jelas pelecehan seksual itu dan telah dihentikan karena sudah gugur tidak ada tindak
pidananya. Dan Pada 9 Agustus, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengumumkan
bahwa Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Penetapan
Ferdy Sambo sebagai tersangka dilakukan setelah Kapolri melangsungkan gelar perkara. Saat
gelar perkara berlangsung, Kapolri dan tim khusus menemukan fakta baru. Fakta baru tersebut
mengungkap bahwa Richard Eliezer alias Bharada E menembak Nopryansah Yosua Hutabarat
alias Brigadir J atas perintah dari Ferdy Sambo. Hal ini sangat tidak sesuai dengan sikap seorang
polisi yang tidak menjunjung tinggi nilai Pancasil, karena telah menghilangkan nyawa seseorang
secara sengaja.

Sementara itu, tim khusus juga menyatakan bahwa Ferdy Sambo menggunakan senjata
milik Brigadir J untuk menembak tembok-tembok sekitar tempat kejadian. Sebab, tindakan ini
merupakan upaya untuk merekayasa kejadian seolah-olah peristiwa tersebut merupakan peristiwa
tembak-menembak dan Brigadir J pun menembak Bharada E. Dengan begitu, Ferdy Sambo resmi
menjadi tersangka. "

Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto juga telah menetapkan hukuman kepada
menyebut Ferdy Sambo, yaitu hukuman dengan pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana
subsider pasal 338 Juncto pasal 55 dan pasal 56 KUHP.

Analisis Isu Menggunakan Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan


Layak)

Beberapa isu di atas kemudian dianalis menggunakan teknik analisis APKL yakni Aktual artinya
isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dalam kalangan masyarakat, Problematik
menjelaskan bahwa isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya secara komprehensif, Kekhalayakan artinya bahwa isu tersebut
menyangkut hajat hidup orang banyak, dan terakhir adalah layak yang artinya Isu tersebut masuk
akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Adapun analisis isu tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1 Analisls Isu dengan Teknik APKL

No Judul Isu Peran dan Analisis Kriteria Isu Hasil


Kedudukan ASN
dalam Bela Negara
A P K L

1 Kekerasan Seksual dalam Setia pada 5 5 4 4 18


Dunia Pendidikan Pancasila sebagai
Ideologi Negara

2 Radikalisme pada Gerakan Cinta Tanah Air 4 5 3 4 16


Khilafatul Muslimin

3 Kasus Pembunuhan Brigadir J Setia pada 5 2 3 3 13


oleh Ferdi Sambo Pancasila sebagai
Ideologi Negara

Keterangan tabel:

Skala Aktual (A) Skala Problematik (P) Skala Kekhalayakan (K) Skala Layak (L)

5 = Sangat Aktual 5 = Sangat Problematik 5 = Sangat Kekhalayakan 5 = Sangat Layak

4 = Aktual 4 = Problematik 4 = Kekhalayakan 4 = Layak

3 = Cukup Aktual 3 = Cukup Problematik 3 = Cukup Kekhalayakan 3 = Cukup Layak

2 = Kurang Aktual 2 = Kurang Problematik 2 = Kurang Kekhalayakan 2 = Kurang Layak

1 = Tidak Aktual 1 = Tidak Problematik 1 = Tidak Kekhalayakan 1 = Tidak Layak


Dalam menyelesaikan masalah yang telah kami paparkan sebelumnya, diperlukan alat
untuk mengidentifikasi masalah tersebut, salah satunya adalah dengan metode APKL. Adapun
yang dimaksud dengan APKL akan dijelaskan dalam tabel berikut.

No Indikator Keterangan

A Aktual Isu yang sering terjadi atau dalam problem kejadian sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat

P Problematik Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan segera solusinya

K Kekhalayakan isu yang sedang berlangsung menyangkut hajat hidup orang banyak

L Layak isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya

Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih Menggunakan Analisis Diagram Fishbone

