Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan seks merupakan hal yang tabu saat ini. Kurangnya pengawasan
dan komunikasi orang tua dalam memberikan informasi tentang pendidikan seks
kepada anak menjadikan anak mencari tau sendiri di luar sana. Sehingga
banyaknya terjadi kasus pelecehan seksual terhadap anak salah satunya seperti
yang terjadi di Kota Bekasi.

Seperti dikatakan Mawar (17) (bukan nama sebenarnya) yang diduk di kelas
XI (SLTA) menuturkan bahwa ia pernah dipegang payudaranya oleh teman laki
laki sekalasnya. Ia tidak bisa berbuat apa apa, hanya bisa nangis dan malu. Begitu
pula Rahman (18) (bukan nama sebenarnya) jug masih sekolah duduk di kelas XII
menuturkan, “saya jika selesai belajar di kamar karena melalui internet. Lalu saya
menonton video porno di handphone melalui internet, yaa puas juga siih”.
Sedangkan Amir (15) yang duduk di kelas VIII mengakui pernah mengitip
pembantu rumah wanita tetangganya lagi mencuci pakaian sambil mandi di
belakang rumah. Karena rumah saya tingkat bisa kelihatan di atas.

Hal tersebut juga terjadi di Perumahan Lele 6 Kayuringin Jaya Kota Bekasi,
ditemukan adanya kejadian hamil diluar nikah yang di alami oleh Santi (bukan
nama sebenarnya) (20 th). Kejadian dilakukan ditempat kost yang jauh dari
tempat tinggal orangutanya. Menurut Santi, ia baru menyadari kehamilannya saat
usia 2 bulan, ketika itu tidak datang haid bagi dirinya.

Penulis menyelusuri dan mewawancari remaja di perumahan tersebut,


ditemukan terdapat remaja 8 sampai 25 tahun 92 orang yang terdiri jenis kelamin
pria 38 orang dan wanita 54 orang. Dari jumlah tersebut ada menyatakan pernah
pacaran, menonton video porno melalui handphone android, melakukan
hubungan badan dengan pacarnya, pernah mengintip tetangganya lagi mejemur
pakaian, hanya memakai selimut handuk, pernah menjadi korban pelecehan
seksual oleh temannya, yaitu dipegang payudaranya.

1
Dari penjelasan di atas, mereka bervariasi mengekspresikan perilaku
seksualnya, ada yang sengaja dilakukan, ada pula yang menjadi korban. Namun
pertanyaannya adalah apakah orangtua mereka mengetahui perilaku anaknya? Jika
mengetahui apa yang mereka lakukan.

Di lansir dari media online detik.com polisi menangkap pria yang


melakukan onani di depan anak anak di Bekasi, Jawa Barat. Motif pelaku untuk
kepuasan seksual. Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra mengatakan bahwa
pelaku mempunyai kelainan seksual. Pelaku suka mempertontonkan
seksualitasnya di depan umum. Pelaku melakukan onani di depan anak perempuan
berusia 10 tahun di atas motor yang tertangkap CCTV di salah satu perumahan
Kota Bekasi. (diakses pada 28 November 2020)

Hal yang sama di kutip dari website tempo.com seorang gadis berinisial AE
(21th) menjadi korban begal payudara ketika melintas di komplek Jatiwaringin,
Kota Bekasi. AE mengatakan ia membawa tas besar berisi laptop dan memakai
kardigan yang otomatis bagian payudara tertutup rapat. Dan lokasi kejadian pada
saat itu cukup ramai, pelaku pada saat itu sendiri membawa sepeda motor. Ia
menyebut, setelah membegal pelaku kabur menuju gang gang dan tidak
tertangkap kamera CCTV. (diakses pada 29 November 2020)

Dari paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa pelecehan seksual bisa


terjadi dimana saja dan kapan saja. Selain terjadi di jalanan, pelaku bisa
melakukan pelecehan seksual tersebut di kendaraan umum, bahkan dirumah
sendiri.

Perkembangan hasrat maupun fungsi seksual pada manusia sangat


dipengaruhi beberapa faktor diantaranya, faktor hormonal, gaya hidup,
danemosional. Misalnya pada pria memproduksi hormon sekstestosteron paling
tinggi pada usia 15 tahun, sedangkan wanita pada umumnya dalam usia 8 atau 9
tahun sudah datang haid atau menstruasi.

Selain itu untuk mengekspreesikan perilaku seksualnya ada perbedaan


waktu antara pria dan wanita. Misalnya pria lebih memilih memulai hari
dengan bercinta antara pukul 06.00 dan 09.00 pagi, sedangkan wanita lebih suka

2
bercinta sekitar pukul 23.00 dan pukul 02.00 pagi. (Kompas.com, diakses pada 1
Desember 2020)

Pada masa remaja dalam usia diatas yang penulis uraikan itulah mereka ada
perubahan periulaku seksual. Untuk memenuhi hasrat seksualnya banyak cara
yang mereka tempuh, bisa melalui menonton film porno atau membaca majalah
porno, pacaran, mengintip orang lain sedang mandi, bahkan bisa menggesek-
gesekan alat vitalnya (kemaluannya) kepada lawan jenisnya di kendaraan umum.