Diagram Fishbone atau diagram tulang ikan merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
membantu memecahkan masalah yang ada dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu
keadaan dalam sebuah diagram yang terlihat seperti tulang ikan. Terdapat beberapa kategori yang
dapat digunakan dalam analisis diagram Fishbone, namun pada kesempatan ini, akan digunakan
kategori 4S yaitu Surroundings (lingkungan), Suppliers (pemasok), systems (sistem), skills
(keterampilan).
Penyebab Permasalahan
Berdasarkan analisis diagram Fishbone di atas, terdapat beberapa penyebab terjadinya
kekerasan seksual di dunia pendidikan. Diantaranya:
1. Surrounding (lingkungan)
Dari faktor lingkungan, tindakan kekerasan seksual dapat terjadi karena:
a. Terdapatnya paradigma bahwa wanita adalah makhluk lemah sehingga
menimbulkan sifat superioritas pada diri laki-laki.
b. Masih kurangnya pemahaman akan agama. Sehingga oknum tidak mengetahui
dampak yang akan diperoleh ketika melakukan kejadian tersebut.

2. Systems (Sistem)
Ditinjau dari faktor sistem, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah:
a. Penerapan UU terhadap kasus kekerasan seksual masih lemah. Kurangnya tindak
lanjut terkait proses hukum sehingga tidak memberikan kesan ganjaran kepada
tersangka.
b. Korban yang malu dan takut untuk mengadukan kekerasan tersebut kepada pihak
berwajib. Umumnya ini terjadi karena oknum yang melakukan kejahatan memiliki
jabatan dan otoritas sehingga sulit bagi korban untuk melaporkan.
3. Skills (Keterampilan)
Dalam faktor ini, tidak ditinjau berdasarkan keterampilan yang terkait kelebihan
seseorang atau produk melainkan kemampuan yang kurang dimiliki oleh korban
kekerasan seksual:
a. Kurangnya alat pertahanan diri perempuan untuk melawan atau menjaga diri dari
oknum kejahatan serta keberanian korban untuk melaporkan peristiwa tersebut.
b. Kemampuan oknum dalam menyalah gunakan otoritas/wewenangnya dalam
melakukan tindakan tersebut

4. Suppliers (Pemasokan)
Dalam sebab ini, dijelaskan mengapa kekerasan seksual di dunia pendidikan
mudah dilakukan dari segi pengaksesan sumber, misalnya:
a. Mudahnya mengakses website-website dewasa.
b. Prostitusi online yang masih banyak dilakukan.

Beberapa sebab di atas membuat kekerasan seksual di dunia pendidikan mudah dilakukan,
terlebih pada lingkungan pesantren yang dari beberapa berita menjelaskan bahwa kurangnya
pendidikan seksual dalam kurikulum pesantren, di samping beberapa sebab di atas masih banyak
juga penyebab lain yang perlu untuk dianalisis untuk kemudian mencari jalan keluar atau tindak
lanjut yang dapat mengurangi peristiwa tersebut.

Rekomendasi dan Saran


a. Penguatan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi
b. Pihak Sekolah atau Kampus membuat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait
kekerasan seksual terhadap anak dan membuat pedoman keselamatan anak.
c. Perlunya ketegasan lembaga asosiasi perempuan untuk melihat kejadian ini.
d. Diperlukan pemaparan dan sosialisasi terkait pencegahan kekerasan dalam dunia
pendidikan.
e. Melaporkan kecurigaan terhadap adanya kekerasan terhadap anak kepada pimpinan
masyarakat seperti kepala lingkungan, Tokoh masyarakat atau agama dan bisa langsung
melaporkan kepada pihak berwajib maupun kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) untuk mencegah agar angka tindakan kekerasan anak tidak semakin meningkat.
ANALISIS ISU KONTEMPORER

KELOMPOK 2
1. Saddam Husain, S.Pd.I., M.A.
2. Bayu Nugraha, S. T
3. Fajriyani, M.Si
4. Nisar, S.H
Isu Kontemporer
Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan

Khilafataul Mulimin bentuk Radikalisme Agama

Pembunuhan Brigadir J oleh Mantan Kadiv


Propam Irjen Ferdy Sambo
KEKERASAN SEKSUAL DI DUNIA
PENDIDIKAN
Kekerasan terhadap perempuan dapat didefenisikan secara
sederhana sebagai segala bentuk perilaku yang dilakukan
kepada perempuan yang memunculkan akibat psikis berupa
perasaan tidak nyaman dan perasaan takut hingga akibat
berupa perlukaan fisik.

Kekerasan seksual meliputi: pemaksaan hubungan seksual


yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam rumah
tangga, pemaksaan hubungan seksual terhadap salah
seorang dalam lingkup rumah tangganya denga orang lain
untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.

salahsatu bentuk tindakan kekerasan seksual yang sering


terjadi hingga kini adalah kekerasan seksuala dalam dunia
pendidikan
KHILAFATAUL MULIMIN
BENTUK RADIKALISME AGAMA
Radikal adalah gerakan keagamaan berorientasi
paham fundamental yang mengambil jalan
kekerasan dalam bertindak. Untuk memperoleh
dan mendapatkan apa yang mereka pahami
dilakukan dengan aksi nyata termasuk dengan
cara kekerasan.

Radikalisme merupakan sebuah kondisi seseorang


atau kelompok tertentu yang menghendaki
perubahan secara cepat dan menyeluruh dari
berbagai aspek kehidupan seperti sosial dan politik.

Sebagai contoh gerakan radikal adalah


Khilafatul Muslimin.
PEMBUNUHAN BRIGADIR J
OLEH MANTAN KADIV PROPAM
IRJEN FERDY SAMBO

Pada 9 Agustus, Kapolri Jenderal Listyo Sigit


Prabowo telah mengumumkan bahwa Ferdy
Sambo ditetapkan sebagai tersangka dalam
kasus pembunuhan Brigadir J. Penetapan
Ferdy Sambo sebagai tersangka dilakukan
setelah Kapolri melangsungkan gelar perkara.
ANALISLS ISU DENGAN TEKNIK APKL
KETERANGAN TABEL:
Berdasarkan hasil urutan prioritas maka isu yang
akan dianalisis pada usulan ini adalah

KEKERASAN SEKSUAL
DI DUNIA PENDIDIKAN
ANALISIS DIAGRAM FISHBONE
PENYEBAB PERMASALAHAN
Surrounding (lingkungan)
Dari faktor lingkungan, tindakan kekerasan seksual
dapat terjadi karena:
1. Terdapatnya paradigma bahwa wanita adalah
makhluk lemah sehingga menimbulkan sifat
superioritas pada diri laki-laki.
2. Masih kurangnya pemahaman akan agama. Sehingga
oknum tidak mengetahui dampak yang akan diperoleh
ketika melakukan kejadian tersebut.
Systems (Sistem)
Ditinjau dari faktor sistem, faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah:
1. Penerapan UU terhadap kasus kekerasan seksual
masih lemah. Kurangnya tindak lanjut terkait proses
hukum sehingga tidak memberikan kesan ganjaran
kepada tersangka.
2. Korban yang malu dan takut untuk mengadukan
kekerasan tersebut kepada pihak berwajib. Umumnya
ini terjadi karena oknum yang melakukan kejahatan
memiliki jabatan dan otoritas sehingga sulit bagi
korban untuk melaporkan.
Skills (Keterampilan)
Dalam faktor ini, tidak ditinjau berdasarkan
keterampilan yang terkait kelebihan seseorang atau
produk melainkan kemampuan yang kurang dimiliki oleh
korban kekerasan seksual:
1. Kurangnya alat pertahanan diri perempuan untuk
melawan atau menjaga diri dari oknum kejahatan
serta keberanian korban untuk melaporkan peristiwa
tersebut.
2. Kemampuan oknum dalam menyalah gunakan
otoritas/wewenangnya dalam melakukan tindakan
tersebut
Suppliers (Pemasokan)
Dalam sebab ini, dijelaskan mengapa kekerasan seksual di
dunia pendidikan mudah dilakukan dari segi pengaksesan
sumber, misalnya:
1. Mudahnya mengakses website-website dewasa.
2. Prostitusi online yang masih banyak dilakukan.
REKOMENDASI DAN SARAN

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
a.Penguatan Peraturan Menteri Pendidikan,
(Permendikbudristek) tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
(PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi.

b. Pihak Sekolah atau Kampus membuat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
terkait kekerasan seksual terhadap anak dan membuat pedoman keselamatan
anak.

c.Perlunya ketegasan lembaga asosiasi perempuan untuk melihat kejadian ini.

d. Diperlukan pemaparan dan sosialisasi terkait pencegahan kekerasan dalam dunia


pendidikan.

e. Melaporkan kecurigaan terhadap adanya kekerasan terhadap

Anda mungkin juga menyukai