Seperti halnya dialami anak perempuan berusia 13 tahun yang bersama


ibunya menumpangi kereta Tanah Abang – Depok. Kondisi gerbong yang padat
membuat korban tidak menyadari bahwa pelaku menyentuh bagian tubuh korban.
Beberapa saat kemudian, korban baru menyadari bahwa pelaku sedang
menggesek-gesekkan kemaluannya pada tubuhnya. Ia pun berteriak dan meminta
pertolongan, mengetahui hal itu ibunya pun melaporkan kepada petugas KRL.
(diakses pada 29 November 2020).

Tentu saja jika orangtua tidak mengetahui segala perilakunya, maka akan
membahayakan masa depan mereka. Oleh karena itu seyogyanya orangtua sadar
akan masa remaja anaknya, dan mendekatinya dengan pendekatan komunikasi
yang baik. Komunikasi yang baik, akan menghasilkan hubungan yang baik,
hubungan yang baik akan menghasilkan keluarga harmonis.

Sebagaimana dikatakan Shochib, bahwa “Komunikasi merupakan esensi


dari seluruh penataan kondisi kehidupan sosial keluarga. Komunikasi dalam
keluarga menggunakan komunikasi antarpribadi. Komunikasi dialogis yang penuh
keterbukaan, keakraban, dan keintiman di dalam keluarga merupakan pranata
sosial yang sangat esensial bagi upaya orangtua untuk menanamkan rasa
kepemilikan dan pengembangan nilai – nilai sosial pada anak.” (Shochib,
1998:105)

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa keluarga seharusnya


melakukan komunikasi yang penuh keterbukaan, keakraban, dan keintiman di
dalam keluarga yang terbentuk antara ayah, ibu dan anak, sehingga terbentuk yang
harmonis.

3
Berkaitan dengan hasil observasi dan wawancara penulis dengan para
remaja di Perumahan Lele 6 Kayuringin Jaya Kota Bekasi, penulis ingin
megetahui lebih jauh tentang komunikasi orangtua mereka dengan anak remaja
yang mengenai perilaku seksual. Berdasarkan urian di atas penulis mengangkat
permasalahan penelitian dengan judul: Komunikasi Orang Tua dalam
Memberikan Informasi Tentang Pendidikan Seks Terhadap Remaja (Studi
Deskriptif Di Perumahan Lele 6 Kayuringin Jaya Perumnas 2 Kota Bekasi).

Hal tersebut penting dilakukan, karena jika orang tua abai terhadap
komunikasi dengan anak remajanya mengenai perilaku seksual, maka
kemungkinan masa depan mereka akan pupus, karena perilaku seksual yang
menyimpang.

1.2 Fokus Penelitian


Berdasarkan dari latar belakang permasalahan yang penulis paparkan, fokus
penelitian ini adalah bagaimana komunikasi orang tua dalam memberikan
informasi tentang pendidikan seks terhadap remaja di Perumahan Lele 6
Kayuringin Jaya Perumnas 2 Kota Bekasi.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menemukan masalah dan menjadi pertanyaan


yang ingin dijawab oleh penulis. Adapun pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana komunikasi orang tua dalam memberikan informasi tentang


pendidikan seks terhadap anak remajanya?
2. Bagaimana pendekatan orang tua dalam berkomunikasi untuk menciptakan
keakraban dengan anak remajanya mengenai pendidikan seks?
1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi orang tua dalam memberikan


informasi tentang pendidikan seks terhadap anak remajanya di Perumahan
Lele 6 Kayuringin Jaya Perumnas 2 Kota Bekasi.

4
2. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan orang tua dalam berkomunikasi
menciptakan keakraban dengan anak remajanya mengenai pendidikan seks
di Perumahan Lele 6 Kayuringin Jaya Perumnas 2 Kota Bekasi.

1.5 Kegunaan Penelitian


1.5.1 Kegunaan Teoritis
1. Menambah wawasan dan pengetahuan Ilmu Komunikasi terutama
Komunikasi Keluarga
2. Menambah referensi bagi penulis dan pembaca

1.5.2 Kegunaan Praktis


1. Penelitian ini berguna untuk memberi masukan khususnya bagi orang tua
dalam memberikan informasi tentang pencegahan pendidikan seks kepada
anak.
2. Penelitian ini memberi gambaran akan pentingnya komunikasi keluarga
antara orang tua dan remaja.

Anda mungkin juga menyukai